Anda di halaman 1dari 18

1

DIET PENURUN BERAT BADAN

Oleh :
PETER
RUDI H. PASARIBU
ESTERIDA SIMANJUNTAK
KIKI JULIANI
LOSHINI RANGGANAZAN

110100060
110100311
110100141
110100278
110100384

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

LEMBAR PENGESAHAN
DIET PENURUN BERAT BADAN
NAMA
PETER
RUDI H. PASARIBU
ESTERIDA SIMANJUNTAK
KIKI JULIANI
LOSHINI RANGGANAZAN

NIM
110100060
110100311
110100141
110100278
110100384

Pembimbing

dr. Murniati Manik M.Sc, Sp.KK, Sp.GK

Penilaian Makalah:
Struktur

Penilaian topik pembahasan :


Kedalaman isi

NILAI TOTAL

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2.Tujuan...................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1. Berat Badan Berlebih ...........................................................................3
2.1 Definisi Diet..........................................................................................5
2.2. Jenis-Jenis Diet.....................................................................................6
2.2.1. Diet Mediterania............................................................................6
2.2.2. Paleo Diet......................................................................................7
2.2.3. Tiger Diet.......................................................................................8
2.2.4. Atkins Diet.....................................................................................9
2.2.5. Diet Golongan Darah....................................................................9
2.2.6. Obsessive Corbuzier Diet .............................................................10
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

BAB 1
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang

Obesitas kini telah menjadi epidemi global dengan lebih dari satu miliyar orang
dewasa mengalami berat badan berlebih, sedikitnya tiga ratus juta dari mereka secara
klinis mengalami obesitas dan menjadi penyumbang utama dari penyakit kronis dan
disabilitas1. Di Indonesia, prevalensi orang dewasa dengan berat badan lebih
mencapai 13,3%, sementara orang dewasa dengan obesitas mencapai 15,4%2.
Meningkatnya konsumsi makanan padat energi, sedikit nutrisi dengan kadar
gula dan saturasi lemak yang tinggi, dan digabung dengan kurangnya aktivitas fisik,
telah mengarahkan masyarakat ke obesitas sejak tahun 1980 di negara-negara maju.
Saat ini epidemik obesitas tidak hanya terbatas pada negara-negara maju, tapi juga
meningkat bahkan lebih pesat di negara-negara berkembang1.
Obesitas tidak hanya berhubungan dengan angka kesakitan fisik, namun juga
menjadi masalah utama psikopatologi berkaitan dengan bentuk tubuh (body image )3.
Baik oleh pengetahuan mengenai bahaya obesitas maupun rasa ketidakpercayaan diri
seseorang tentang bentuk tubuhnya, membuat banyak orang memutuskan untuk
melakukan diet penurunan berat badan secara aktif.
Saat ini ada banyak jenis diet yang ditawarkan baik melalui media sosial
maupun dari hasil penelitian. Akan tetapi diet yang tidak benar dapat menyebabkan
beberapa hal yang tidak diinginkan, seperti

fenomena yo-yo dimana terjadi

penurunan berat badan yang kemudian diikuti dengan peningkatan kembali berat
badan yang bahkan bisa melebihi berat badan awal, penurunan aktivitas metabolisme
tubuh, kekurangan nutrisi penting, dan bahkan menyebabkan gangguan makan
(eating disorders)4.
Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk menjelaskan berbagai jenis diet
untuk menurunkan berat badan, keuntungan, juga kelemahan dari masing-masing diet
sehingga pelaku diet dapat mempertimbangkan jenis diet yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan fisiknya. Dan diharapkan nantinya tulisan ini akan
berguna bagi pembacanya sebagai referensi dalam menentukan diet menurunkan
berat badan sehingga terhindar dari komplikasi ataupun efek samping yang tidak
diinginkan dari diet tertentu.

