Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Siklus Persediaan Dan Pergudangan
fisik, perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran
saldo ke buku besar.
a. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi.
1) Penggunaan biaya standar
2) Penelaahan biaya per unit
3) Penelaahan persediaan yang rusak, usang, perputarannya lambat atau salah saji.
4) Dokumen dan catatan yang memadai dari penghitungan fisik
5) Verifikasi intern oleh personel yang cakap dan independen
6) Kartu persediaan prenumbered.
b. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi.
Kerangka acuannya adalah daftar persediaan yang didapat dari klien.
c. Penilaian Persediaan
Metode penetapan harga harus sesuai dengan
mempertimbangkan nilai pasar dengan nilai penggantian.
GAAP,
konsisten
dan
Audit ini penting karena kekeliruan pada salah satu menyebabkan salah saji persediaan dan
HPP
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2013-2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Siklus Persediaan......................................................
10
16
19
22
3.2 Saran.........................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................
23
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas audit proses persediaan dan pergudangan untuk audit
atas laporan keuangan, konsep yang dicakup untuk penetapan risiko pengendalian dapat
diterapkan pada audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan
publik. Sisa dari bab ini membahas prosedur-prosedur substantif yang dilaksanakan auditor
untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang memadai atas akun-akun yang dipengarui proses
persediaan dan pergudangan. Siklus persediaan dan pergudangan sangat unik karena erat
kaitannya dengan siklus transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh langsung masuk ke siklus
persediaan dan pergudangan, masing-masing dari siklus perolehan dan pembayaran. Siklus
persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas.
BAB II
PEMBAHASAN
Persediaan dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada jenis usaha perusahaan
yang bersangkutan. Untuk usaha eceran dan perkulakan, persediaan terpenting adalah barang
dagang. Untuk rumah sakit, makanan dan obat-obatan. Perusahaan manufaktur memiliki
persediaan bahan baku, bahan lain untuk proses produksi, barang dalam proses manufaktur,
dan barang jadi tersedia untuk dijual.
2.1 PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan
usaha. Audit atas persediaan sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan
banyak waktu,karena:
a.
Pada umumnya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca,
dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
b.
Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik
serta penghitungannya
c.
d.
Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan
Penerimaan barang yang di order adalahbagian dari siklus perolehan dan pembayaran.
Barang diterima harus diperiksa kuantitas dan kualitasnya. Bagian yang menerima membuat
laporan penerimaan barang yang menjadi bagian daridokumentasi yang perlu sebelum
pembayaran dilakukan setelah inspeksi, barang dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan
dikirimkan kebagian pembelian, gudang dan hutang usaha.
-
MEMPROSES BARANG
Proses pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi
untuk masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan diproduksi secara
umum dipengaruhi order pelanggan. Ramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditetapkan, dan ekonomis tidaknya proses produksi seringkali bagian pengandalian
produksi, harus dibuat ketentuan yang mengatur kuantitas produksi, pengendalian barang
rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik terhadap barang dalam proses. Bagian
produksi harus mengadakan laporanproduksi dan barang rusak sehingga catatan akuntansi
dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat.
Dalam perusahaan manufaktur struktur pengendalian intern akuntansi biaya yang
baik adalah bagian penting dari fungsi proses barang. Struktur pengendalian intern diperlukan
untuk menunjukkan profitabilitas relatif berbagai produk, untuk perencanaan dan
pengendalian, dan untuk menilai persediaan bagi tujuan pelaporan keuangan. Ada dua jenis
sistem biaya secaa umum, walaupun banyakvariasi dan kombinasi dalam praktik: sistem joborder (pekerjaan order) dan proces cost (biaya proses).perbedaan utamanya adalah pada joborder biaya yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan orde tertentu, dan pada procescost biaya per unit produksi dialokasikan kepada tiap barang proses.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan laporan
yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari suatu pekerjaan atau
proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan atau produk selesai, biaya yang timbul
dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi didasarkan laporang bagian penerimaan
kas.
perpetual menyertakan biaya per unit, pencatatan akuntansi biayanya harus diintigrasikan
dalam suatu sistem komputer.
