Anda di halaman 1dari 15

Makalah Teknologi Pengemasan dan

Penyimpanan
PRODUK INOVATIF: OBH BAPER

Disusun Oleh : Kelompok 11


Elisabeth / 1306371035
Ega Adi Surya / 1306412174
Itamar Pascana Ningrum / 1306371016
Seffiani / 1306370783
Yoshua Reynaldo / 1206263414

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok 2015

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehendakNya makalah dengan judul Teknologi Penyimpanan dan Pengemasan Produk
Inovatif: OBH BAPER dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan tugas akhir mata kuliah pilihan teknologi
penyimpanan dan pengemasan yaitu berupa produk inovatif. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk menyalurkan gagasan baru mengenai pengemasan suatu produk yang
belum ada sebelumnya. Selain itu, makalah ini juga membahas mengenai cara kerja
teknologi pengemasan pada produk inovatif yang ditawarkan, serta keuntungan yang
bisa didapatkan.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, karena bimbingan dari
berbagai pihak, tugas ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya.
Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dianursanti selaku dosen pada mata kuliah Teknologi Pengemasan yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar
tugas makalah ini dapat menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Depok, 30 Mei 2015

Tim Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................
i
Daftar Isi ...................................................................................................................................
ii
Daftar Gambar ...........................................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................
1
1.2 Perumusan dan Tujuan ..........................
2
1.2.1 Waktu Penyimpanan atau Shelf Life ..................................................................................
3
1.2.2 Metode Konsumsi .............................................................................................................
3
1.2.3 Sanitasi ..............................................................................................................................
3
1.2.4 Tampak Luar Kemasan ......................................................................................................
3
BAB II : ISI
2.1 Aspek Penting Kemasan Obat ..............................................................................................
3
2.2 Spesifikasi Kemasan Inovasi Obat .......................................................................................
3
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................
40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
42

Daftar Gambar
Gambar 1. Contoh Botol Pump..................................................................................................
4
Gambar 2. Prototype Bentuk Wadah Inovasi Obat Batuk...........................................................
5
Gambar 3. Prototype Kemasan Inovasi Obat Batuk ..................................................................
5
Gambar 4. Mekanisme Penguncian Pump .................................................................................
5
Gambar 5. Kemasan Sekunder Obat ..........................................................................................
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengemasan merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kualitas
dan nilai guna produk yang dijual atau yang akan digunakan. Salah satu produk
yang membutuhkan perhatian yang khusus dalam hal pengemasan adalah obat.
Indonesia, yang merupakan negara berkembang dan beriklim tropis, memiliki
masalah banyaknya bibit penyakit berupa mikroorganisme seperti virus dan
bakteri yang menyebabkan penyakit seperti flu-batuk, demam, diare, muntaber,
dan sebagainya. Tingginya risiko terkena penyakit membuat ketersediaan obat
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pengemasan obat yang biasa
digunakan secara umum masih memiliki kekurangan, terutama dalam kriteria
isolasi produk di dalam kemasan yang digunakan. Kemasan yang berlaku dijual
secara umum masih memiliki kendala dalam isolasi produk yang dijual di
dalamnya. Contoh yang digunakan secara luas adalah kemasan dengan penutup
knop yang dapat berisiko penutupan yang kurang erat atau kurangnya performansi

penutup seiring dengan waktu, sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi


pada obat, baik masuknya mikroorganisme atau terjadi kontak dengan lingkungan
sekitar yang menyebabkan obat rusak. Selain terjadinya kontaminasi, kemasan
obat yang digunakan secara luas memiliki kesulitan dalam penuangan isi obat,
yang terkadang dapat membuat konsumsi obat tidak sesuai takaran yang
diperlukan. Kemasan yang sudah lama digunakan memiliki banyak kekurangan
dan membuat kesulitan dalam mengkonsumsi obat, oleh karena itu, diperlukan
inovasi kemasan obat yang dapat menjadi solusi kekuarangan kemasan tersebut.
Dalam makalah ini, kami akan memberikan ide kemasan inovatif obat yang dapat
digunakan sebagai alternatif kemasan obat yang secara umum digunakan. Kami
berharap ide baru kemasan obat kami dapat bermanfaat bagi memperdalam ilmu
teknologi pengemasan.
1.2 Perumusan dan Tujuan
Masalah utama yang terjadi dalam pengemasan obat, seperti yang sudah
dijelaskan di bagian sebelumnya, merupakan bahaya kontaminasi yang
memungkinkan merusak obat sehingga tidak layak atau berbahaya bila
dikonsumsi. Tujuan dalam makalah yang akan dibahas adalah menuntaskan
masalah pengemasan obat terkini yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan
menggunakan pengemasan yang inovatif. Untuk membuat kemasan yang inovatif,
diperlukan perumusan konsep kemasan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
tentang desain bagian luar dan dalam kemasan, cara pembukaan kemasan, cara
penggunaan, gambar yang digunakan, dan lainnya. Dengan itu, diperlukan studi
konsep kemasan sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebagai referesi untuk
membuat desain kemasan yang akan dibuat. Berikut akan dibahas kriteria konsep
yang diperlukan dalam desain kemasan.
1.2.1. Waktu Penyimpanan atau Shelf Life
Shelf life merupakan hal yang paling penting dalam teknologi
pengemasan dan penyimpanan. Pada obat, shelf life penting untuk memelihara

kualitas dan kelayakan pakai obat, hal ini perlu diperhatikan karena risiko
yang tinggi apabila menkonsumsi obat yang sudah rusak.
Shelf life obat bergantung pada kemasan dan penyimpanan.
Penyimpanan dengan suhu atau keadaan tertentu akan membuat shelf life
suatu obat bertambah atau berkurang. Dalam penyimpanan, sifat obat adalah
yang berpengaruh pada shelf life nya. Dalam pengemasan, karakteristik
kemasan obat adalah yang mempengaruhi waktu penyimpanan pada obat.
Waktu penyimpanan berdasarkan kemasan ditentukan oleh kemampuan
kemasan

mengisolasi

produk

tersebut.

Untuk

meningkatkan

waktu

penyimpanan, diperlukan kemasan dengan bahan yang kuat (gaya tarik antar
molekul kuat) dan menutup produk secara keseluruhan. Bahan yang dapat
digunakan sebagai kemasan obat adalah gelas dan plastik. Bahan ini umum
digunakan dan relative mudah didapat. Selain itu, bahan tersebut memiliki
ketahanan yang cukup kuat. dan sifatnya yang non reaktif Untuk penambahan
shelf life, belum ada inovasi yang signifikan, selain penggunaan bahan
tertentu yang lebih tahan pada keadaan lingkungan, seperti plastik.
1.2.2. Metode Konsumsi
Obat yang memiliki banyak jenis memiliki cara konsumsi masingmasing seperti tablet, kapsul, obat sirup, dan lainnya. Meskipun metode
konsumsi terlihat bukan aspek yang signifikan, aspek ini memiliki peran
dalam pemasaran. Metode konsumsi yang mudah dan unik dapat
meningkatkan minat konsumer untuk membeli obat. Beberapa kemasan obat
menyediakan cara yang mudah untuk penggunaannya, beberapa contoh
inovasi adalah penggunaan sendok dengan takaran yang berbeda sesuai
dengan umur dan penggunaan penekan untuk mengeluarkan obat dengan
takaran tertentu.
1.2.3. Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu hal yang terpenting pada obat, untuk
menghindari potensi kontaminasi dari lingkungan atau mikroorganisme. Hal