1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui jenis-jenis diet penurun berat badan
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tiap-tiap jenis diet tersebut

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Berat Badan Berlebih (Overweight)

Berat badan berlebih (overweight) dan obesitas merupakan dua hal yang
berbeda. Overweight adalah berat badan yang melebihi berat badan normal sedangkan
obesitas adalah kelebihan akumulasi lemak dalam tubuh. Tetapi karena lemak tubuh
sulit untuk diukur, berat badan tubuh yang berlebihan dianggap akumulasi lemak5.
Berat badan berlebih dan obesitas dietentukan dari perhitungan nilai indeks
massa tubuh (IMT). Pada orang dewasa disebut overweight apabila hasil perhitungan
IMT adalah 25,0-27,0 dan obesitas dengan nilai IMT 27,0 2. Ada beberapa hal yang
dapat mengakibatkan seseorang memiliki berat badan berlebih diantaranya adalah5:
1. Ketidakseimbangan antara asupan kalori dari makanan dengan penggunaan
kalori sebagai energi pada aktivitas fisik.
2. Lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerja.
3. Faktor genetik.
4. Faktor lain seperti obat-obatan. Orang yang menggunakan steroid jangka
panjang akan mengalami penambahan berat badan.
Dengan adanya berat badan berlebih dapat mengakibatkan resiko kejadian
diabetes type 2, penyakit kardiovaskular , apnoe, gangguan tidur, dan keganasan
saluran pencernaan, berat badan yang berlebih juga berhubungan dengan peningkatan
mortalitas dari semua penyebab6. Orang dengan berat badan berlebih juga mengalami
stigma sosial dan diskriminasi di masyarakat, karena merupakan salah satu penyebab
penyakit yang dapat dicegah, berat badan berlebih merupakan sebuah tantangan yang
dihadapi oleh tenaga kesehatan di seluruh dunia6.
Pengobatan dari berat badan berlebih ditujukan untuk mengurangi berat
badan, mempertahankan berat badan rendah dalam jangka waktu yang lama dan
mecegah peningkatan berat badan6.

Beberapa pengobatan dari berat badan yang berlebih adalah6 :


1. Terapi Diet

Pada

metode ini pasien diharapkan untuk mengubah pola makan

mereka
2. Aktifitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang penting dalam
terapi penurunan berat badan walaupun metode ini tidak dapat
mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan6.
3. Terapi Perilaku
Terapi perilaku memberikan cara sehingga seseorang dapat mematuhi
diet dan aktivitas fisik.
4. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi merupakan terapi tambahan dalam terapi diet,
aktivitas fisik dan terapi perilaku.Adapun beberapa obat yang dapat
digunakan sebagai penurun berat badan adalah siburatamine, orlistat.
5. Operasi Penurunan Berat Badan
Operasi penurunan berat badan merupakan suatu pilihan dalam
menurunkan berat badan dan disarankan pada orang yang memiliki
nilai IMT yang cukup tinggi yaitu 40 dengan adanya faktor
komorbid. Cara ini memberikan keuntungan berupa penurunan berat
badan dalam jangka waktu yang lama yaitu 5 tahun. Tetapi dengan
metode ini pasien diwajibkan untuk selalu kontrol kesehatan. Beberpa
efek samping dengan metode ini adalah : kebocoran dalam sambungan
operasi, abses pada subphrenicus, emboli paru, infeksi luka,
Penurunan berat badan pada orang dengan berat badan yang berlebih sangat
diharpkan, karena dengan adanya berat badan yang berlebih menimbulkan beberapa
komplikasi yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang dan juga bagaimana
status sosial individu tersebut.
2.2 Definisi Diet
Diet sering disalahartikan sebagai usaha mengurangi makan untuk
mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang

ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah
mengatur pola makan7.
Diet berasal dari bahasa Yunani, yaitu diadita yang berarti cara hidup.
Defenisi diet menurut tim kedokteran EGC tahun 1994 adalah kebiasaan yang
diperbolehkan dalam hal makanan dan minumam yang dimakan oleh seseorang dari
hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk mencapai tujuan dan
memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan tertentu7.
Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan
Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan
konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi,
atau diperbolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita,
kesehatan, atau penurunan berat badan. Oleh karena itu diet dapat didefenisikan
sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk
mendapatkan berat badan yang ideal8.
Manurung mengemukakan bahwa perubahan perilaku adalah hal pertama
yang harus dilakukan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badannya. Langkah
selanjutnya dapat berupa aktivitas fisik (olahraga) dan diet yang sehat, yaitu diet yang
menyeimbangkan antara kebutuhan hidrat arang, protein, vitamin, air dan mineral9.
Perilaku diet adalah perilaku yang berusaha membatasi jumlah asupan
makanan dan minumam yang jumlahnya diperhitungkan untuk tujuan tertentu. Tujuan
diet sendiri bermacam-macam hanya tampaknya sebagian besar masyarakat
mengasosiasikan diet sebagai penurunan berat badan9.