-
GAMBAR 18-3
Audit atas persediaan
Bagian audit
Memperoleh
penggajian
dan
kepegawaian
Transfer intern aktiva dan biaya
Pengiriman
barang
dan
pencatatan
pendapatan
dan
biaya
Pengamatan fisik persediaan
Penilaian harga dan kompilasi
persediaan
Struktur
pengendalian
akuntansi
biaya
intern
dari
pengendalian
lainnya
beragamnya
karena
jenis
membuat dan memasang rak dari baja. Juga perusahaan kecil dimana keterlibatan pemilik
cukup besar dalam proses produksi pencatatanya akan lebih sederhana dari perusahaan
manufaktur dengan berbagai produk.
-
sangat penting bagi manajemen sebagai alat bantu untuk penentuan harga, pengendalian
biaya dan costing persediaan.
-
Metodologi
perancangan
pengujian atas
pengendalian dan
Tetapkan risiko pengendalian
yangdirencanakan sistem akuntansi
biaya
pengujian
substantif atas
transaksi untuk
akuntansi biaya.
Mengevaluasi biaya
manfaatpengujian
pengendalian
Merancang
Saat pelaksanaan
Audit transaksi
Pengendalian fisik Pengujian auditor tentang memadai tidaknya pengendalian fisik
atas bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus dibatasi pada pengamatan dan
tanya jawab. Sebagai contoh, auditor harus memeriksa area penyimpanan dengan adanya
gudang yang terkunci. Adanya gudang yang terkunci dan di tangani oleh pegawai yang
berkompten biasanya terdapat sistem penyimpanan persediaan yang baik. Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan demikian tidak memadai sehingga sulit untuk
Catatan biaya per unit Mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku,
upah langsung dan overhead pabrik adalah bagian penting dari akuntansi biaya. Pencatatan
akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan
akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Catatan akuntansi
biaya berhubungan dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada baiktidaknya perancangan dan penggunaan pencatatan tersebut.
Dalam pengujian terhadap catatan biaya persediaan auditor harus memahami strukrur
pengendalian intern. Hal ini biasanya cukup memakan waktu karena arus biaya tersebut
biasanya berkaitan dengan pencatatan akuntansi lainnya, dan mungkin tidak begitu jelas
bagaimana struktur pengendalian intern berlaku pada pemindahan intern bahan baku, dan
untuk upah langsung serta overhead pabrik selama produksi berlangsung.
Setelah auditor memahami struktur pengendalian intern, pendekatan untuk verifikasi
melibatkan kosep yang sama dengan konsep yang dibahas dalam transaksi penjualan dan
pembelian. Manakala memungkinkan, lebih baik pengujian atas catatan akuntansi biaya
dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian untuk
menghindari pengujian ganda. Misalnya, saat auditor melakukan pengujian tansaksi
pembelian sebagai bagian dari pengujian terhadap siklus perolehan dan pembelian, lebih baik
kalau auditor juga menelusuri unit dan harga pe unit bahan baku ke berkas induk persediaan
perpetual, dan total biaya ke catatan akuntansi biaya. Demikian pula, jika data biaya gaji
dicatat untuk beberapa pekerjaan, lebih baik untuk menelusuri biaya dari laporan gaji ke
catatan biaya pekerjaan dalam bagian dari pengujian siklus penggajian dan kepegawaian.
Kesulitan yang besar dalamverifikasi catatan biaya persediaan adalah dalam
menetukan kelayakan suatu alokasi biaya. Contohnya, pengalokasian overhead pabrik ke
suatu produk menggunakan asumsi tertentu yang akan sangat mempengaruhi biaya
persediaan per unit dan pada gilirannya kewajaran penilaian persediaan. Dalam mengevaluasi
pengalokasian ini auditor harus mempertimbangkan kewajaran angka pembilang maupun
penyebut yang menghasilkan angka biaya per unit tersebut. Misalnya, dalam pengujian
alokasi biaya overhead pada persediaan dengan dasar biaya upah langsung, tingkat (rate)
overrhead tersebut harus kira-kira sama dengan biaya overhead pabrik aktual dibagi dengan
jumlah rupiah biaya upah aktual. Karena biaya overhead total diuji dalam rangka pengujian
atas silus perolehan dan pembayaran, dan upah lansung diuji dalam siklus penggajian dan
kepegawaian, menentukan kewajaran tingkat tersebut tidak begitu sulit. Tapi jika overhead
pabrik dialokasikan dengan dasr penggunaan mesin, auditor harus memverifikasi kewajaran
jan mesin melalui pengujian terpisah atas catatan pemakaian mesin. Satu pertimbangan
penting dalam mengevaluasi kewajaran semua alokasi biaya termasuk overhead pabrik,
adalah konsistensi dengan tahun sebelumnya.
