Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH KOMUNITAS III

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN


MENURUT TEORI BETTY NEUMAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ABDULLAH TAMIM

12. DWI PURNAWARNI

2. AFRILILIANTARI

13. EKA SAPTA DESYANA

3. AHMAD CHAERI

14. ERNAWATI

4. AHMAD MUKHLIS K.

15. FIRMAN SAPUTRA

5. ARTADRINIA ZIKRUL

16. HELMI YATI ASRI

6. ASRIATUN

17. HENI AGUSTINI M.P.

7. ATIKA KHETRYN O

18. HUSNIAWATI

8. BQ DIAN NURMAYA

19. JUMIYANTI

9. CHAYYI FANANI R

20. KETUT CHRISSELDA

10. DEBI ANANDA PUTRI

21. KHAERUL UMAM

11. DIAN EFITA YANTI

22. KOMALA SARI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah Model Konseptuan Keperawatan Menurut Betty
Neuman ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga
penulis berterima kasih pada Dosen Pembimbing mata kuliah Komunitas III yang
telah menugaskan pembuatan makalah ini dan membimbing penulis dalam
menyusun makalah.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan penulis tentang Model Konseptuan Keperawatan
Menurut Betty Neuman. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis
harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis maupun orang yang ikut membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Mataram, 22 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................

ii

DAFTAR ISI..........................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................

1.4 Manfaat Penulisan.................................................................

1.5 Ruang Lingkup......................................................................

1.6 Metode Penulisan..................................................................

1.7 Sistematika Penulisan............................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................

2.1 Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman.......


2.2 Sumber-Sumber Teori Betty Neuman.................................

2.3 Penggunaan Bukti Empiris dari Teori Model Neuman.....

2.4 Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman............

2.5 Asumsi Teori Model Betty Neuman...................................


2.6 Bentuk Logika Teori Model Neuman.................................
2.7 Model Betty Neuman Dalam Intervensi Keperawatan......
2.8 Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Konsep......................
2.9 Model Konseptual Keperawatan Health Care System.........
2.10 Dasar Asumsi Sistem Model Neuman (Tomey, 2006 ).......
2.11 Variabel dan kesehatan........................................................
2.12 Diagnosa keperawatan.........................................................
2.13 Tujuan keperawatan............................................................
2.14 Outcome keperawatan.........................................................
2.15 Model Konsep Dasar Neuman............................................
2.16 Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan.......................
2.17 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual.......

BAB 3 APLIKASI MODEL KONSEP................................................

22

3.1 Proses Keperawatan Berdasarkan Model sistem...................

22

3.2 Contoh Kasus........................................................................

28

BAB 4 PENUTUP..................................................................................

77

4.1 Simpulan................................................................................

12

4.2 Saran......................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk
keperawatan,

pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat


berbentuk

pelayanan

biopsikososio

dan

spiritual

yang

komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit


maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu, kiat dan
profesi yang berorientasi pada pelayanan. Sebagai ilmu dan seni dalam
aplikasinya lebih kearah ilmu terapan dengan menggunakan pengetahuan,
konsep dan prinsip serta mempertimbangkan seni didalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
Pada perkembangannya

ilmu keperawatan selalu mengikuti

perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan

merupakan ilmu

terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Sebagai ilmu


yang mulai berkembang, ilmu keperawatan banyak mendapat tekanan,
diantaranya adalah adanya tuntutan kebutuhan masyarakat dan industri
kesehatan yang senantiasa berkembang dimana keperawatan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional.
Untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut,

keperawatan

harus selalu mengembangkan ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model


dan teori keperawatan yang sudah ada agar tidak terjadi penyimpangan
didalam mengaplikasikan ilmu keperawatan, sehubungan dengan hal tersebut
maka pada kesempatan ini kami mencoba untuk membahas salah satu teori
konsep model yang sudah ada yaitu model keperawatan yang dikembangkan
oleh Betty Neuman.
Model sistem Betty Neuman memberikan perspektif keperawatan
yang felsibel, holistik dan komprehensif. Model tersebut berfokus pada respon
sistem klien terhadap stressor aktual maupun potensial. Model tersebut

digunakan dalam intervensi keperawatan yaitu pencegahan primer, sekunder,


dan tersier dalam upaya mencapai dan memelihara sistem kesehatan klien
yang optimal.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka penulis dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah model konseptual keperawatan
menurut teori Betty Neuman?
1.3. Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah mampu
menganalisa model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty
Neuman dalam penerapan pelayanan asuhan keperawatan.

1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini :
1. Memahami model konseptual keperawatan menurut Betty Neuman
2. Menganalisa empat konsep sentral dalam paradigma keperawatan
menurut konsep model Betty Neuman
3. Menganalisis kelebihan dan kelemahan teory Betty Neuman

1.4. Manfaat
1.4.1

Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang model konseptual
keperawatan menurut teori Betty Neuman.

1.4.2

Bagi Pendidikan
Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model
Konseptual Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman.

1.5. Ruang Lingkup

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah Model


Konseptual Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman.
1.6. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah
metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik
studi kepustakaan yang mengambil materi dari berbagai sumber buku.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I

: Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah,


Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Metode Penulisan, Sistematika
Penulisan.