2.3. Jenis-Jenis Diet Penurun Berat Badan


2.3.1. Mediterania Diet
Sekitar 50 tahun lalu, Keys dan kolega menemukan prevalensi penyakit
koroner yang rendah di daerah mediterania dimana intake lemak relative tinggi tapi
berasal dari minyak zaitun. Studi menunjukkan jika dibandingkan dengan

karbohidrat. Lemak MUFA ( mono unsaturated fatty acid ) dan PUFA (poly
unsaturated fatty acid) mengurangi kadar trigliserida dan LDL, dan meningkatkan
kadar HDL8. Lemak trans dari minyak sayur yang terhidrogenasi yang tidak terdapat
di daerah mediterania sangat berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskular.
Minyak golongan PUFA dan MUFA mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung.
Bukti epidemiologi menunjukkan efek menguntungkan dari intake buah, sayuran,
gandum, dan konsumsi harian alcohol yang sedang disertai kebiasaan olahraga teratur
dapat mengurangi resiko penyakit jantung sekitar 80%, stroke sekitar 70%, DM tipe 2
sekitar 90%. Pilihan makanan mediterania tradisional jika dilakukan dengan benar
dapat menurunkan resiko penyakit diatas10.
Diet Mediterania merupakan pola diet yang berbasis tumbuhan yang berasal
dari daerah mediterania. Makanan tumbuhan merupakan sumber utama dalam
karbohidrat slow release,

serat, protein nabati, ikan, vitamin, mineral dan

antioksidan yang berperan penting dalam nutrisi optimal, rasa kenyang dan nutrisi
optimal. Penelitian ilmiah menunjukkan peran diet ini signifikan terhadap asam
lemak, vitamin, mineral dan zat bioaktif yang berperan dalam mencegah penyakit
kardiovaskular dan penuaan. Penelitian epidemiologi menunjukkan keuntungan diet
mediterania dalam mengurangi resiko DM tipe 2 dan penyakit kardiovaskular11 .
Diet mediterania banyak dilakukan oleh wanita yang lebih mudah dan aktif
daripada grup kontrol. Pada studi ini menunjukkan bahwa intake kalori yang lebih
besar daripada grup control. Namun diet mediterania memiliki konsumsi karbohidrat
yang lebih rendah daripada grup control. Subjek yang melakukan diet mediterania
juga mengonsumsi lemak PUFA yang lebih tinggi daripada grup kontrol. Studi
menunjukkan bahwa terhadap hubungan signifikan antara kadar gula darah dan
indeks glikemik rendah terhadap diet mediterania. Selain itu beberapa percobaan
klinis mengevaluasi efek diet mediterania yang memiliki indeks glikemik rendah
terhadap prevalensi gejala metabolic. Studi pertama menunjukkan pengurangan
komponen gejala metabolic yang signifikan sedangkan studi kedua menunjukkan
perubahan dalam lingkar pinggang kadar trigliserida dan tekanan darah11.

10

2.3.2. Paleo Diet


Paleo diet disebut diet orang gua, diet zaman batu, diet pemburu. Diet ini
terdiri dari makanan yang terdapat sebelum manusia menemukan system pertanian.
Periode paliolitik dimulai 2.5 juta tahun yang lalu dan berakhir 10.000 tahun yang
lalu. Komponen penting dari diet ini adalah sumber hewan liar dan sumber makanan
yang tidak ada pada system pertanian seperti daging rusa, ikan , sayuran, buah, akar,
telur dan kacang.. diet ini meniadakan gandum, produk olahan susu, garam, gula dan
minyak yang diproses yang tidak terdapat ketika manusia memulai memanen
tanaman dan berternak. Paleolithic diet mengurangi kejadian metabolic syndrome dan
penyakit kardiovaskular.

