Anda di halaman 1dari 16

CHAPTER 6

POPULATION GROWTH AND ECONOMIC


DEVELOPMENT: CAUSES, CONSEQUENCES AND
CONTROVERSIES
6.1 Isu Pokok: Pertumbuhan Penduduk Dan Kualitas Hidup
Jumlah penduduk dunia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 6.8 miliar orang.
PBB memproyeksikan jumlah penduduk akan mencapai lebih dari 9.2 miliar pada
tahun 2050.
Penduduk dunia bertambah lebih dari 75 juta orang tiap tahunnya. Hampir semua
pertambahan penduduk neto ini -97%- terjadi di negara-negara berkembang.
Pertanyaan yang benar-benar penting mengenai pertumbuhan penduduk adalah
sebagai berikut:

Bagaimana

situasi

kependudukan

kontemporer

di

banyak

negara

berkembang dapat menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang


mereka dalam mewujudkan tujuan pembangunan, bukan hanya bagi generasi

sekarang tetapi juga bagi generasi masa depan?


Bagimana dampak pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk?

Beberapa isu besar berkenaan dengan pertanyan-pertanyaan dasar itu adalah


sebagai berikut:

Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperbaiki taraf hidup


penduduknya dengan tingkat pertumbuhan penduduknya, baik sekarang
maupun proyeksinya untuk masa depan?

Bagaimana

negara-negara

berkembang

mampu

menanggulangi

pertambahan jumlah tenaga kerja yang sedemikian cepat dalam beberapa


dasawarsa mendatang? Apakah akan tersedia banyak kesempatan kerja atau
sebaliknya tingkat pengangguran akan melambung tinggi?

Apa saja implikasi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi terhadap peluang
orang-orang miskin dunia untuk mengatasi penderitaan yang mereka alami
dalam kemiskinan absolut? Apakah pasokan dan distribusi makanan dunia
tidak hanya akan mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang diperkirakan
semakin bertambah banyak dalam dasawarsa mendatang tetapi juga
memperbaiki tingkat asupan nutrisi sesuau dengan kadar yang dibutuhkan
manusia?

Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperluas cakupan dan


meningkatkan kualitas sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan mereka
agar setiap orang dapat memiliki akses pelayanan kesehatan dan pendidikan
dasar?

Adakah hubungan antara kemiskinan dan jumlah anggota keluarga?

Apakah upaya gigih untuk meningkatkan kemakmuran di kalangan orang


kaya

telah

peningkatan

lebih
taraf

merusak

lingkungan

hidup

orang-orang

hidup
miskin

global

dan

mencederai

dibandingkan

dengan

peningkatan absolut jumlah orang-orang papa?

6.2 Pertumbuhan Penduduk: Di Masa Lalu, Masa Kini Dan


Masa Depan

Sejarah Pertumbuhan Penduduk Dunia

Jumlah penduduk dunia sekarang ini hampir mencapai 7 milyar orang. Di masa lalu,
jumlah manusia tidak banyak.

Ketika orang-orang pertama kali mengolah lahan

untuk bercocok tanam pada sekitar 12.000 tahun yang lalu, jumlah penduduk dunia
diperkirakan tidak lebih dari 5 juta orang.
Untuk hampir seluruh masa keberadaan umat manusia di muka bumi sampai sekitar
300 tahun lalu, pertumbuhan penduduk per tahun tidak jauh dari nol (0.02% atau
20 orang per sejuta). Tentu saja, tingkat pertumbuhan menyeluruh ini tidak stabil;
banyak kenaikan dan penurunan akibat bencana alam dan beragam tingkat
pertumbuhan di berbagai wilayah.