BAB II

: Tinjauan Pustaka : Empat Komponen Sentral Dalam


Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman, SumberSumber Teori Betty Neuman, Penggunaan Bukti Empiris dari
Teori Model Neuman, Konsep Utama Dan Definsi Teori Model
Neuman, Asumsi Teori Model Betty Neuman, Bentuk Logika
Teori Model Neuman, Model Betty Neuman Dalam Intervensi
Keperawatan,

Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Konsep,

Model Konseptual Keperawatan Health Care

System (Betty

Neuman, 1972) Menurut Mubarak, Dasar Asumsi Sistem Model


Neuman (Tomey, 2006 ), Variabel dan kesehatan, Diagnosa
keperawatan, Tujuan keperawatan, Outcome keperawatan, Model
Konsep

Dasar

Keperawatan,

Neuman,
Analisis

Penerapan

Kekuatan

dan

Teori

Pada

Kelemahan

Praktek
Model

Konseptual Betty Neuman.


BAB III : Aplikasi Model Konsep: Proses Keperawatan Berdasarkan Model
Sistem, Contoh Kasus
BAB IV : Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Empat Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut


Teori Betty Neuman
1. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, Model sistem Neuman
menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertetu. Sistem klien
adalah gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan
sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system
terbuka dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan.
2. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera.
Dia memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat
menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang
berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang
diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi
sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien
berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap
yang diberikan pada waktu itu.
3. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan
semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan
adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel yang
mempengaruhi

respon individu terhadap stres. Persepsi perawat

mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman


menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus
dikaji. Dia mengembangkan instrumen pengkajian dan intervensi untuk
membantu melakukan tugas tersebut.
4. Lingkungan

Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena


dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan
adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai
semua faktor internal dan eksternal yang berada disekeliling manusia dan
berinteraksi

dengan

manusia

dan

klien.

Stresor

(intrapersonal,

interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep


lingkungan dan digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang
berinteraksi dengan dan secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.
Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai
berikut: (1) internal, (2) eksternal, (3) lingkungan yang diciptakan.
Lingkungan internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya yang
terjadi pada klien. Lingkungan eksternal adalah interpersonal atau
ekstrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi di luar klien.
Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan
digunakan klien untuk membantu mekanisme pertahanan. Hal ini
merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan yang
diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi variabelvariabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat
membantu klien mengatasi stresor lingkungan yang mengancam dengan
melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya respon
menolak (variabel fisiologi), dan semangat untuk survife pada siklus
kehidupan (variabel perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara
terus menerus mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh kedaan
sehat yang dipersepsikan klien.
2.2. Sumber-Sumber Teori Betty Neuman
Model mempunyai beberapa kesamaan dalam teori Gestalt. Teori Gestalt
mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana
tubuh mempertahankan keseimbanga dan sebagai akibat dari kesehatan
mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga
menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan

sistem

terbuka

yang

merupakan

gabungan

semua

elemen

yang

berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman


juga memilah konsep G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.
2.3. Penggunaan Bukti Empiris dari Teori Model Neuman
Betty Neuman mengemukakan teori berdasarkan penelitian yang
ia lakukan untuk mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi
yang ia lakukan juga turut membantu dalam membangun suatu konsep
tentang kombinasi antara tindakan dan respon mental. Tetapi tidak
selamanya hal diatas dapat dijadikan evaluasi dan bukti statistik yang
mendukung. Jadi empiris tidak terlalu diutamakan dalam konsep ini.
2.4. Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep
Healt care system yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas
keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun
resistan dengan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman
mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistic dan pendekatan system terbuka.
Neuman

menggunakan

sejumlah

orang

untuk

melakukan

pendekatan yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :


1. Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan
Neuman tentang tekanan yaitu :
a. Intar Personal : secara individu atau perorangan.
b. Inter Personal : antara individu yang satu dengan yang lain
c. Ekstra Personal : di luar individu
2. Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
3. Tingkat Ketahanan

Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.


4. Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di
batas normal.
5. Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
a. Pencegahan primer : sebelum terjadi tindakan
b. Pencegahan sekunder : ketika terjadi tindakan
c. Pencegahan tersier : adaptasi atau pengaruh kerusakan
9. Penyesuain Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal.
Intra personal dan ekstra personal.
Faktor yang perlu di perhatikan adalah :
a.

Fisiologi individu.

b.

Psikologi individu

c.

Sosial cultural

d.

Perkembangan individu

2.5. Asumsi Teori Model Betty Neuman

Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon


terhadap tekanan yaitu :
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruhpengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat
merupakan

keseimbangan

yang

dinamis

sebagai

dampak

dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.


4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981)
menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna
untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin
berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa
keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya
mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi
pelayanan dapat dicegah.