2.5 PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan juga
pada siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur analitik yang
umum di pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa
dari prosedur analitik dibawah dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin
kotor.
PROSEDUR
ANALITIK
UNTUK
SIKLUS
PERSEDIAAN
DAN
PERGUDANGAN
Prosedur analitik
Bandingkan
persentase
Kemungkinan
marjin
salah
saji
pokok
keusangan
penjualan.
persediaan
yang
pokok penjualan dibagi dengan persediaan mempengaruhi persediaan dan harga pokok
rata-rata) dengan tahun sebelumnya.
penjualan.
Bandingkan persediaan biaya perunit Salah saji atau kurang saji biaya perunit,
dengan tahun sebelumnya.
pokok penjualan.
nilai persediaan yang diperluas dengan Salah saji dalam kompilasi, biaya perunit,
tahun sebelumnya.
atau
pengalian,
yang
mempengaruhi
saji
biaya
perunit
persediaan,
dengan tahun sebelumnya (biaya variabel khususnya biaya tenaga kerja langsung dan
harus disesuaikan jika ada perubahan overhead
volume).
pabrik,
yang
mempengaruhi
Bagian penting dari audit atas persediaan adalah melaksanakan segala prosedur yang
diperlukan untuk meyakinkan bahwa penghitungan fisik telah dinilai harganya dan kompilasi
secara memadai. Penetapan harga mencakup semua pengujian atas biaya per unit klien untuk
menetukan apakah sudah tepat. Kompilasi mencakup seluruh pengujian atas pengitikhsaran
penghitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan
dan penelusuran saldo ke buku besar.
-
Tujuan spesifik pengujian terimci atas saldo juga berguna untuk membahas prosedur
penilaian harga kompilasi. Tujuan dan pengujiannya disajikaan pada Tabel 18-3, kecuali
untuk tujuan pisah-batas. Urutannya, sekali lagi di ubah untuk memudahkan. Pengamatan
fisik, seperti telah dibahas
-
PENILAIAN PERSEDIAAN
Penilaian (harga) yang memadai untuk persediaan adalah salah satu bagian terpenting
dan paling memakan waktu dalam audit. Dlam melakukan pengujian harga, tiga halpenting
mengenai metode penetapan harga klien metode tersebut harus sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, penerapannya konsisten dari tahun-ke-tahun, dan harus
mempertimbangkan antara nilai pasar dengan nilai penggantian (replacement cost). Karena
metode verifikasi penetapan harga persediaan tergantung dari apakah persediaan tersebut
dibeli atau diproduksi sendiri, kedua katagori iniakan dibahas terpisah.
Menilai harga persediaan yang dibeli Jenis persediaan yang masuk dalam katagori
pertama terutam adalah bahan baku, suku cadang yang di beli, dan peralatan. Dalam langkah
pertama verifikasi penilaian persediaan yang dibeli, sangat penting untuk menegaskan apakah
dipakai metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang atau metode penilaian lain. Juga penting
untuk menetapakanbiaya apa yang harus diikutkan dalam penilaian suatu jenis persediaan
tertentu. Misalnya, auditor harus mengetahui apakah ongkos angkut, gudang, potongan, dan
biaya lain dibandingkan hasilnya dengan kertas kerja audit tahun sebelumnya untuk
memastikan konsistensi pemakaian metode tersebut.
Dalam memilih jenis persediaan tertentu untuk penetapan harga, penekanan harus
diberikan pada barang bernilai tinggi dan barang yang diketahui memilkifluktuasi harga yang
besar, walaupun juga sampel yang representatifdari tiap jenis barang dan bagian harus
diikutkan. Metode sampling variabel terstratifikasi atau moneter lazim digunakan dalam
pengujian ini.