Suplemen kalsium perlu diberikan pada diet ini untuk

memenuhi kebutuhan kalsium12.


Menurut studi yang dilakukan Johnson terhadap 13 subjek yang menjalani
terapi diabetes mellitus, jika dibandingkan diet DM tipe 2, orang yang melakukan
paleo diet memiliki penurunan nilai HBA1c, trigliserida, tekanan darah diastolic,
berat badan, indeks massa tubuh, serta lingkar pinggang sementara nilai HDL lebih
tinggi. Penurunan kadar gula darah puasa semakin besar dengan diet paleolythic. Hal
ini juga demikian pada tekanan darah sistolik yang mengalami penurunan secara
signifikan12.
O Dhea melaporkan bahwa studi diet paleolitik pada 10 subjek penduduk
aborigin Australia yang menderita DM tipe 2 pada tahun 1984 dengan menerapkan
kebiasaan makan pemburu selama 7 minggu dapat memberikan hasil penurunan berat
badan 10% dan pengurangan kadar glukosa post prandial 2 jam12. Efek diet paleolitik
terhadap beberapa faktor resiko penyakit kardiovaskular terhadap penelitian pada
agustus 2009 dalam European Journal of Clinical Nutrition. Sembilan subjek yang
melakukan diet ini mengalami penurunan signifikan dalam tekanan darah dan
toleransi glukosa mengurangi kadar plasma insulin, penurunan signifikan dalam
kadar kolestrol LDL dan trigliserida , bahkan penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa konsumsi diet paleolitik dalam jangka waktu singkat dapat menurunkan

11

tekanan darah, sekresi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Lipid profile
juga mengalami kemajuan tanpa penurunan berat badan yang signifikan12.
Studi yang dilakukan oleh Boers menemukan bahwa dari subjek yang berusia
rata rata 53.9 tahun dengan BMI 31.8 dengan jumlah 34 memiliki kadar tekanan
darah sistokik dan diastolic yang lebih rendah disertak kadar HDL yang lebih tinggi.
Gejala metabolis juga mengalami penurunan ketika mengonsumsi paleo diet
meskipun terjadi penurunan berat badan yang tidak disengajai. Dan berdasarkan studi
ini disimpulkan mengonsumsi paleo diet selama 2 minggu dapat mengurangi faktor
resiko kardiovaskular dan gejala metabolik13 .
Menurut studi yang dilakukan Jonson dan koleganya, diet paleolitik memiliki
kadar kalori dan glycemic index yang rendah meskipun memiliki kadar serat yang
lebih rendah. Jika dibandingkan dengan diet DM, diet paleolitik memberikan efek
rasa kenyang dan kalori yang lebih rendah. Paleolitik diet juga memiliki kadar protein
yang lebih tinggi . dan asupan protein yang lebih tinggi memberikan efek yang lebih
baik dalam menurunkan penyakit metabolic12.
2.3.3. Tiger Diet
Tiger diet merupakan salah satu diet penurun berat badan. Prinsip utama dari
diet ini sendiri adalah konsumsi makanan yang kaya akan protein tinggi dan rendah
karbohidrat (hampir tidak ada). Adapun protein yang dianjurkan dalam diet ini adalah
protein hewani dengan komposisi tersebut diet ini disebut sebagai tiger diet 14.
Mekanisme diet ini sendiri yaitu dengan adanya pembatasan karbohidrat yang
dikonsumsi yang menyebabkan tubuh terpaksa mengolah protein dan lemak untuk
menghasilkan energi15. Tetapi dengan adanya pemecahan lemak dan protein ini yang
memerlukan energi yang lebih tinggi dan tidak sebanding dengan energi yang
dihasilkan sehingga mengakibatkan terjadi penurunan berat badan15. Pola makan ini
sendiri memiliki beberapa efek samping seperti : konstipasi, kalsium dalam tubuh
rendah karena dengan adanya metabolisme protein meningkatkan pembuangan
kalsium melalui urin, peningkatan kolesterol, penyakit jantung, diabetes dan beberapa
jenis kanker15.