Hubungan antara keempat konsep sentral. Perawat dilihat sebagai


parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam lingkungan interpersonal yang
mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan dinamis yang dipengaruhi
oleh waktu dimana individu tersebut mencari cara untuk memepertahankan
beberapa bentuk stabilitas. Keadaan ini merupakan keadaan yang harmonis
pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak harmonis akan menyebabkan
keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari lingkungan internal dan
eksternal dimana keduanya ada dalam system klien. Sifat dari stressor
kebutuhan klien harus dikaji oleh perawat sebelum menetapkan perencanaan .
Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara
variabel klien dengan konsep yang termasuk dalam system. Empat
metaparadigma konsep keperawatan saat ini dan semuanya digunakan dalam
fungsi keperawatan.
Dasar Asumsi Sistem Model Neuman (Tomey, 2006 )
1. Klien sebagai individu atau kelompuk merupakan system yang unik,
setiap sistem adalah gabungan dari faktor-faktor yang umum diketahui,
atau karakteristi normal
2. Keberadaan stressor baik yang diketahui maupun tidak , masing-masing
memiliki potensi untuk merusak tingkat stabilitas klien atau garis
pertahanan normal klien. Pada dasarnya hubungan antara klien dengan
variabel-variabel : fsiologis, psikologis, sosiokulturan, perkembangan dan
siritual kadang-kadang mempengari tingkat kemampuan klien untuk
melindungi dalam berespon terhadap stress.
3. Setiap individu atau klien system telah ditingkatkan respon rentang
normalnya terhadap lingkungan yang telah ditunjuk sebagai garis normal
petahanan atau stabilitas kondisi sehatnya.
4. Perlindungan diri muncul sasat menghadapi stressor.
5. Klien sebagai bagian dari status kesehatan atau kesakitan sebagai
komposisi dinamis yang dipengaruhi fisio, psiko, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.

6. Secara

implicit

factor

pengetahuan

sebagai

dasar

mekanisme

perlindungan
7. Preventif primer berhubungan dengan system pengkajian, intervensi,
identifikasi dalam berespon terhadap stressor.
8. Preventif sekunder meliputi gejala terhadap stressor dan pengobatan.
9. Preventif tersier berhubungan dengan pengalaman sebelumnya.
10. klien sebagai system dalam keadaan dinamis, terjadi pertukaran energi
dengan lingkungan.
2.6. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam
mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih
dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan
disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan
pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.
2.7. Model Betty Neuman Dalam Intervensi Keperawatan
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan

stress

dengan

cara

memperkuat

keperawatan ditujukan untuk mempertahankan

garis

pertahanan

diri

keseimbangan tersebut

dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :


1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan
yang bersifat fleksibel yang berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan

klien

dirumah

atau

komonitas

meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :

yang

bertujuan

a. Deteksi dini gangguan kesehatan. Misalnya deteksi

tumbuh

kembang balita, keluarga dll


b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya : konseling pra nikah
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
2.8. Analisis Kekuatan Dan Kelemahan Konsep
1. Kekuatan
a. Neuman menggunakan diagram yang jelas, diagram ini digunakan
dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat
menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan
perawat dengan tantangan-tantangan untuk pertimbangan.
b. Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area
keperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan
2. Kelemahan
a. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,
sehingga untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik.
b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal
masih dirasakan belum ada perbedaan yang jelas.
c. Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawatklien, padahal hubungan perawat klien merupakan domain penting
dalam Asuhan Keperawatan.
2.9. Model Konseptual Keperawatan Health Care System (Betty Neuman,
1972) Menurut Mubarak
Model konsep ini merupakan model konsep yang mengambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress

dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan komunitas.

STRESOR

Gambar 3. Model Health Care System.


Jika dilihat pada gambar 3. di atas, garis pertahanan diri pada
komunitas meliputi garis pertahanan fleksibel/buffer zone, yaitu tingkat
kesehatan yang dinamis, yang merupakan hasil respon sementara terhadap

stresor (respons komunitas terhadap lingkungan, misalnya banjir, stresor


sosial, ketersedian dana dalam pelayanan kesehatan, pekerjaan, iklim, dan
lain-lain). Selain itu, terdapat garis petahanan normal yang merupakan tingkat
kesehatan komunitas yang dicapai saat itu. Garis pertahanan normal berupa
pola koping dan kemampuan dalam pemecahan masalah dalam jangka
panjang yang diperlihatkan sebagai kesehatan komunitas. Garis pertahanan
ini meliputi : ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan terhadap status
nutrisi secara menyeluruh, tingkat pendapatan (cost level), sikap atau perilaku
masyarakat terhadap kesehatan, dan kondisi rumah yang memenuhi syaratsyarat kesehatan. Sedangkan garis pertahanan resisten merupakan mekanisme
internal untuk menghadapi stressor (stresor penyebab ketidak seimbang
sedangkan garis pertahanan resistan merupakan mekanisme internal untuk
menghadapi stresor (stresor penyebab ketidak seimbangan sistem) yang
meliputi : tingkat pendidikan masyarakat, adanya ketersediaan pelayanan
kesehatan, transportasi, tempat rekreasi, dan cakupan imunisasi. Intervensi
diarahkan ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level
intervensi, yaitu dengan menggunakan pencegahan primer, sekunder, dan
tersier. Sementara itu, tujuan keperawatan adalah sabilitas klien dan keluarga
dalam lingkungan yang dinamis .
Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang
menunjang keperawatn komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek
psikologis, aspek sosial dan cultural, aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman
tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut .
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable
yang utuh, yaitu : fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan, dan
spiritual.
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruhpengaruh dari sekitar atau sistem klien.
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor. Untuk lebih jelas


mengenai hal ini dapat dilihat dalam gambar 3.4.

