Anda di halaman 1dari 22

SINDROM

PIRIFORMIS
Tresna Wahyuningsih
G1A212094
Pembimbing
Dr. Hernawan, Sp. S

Identitas pasien

Nama : Ny. U
Umur : 44 tahun
Alamat : Tunggal Jaya
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
J. Kelamin : Perempuan
Status : Menikah

KELUHAN UTAMA :
Nyeri pinggang bawah sebelah kiri
KELUHAN TAMBAHAN :
Betis terasa kram jika merasa cape

Kronologis :
Pasien

datang ke poli saraf RSMS dengan


keluhan nyeri pinggang bawah bagian kiri yang
menjalar sampai ke lutut. Nyeri dirasa sejak 13
hari yang lalu. Nyeri semakin terasa saat
jongkok ataupun duduk lama.
Sebelumnya pasien mempunyai riwayat jatuh
dari anak tangga ke tiga 12 tahun yang lalu
dan tidak menimbulkan keluhan. Nyeri baru
terasa 4 tahun kemudian dan sempat di obati
di RSMS. 13 hari yang lalu pasien berobat ke RS
DKT dengan keluhan yang sama.
Awalnya terasa pada saat pasien mengangkat
panci air. Jika merasa cape betis terkadang
kram. Pasien menyangkal adanya HT dan DM

KUANTITAS : nyeri dirasa pada saat jongkok


ataupun duduk terlalu lama

KUALITAS : nyeri dirasakan sedikit mengganggu


pada aktivitas sehari-harinya

FAKTOR YANG MEMPERINGAN : rebahan

FAKTOR YANG MEMPERBERAT : saat jongkok


dan duduk lama

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:


Riw. Darah tinggi disangkal
Riw. Kencing manis disangkal
Riw. Keluhan serupa sebelumnya diakui 8 tahun yang lalu
Riw. Jatuh diakui 12 tahun yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


Riw. Darah tinggi di keluarga disangkal
Riw. Kencing manis di keluarga disangkal
Riw. Keluhan serupa di keluarga disangkal

KEADAAN SOSIAL EKONOMI :


Kegiatan sehari-hari pasien adalah ibu rumah tangga yang tinggal
bersama suami dan anaknya.

HUBUNGAN ANTAR KELUARGA :


Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan anggota
keluarganya

RIWAYAT GIZI : Pasien mempunyai status


gizi lebih dari baik. Sehari-harinya pasien
makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk
dan sayur.

RIWAYAT PSIKOLOGIS : Riwayat psikologis


baik, pribadi pasien tidak introvet.

RIWAYAT SPIRITUAL : Riwayat spiritual


baik, selalu taat dalam beribadah.

Status generalis

KU/KES : baik/komposmentis
GCS : E4M6V5
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x/menit
N : 64x/menit
S : 36.1 C
Thorax : simetris, ketertingalan gerak (-)
Cor : S1>S2, reg, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : SD vesikuler (+) normal, RH -/-, WH -/Abdomen: cembung, BU(+) N, Timpani, Supel
Hepar, Kel. Limfe : tidak teraba pelebaran

Ekstremitas : Edema (-) Sianosis (-)

STATUS NEUROLOGIS

Mata :PBI 3mm/3mm RC (+/+)


Leher
: Kaku kuduk (-)
N. Cranialis : Dalam batas normal
Superior

Inferior

Gerakan

+/+

+/+

Kekuatan

555/555

555/555

Tonus

+n/+n

+n/+n

Trof

Eut/eut

Eut/eut

RF

+n/+ n

+n/+n

RP

-/-

-/-

Klonus
Sensibilitas

Dalam batas normal

ST. VEGETATIF :
BAB : + normal
BAK : + normal

Meningeal Sign : (-) tidak ditemukan


kelainan

ASSESMENT :
DK : Ischialgia
DT : M. Piriformis
DE : Sindrom Piriformis

Penatalaksanaan

NON FARMAKOLOGI :
Mobilisasi
Tidak benyak melakukan aktivitas berat
Fisioterapi

FARMAKOLOGI
PO Methyl prednisolon 8mg + Omeprazol 20mg caps
2x1
PO Diazepam 1x 2mg
PO Amitriptyline 3 x 25mg

Edukasi

Memberikan penjelasan kepada pasien dan

keluarga
mengenai
keadaan
pasien,
penyakit dan terapi penanganannya
Motivasi pasien untuk kooperatif dalam
menjelaskan terapi demi kesehatannya
Motivasi keluarga untuk aktif berperan
dalam membantu pengobatan pasien
Menjelaskan kepada pasien untuk minum
obat dan menjalankan fsioterapi secara
teratur

PROGNOSIS
Ad bonam
: Ad Bonam
Ad fungtionam : Dubia Ad Bonam
Ad sanationam : Ad Bonam