12

2.3.4. Atkins Diet


Atkins Diet adalah diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, diet ini lebih
memperbanyak konsumsi daging, telur, dan keju sebaliknya mengurangi konsumsi
makanan kaya karbohidrat seperti roti dan nasi. Menurut Robert Atkins penemu diet
ini, diet dengan rendah karbohidrat akan membawa tubuh dalam keadaan ketosis,
dimana dalam keadaan ini lemaklah yang akan dicerna sehingga menurunkan
produksi insulin dari pankreas16. Beberapa keuntungan dari diet atkins ini adalah
makanan cemilan dapat dihindari karena tubuh dapat menahan lapar, mampu
mempertahankan gula darah, racun yang terdapat dalam tubuh dapat dibuang
bersamaan dengan pembakaran lemak sehingga kesehatan tubuh secara keseluruhan
dapat ditingkatkan16. Beberapa efek samping dari pola makan ini adalah sakit kepala,
halitosis, lemah otot, kram, kelelahan, serta penurunan berat badan untuk jangka
waktu yang singkat bukan untuk waktu yang lama 15. Komposisi dari pola makan ini
adalah karbohidrat 10%, protein 25% serta lemak 65% 15. Orang-orang dengan
gangguan ginjal, hamil, dan diabetes tidak disarankan untuk mengikuti pola diet ini16.
2.3.5. Diet Golongan Darah
Diet golongan darah adalah diet yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
Peter DAdamo, ia percaya bahwa setiap golongan darah mencerminkan bagaimana
tubuh berinteraksi dengan zat gizi yang berbeda 16. Menurut DAdamo keasaman
dalam perut dan enzim pencernaan terkait dengan golongan darah, sehingga apabila
seseorang mengonsumsi makanan yang sesuai dengan golongan darah maka tubuh
akan semakin efisien dalam mencerna dan mengabsorpsi zat gizi 16. Untuk orang
dengan golongan darah O dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi
protein dan rendah karbohidrat serta menghindari makan brokoli, kol, sawi, tauge,
jamur dan kentang. Golongan darah A dianjurkan untuk konsumsi vegetarian tapi
tanpa susu adapun makanan yang dihindari adalah makanan yang dapat merangsang
tubuh memproduksi lendir seperti cumi-cumi, kakap putih, daging sapi. Untuk
individu dengan golongan darah B diizinkan untuk menyantap sumber hewani lebih
banyak, tetapi diimbangi dengan konsumsi sayuran hijau yang kaya akan magnesium.

13

Sedangkan untuk orang dengan golongan darah AB makanan yang dianjurkan adalah
seafood, semua jenis telur (telur bebek), semua jenis sayuran dan semua jenis buahbuahan, adapun makana yang dibatasi konsumsinya adalah daging sapi, serta batasi
konsumsi produk terigu16.
Kekurangan dari diet ini sendiri adalah dalam jangka panjang, diet ini dapat
mengakibatkan tubuh kekurangan asupan gizi yang diperlukan untuk kesehatan
tubuh. Serta diet ini sendiri tidak memiliki bukti ilmiah yang jelas, dan adanya
perbedaan perlakuan pada tiap golongan darah bertentangan dengan prinsip
kesehatan16.
2.3.6. Obsessive Corbuzier Diet (OCD)
Obsessive Corbuzier Diet (OCD) merupakan program diet yang diusung oleh
seorang master mentalist Indonesia yaitu Dedi Corbuzier. OCD merupakan diet
dengan melakukan puasa yang sudah dijalani oleh Dedy Corbuzier selama 3 bulan.
Hasilnya lemak menurun dan bentuk tubuh pesulap tersebut menjadi ideal. Menurut
Deddy Corbuzier, cara kerja OCD adalah dengan meningkatkan Human Growth
Hormone (HGH) dalam tubuh manusia. HGH oleh kalangan medis dianggap sebagai
hormone kebugaran karena bekerja dengan cara mengontrol dan memelihara banyak
fungsi dalam tubuh17.
OCD baik dilakukan untuk pria dan wanita obesitas/ berat badan berlebih,
atau kurus sekalipun. Diet OCD yaitu melakukan diet dengan metode puasa selama
16 jam, 18 jam, 20 jam, hingga 24 jam. Itu sama halnya dengan hanya boleh makan
selama 8 jam, 6 jam, 4 jam, dan akhirnya sehari hanya sekali. Puasa itu bisa
dilakukan secara bertahap setelah tubuh dapat beradaptasi. Dalam melakukan diet,
pada umumnya peserta diet harus mengurangi asupan lemak, gorengan atau nasi
putih, sedangkan dengan melakukan diet OCD, peserta diet bebas makan apa saja asal
jangan berlebihan17.
Menurut Deddy corbuzier diet OCD tidak cocok bagi mereka yang sudah
berbadan kurus. Deddy menerangkan bahwa berat badan tidak akan turun dan
berkurang tetapi hanya lemaknya saja yang akan hilang. Sementara menurut pakar