Optimum health

Incipient Ilnes

Over Ilnes

Very Serious Ilnes

Sehat menurut neuman adalah suatu keseimbangan bio-psiko-sosialcultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan
tahap yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara fisiologis, medis dan social.
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan atau harapan baik
(Misalnya : Khawatir sakit, ragu akan kesehatannya d.l.l) .
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat:
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit hati dan kesedihan tanpa alasan:
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat di periksa dan di ukur:
6. Martyr, yaitu orang yang menderita atau meninggal dari pada menyerah
karna mempertahankan harapan agama atau kepercayaan. Dalam hal
kesehatan, seseorang yang tidak mempedulikan kesehatanya, dia tetap
berjuang untuk kesehatan dan keselamat orang lain:
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam
penyembuhan sakit medisnya:
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis medis dan
social.

Table 3.1. Komposisi Delapan Tahapan Kesehatan


Keadaan

Label

Health Dimension

Kesehatan

Sosial

psikologi

Medis

1.

Biasanya baik

Baik

Baik

Baik

2.

Psimistis

Baik

Sakit

Baik

Sakit

Baik

Baik

Sakit

Baik

Sakit

Baik

Baik

Sakit

Baik

Sakit

Sakit

Sakit secara

3.

social
Murung tanpa

4.

alas an
(hypochodriacal)
Sakit secara

5.

medis
Menganiaya

6.

(marrtryr)

7.

Optimistis

Sakit

Baik

Sakit

8.

Sakit serius

sakit

Sakit

Sakit

Keperawatan di tunjukan untuk mempertahankan keseimbangan


tersebut dengan berfokus empat intervensi berikut ini :
1. Intervensi yang bersifat promosi, dilakukan apabila gangguan terjadi pada
garis pertahanan yang bersifat fleksible, meliputi pendidikan kesehatan
dan mendemontrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat di
lakukan klien atau di rumah komunitas yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan keseimbangan garis pertahanan normal.
2. Intervensi yang bersifat prevensi yang di lakukan apabila garis pertahanan
normal terganggu, melalui deteksi dini gangguan kesehatan atau kesehatan
garis kesemimbangan perthanan, misalnya deteksi dini tumbuh kembang
balita kelurga sert memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat
individu, misalnya konseling pranikah.

3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila garis


pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan
yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau
berjalan, memberikan konseling untuk penyelesaian masalah, melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sector untuk penyelesaian masalah,
serta melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan, baik secara
lintas program maupun lintas sektor.
4. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat mempelajari tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas),
berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis
pertahanan, yaitu : fleksibel, normal, dan resisten, serta berupaya
membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi
keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui :
a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk

mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena


adanya stressor, serta mendukung koping pada klien secara konstruktif.
b. Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh
lainnya karena adanya stressor.
c. Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur, serta
pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi
suatu penyakit.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penerapan model
konseptual keperawatan komunitas dan Betty Neuman berfokus pada
penurunan stres dengan memperkuat garis pertahan diri dan intervensi
diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut dan terkait dengan tiga level
prevensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Sesuai dengan teori Neuman, komunitas dilihat sebagai klieen yang
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Komunitas yang merupakan klien

2. Penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas lima


tahapan, yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan intervensi,
implementasi dan evaluasi

Human
Epidemiology
Nutrition

Environment Health
Occupational Health

Nursing Publich
Health Administration

Nursing
Paradigm

Body Of
Knowlegde Public
Health

Health
Health Behaviour
Health Education

Gambar 3. Model konseptual keperawatan komunitas menurut Betty


Neuman.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau
kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai
berikut :
a. Inti (core), meliputi : data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Mengkaji delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain :
1) Perumahan,

bagaimana

penerangannya,

sirkulasi,

bagaimana

kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagi penduduk.


2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keamanan dan keselamatan


di lingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakah sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media
televisi, radio, Koran, atau leaflet yang diberikan kepada
masyarakat.
7) Sistem ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) atau sebaliknya di
bawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan
kesehatan ditunjukkan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis
makanan sesuai kemampuan ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya
dapat digunakan masyarakat untuk membantu mengurangi stressor.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P ( Problem
atau masalah ), E (etiology atau penyebab), dan S (symptom atau
manifestasi / data penunjang). Misalnya, resiko tinggi peningkatan
gangguan penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 01
Kelurahan Sowowinangun sehubungan dengan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang hidup sehat ditandai dengan :
a. 0,15 % ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskuler.
b. 50% RT 01 RW 10 mengonsumsi lemak tinggi

c. Didapatkan 20% saja yang kebiasaan berolahraga


d. Rekreasi tidak teratur
e. Informasi tentang gangguan ardiovaskuler kurang
3. Perencanaan intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakuan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas muncul di atas adalah :
a. Lakuan pendidikan kesehatan tentang

penyakit

gangguan

kardiovaskuler
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan tekni
relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler
melalui pemeriksaan tekanan darah
d. Lakuan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat
bagi yang beresiko
e. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi
jantung
f. Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat
untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada
penyebab stressor
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler
di komunitas
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku

hidup sehat dan melasanakan upaya peningkatan kesehatan.


c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskuler
d. Sebagai advoat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi / penilaian
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

2.10.