ini dapat dicapai dengan menggunakan bahan tertentu atau menggunakan


kemasan sekunder. Secara inovasi, belum ada inovasi yang signifikan dalam
penjaga sanitasi pada obat.
1.2.4. Tampak Luar Kemasan
Tampak luar kemasan digunakan untuk membuat menarik produk
yang akan dijual, selain itu tampak luar seperti desain atau label sangat
penting dalam kegiatan jual-beli untuk menarik potensi pembeli. Tampak luar
pada obat dapat bemacam-macam dan tidak harus dalam bentuk botol dalam
praktiknya. Inovasi pada konsep ini cukup banyak, dengan mayoritas
memiliki inovasi pada bentuk kemasan obat yang berbeda dengan lainnya dan
unik untuk menarik pembeli.
BAB II
ISI
2.1 Aspek Penting Kemasan Obat
Kemasan merupakan suatu pelapis yang digunakan untuk melindungi
produk di dalamnya. Setiap jenis kemasan akan memiliki kriteria dan spesifikasi
khusus bergantung pada jenis produk yang dikemasnya. Secara umum, sebuah
kemasan harus memenuhi setidaknya sembilan kriteria umum, antara lain:
Dapat melindungi produk dari kerusakan, baik kerusakan fisik ataupun
kerusakan kimiawi (kerusakan karena perubahan kadar air, kerusakan karena
radiasi matahari, kerusakan karena reaksi produk dengan kemasan, dan

sebagainya)
Mudah dibuka dan ditutup kembali
Ergonomis, nyaman saat digenggam dan digunakan
Mudah didistribusikan
Efisien dan ekonomis
Memiliki dimensi yang sesuai dengan tujuan produk yang dikemas
Mudah dibuang dan tidak beracun
Mudah dibentuk
Dapat menunjukkan informasi dari produk yang dikemasnya.

Selain aspek-aspek yang menunjang fungsi utama kemasan yaitu


melindungi produk di dalamnya, sebuah kemasan juga dapat meningkatkan daya
tarik produk tersebut. Sebuah kemasan yang menarik dapat meningkatkan harga
jual dari produk yang dikemasnya. Dengan demikian, sebuah kemasan selain
harus dapat melindungi produknya, tetapi juga harus mampu meningkatkan daya
tarik konsumen akan produk tersebut.
Pada kemasan obat, terdapat beberapa aspek tambahan lain yang perlu
untuk diperhatikan. Kemasan obat biasanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer merupakan kemasan
yang berkontak langsung dengan obat yang dikemasanya, sedangkan kemasan
sekunder merupakan kemasan yang melapisi kemasan primer. Pengemasan pada
obat ini dilakukan untuk menjaga stabilitas komposisi obat serta menjamin
kondisi obat tetap baik.
Kemasan yang berperan penting dalam menjaga stabilitas obat adalah
kemasan primer. Kemasan primer ini harus mampu menutup obat secara rapat
untuk menghindari adanya kontak antara kemasan dengan lingkungan. Hal ini
ditujukan untuk menghindari adanya kontaminasi dari udara ke dalam obat. Selain
itu, kemasan primer tidak boleh bereaksi dengan obat yang dikemasnya dan tidak
boleh terdapat migrasi bahan kemasan ke dalam obat. Selain itu, berbeda dengan
produk lain, kemasan obat tidak boleh terlalu mudah digunakan. Hal ini untuk
mencegah pemakaian yang tidak disengaja seperti terminum oleh anak-anak dan
sebagainya.
Kemasan sekunder pada obat juga berperan penting dalam pengemasan
obat. Kemasan sekunder tidak memiliki pengaruh langsung terhadap stabilitas
obat yang dikemas, namun berperan dalam mempermudah proses distribusi yang
dilakukan. Selain itu, kemasan sekunder harus memiliki label yang menyatakan
nama dan jenis obat, serta tanda apakah obat tersebut dijual bebas atau harus
dengan resep dokter. Selain itu, kemasan sekunder juga harus mencantumkan
komposisi dari obat dan informasi masa kadaluarsa produk.