14

gizi dan nutrisi Prof.Dr.Ir.Hardiansyah,MS berpendapat lain. Menurutnya OCD baik


diterapkan pada orang gemuk atau kelebihan lemak dan ingin membentuk otot, juga
memilih bentuk tubuh apel. Namun untuk bentuk tubuh selain itu (bentuk tubuh
pisang dan pir), diet Corbuzier tidak disarankan. Deddy juga menambahkan kalau
bentuk pisang (kurus), dia sudah kurus dan sulit gemuk, tidak perlu lagi untuk diet
seperti ini karena bisa berbahaya bagi kesehatannya karena orang kurus butuh banyak
energy. Alasan yang lain juga karena orang bertubuh kurus biasanya memiliki lemak
yang sedikit atau kurang dari yang dibutuhkan.Apabila mereka menjalankan diet ini
maka lemak akan dipangkas lagi dengan OCD, maka kemungkinan mengalami
gangguan kesehatan lebih besar. Diet OCD juga tidak disaranakan bagi anak kecil,
wanita hamil dan lansia. Alasannya karena pada anak kecil, wanita hamil dan lansia
membutuhkan asupan nutrisi yang kontinu dan tidak bisa ditunda
Adapun kekurangan dari diet ini adalah dimana dalam diet ini tidak
disarankan untuk serapan pagi, padahal serapan pagi penting untuk memulai aktivitas.
Serapan pagi berfungsi untuk daya tahan memulai kerja, konsentrasi belajar, dan juga
kebugaran jasmani. Dengan tidak dilakukannya serapan pagi, tubuh memang akan
memecah cadangan energi tubuh dimulai dari glikogen hingga cadangan lemak. Hal
ini memang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi energi yang dihasilkan dari
pemecahan energi cadangan tubuh memerlukan proses yang panjang sehingga
kebugaran fisik rendah, konsentrasi menurun, dan rasa malas timbul di pagi hari18.
Puasa yang dilakukan oleh pelaku diet dilakukan dengan meningkatkan
waktu puasa dalam jangka waktu yang diinginkan pelaku diet tanpa boleh kembali ke
waktu yang lebih rendah dan meski berpuasa pelaku diet tetap harus berolahraga. Hal
itu mengartikan bahwa jam makan terus menerus berkurang dan proses
glukoneogenesis terus terjadi didalam tubuh. Ketika hati menggunakan asam lemak
sebagai cadangan energi, hati hanya mampu mengoksidasi asam lemak tersebut
sampai asetil koenzim, dimana nantinya asetil koenzim akan diekstrasi sebagian
menjadi badan keton dan dibebaskan didalam darah. Tingginya kadar keton dalam
darah dan ketiadaan glukosa akan menyebabkan otak akan menggunakan badan keton

15

sebagai pengganti glukosa. Tingginya kadar badan keton dalam darah akan
menurunkan pH darah dan merujuk pada ketoasidosis19.

