Epidemiologi
Insiden LMK 1-2 kasus per
penduduk pertahun
insiden
meningkat
perlahan
meningkatnya
umur
dan
pertengahan 40 tahun, 12-30%
adalah umur 60 tahun
insiden
lebih
tinggi
pada
dibandingkan wanita
100.000
dengan
sampai
pasien
laki-laki
Manifestasi klinik
Gout arthritis
Dwarf megakaryocytes
Pseudo-Gaucher cells
Pseudo-Gaucher cells
Komplikasi
Masalah Metabolik
Cepatnya
sitolisis
hiperurikemia,
hiperkalemia dan hiperfosfatemia.
Terapi pemberian cairan yang cukup,
alkalinisasi dan pemberian allupurinol.
Hiperleukositosis
Jika
leukosit>50.000200.000/mm3,
penderita harus diterapi secara simultan
dengan obat sitotoksik seperti hidroksiurea
50-75 mg/kgbb/hari dengan infus intravena.
Priapism
obstruksi oleh leukemia dan penyumbatan pada korpora
kavernosa akibat tertekannya saraf dan vena oleh pembesaran
lien.
Terapi analgetik, pemberian cairan yang cukup, kompres
hangat, radioterapi (pada penis atau lien) dan pemberian
kemoterapi dosis tinggi (50-74 mg/kgbb/hari intravena).
Leukemia Meningeal
Gejala paralisis SSP dan udema papil.
Diagnosis ditemukannya sel blas pada cairan cerebrospinal.
Terapi metotreksat.
Myelofibrosis
LMK sering terjadi bersama-sama dengan myelofibrosis dan
akan meningkatkan produksi kolagen pada sumsum tulang atau
terjadi penurunan degradasi kolagen.
Prognosis
Harapan hidup rata-rata penderita LMK adalah 3-4
tahun dari saat diagnosis ditegakkan.
Kematian biasanya terjadi beberapa bulan setelah
mengalami fase akselerasi dari fase kronik. Bila telah
sampai pada fase blas maka kematian akan terjadi
setelah 1-5 bulan akibat kegagalan sumsum tulang.
Petanda prognosis buruk adalah :
1. Splenomegali (>5 cm di bawah arkus, kosta)
2. Trombositopenia (<150/mm3 atau >500.000/mm3)
3. Leukositosis berat (>100.000/mm3)
4. Proporsi sel blas meningkat (>1%) atau terdapat
granulosit imatur (>20%)
Daftar pustaka
Athens J.W. Chronic myeliod leukemia. In: Lee GR, Bithell TC, Foerster J, Athens JW, Lukens JN, editors.
Wintrobe.s Clinical Hematology. 9th ed. Philadelphia: Lea & Febiger; 1993.p.1969- 90.
Price, S., A., Wilson, L., M., 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6th ed), Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Faderi, S., Talpaz, M., Estrov, Z., O.Brein, S., Kurzrock, R., Kantarjin, H.M. 2004. The biology of chronic
myeloid leukemia. New Englands Journal Medicine. 341:164-172.
Hoffbrand, A. V., Pettit, J. E., Moss, P.A.H., 2005. Kapita Selekta Hematologi, (4th ed), EGC, Jakarta.
Kantarjian H., Pasquini R.,Hamerschlak N.,Rousselot P.,Holowiecki J., Jootar S., et al. 2007. Dasatinib
or high-dose imatinib for chronic-phase chronic myeloid leukemia after failure of first-line imatinib: a
randomized phase 2 trial, Journal of The American Society of Hematology. 12: 5143-5150
Nafrialdi, Gan, S., R., 2007. Farmakologi dan Terapi (5th ed),Balai Penerbit FKUI, Jakarta.