Auditor harus menuliskan daftar persediaan yang akan diverifikasi dan meminta klien
menunjukkan: faktur pembeliannya. Adalah penting bahwa faktur yang cukup telah diperiksa
untuk seluruh jumlah persediaan dari artikel tertentu yang diuji. Khususnya yang memeekai
metode penilaian FIFO. Pemerikasaan faktur yang mencukupi adalah penting untuk
mengungkapkan situasi dimana klien menilai persediaan hanya dari faktur-faktur yang
terbaru, dan dalam beberapa kasus, mengungkapkan keusangan persediaan. Misalnya,
penilaian oleh klien untukjenis persediaan tertentu adalah Rp 24.000 per unit dalm 1.000 unit,
menggunakan metode FIFO. Auditor harus memeriksa faktur-faktur pembelian terakhir dari
jenis persediaan tersebut dalam tahun yang diaudit sampai mencakup penilaian untuk seluruh
1.000 unit tersebut. Jika pembelian terakhir adalah 700 unit dangan harga Rp 24.000 dan
pembelian sebelumnya adalah 600 unit seharga Rp 22.600, persediaan jenis tersebut akan
lebih saji sebesar Rp 420.000 (300 *Rp 1.400).
Jika klien memiliki berkas induk persediaan perpetual yang mencantumkan harga beli
per unit, biasanya lebih baik untuk menelusuri biaya per unit ke catatan perpetual daripada ke
faktur pemasok. Dalam banyak kasus, hal ini mengurangi biya verifikasi penilaian persediaan
secara signifikan. Tentunya, jika catatan perpetual digunakan untuk verifikasi biaya per unit,
adalah perlu untuk menguji biaya per unit dalam catatan perpetual ke faktur pemasok sebagai
bagian dair pengujian siklus perolehan dan pembayaran.
Menilai harga perssdiaan yang diproduksi Auditor harus mempertimbangkan biaya
bahan baku, upah langsung, overhead pabrik dalam menilai barang dalam proses dan barang
jadi. Perlunya verifikasi unsur-unsur ini membuat audit untuk barang dalam proses dan
barang jadi lebih kompleks dari persediaan yang dibeli. Tetapi, pertimbangan seperti
menentukan barang yang akan diuji, menguji mana yang lebih rendah antara harga beli dan
harga pasar dan kemungkinan keusangan dapat diterapkan juga disini.
Dalam menilai bahan baku dalam barang yang diproduksi, perlu dipertimbangkan
biaya per unit dan jumlah unit bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu unit
barang jadi. Biaya per unit dapat diverifikasikan dengan cara yang sama dengan persediaan
yang dibeli, dengan memeriksa faktur penjual mauppun catatan induk perpetual. Kemudian
harus diperiksa spesifikasi teknisnya, barang jadi yang dihasilkan, dan menelaah metode lain
untuk menentukan jumlah unit yang dibutuhkan untuk memproduksi satu barang tersebut.
Sejalan dengan diatas,biaya upah langsung perjam dan jumlah jan yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu unit barang jadi harus diverifikasi ketika menguji biaya upah
langsung. Biaya upah per jam dapat diverifikasi dengan membandingkannya ke penggajian
pekerja atau kontrak kerja. Jumlah jam yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut
dapat ditentukan dari spesifikasi teknis atau sumber sejenis.
Penetapan biaya overhead pabrik yang memadai untuk barang dalam proses dan
barang jadi tergantung pada pendekatan yang digunakan klien. Adalah perlu untuk memeriksa
konsistensi pemakaian metode dan kelayakan pemakaiannya, serta menghitung ulang
penghitungan biaya tersebut untuk meyakinkan ketetapannya. Misalnya, jika tingkat
overhead pabrik didasarkan pada jumlah upah langsung, auditor dapat membagi jumlah biaya
overhead dengan biaya upah langsung untuk menentukan overhead yang sebenarnya. Tingkat
overhead ini kemudian dibandingkan dengan yang digunakan klien untuk menetukan biaya
per unit.
mempertimbangkan mana harga yang lebih rendah antara biaya historis dangan biaya
penggantian (replacement). Biaya persediaan dalam faktur penjualan terbaru pada tahun
setelah tanggal neraca adalah cara yang efektif untuk mmenguji biaya penggantian, tapi juga
perlu dipertimbangkan biaya jual kembali dari persediaan tersebut dan kemungkinan fluktuasi
harga yang cepat. Akhirnya, dalam proses evaluasi perlu dipertimbangkan juga kemungkinan
terjadinya keusangan persediaan.