Kini, tingkat pertumbuhan penduduk dunia tetap menunjukan kenaikan yang tinggi
dalam perjalanan sejarah yaitu 1.1 % meskipun lajunya mulai melamban.
Kini hanya diperlukan waktu sekitar 58 tahun atau 2 generasi untuk menambah
jumlah penduduk dunia hingga 2 kali lipat. Terlebih lagi,jika pada periode sejak
tahun pertama masehi hingga terjadinya revolusi industri dunia memerlukan waktu
1.750 tahun guna menambah jumlah penduduk dunia sebesar 480 juta orang, kini
tambahan jumlah orang yang sama hanya memerlukan waktu kurang dari 7 tahun.
Perubahan mendadak dalam tren pertambahan penduduk secara menyeluruh yang
diakibatkan naik turunnya jumlah penduduk sangat dipengaruhi oleh kombinasi
peristiwa

kelaperan,

penyakit,

kurang

nutrisi,

wabah,

dan

lain-lain

(yang

mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi dan berfluktuasi)


Di abad ke-20, kondisi-kondisi tersebut bisa dikendalikan dengan teknologi dan
ekonomi sehingga moralitas manusia sekarang mencapai titik terendahnya dalam
sejarah eksistensi manusia.

STRUKTUR PENDUDUK DUNIA


Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata menurut wilayah geografi,

tingkat fertilitas dan mortilitas, serta struktur usia.

Tren Fertilitas Dan Mortalitas


Secara kuantitatif, tingkat pertambahan penduduk (rate of population

increase) diukur sebagai persentase pertambahan (pengurangan) relatif neto dari


jumlah penduduk per tahun karena pertambahan alamiah (natural increase) dan
migrasi nasional neto (net national migration)
Pertambahan

penduduk

di

negara-negara

berkembang

hampir

seluruhnya

tergantung pada selisih antara tingkat kelahiran kasar dan tingkat kematian
Pertambahan alamiah : selisih antara tingkat kelahiran dan tingkat kematian
dalam waktu tertentu

Migrasi Internasional Neto : Selisih antara orang-orang yang berimigrasi ke


dalam suatu negara dan orang-orang yang berimigrasi dari negara tertentu

Tingkat kelahiran kasar: Jumlah anak yang terlahir hidup setiap tahun per
1000 penduduk

Tingkat kematian : Jumlah kematian setiap tahun per 1000 penduduk

6.3 Transisi Demografis

Transisi demografis adlah proses penurunan bertahap tingkat pertumbuhan


penduduk. Transisi demografis mencoba menjelaskan mengapa semua Negara maju
sekarang te;ah melalui ketiga tahap sejarah kependudukan modern yang kurang
lebih sama. Dari tahap pertama, tahap pertumbuhan yang hamper stagnan, yang
ditandai dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi. Kemudian berlanjut
pada tahap kedua,dimana pertumbuhan penduduk berlangsung cepat dengan
tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah karena adanya seperti
pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik, makanan yang lebih sehat,
pendapatan yang lebih tinggi dan berbagai peningkatan lainnya. Pada tahap kedua
inilah menandakan dimulainya transisi demografis (peralihan dari tingkat penduduk
stabil atau lamban ke tingkat pertambahan penduduk yang berlangsung cepat,
kemudian mengalami penurunan). Akhirnya, memasuki tahap ketiga dimana Negara
memasuki tahap pertumbuhan rendah dan stabil di mana tingkat kelahiran dan
kematian rendah.

Grafik

di

atas

berkembang

menunjukkan

pertumbuhan

penduduk

di

negara

negara

kontemporer yang memiliki 2 pola. Tingkat kelahiran di negara

berkembang umumnya cenderung tinggi jika dibanding dengan Negara maju. Hal ini
karena perempuan di Negara berkembang cenderung menikah di usia muda.