Variabel dan kesehatan


1. Analisa data.
2. Menegakan diagnosa keperawatan.
3. Proritas Tujuan.

2.11.

Diagnosa keperawatan
1. Menetapkan data dasar yang meliputi pertimbangan secara simultan
interaksi dinamis dari variabel-variabel fisiologis, psikologis ,
siokultural, perkembangan dan spiritual.
a. Identifikasi persepsi klien:
1) Mengkaji kondisi dan kekuatan faktor-faktor struktur dasar dan
sumber daya klien.
2) Kaji karakteristik garis fleksibel dan garis normal pertahanan,
tingkat
3) Kaji faktor internal dan eksternal misalnya :
a) Identifikasi dan evaluasi stressor yang mengancam
b) Identifikasi stressor yang mengancam stabilisasi sistem
klien (kehilangan, kelebihan, perubahan dan intoleransi)
b. Identifikasi, klarifikasi, evaluasi stressor aktual dan potensial
faktor yang berhubungan dengan variabel c
c. Kaji pengaruh lingkungan :
1) Persepsi klien terhadap stressor
2) Identifikasi thdp masalah perubahan hidup
3) Identifikasi dalam mengatasi masalah
4) Identifikasi klien dalam mengatasi masalah
5) Evaluasi masalah masa lalu, selama ini, dan yang akan datang
6) Identifikasi dan evaluasi gangguan aktual dan potensial yang
mengancam
2. Identifikasi persepsi terhadap petugas kesehatan.
3. Bandingkan persepsi terhadap petugas kesehatan
a. persamaan dan perbedaan persepsi

b. Kesadaran akan fasilitas kesehatan


c. Mengatasi perbedaan
2.12.

Tujuan keperawatan
1. Negosiasi perubahan klien dan kelompok
2. Negosiasi preventif sebagai intervensi Respon klien dan kelompok.

2.13.

Outcome keperawatan
1. Implementasi intervensi
a. Prinsip yang utama (Invasi stressor, dukung koping positif, dll)
b. Preventif sekunder : (Perlindungan dasar, Dukung faktor positif
dalam meningkatkan status jari)
c. Preventif Tersier : (Mencapai status kesehatan yang tinggi, dukung
untuk mencapai tujuan, Koordinasi dan intregasikan sumber
layanan kesehatan)
d. Evaluasi hasil : Konfirmasikan hasil yang dicapai, reformasi tujuan

2.14.

Model Konsep Dasar Neuman

Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi:


stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima
variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi
(Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini akan diuraikan tentang masingmasing veriabel :
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan
ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil.
Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut
a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons
autoimmune.
b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga
atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya :
ekspektasi peran.
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada
stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neumans terdiri dari garis
pertahanan normal dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan
normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan
stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan
karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien.
Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis
pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat
melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan
bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit
dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor
tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa
variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan

tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian


dari garis pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal
atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh
atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis
pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh
sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien,
maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu
relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel
(fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel
terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
Sedangkan garis perlawanan menurut Neumans merupakan
serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar.
Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan
teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis
normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya mekanisme
sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon
stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif
maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.
3. Tingkatan pencegahan
a. Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan
yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap
stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan
kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan
flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan
mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko
atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah
raga dan perubahan gaya hidup.

b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai


setelah

ada

gejala

dari

stressor.

Pencegahan

sekunder

mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,


mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten
sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang
tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan
sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur
dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya
sehingga bisa menyebabkan kematian.
c. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada
perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.
Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap
stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi,
sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem
yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk
memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan
pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya.
Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran
energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai
suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek
yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi
oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.

Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem,


memiliki lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik,
psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga
dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara
wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara
wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya
berada

dalam

suatu

interaksi

dinamis.

Pernyataan

tersebut

membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masingmasing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik
menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang
secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor
dengan baik, sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system.
perubazhan

dapat

mempertahankan

kesehatan

secara

adekuat.

Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas


sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis,
maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi.
Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari
system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
5. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan
hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik
individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem,
genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
6. Intervensi
Merupakan

tindakan-tindakan

yang

membantu

untuk

memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan,


terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi

sebagai

peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi

terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan


terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap
stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan
sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada
tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah
faktor-faktor

interpersonal,

intrapersonal,

ekstrapersonal

dan

lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis,


sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Model Sistem Neuman ini
sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena
pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem
klien.
2.15.

Asumsi Dasar Betty Newman


1. Manusia merupakan individu unik yang memiliki rentang respon
normal.
2. Ada beberapa tipe stressor yang dapat mengganggu keseimbangan
individu ( normal line of defence) . Sifat dasar stressor dapat memiliki
efek yang luas terhadap manusia yang mungkin dapat mengganggu
garis keseimbangan fleksibel.
3. Manusia dapat berada pada rentang respon normal tergantung dari
garis pertahanan normal.
4. Garis pertahanan fleksibel adalah sebuah system reaksi yang dapat
digunakan sebagai

perlawanan seseorang terhadap stressor.Ketika

garis pertahanan fleksibel tidak dapat melindungi dari perlawanan


stressor maka stressor akan mengganggu keseimbangan seseorang.
5. Beberapa individu memiliki garis internal resisten yang dapat
mempertahankan keseimbangan dan dapat mengembalikan individu
tersebut ke garis normal.