2.2 Spesifikasi Kemasan Inovasi Obat


a. Desain
Inovasi kemasan obat yang diajukan berangkat dari berbagai
permasalahan pada kemasan-kemasan obat yang dijual saat ini. Produk obat
sering kali rusak sebelum masa kadaluarsanya setelah obat tersebut dibuka.
Hal ini dapat terlihat dari karat yang terbentuk pada tutup obat ataupun dari
endapan yang terbentuk pada dasar botol. Kerusakan ini dapat terjadi karena
adanya kontaminan yang masuk ke dalam botol akibat botol yang tidak
tertutup dengan baik. Selain itu, bahan tutup botol obat yang mayoritas terbuat
dari logam mudah mengalami reaksi oksidasi sehingga akhirnya menjadi
mudah berkarat.
Inovasi pada kemasan obat yang kami bawa adalah dengan
menggunakan model tutup pencet atau botol pump. Model tutup ini serupa
dengan tutup pada sabun ataupun pada sirup jenis tertentu yang biasa
digunakan sebagai perasa pada kopi. Dengan tutup model pump ini,
konsumen tidak perlu membuka botol untuk mengkonsumsi obat, cukup
dengan menekan tombol dan obat akan keluar. Selain menghindari kontak
antara obat dengan lingkungan secara langsung, model ini juga memastikan
bahwa obat yang keluar sesuai dengan takaran yang seharusnya. Hal ini
karena jumlah obat yang keluar sudah diperkirakan sebelumnya sehingga
tidak mungkin terjadi overdosis.
Setelah konsumen menekan tombol pada bagian tutup botol,
konsumen dapat langsung mengunci tombol dengan cara memutar tombol ke
kiri. Dengan demikian, tombol akan terkunci dan tidak dapat digunakan. Hal
ini bertujuan untuk mencegah adanya udara yang masuk ke dalam botol dan
mencegah obat terkonsumsi secara tidak sengaja. Proses penguncian ini
mencegah anak-anak mengkonsumsi obat secara tidak sengaja.
Pada kemasan obat ini juga disertakan sebuah tutup eksternal yang
melapisi pump pada tutup bagian dalam. Tutup eksternal ini berfungsi sebagai
pelindung tambahan dari kemasan obat ini. Selain itu, tutup ini juga dapat
digunakan sebagai gelas takar obat yang telah disesuaikan dengan takaran

obat yang harus dikonsumsi. Tutup ini juga mencegah pump tertekan secara
tidak sengaja sehingga obat menjadi lebih aman.
Inovasi juga dilakukan pada bagian botol kemasan obat. Obat sering
kali dikemas dalam kemasan yang besar sehingga akhirnya obat tidak dapat
habis dikonsumsi dan akhirnya menjadi rusak. Oleh karena itu, kemasan kami
disediakan dalam ukuran yang lebih kecil. Ukuran kemasan obat sudah
disesuaikan dengan lama masa penyembuhan. Dengan demikian, obat akan
langsung habis dalam satu masa pengobatan.
Kemasan kami juga dibuat lebih menarik dengan membuat botol
kemasan berbentuk buah. Buah yang dibentuk kemasan obat kami sesuai
dengan rasa syrup obat yang kami kemas. Dengan demikian, obat akan terlihat
lebih menarik. Hal ini menjadi penting karena kemasan obat kami dirancang
untuk obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter sehingga perlu bentuk
yang menarik untuk menarik konsumen.

Gambar 1. Contoh botol pump (Sumber: grosirkosmetikindonesia.com)


Berikut adalah gambar dari prototype yang kami buat yaitu kemasan
obat batuk yang memiliki wadah yang menyerupai buah alpukat dan buah
jeruk dan sesuai dengan rasa syrup obat yang adalah didalamnya.