Kalau klien menggunakan catatan biaya standar. Metode penentuan penilaian yang
efesien daan bermanfaat adalah dengan menelaah dan menganalisis varians. Kalau varians,
bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik kecil, catatan biaya tersebut merupakan bahan
bukti yang andal.
2.7 MEMADUKAN PENGUJIAN
Bagian tersulit untuk memahami audit atas siklus persediaandan pergudangan adalah
mengenai hubungan antar berbagai pengujian yang berbeda yang dilakukan auditor untuk
menetukan apakah persediaan dan harga pokok penjualan disajikan secara wajar. Pembahasan
berikut ini dirancang untuk menolong pembaca memahami audit atas siklus persediaan dan
pergudangan sebagai serangkaian pengujian pengujian yang terpadu.
Pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran Saat auditor melakukan vrifikasi
perolehan sebagai bagian dari pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran, bahan bukti
dikumpulkan mengenai akurasi pembelian bahan baku dan semua biaya overheaad pabrik,
kecuali upah. Biaya pembelian ini dapat mengalir langsung ke harga pokok penjualan atau
menjadi bagian terpenting dari persediaan akhir bulan, barang dalam proses, atau barang jadi.
Dalam audit yang berkaitan dengan berkas induk persediaan perpetual, adalah umum untuk
mengujinya sebagai bagian dari prosedur penggajian atas transaksi dalam siklus perolehan
atas pembayaran. Sejalan dengan itu, kalau hanya manufaktur dimasukkan pada satu
pekerjaan saja atau pada proses, biasanya biaya tersebut diuji sebagai bagian dari siklus yang
sama.
Pengujian atas siklus penggajian dan kepegawaian
verifikasi biaya buruh, komentar yang sama diterapkan seperti pada pembelian. Dalam
kebanyakan kasus, pencatatan biaya akuntansi untuk upah buruh langsung dan tidak langsung
dapat diuji sebgai bagian dari pengujian siklus penggajian dan kepegawaian jika ada
perencanaan yang memadai.
Pengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas Walaupun hubungan anara
siklus penjualan dan penerimaan kas dengan siklus persediaan dan pergudangan tidak terlalu
dekat dibandingkan kedua siklus sebelum ini. Tetapimasih tetap penting. Kebanyakan
pengujian audit untuk penyimpanan barang jadi, juga pengiriman barang dan pencatatan
penjualan dilakukan dalam pengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Disamping
itu, kalau pencatatan biaya standar diterapkan, adalah mungkin untuk menguji harga pokok
penjualan standar pada waktu yang bersamaan ketika pengujian atas penjualan dilaksanakan.
Pengujian atas akuntansi biaya Pengujian atas akuntansi biaya dimaksudkan untuk
melakukan verifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan yang tidak diverifikasi
dalam tiga siklus yang telah dibahas. Pengujian dilakukan pada pengendalian fisik,
pemindahan biaya bahan baku ke barang dalam proses, pemindahan biaya barang yang
selesai ke barang jadi, berkas induk persediaan perpetual, dan catatan biaya per unit.
Persediaan fisik, kompilasi dan penetapan harga
mendasar dalam siklus persediaan dan pergudangan adalah bahwa harga pokok penjualan
adalah hasil dari persediaan awaldi tambah pembelian bahan baku, upah buruh langsung, dan
biaya pabrik lainnya dikurangi persediaan akhir. Kalau pendekatan audit untuk persediaan
dan harga pokok penjualan dilakukan dengan asumsi ini, pentingnya persediaan akhir sangat
jelas. Persediaan fisik, kompilasi, dan penetapan harga masing-masing sangat penting dalam
audit karena kekeliruan pada salah satu mengakibatkan salah satu mengakibatkan salah
sajinya persediaan dan harga poko penjualan.