6. Sehat atau sakit adalah komposisi yang dinamis dan saling


berhubungan antara individu baik fisiologis,psikologis,sosiokultural
dan status perkembangan.
7. Pencegahan primer adalah suatu usaha untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan factor resiko yang berhubungan dengan stressor.
8. Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan strategi
intervensinya.
9. Pencegahan tertier berhubungan dengan adaptasi sebagai proses
rekonstruksi
2.16.

Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan


Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi
perawat. Pengkajian tersebut di fokuskan pada pengkajian garis
pertahanan normal/mekanisme koping (neal, 1981). Perawat dapat
mengkaji factor resistensi internal individu, menurut Neal, 1981 kualitas
keseimbangan

individu

tergantung dari pertahanan

diri terhadap

stressor.Model ini juga dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan jiwa


(Beitler,Tkachuck,Aamodt, 1980). Hasil diskusi yang didapatkan adalah
stressor dapat diatasi pada tahap primer,sekunder dan tertier. Dalam
diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat dilakukan perawat dengan
memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai suatu cara
untuk mencegah terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat
berusaha

untuk

memberikan

bantuan

kepada

pasien

untuk

mengekspresikan perasaannya.Pada tahap tertier perawat mengusahakan


dengan memberikan support lingkungan terhadap pasien dengan krisis.
Model system dari Neuman juga sering digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan
struktur terbuka cocok untuk individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Model ditunjang oleh banyak teori dan mempunyai tujuan
yang bermanfaat (tool) pada perawatan kesehatan masyarakat untuk
mengorganisasikan data dan bimbingan praktek. Perawat kesehatan

masyarakat menekankan pada peningkatan kesehatan dan memperbaiki


kesehatan pada kelompok yang luas menghimpun individu (aggregates =
mengumpulkan), berbeda dengan dibutuhkan sendiri (solely) yang
difokuskan kepada kesehatan individu. (Beddome,1989). Model system
dari Neuman didasarkan pada system teori yang memungkinkan perawat
kesehatan menjelaskan paradigm perawatan dalam istilah-istilah yang
berlaku pada masyarakat ialah individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat dapat sebagai target pelayanan. Lingkungan didefinisikan
sebagai semua keadaaan internal dan eksternal atau pengaruh yang
berdampak kepada masyarakat. Faktor negative biasanya merujuk sebagai
stressors. Penekanan kepada dinamika interaksi antara masyarakat dan
lingkungan seperti pada gestalt theory (Neuman, 1989). Kesehatan untuk
masyarakat adalah suatu nilai nilai yang optimal atau tingkat yang
stabil.Bila system dalam masyarakat menyebabkan lebih bersemangat
(energy) dari biasanya, maka status kesehatan bergerak kedepan
negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energy berlebihan digunakan dari
produksi, maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati (Neuman,
1989 hal 33).
Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini
dapat

diterapkan

di Indonesia pada keperawatan komunitas dan

keperawatan jiwa,hal ini didukung dengan penelitian dan penerapan lebih


lanjut. Penerapan teori model Neuman adalah pada garis pertahanan diri
pada komunitas yang meliputi garis perthanan fleksibel, yaitu ketersediaan
dana, pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dll.Garis pertahanan
normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status
nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat
kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.Garis pertahanan
resisten yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat
pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari
imunisasi didaerah yang ada.Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer,sekunder dan tertier.

Dengan demikian stabilitas kesehatan klien dan keluarga dalam


lingkungan akan optimal.
2.17.

Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual Betty Neuman :


1. Kekuatan
a. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan
kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit
dan pendekatan interdisiplin.
b. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak
diterima dan diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan
dandiaplikasikan pada berbagai tempat perawatan meliputi
intensive care, gawat darurat, perawatan mental, perawatan anak,
perawatan dewasa dan keperawatan komunitas. Kemudian peran
keperawatan anastesi.
c. Model ini banyak digunakan di bidang penelitian dan pendidikan
keperawatan
d. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
e. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan
dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori
terlihat menarik. Diagram ini
menyediakan

mempertinggi kejelasan dan

perawat dengan tantangan tantangan untuk

pertimbangan
f. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid
dan Mekanisme sistem lebih jelas dan terarah
g. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan
eksternal dan internal yang berada disekitar klien.