BAB III
KESIMPULAN

16

1. Diet penurun berat badan adalah pengaturan pola dan konsumsi makanan serta
minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperbolehkan dengan
jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan
berat badan
2. Faktor utama dari timbulnya kejadian berat badan berlebih adalah kurangnya
aktivtias, sehingga diet penurun berat badan apa pun yang dilakukan tanpa adanya
aktivitas fisik memberikan hasil yang sia-sia.
3. Beberapa jenis diet penurun berat badan yang sering ditemukan adalah mediteran
diet, paleo diet, tiger diet, atkins diet, diet golongan darah serta obsessive corbuzier
diet.
4. Tiap-tiap diet penurun berat badan memiliki keunggulan dan komplikasi masingmasing, sehingga untuk mendapatkan gizi yang seimbang dengan penerapan diet
penurun berat badan sangat jarang didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO . Controlling the global epidemic. 2003; http:www.who.int/nut/obs.html

17

2. Departemen kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI; 2003.
3. Pull CB, Aguayo GA. Assesment of body-image perception and attitudes in
Obesity. Current Opinion in Psychiatry 2011; 24:41-48
4. National Eating Disorders Association. Know Dieting : Risk and Reason to Stop.
2005; http://www. Uhs.berkeley.edu/eda/Nodieting.pdf
5. Ginting PN. Hubungan Overweight dengan Status Mental Emosional Anak; 2014.
Available from: http: //repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/42494/4/ Chapter
%20II.pdf
6. NHLBI. The Practical Guide:Identificaton, Evaluation, and Treatment of
Overweight and Obesity in Adults. Amerika Serikat: NIH Publication; 2000
7. C.Evan. Gambaran Umum tentang diet. Repository USU; 2013
8. Hartantri. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga; 1998
9. Sutriandewi,. Hubungan citra raga dengan prilaku diet. Arsip UII. 2012
10. Willett.C.Wilkins. The mediteranean diet: Science and Practice. Department of
Nutrition, Harvard School of Public Health, Huntington Avenue, Boston, MA 02115,
USA. Hal 105-110.. DOI: 10.1079/PHN2005931. 2014
11. Rodrguez Ana Isabel. Effect of a Mediterranean Diet Intervention on Dietary
Glycemic Load and Dietary Glycemic Index: The PREDIMED Study. Research
Institute of Biomedical and Health Sciences, University of Las Palmas de Gran
Canaria,

Luis

Pasteur

s/n,35016

Las

Palmas

de

Gran

Canaria,

Spain.

http://dx.doi.org/10.1155/2014/985373. Hal 1-10. 2014


12. Klonoff, David.C. The Beneficial Effects of a Paleolithic Diet on Type 2 Diabetes
and Other Risk Factors for Cardiovascular Disease. Journal of Diabetes Science and
Technology Volume 3, Issue 6, November 2009 Diabetes Technology Society. 2009
13. Boers. Inge. Favourable effects of consuming a Palaeolithictypediet on
characteristics of the metabolic syndrome: a randomized controlled pilot-study. Boers
et

al.

Lipids

in

Health

and

Disease

2014,

13:160

http://www.lipidworld.com/content/13/1/160. 2014
14.Ide P. Seri Diet Korektif : Diet Atkins. Jakarta: Elex Media Komputindo.2007

18

15. Hidayat M. Perbandingan, Bukti dan Pertimbangan Klinis Beberapa Program Diet
Populer. Majalah Ilmiah Maranatha. 2001 Jan; 18(1):34-42
16. Ramayulis R. 17 Alternatif Untuk Langsing. Jakarta: Penebar Plus.2008
17.Obsessive
Corbuzier
Diet
(OCD).
Available

from

www.readyforfit.com/uploads/1/3/9/8/13984550/ocd_3.0 pdf
18. Rinjani MA. Hubungan Antara Asupan Energi Serapan Pagi Dengan Kebugaran
Jasmani

Siswi

Kelas

SMP

26

Semarang.2013.

Available

from

lib.unnes.ac.id/18338/1/6450407118.pdf
19. Sherwood L. 2011.Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.2011

Anda mungkin juga menyukai