Akibatnya lebih banyak jumlah keluarga yang memiliki usia subur yang lebih lama.
Pada tahun 1950-an sampai 1960-an, tahap kedua transisi demografis telah terjadi
di hampir semua Negara berkembang. Penerapan teknologi dan berkembangnya
kesehatan masyarakat turut menyababkan penurunan tingkat kematian. Tahap
kedua ini dicirikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai lebih dari 2%
per tahun di kebanyakan Negara berkembang.
Pada tahap ketiga, ada terdapat 2 pola transisi demografis di Negara berkembang.
Dalam kasus A penerapan teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat modern
bersamaan dengan peningkatan taraf hidup berlangsung cepat dan terdistribusi
merata telah mengakibatkan penurunan tingkat kematiann menjadi hanya 10 per
1.000 penduduk dan tingkat kelahiran juga menurun. Beberapa Negara yang ada di
kasus A ini contohnya Taiwan, Kosta Rica, Kuba, Cile dan Sri lanka.
Akan tetapi di sebagian Negara berkembang ada yang mengalami kasus B. Setelah
mengalami periode tingkat kematian yang cepat, tingkat kematian tidak bisa turun
lebih jauh lagi. Sebagian besar erjadi karena Negara tersebut terus mengalami
kemiskinan absolut, rendahnya taraf hidup dan akibat dari AIDS. Negara Negara
dalam kasus ini meliputi banyak Negara di Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah,
masih berada di tahap 2 transisi demografis mereka. Sekalipun fertilitas cenderung
menuru, tingkatkelahiran masih tetap sangat tinggi di negara negara ini.
Oleh sebab itu muncul pertanyaan. Kapan dan dalam kondisi apa negara negara
berkembang memiliki kemungkinan besar untuk mengalami penurunan tingkat
kelahiran dan pertambahan penduduk yang lebih lambat ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan merujuk pada model perangkap
populasi Malthus (The Malthusian Population Trap) serta model mikroekonomi
neoklasik temporer dan sangat berpengaruh yaitu teori fertilitas rumah tangga.

6.4 Penyebab Tingginya Fertilitas Di Negara Berkembang:


Model Malthus Dan Rumah Tangga

Perangkap populasi Malthus adalah tingkat ambang batas populasi yang diantisipasi
oleh Thomas Malthus (1766 1834) di mana pertambahan penduduk akan berhenti
dengan sendirinya ketika sumberdaya penopang hidup (yang mengikat menurut
deret hitung) tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
jumlahnya meningkat menurut deret ukur. Malthus menyatakan bahwa ledakan
penduduk akan menimbulkan pola hidup yang serba pas-pasan (subsistem). Model
dasar yang merangkum gagasan Malthus dapat diperoleh dengan membandingkan
bentuk dan posisi kurva yang masing-masing mewakili laju pertambahan penduduk
dan tingkat pertumbuhan pendapatan agregat dan kedua kurva ini dihubungkan
dengan tingkat pendapatan perkapita.
Menurut pendukung aliran pemikiran neo Malthus, bangsa-bangsa yang miskin tidak
akan pernah berhasil mencapai tingkat pendapatan perkapita yang lebih tinggi dari
tingkat subsistem kecuali apabila mereka menyatakan pemeriksaan preventif

(pengendalian

kelahiran)

untuk

menurunkan

tingkat

pertumbuhan

pendudukmereka.apabila hal tersebut tidak dilaksanakan secepatnya maka model


pengimbangan

positif

ala

Malthus

yakni

musibah

kelaparan,wabah

penyakit,perang,bencana alam yang akan tampil sebagai faktor utama penghambat


pertumbuhan penduduk.
Negara atau wilayah yang berasa dalam perangkap populasi sebenarnya bisa juga
keluar melalui upaya mencapai kemajuan teknologi yang mampu meningkatkan
pendapatan perkapita. Selain itu Negara atau wilayah tersebut juga bisa melakukan
perubahan lembaga ekonomi dan budaya (kemajuan social) yang dapat
menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk.