Dalam pengujian persediaan fisik, adalah mungkin untuk mengandalkan berkas induk
persediaan perpetual, kalau catatan tersebut telah diuji dalam salah satu pengujian siklus yang
telah dibahas. Bahkan, kalau catatan induk perpetual persediaan dianggap dapat diandalkan,
auditor dapat pengamatandan menguji penghitungan fisik pada saat waktu dalam tahun
berjalan, dan mengandalkan catatan perpetual untuk mendapatkan catatan kuantitas yang
memadai.
Dalam pengujian biaya per unit, juga dimungkinkan untuk mengandalkan, sampai
tingkat tertentu, pengujian dari catatan biaya yang dibuat pada saat pengujian siklus transaksi.
Keberadaan catatan biaya standar juga berguna dalam hal perbandingan dengan biaya per unit
yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan waktu dalam
audit, karena hal-hal berikut :
Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang
melibatkan modal kerja.
Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan
biaya manufaktur ke persediaan.
Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai
metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun terlebih lagi sering perusahaan
menggunakan metode penilain persediaan yang berada untuk jenis persediaan yang berbeda.
3.2 Saran :
Mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca tentang Audit Atas Siklus Persediaan dan Pergudangan. Harapan
penulis dengan adanya makalah ini juga agar dapat membantu sipembaca untuk
memahaminya, walaupun mungkin kurang komprehensif, namun dengan begitu diharapkan
dapat membantu seperlunya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder dan Beasley, 10th edition, Auditing and Assurance Services, 2005, Prentice Hall.
www. Google.com
Sumber : Auditing II Audit Atas Siklus Persediaan dan Pergudangan.
Memroses barang
Menyimpan barang jadi
Mengirim barang jadi
Proses Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan bermula dengan permintaan bahan
baku untuk produksi. Permintaan pembelian digunakan untuk memesan
barang persediaan oleh bagian pembelian. Permintaan diawali oleh
pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang
ditentukan sebelumnya, pemesanan harus dilakukan atas bahan baku
yang
dibutuhkan
untukmemproduksi
pesanan
pelanggan,
atau
pemesanan diawali atas dasar perhitungan periodik oleh orang yang
berwenang.
Menerima Bahan Baku
Bahan yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian
penerimaan menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi bagian dari
dokumentasi penting sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi,
bahan baku dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan atau notifikasi
elektronik tentang penerimaan barang biasanya dikirim ke bagian
pembelian, gudang, dan hutang usaha.
Menyimpan Bahan Baku
Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang
sampai diperlukan oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari
persediaan atas penunjukan permintaan bahan baku, pesanan pekerjaan,
dokumen yang sama atau pemberitahuan elektronik yang layak disetujui
yang menunjukkan jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan.
Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui berkas induk
persediaan perpetual dan membukukan pemindahan dari perkiraan bahan
baku
ke
barang
dalam
proses.
Memroses Bahan Baku
Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Penentuan jenis
barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan
tertentu dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang
jadi yang ditentukan lebih dulu, dan volume produksi yang paling hemat.
Didalam berbagai bagian produksi, ketentuan harus dibuat guna
mengatur kuantitas yang diproduksi, pengendalian barang rusak,
pengendalian kualitas, dan perlindungan pisik bahan baku dalam proses.
Menyimpan Barang Jadi
Menilai harga
pergudangan
dan
mengkompilasi
persediaan
Persediaan
dan
penting bagi auditor untuk hadir pada saat perhitungan persediaan secara
fisik
dilakukan.
Tujuan Audit Terkait-Saldo dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk
Pengamatan
Fisik
Persediaan.
Tujuan Audit Terkait-Saldo Prosedur Pengamatan Fisik Persediaan Umum
Komentar
Persediaan yang dibukukan dalam kartu secara fisik ada (keberadaan)
Pilih sampel secara acak dari nomor kartu dan bandingkan dengan nomor
yang
ada
pada
fisik
persediaan.
Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama penghitungan
Tujuannya adalah menemukan diikutkannya barang fiktif dalam
persediaan
Persediaan yang ada telah dihitung dan diberikan kartu untuk memastikan
tidak ada yang hilang (kelengkapan) Periksa persediaan untuk
menyakinkan
bahwa
telah
diberi
kartu.
Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama perhitungan.
Tanyakan
apakah
ada
persediaan
di
lokasi
lain.
Hitung semua kartu yang dipakai dan tidak dipakai untuk memastikan
tidak
ada
yang
hilang
atau
sengaja
dihilangkan.
Bukukan nomor kartu untuk yang terpakai dan belum terpakai guna
tindaklanjut berikutnya. Perhatian khusus harus diberikan ke kelalaian
mencantumkan
persediaan
dalam
jumlah
besar.
Persediaan dihitung akurat (keakuratan) Hitung kembali penghitungan
klien untuk menyakinkan pembukuan yang akurat pada kartu (juga
periksa deskripsi dan unit penghitungan seperti lusin atau grosir).
Bandingkan penghitungan fisik dengan berkas induk persediaan
perpetual. Catat penghitungan klien untuk pengujian berikutnya.
Membukukan penghitungan persediaan yang dilakukan klien dalam kertas
kerja pemeriksaan pada lembar penghitungan pada lembar penghitungan
persediaan
yang
dilakukan
karena
dua
alasan
:
untuk
mendokumentasikan bahwa pemeriksaan fisik yang memadai telah
dilakukan dan untuk menguji kemungkinan bahwa klien mengubah hasil
penghitungan
setelah
auditor
meninggalkan
lokasi.
Persediaan diklasifikasikan dengan benar dalam kartu (klasifikasi) Periksa
deskripsi pada kartu dan bandingkan dengan persediaan fisiknya untuk
bahan
baku,
barang
dalam
proses,
dan
barang
jadi.
Evaluasi apakah persentase penyelesaian yang tercatat pada kartu untuk
barang dalam proses itu memadai. Pengujian tersebut akan dilakukan
sebagai bagian dari prosedur pertama dalam tujuan keakurasian.
Informasi diperoleh untuk memastikan penjualan dan pembelian
persediaan dibukukan dalam periode yang layak (pisah batas) Catat
dalam kertas kerja pemeriksaan untuk tindak lanjut bagi nomor terakhir
dokumen
pengiriman
yang
digunakan
pada
akhir
tahun.
Yakinkan bahwa persediaan barang tersebut-tidak diikutkan dalam
penghitungan
fisik.
Telaah area pengiriman barang untuk persediaan yang disisihkan untuk
dikirim,
tapi
tidak
dihitung.
Catat dalam kertas kerja pemeriksaan untuk tindak lanjut berikutnya atas
Penerapannya
konsisten
dari
tahun
ke
tahun
Harus mempertimbangkan antara nilai pasar dan nilai pengganti
(replacement
cost).
Tujuan Audit Terkait-Saldo dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk
Penetapan
Harga
dan
Kompilasi
Persediaan
Tujuan Audit Terkait-Saldo Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan
Komentar
Persediaan dalam skedul persediaan sesuai dengan perhitungan fisik,
perkalian, dan Penjumlahan adalah benar dan sesuai dengan buku besar
(kecocokan rincian) Lakukan pengujian kompilasi (lihat tujuan keberadaan,
kelengkapan, dan keakurasian). Jumlahkan skedul daftar persediaan untuk
bahan
baku,
barang
dalam
proses,
dan
barang
jadi.
Telusuri total ke buku besar. Perluas kuantitas kali harga pada unsur yang
terpilih. Kecuali jika pengendalian lemah, pengujian atas perkalian dan
penjumlahan
seharusnya
dibatasi.
Persediaan dalam skedul daftar persediaan adalah ada (keberadaan)
Telusuri persediaan yang terdaftar dalam skedul ke kartu persediaan dan
catatan penghitungan auditor untuk mengetahui keberadaan dan
deskripsinya. Enam tujuan berikutnya akan dipengaruhi oleh hasil
pengamatan
persediaan
secara
fisik.