Dimana

lingkungan diciptakan untuk menjaga homeostasis. Lingkungan


sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh stressor
h. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan
belajar dan berkembang

i. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta


peningkatan kualitas
j. Model Neuman terus menerus dikembangkan

oleh lembaga

Neuman dan mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia


sehingga Model Neuman terus-menerus mengalami perbaikan.
2. Kelemahan
a. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak
berdasarkan riset empiris murni keperawatan sehingga perlu teori
keperawatan lain sebagai pendukung agar dapat di terapkan
didalam keperawatan secara praktis.
b. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,
teori ini gagal mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap
pelayanan kesehatan
c. Hubungan antara perawat dan klien

dianggap sebagai domain

keperawatan tidak teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri


kurang karena lebih banyak melibatkan sistem
d. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan ( primer,
sekunder, tersier ), yang harus melibatkan orang banyak,
penangananya multidimensional dan membutuhkan biaya yang
banyak.
e. Teori

Neuman

menganggap

manusia

lebih

mengandalkan

kemampuan belajar, sedangkan manusia juga sebagai sistem


adaptif memiliki mekanisme koping, atau dengan kata lain manusia
dipandang hanya sebagai elemen dalam pelayanan.
BAB 3
APLIKASI MODEL KONSEP
3.1. Proses Keperawatan Berdasarkan Model Sistem
1.

Penilaian: Langkah pertama Neuman dari proses keperawatan sejalan


dengan penilaian dan diagnosis keperawatan dari proses keperawatan

enam fase. Menggunakan model sistem dalam tahap penilaian dari


proses keperawatan perawat berfokus pada mendapatkan klien data base
yang komprehensif untuk menentukan keadaan yang ada reaksi
kesehatan dan aktual atau potensial terhadap stresor lingkungan.
2.

Diagnosis keperawatan - sintesis data dengan teori juga menyediakan


dasar untuk diagnosis keperawatan. Pernyataan diagnostik keperawatan
harus mencerminkan kondisi seluruh klien.

3.

Hasil identifikasi dan perencanaan - itu melibatkan negosiasi antara


pemberi perawatan dan klien atau penerima perawatan. Tujuan
keseluruhan dari pemberi perawatan adalah membimbing klien untuk
menghemat energi dan menggunakan energi sebagai kekuatan untuk
bergerak di luar saat ini.

4.

Implementasi - tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data base


yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan
persepsi pengasuh dan kemungkinan untuk kompetensi fungsional di
lingkungan. Menurut evaluasi langkah ini menegaskan bahwa perubahan
diantisipasi atau diresepkan telah terjadi. Berbagai tujuan langsung dan
jangka disusun dalam kaitannya dengan tujuan jangka pendek.

5.

Evaluasi - evaluasi adalah perubahan diantisipasi atau diresepkan telah


terjadi. Jika tidak memenuhi tujuan yang direformasi.

3.2. CONTOH KASUS


1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
Nama

: Tn. AM

Usia

: 66 tahun

Jenis Kelamin

: Pria

Status

: Pernikahan menikah

b. K E L U H A N
Informasi yang dikumpulkan dari pasien dan istrinya. Pasien
menderita sakit perut yang parah skala 7, mual, muntah, sklera
ikhterik, nafsu makan berkurang (kurang dari 3x sehari) dan penurunan
berat badan (8kg dengan dalam 4 bulan). Pasien didiagnosis memiliki
karsinoma periampula satu minggu sebelumnya. Pasien menjalani
PROSEDUR-Pancreato duodenectomy operasi prosedur Whipple yaitu
pada 27/3/08. Psikologis terganggu tentang penyakitnya. Pasien
depresi dan tidak berinteraksi. Pasien terganggu oleh pikiran bahwa ia
menjadi beban bagi anak-anaknya karena harus di rawat di rumah
sakit. Terdapat pitting edema di daerah pergelangan kaki, dan
bertambah di malam hari dan tidak akan berkurang dengan
meninggikan kakinya. Pasien memiliki riwayat BPH beberapa bulan
yang lalu (2008 Januari) dan menjalani operasi TURP pada 17
Januari. Ia masih mengalami kesulitan BAK. Pasien memiliki riwayat
Diabetes sejak 28 tahun terakhir dan selama 4 tahun terakhir dia baru
mendapatkan injeksi H. Insulin (4U-0-0). Hal ini menambahkan
penderitaan pasien tentang kesehatannya.
Pasien adalah pensiunan guru sekolah, hidup dengan anaknya
dan keluarganya. Aktif di gereja dan berpartisipasi dalam pertemuan
kelompok masyarakat yaitu politik lokal. Memiliki pasangan dan
keluarga mendukung. Tidak memiliki kebiasaan merokok atau minum.
Menghabiskan waktu luang dengan membaca surat kabar, menonton
TV, menghabiskan waktu dengan anggota keluarga dan kerabat.
Pengkajian dari perawat didapatkan pasien kelelahan.
Mengalami penurunan berat badan (8 kg berat badan dengan dalam 4
bulan). Kesulitan BAK dan edema ekstremitas bawah. Pasien depresi.
Pasien mengalai nyeri akut pada lokasi yang dilakukan pembedahan
skala 7. Mual dan muntah sebelum dan sesudah operasi. Pasien cemas

terhadap pemulihan dan prognosis penyakit dan cemas terhadap


modifikasi gaya hidup yang harus diikuti.
c. PEMERIKSAAN FISIK
1)

Tinggi-162 cm

2)

Berat - 42 kg

3)

S : 37 C, N : 74x/menit, RR : 16x/menit

4)

TD : 130 / 78 mm Hg

5)

Visus mata normal. Konjungtiva anemis. Pupil bereaksi terhadap


cahaya.

6)

Terdapat edema di atas pergelangan kaki kiri

7)

Pasien memiliki keluhan mual, muntah, nafsu makan


berkurang. Bising usus berkurang 5x/menit. Perut tidak bisa di
palpasi karena adanya sayatan bedah.