Kritik Terhadap Model Malthus


Model jebakan populasi Malthus merupakan sebuah teori sederhana dan menarik
mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi.
Sayangnya, model tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi yang ternyata
terlampaui simplistic (terlalu menyederhanakan persoalan) dan hipotesis yang
diajukannya juga tidak terbukti secara empiris. Kita dapat melontarkan kritik
terhadap model ini
1. Model dari teori Malthus tidak memperhitungkan peranan dan dampak-dampak
penting

dari

kemajuan

teknologi.

2. Teori tersebut didasarkan pada suatu hipotesis mengenai hubungan-hubungan


makro (berskala besar) antara tingkat pertumbuhan penduduk dengan tingkat
pendapatan perkapita yang ternyata tidak dapat di buktikan secara empiris.
3. Teori tersebut terlalu bertumpu pada variabel ekonomi yang ternyata keliru, yaitu
tingkat pendapatan perkapita , sebagai determinan utama pertumbuhan penduduk .
pendekatan yang jauh lebih valid dalam rangka menjawab pertanyaan tentang
kependudukan dan usaha- usaha pembangunan mengutamakan aspek- aspek
makro ekonomi

Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah Tangga

Teori ini Mengadopsi teori perilaku konsumen konvensional. Anak dianggap sebagai
barang konsumsi (tidak memberi keuntungan). Permintaan anak merupakan pilihan
ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tsb mengorbankan pilihan (barang)
lain. Keinginan punya anak dipengaruhi oleh income, harga anak (biaya hidup) dan
keinginan mengkonsumsi barang lain (efek substitusi dan pendapatan).
1. Permintaan terhadap anak berhubungan positif dengan pendapatan
2. Permintaan terhadap anak berhubungan negative terhadap harga relative
(biaya pemeliharaan) anak serta preferensi untuk barang-barang lain.
Secara matematis, hubugan ini dapat dinyatakan dengan rumus:

Cd f (Y , Pc, Px, tx ), x 1,..., n

Ket:
Cd =permintaan akan anak
Y = pendapatan RT
artinya, makin tinggi pendapatan, maka permintaan akan anak meningkat
Pc = harga neto anak
artinya, makin tinggi biaya pemel;iharaan anak, permintaan akan anak menurun
Px = harga barang lain
artinya, makin tinggi harga barang-barang lain, permintaan akan anak meningkat
tx is preferensi terhadap barang lain

artinya, makin tinggi preferensi untuk barang-barang lain, permintaan akan anak
menurun
Ada dua hal yang diperhitungkan dalam memiliki anak:
1. Biaya opportunitas berupa jatah waktu yang dihabiskan untuk memelihara
sang anak sehingga membuang waktu yang digunakan untuk hal-hal
produktif.
2. Biaya pendidikan anak. Jika anaknya sedikit kemungkinan bisa disekolahkan
tinggi.
Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan kaum wanita, maka mereka semakin
berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam keluarga sehingga
waktu yang digunakan untuk membesarkan anak terbatas sehingga keinginan
untuk memiliki anak berkurang. pentingnya
Tingkat kelahiran di kalangan penduduk miskin akan menurun apabila:
1. Taraf pendidikan wanita meningkat.
2. Kesempatan kerja bagi wanita di non pertanian meningkat.
3. Penghasilan

meningkat

(kesempatan

kerja

menciptakan

pendapatan).
4. Pelayanan kesehatan dan penyediaan gizi meningkat.
5. Sistem jaminan dan tunjangan hari tua.
6. Perluasan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan

Implikasi bagi Pembangunan dan fertilitas

redistribusi

Semua yang telah diperbincangkan sejauh ini dapat diikhtisarkan dengan


menyatakan bahwa pengaruh kemajuan sosial dan ekonomi dalam menurunkan
fertilitas di negara-negara berkembang akan menjadi yang sangat besar

ketika

mayoritas penduduk dan terutama yang sangat miskin sama-sama memperoleh


manfaatnya. ekonomi. Secara khusus perubahan sosio-ekonomi berikut ini dapat
diwujudkan akan menurunkan tingkat kelahiran di kalangan sangat miskin:
Peningkatan pendidikan perempuan dan perubahan dalam peran dan status
mereka
Peningkatan kesempatan kerja diluar sektor pertanian bagi perempuan. Karna
mempertinggibiaya oportunitas dari mengurus anak.
Kenaikan tingkat pendapatan keluarga
Pengurangan tingkat kematian anak.
Pengembangan sistem tunjangan bagai para lansia dan sistem jaminan sosial
lainnya diluar jaringan keluarga besar(extended family) untuk mengurangi
ketergantungan ekonomi orang tua khususnya perempuan kepada anak-anak
mereka.
Kesempatan sekolah diperluas
Singkatnya program peluasan kesempatan kerja, pendidikan,dan kesehatan
pada orang-orang miskin paa umumnya dan perempuan pada khususnya, tidak
hanya akan berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan kejiwaan mereka(yaitu
bagi peningkatan kehidupan mereka) tetapi juga akan memberikan dorongan yang
lebih besar untuk memiliki jumlah keluarga yang lebih kecil

6.5 Konsekuensi Fertilitas Tinggi: Beberapa Perbedaan


Pendapat
ada beberapa perspektif yang saling bertentangan. Berikut ini adalah beberapa
argumen utama yang mendukung dan menentang gagasan bahwa konsekuensi dari
pertumbuhan

penduduk

yang

cepat

dapat

menimbulkan

pembangunan yang serius.


argumen -pertama: Ini Bukan Masalah sebenarnya

berbagai

masalah

Kita bisa mengidentifikasi tiga argumen umum dari orang-orang yang


menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak menjadi masalah:

Masalahnya bukan pertumbuhan penduduk tetapi masalah lainnya.


Pertumbuhan penduduk adalah masalah palsu yang sengaja dibuat oleh
badan dan lembaga internasional yang didominasi negara-negara kaya agar

negara berkembang tetap berada dalam kondisi ketergantungan


Bagi banyak negara berkembang dan wilayah berkembang, pertumbuhan
penduduk justru diinginkan.

banyak pengamat dari kedua negara kaya dan miskin berpendapat bahwa
masalah sebenarnya bukanlah pertumbuhan penduduk, tetapi satu atau semua dari
empat hal berikut.
1.
2.
3.
4.

Keterbelakangan
menipisnya sumber daya alam dan kerusakan lingkungan.
Distribusi penduduk
Penempatan kedudukan perempuan pada tempat yang lebih rendah.

Argumen-kedua : Ini adalah Isu sengaja direkayasa.


Argumen kedua menyangkal pentingnya pertumbuhan penduduk sebagai
masalah

utama

pembangunan

terkait

erat

dengan

teori

ketergantungan

neokolonial. Pada dasarnya, berpendapat bahwa overconcern di negara-negara


kaya dengan pertumbuhan penduduk dari negara-negara miskin benar-benar
merupakan upaya negara kaya menahan laju pertumbuhan negara miskin dalam
rangka untuk mempertahankan status quo internasional yang menguntungkan bagi
negara-negara kaya kepentingan pribadi. Versi aliran neo marxis yang radikal
penekanan jumlah penduduk oleh negara kaya merupakan upaya rasis dan
genosida mengurangi jumlah orang miskin relatif atau absolut yang sebagian
adalahpenduduk

dunia

non-kulit

putihyang

dianggap

akan

mengancam

kesejahteraan masyarakat kaya yang umumnya kulit putih.