Pembahasan
Defnisi
Sindrome piriformis merupakan kompresi yang
reversible pada saraf ischiadicus oleh otot
piriformis. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri
yang dalam dan hebat pada daerah bokong,
panggul, dengan radiasi nyeri kearah paha,
tungkai, kaki dan jari-jari kaki. Pada sindrome
piriformis, ketegangan atau spasme otot piriformis
dapat menekan saraf ischiadicus kearah anterior
dan inferior. Kondisi nyeri hebat yang dihasilkan
dapat menjadi kronik dan menimbulkan kelemahan

M. Piriformis termasuk kelompok otot


external rotator hip bersama 5 otot
lainnya, yaitu obturator externus dan
internus, gemellus superior dan
inferior, dan quadratus femoris.
M. Piriformis mempunya hubungan
dengan saraf ischiadicus berjalan
memotong M. Piriformis ke arah
inferior atau superior sepanjang M.
Piriformis.

Etiologi

Sindrom Piriformis primer trauma,


anomali pd anatomi otot, hipertropi otot,
inflamasi kronik otot.
Sindrom Piriformis sekunder lesi massa
pelvic, infeksi, dan PD yg anomali atau
ikatan serabut yg melintasi saraf, bursitis
pd tendon piriformis.
Pseudoaneurysma pada arteri gluteal
inferior yang berdekatan dengan M.
Piriformis dan akibat duduk dalam waktu
lama

Patofisiologi
Truma (jatuh, duduk lama, dll)
m.piriformis mengalami pemendekan
otot yg menyebabkan M.P tegang
perlengketan pd N. Ischiaducus
neuropaxia & penurunan sirkulasi pd
jaringan saraf parestesi pd tungkai,
kaki & memicu neuroiskemik
jar.parut sehingga kelenturan jaringan
menurun dan mobilisasi N. Ischiadicus
menurun gejala neuropati pain
(penyebaran nyeri)

Gambaran Klinis

Nyeri di kaki tanpa nyeri pada daerah


punggung
Nyeri yang semakin menjadi saat
membungkuk, duduk lama (1520mnt), bangun dari duduk, jongkok.
Merasa sulit untuk berjalan
Terdapat gangguan sensorik maupun
motorik sesuai distribusi n.ischidicus

Penegakkan Dx
Hampir 50% pasien S. Piriformis pernah
mengalami cedera langsung pd pantat
ataupun trauma torsional pd panggung
atau punggung bagian bawah
1. Riw. Jatuh pd pantat
2. Nyeri akut yg kambuh saat membungkuk
atau mengangkat
3. Adanya
massa yang teraba di atas
piriformis
4. Tanda laseque (+)
5. Atrof gluteus

Fisioterapi
1.MWD: Ini sebagai pre-eliminary exercise, ini selain untuk sirkulasi
darah, cocok untuk menurunkan nyeri.
2. Infra Red: Juga sebagai pre-eliminary exercise, panas yang dihasilkan
memilki efek fsiologis dan efek terapeutik yang dapat meningkatkan
sirkulasi darah dan proses metabolism, mengurangi nyeri oleh efek
sedative yang dihasilkannya, serta dapat menimbulkan relaksasi otot
sehingga dapat menurunkan spasme otot.
3.Interferensi : penetrasi yang dihasilkan lebih dalam dibandingkan
dengan infra red, sehingga dapat menembus jaringan yang lebih
dalam. Efek terapeutik yang dihasilkan yaitu mengurangi nyeri, dan
relaksasi otot.
4.Friction : untuk melemaskan otot yang spasme dengan menekan
pada titik nyerinya.
5.Stretching : Dapat berupa teknik hold relax , untuk mengulur otot
yang mengalami pemendekan (kontraktur)
6.Strengtening : Ini di lakukan untuk penguatan otot-otot yang
mengalami kelemahan. Dapat dilakukan dengan teknik briedging
exercise, maupun bugnet exercise.
7. Mobilisasi saraf : untuk melepaskan saraf yang terjepit atau
terkompresi.

DAFTAR PUSTAKA

Rizal, 2010. Sindrom Piriformis. CDK ed_178_a.indd


332. Available from :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_178Sindrompiri
formis.pdf/06_178Sindrompiriformis.pdf. diakses
tanggal 4 Juni 2012
Lori A. Boyajian et al, 2007.Diagnosis and
Management of Piriformis Syndrome : An Osteopathic
Approach, Review Article, Vol. 108
Sara Douglas, 2002.Sciatic Pain and Piriformis
Syndrome,http://Gateway/d/Kalindra/ piri_np.htm,
acces at March, 30, 2010.
Hopayian, Kevork. 2010. The Clinical Features of the
Piriformis Syndrom. http://www.ncbi.nlm.nih.gov

Anda mungkin juga menyukai