8)

Pasien melakukan aktivitas dengan bantuan alat dan orang lain

9)

Paien telah mendapatkan imunisasi hepatitis sekitar 8 tahun yang


lalu

10)

Pasien mengatakan bahwa tidur berkurang karena rasa sakit dan


karena lingkungan bising.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi post operasi
Tujuan : Nyeri pasien berkurang (dari skala 7-5)
Tindakan Keperawatan
Pencegahan primer

Pencegahan sekunder

Pencegahan tersier

1.

2.

Menilai keparahan
menggunakan skala

relaksasi dan

kebersihan dan

nyeri

membuatnya untuk

mendorong dia

Periksa situs bedah

melakukannya

untuk menjaga

Dorong pasien

kebersihan pribadi

tanda infeksi atau

untuk mengalihkan

yang baik.

komplikasi

pikirannya dari rasa

Mendukung daerah

sakit dan untuk

keluarga dalam

dengan bantal

terlibat dalam

perawatan pasien

tambahan untuk

aktivitas yang

memungkinkan

menyenangkan

kerabat untuk

alignment normal

seperti mengambil

bersama klien

dan untuk mencegah

dengan orang lain

dalam rangka

Jangan biarkan

memberikan

Menangani area

pasien untuk

kesejahteraan

lembut. Hindari

melakukan aktivitas

psikologis kepada

penanganan yang

berat. Dan

pasien.

tidak perlu karena

menjelaskan pada

hal ini akan

pasien mengapa

keluarga tentang

mempengaruhi

aktivitas tersebut

langkah-langkah

proses

kontraindikasi.

manajemen rasa

Libatkan pasien

sakit.

2.

3.

4.

ramping daerah

dalam membuat

sekitar sayatan

keputusan tentang

bedah dan

perawatan sendiri

melakukan rias di

dan memberikan

tempat sayatan

dukungan

untuk mencegah

psikologis yang

segala bentuk

positif

infeksi
6.

mendidik klien
tentang pentingnya

penyembuhan
5.

1.

tentang teknik

beban
4.

Ajarkan pasien

nyeri dengan

untuk setiap tanda-

3.

1.

Menyediakan

5.

Memberikan

2.

3.

4.

5.

Libatkan anggota

Mendorong

Mendidik anggota

Memberikan
langkah-langkah
pencegahan primer
dan sekunder untuk
klien bila
diperlukan.

mendapat bantuan dari rasa sakit.

BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Secara garis besar teori sistem model Neuman mengemukakan
bahwa dalam memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau
pasien yang mengalami stress (gangguan mental) perawatan harus
melaksanakan pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan
memperhatikan faktor-faktor :
1.

Tekanan

2.

Struktur pokok sumber energi

3.

Struktur ketahanan

4.

Garis normal pertahanan

5.

Gangguan ketahanan

6.

Intervensi

7.

Tingkat-tingkat pencegahan

8.

Penyusunan kembali

Berdasarkan teori Betty Neuman diatas maka dapat kita simpulkan sebagai
berikut ;
1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai karakteristik yang
unik dan universal dan berada dalam pertukaran energi yang konstan
dengan lingkungan.
2. Hubungan antara variable-variabel klien: fisiologis, psikologis, sosio
kultural,

perkembangan

dan

spiritual

mempengaruhi

mekanisme

pertahanan klien dan menentukan respon klien.


3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap lingkungan yang
diperlihatkan pada keadaan baik dan sehat.
4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis pertahanan
normal.
5. Tindakan perawat difokuskan pada pencegahan primer, sekunder dan
tersier.

Empat komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut


teori betty neuman diantaranya : manusia, kesehatan, keperawatan dan
lingkungan.

4.2. Saran
1.

Model Neuman sangat luas sehingga


perlu terus menerus melakukan riset yang mendukung Model Neuman
untuk dapat di terapkan dilapangan keperawatan yang lebih luas baik di
lahan praktek, pendidikan, dan riset.

2.

Perlu

penjelasan

melalui

riset

keperawatan tentang peran perawat sesuai dengan Model Neuman.


3.

Perlu penjelasan lebih lanjut tentang


hubungan antara perawat klien sehingga dalam setiap tahapan pencegahan
tugas masing-masing pihak lebih jelas.

4.

Penerapan

Model

Neuman

yang

membutuhkan multidisiplin ilmu akan sangat komplek, sehingga


keperawatan harus harus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
disiplin ilmu lain. Hal ini dapat dilakukan pada saat keperawatan terus
menerus mengembangkan keilmuan melalui penelitian yang terintegrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Hidayat AA. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, Aziz Halimul. 2004 . Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta
: Salemba Medika
Kozier, et all. 2007. Praktik Keperawatan Profesional : Konsep & Perspektif.
Jakarta : EGC
Perry and Potter. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi VII. Jakarta: EGC
Tomey Ann Marriner, Alligood M.R. (WilliamHeinemann Medical Books. 2006).
Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA : Mosby Inc.
Wahid, Iqbal Mubarak. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: Salemba
Medika
Zulkahfi, et all. Keperawatan Komunitas.

Anda mungkin juga menyukai