Argumen-ketiga : Ini adalah Fenomena yang Diinginkan
Argumen ketiga percaya bahwa pertumbuhan penduduk sebagai bahan
penting untuk mendorong pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar akan
menghasilkan economis of scale produksi, biaya produksi yang lebih rendah, dan
pasokan yang lebih rendah biaya tenaga kerja. Mereka juga berpendapat pasar

bebas dan kecerdikan manusia akan memecahkan setiap dan semua masalah yang
timbul dari pertumbuhan penduduk. Di sisi pertanian, populasi yang lebih besar
dapat mengolah area yang lebih luas dibandingkan jika hanya beberapa orang. Di
berbagai negara hanya sejumlah kecil dari seluruh lahan potensial ditanami, dan
kepadatan penduduk pedesaan yang rendah dipandang sebagai kelemahan serius
untuk

meningkatkan

hasil

pertanian.

Militer

dan

kekuasaan

politik

juga

membutuhkan banyak orang untuk melindungi negara.

Argumen-keempat

Pertumbuhan

penduduk

memang

memang

masalah yang sebenarnya.


Argumen
penduduk

keempat

karena

mendukung

konsekuensi

perlunya

negatifnya.

mengendalikan

umumnya

pertumbuhan

didasarkan

pada

tiga

argumentasi berikut.
Argumentasi garis keras:kependudukan dan krisis global: pendapat ekstrem
memandang kependudukan sebagai masalah, pertumbuhan penduduk terlalu besar
dianggap sebagai penyebab dari hampir semua masalah ekonomi dan sosial dunia.
Argumenttasi teoritis : siklus populasi kemiskinan dan perlunya progaram
keluarga berencana: teori siklus populasi-kemiskinan(population poverty cycle
adalah argumentasi utama para ekonom yang berpandangan bahwa pertumbuhan
penduduk yang terlalu cepat akan menimbulkan konsekuensi negatif terhadap
ekonomi, sehingga harus benar benar diperhatikan negara berkembang. Model
dasarnya adalah penyederhanaan persamaan pertumbukan neoklasik tipe solow
standar. Dengan menggunakan fungsi produksi standar output adalah fungsi
modal,tenaga kerja,sumber daya,dan teknologi. Dengan asumsibbasis sumber daya
tetap kita dapat memperoleh hasilnya dengan rumus berikut.

dengan y:

tingkat pertumbuhan GNI, l:tingkat pertumbuhan persediaan modal , :elistisitas


output(biasanya ditemukan konstan),t:efek perubahan teknologi(residu solow dalam
studi empiris mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.
Argumentasi empiris lainnya: tujuh konsekuensi negatif pertumbuhan penduduk:
tujuh konsekuensi potensial pertumbuhan penduduk adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi: pertumbuhan penduduk dapat memperendah


pendapatan perkapita hampir semua negara berkembang.
2. Kemiskinan dan ketimpangan: konsekuensi negatif

pertumbuhan

penduduk yang cepat telah menimpa hampir seluruhorang miskin karena


mekalah yang dibuat tidak bertahan.
3. Pendidikan: semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka biaya untuk
pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan semakin menipis dan
akan menurunkan kualitas demi kuantitas pendidikan.
4. Kesehatan: tingginya fertilitas akan merugikan kesehatan ibu dan anak
karena

jarak

kehamilan

yang

dekat

dan

fertilitas

yang

tinggi

memperbesar resiko kesehatan pada ibu dan anak pada saat kehamilan
5. Pangan: smeakin banyak jumlah penduduk maka semakin besar
kebutuhan akan pangan, jika tidak diimbangi produksi dan pemenuhan
kebutuhan pangan maka dapat terjadi kalangkaan pangan.
6. Lingkungan hidup: lingkungan hidup juga akan terancam

karena

perluasan pemukiman dan juga pembuangan limbah-limbah yang dapat


membahayakan lingkungan.
7. Migrasi internasional: ini dianggap dapat terjadi baik legal maupun ilegal
karena kebutuhan akan pekerjaan atau yang hal lain yang mengakibatkan
migrasi dari negara berkembang menuju negara maju.
Tujuan dan Sasaran: Menuju Sebuah Konsensus
3 argumen bertentangan yang merupakan komponen penting dari konsensus:
1. Pertumbuhan penduduk bukanlah penyebab utama dari tingkat hidup yang
rendah, kesenjangan yang ekstrim
2. Masalah penduduk bukan hanya salah satu nomor tetapi melibatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan material
3. Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak berfungsi untuk mengintensifkan
masalah keterbelakangan dan membuat prospek pengembangan yang jauh
lebih terpencil.