Nomor kartu dan penghitungan diverifikasi sebagai bagian dari
pengamatan persediaan fisik ditelusuri ke skedul daftar persediaan
sebagai
bagian
dari
pengujian
ini.
Persediaan yang ada termasuk di dalam skedul daftar persediaan
(kelengkapan) Catat dan hitung nomor kartu yang tidak terpakai dalam
kertas kerja untuk menyakinkan bahwa tidak ada kartu yang
ditambahkan.
Telusuri data kartu persediaan ke skedul daftar persediaan untuk
menyakinkan
bahwa
kartu
tersebut
telah
masuk.
Hitung nomor yang tidak terpakai untuk menyakinkan bahwa tidak ada
kartu
yang
dihilangkan.
Persediaan di dalam skedul daftar persediaan adalah akurat (keakurasian)
Telusuri daftar persediaan dalam skedul ke kartu persediaan dan catatan
penghitungan
jumlah
dan
deskripsi
auditor.
Lakukan
pengujian
penetapan
harga
persediaan.
Persediaan di dalam skedul daftar persediaan diklasifikasikan dengan
layak (klasifikasi) Verifikasi klasifikasi bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi dengan membandingkan deskripsi pada kartu persediaan
beserta pengujian pencatatan pengitungan auditor dengan skedul daftar
persediaan.
Persediaan di dalam skedul daftar persediaan dinyatakan pada nilai yang
dapat direalisir (nilai yang dapat direalisir) Lakukan pengujian biaya
perolehan atau harga pasar manakah yang paling rendah, demikian pula
harga
jual
dan
keusangan.
Klien berhak atas persediaan didalam skedul daftar persediaan (hak)
Telusuri kartu persediaan yang diidentifikasi sebagai barang yang tidak
dimiliki selama pengamatan fisik ke skedul daftar persediaan untuk
menyakinkan
barang
ini
tidak
dimasukkan.
Telaah kontrak dengan pemasok dan pelanggan dan lakukan tanya jawab
ke manajemen mengenai kemungkinan masuknya konsinyasi atau
persediaan yang bukan dimiliki lainnya atau tidak dimasukkannya barang
yang
dimiliki.
Persediaan dan perkiraanterkait dalam siklus persediaan dan
pergudangan disajikan dan diungkapkan dengan benar (penyajian dan
pengungkapan)
Periksa penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang mencakup :
pemisahan pengungkapan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
Deskripsi yang memadai atas metode penghitungan harga perolehan
persediaan.
Deskripsi
persediaan
yang
digadaikan
Memasukkan penjualan dan komitmen pembelian yang signifikan
Penggadaian persediaan dan komitmen penjualan biasanya tidak
diungkapkan
sebagai
bagian
dari
pengujian
audit
lainnya.
INTEGRASI
PENGUJIAN
Bagian tersulit untuk memahami audit atas siklus persediaan dan
pergudangan adalah menebak nebak saling terkaitnya antar berbagai
pengujian yang berbeda yang dilakukan auditor untuk menentukan
apakah persediaan dan harga pokok penjualan disajikan secara wajar,
pengujian
pengujian
tersebut
terdiri
dari
:
Pengujian
Siklus
Perolehan
dan
Pembayaran
Pengujian
Siklus
Penggajian
dan
Kepegawaian
Pengujian
Siklus
Penjualan
dan
Penerimaan
Kas
Pengujian
Akuntansi
Biaya
Persediaan
fisik,
Penetapan
Harga,
dan
Kompilasi
KESIMPULAN
Karena kesulitan yang berhubungan dengan penetapan keberadaan dan
penilaian persediaan, maka siklus tersebut seringkali merupakan bagian
audit
yang
paling
makan
banyak
waktu
dan
kompleks.
Siklus ini jug unik karena banyak pengujian masukan kepada siklus diuji
sebagai
bagian
dari
audit
siklus
lainnya.
Pengujian yang dilaksanakan sebagai bagian dari siklus persediaan dan
pergudangan fokusnya pada catatan akuntansi biaya, pengamatan
persediaan secara fisik, dan pengujian penetapan harga pokok dan
kompilasi saldo akhir persediaan.