6.6 Beberapa Pendekatan Kebijakan


3 area kebijakan yang dapat memberikan pengaruh penting baik langusng maupun
tidak langsung bagi populasi dunia kini dan nanti :

1. Kebijakan umum dan khusus

pemerintah negara berkembang untuk dapat

memulai, mempengaruhi dan bahkan mungkin mengendalikan pertumbuhan


dan distribusi pendudukan.
2. Kebijakan umum dan khusus pemerintah negara maju untuk dapat mengurangi
konsumsi yang tidak proporsional mereka sumber daya dunia yang terbatas dan
mempromosikan distribusi yang lebih adil dari manfaat kemajuan ekonomi
global.
3. Kebijakan umum dan khusus bahwa pemerintah negara maju dan lembaga
bantuan

internasional

dapat

memulai

untuk

membantu

negara-negara

berkembang mencapai tujuan populasi mereka

Apa yang Dapat Dilakukan Negara Berkembang


1. Memberikan persuasi untuk memiliki keluarga yang lebih kecil melalui media
dan proses pendidikan, baik formal (sistem sekolah) dan informal (pendidikan
orang dewasa).
2. Meningkatkan program keluarga berencana untuk memberikan kesehatan dan
pelayanan kontrasepsi untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Seperti yang
disponsori publik

atau program resmi didukung sekarang ada di kebanyakan

negara berkembang.
3. Memanipulasi insentif dan disinsentif ekonomi untuk memiliki anak-misalnya,
melalui penghapusan atau pengurangan subsidi bersalin , pengurangan atau
penghapusan insentif keuangan, atau pengenaan sanksi denda untuk memiliki
anak melebihi jumlah tertentu.
4. Mencoba untuk memaksa orang untuk memiliki keluarga yang lebih kecil
melalui kekuatan undang-undang negara dan denda.

Apa yang Dapat Dilakukan Negara Maju


Negara-negara maju dapat menyederhanakan gaya hidup dan kebiasaan konsumsi,
yang lain positif (jika mungkin), kebijakan internal yang negara-negara kaya dapat
mengadopsi

untuk

mengurangi

masalah

penduduk

dunia

saat

ini

akan

meliberalisasi kondisi hukum untuk imigrasi internasional miskin, pekerja tidak

terampil dan keluarga mereka dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin ke Amerika Utara,
Eropa, Jepang, dan Australia.

Bagaimana Negara Maju Dapat Membantu Negara Berkembang


terhadap Program Penyelesaian Masalah Populasi
2 aktivitas yang dapat secara langsung mengentaskan masalah fertilitas yang dapat
dibantu oleh negara-negara maju, lembaga donor internasional, dan Lembaga
swadaya Masyarakat :
1. Yang pertama adalah

melalui penelitian

teknologi kontrol kesuburan,pil

kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim modern (IUD), sterilisasi sukarela


prosedur, dan, khususnya di usia AIDS, kontrasepsi penghalang yang efektif.
Penelitian telah berlangsung di daerah ini selama beberapa tahun, hampir
semua itu dibiayai oleh lembaga donor internasional, yayasan swasta, dan
lembaga

bantuan

dari

negara-negara

maju.

Upaya

lebih

lanjut

untuk

meningkatkan efektivitas teknologi kontrasepsi ini dan meminimalkan risiko


kesehatan harus didorong.
2. Wilayah kedua meliputi bantuan keuangan dari negara-negara maju untuk
program keluarga berencana, pendidikan publik, dan populasi nasional kegiatan
penelitian kebijakan di negara-negara berkembang

Anda mungkin juga menyukai