Gambar 2. Prototype Bentuk Wadah Inovasi Obat Batuk


(Sumber: dokumen pribadi)

Gambar 3. Prototype Kemasan Inovasi Obat Batuk

b. Material
(Sumber: dokumen pribadi)
Material yang digunakan untuk kemasan obat ini adalah plastik.
Plastik dipilih karena sifatnya yang elastis, lebih ringan dan lebih tahan
banting dibandingkan dengan gelas, lebih mudah untuk dibentuk, dan lebih
ekonomis. Untuk material penyusun badan botol, digunakan HDPE atau PET
(Polyethilene Tereftalate). Kedua material ini umum digunakan sebagai bahan
penyusun botol obat karena sifatnya yang tahan benturan dan cukup kuat.
Material ini juga cukup padat sehingga dapat mencegah adanya kontaminasi
mikroorganisme.
Material plastik yang digunakan untuk pump pada botol adalah PVC
(Polyvinil Chloride) atau HDPE (High Density Poly Ethylene). Kedua
material ini dipilih karena sifatnya yang cukup keras sehingga tidak mudah
rusak atau berubah bentuk. Selain itu, kedua jenis material ini mudah untuk
dicari sehingga harganya ekonomis. Untuk bahan penyusun tutup eksternal,
digunakan bahan HDPE atau PVC. Bahan ini dipilih karena dinilai memiliki

kekuatan yang cukup sehingga mampu melindungi obat dari tekanan dan
kerusakan fisik selama proses distribusi dan penyimpanan.
c. Sistem Kerja
Kemasan obat ini bekerja berdasarkan prinsip beda tekanan. pump
yang terdapat pada tutup botol terhubung dengan sebuah selang yang terdapat
di dalam botol. Sebelum pemakaian, pump akan berada dalam kondisi
tertekan dan terkunci (terdapat alur seperti pada tutup botol yang
memungkinkan pump diputar dan terkunci). Saat akan digunakan, pump
diputar ke kanan dan kunci akan terbuka. pump akan naik dengan sendirinya
karena adanya pegas di bawahnya yang mendorong pump pada tutup botol
naik. Naiknya pump mengakibatkan naiknya volume ruang pada selang,
sehingga terdapat kekosongan volume. Kekosongan volume meninyebabkan
tekanan di bagian dalam botol lebih kecil dibandingkan di luar, sehingga
cairan obat akan naik mengisi kekosongan pada selang. Setelah itu, pump
ditekan sehingga cairan obat akan tertekan keluar. Tutup eksternal dari botol
obat dapat digunakan sebagai gelas untuk mengkonsumsi obat. Untuk
menjaga keamanan dan mencegah tertelannya obat secara tak sengaja, pump
diputar kekiri untuk mengunci.

Gambar 4. Mekanisme penguncian pump (Sumber: Xiaovee.com)


d. Kemasan Sekunder
Seperti layaknya obat yang dijual bebas, terdapat kemasan sekunder
yang membungkus botol obat ini. Kemasan sekunder ini berfungi sebagai
pelindung kemasan primer obat. Selain itu, kemasan ini juga mempermudah
proses distribusi karena bentuknya yang kotak sehingga lebih mudah ditata.
Kemasan sekunder ini juga berfungsi untuk memberikan keterangan tambahan

mengenai obat yang dikemas, seperti komposisi, dosis, aturan pakai, tanggal
produksi dan kadaluarsa, logo obat bebas atau obat resep, dan sebagainya.
Kemasan sekunder ini terbuat dari material berbasis kertas. Kertas
yang digunakan dapat bervariasi, namun harus memiliki kekuatan yang cukup
serta mudah untuk didapatkan. Hal ini agar kertas tidak mudah rusak sehingga
dapat menjalankan fungsinya melindungi obat yang dikemasnya. Beberapa
contoh bahan yang sering digunakan adalah kertas karton dan kertas lipat.

.
Gambar 5. Kemasan sekunder obat (Sumber: docstoc.com)

BAB 3
PENUTUP

Dalam makalah ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai produk
inovatif yang kami tawarkan:
-

Kemasan yang digunakan oleh kelompok kami menyelesaikan masalah

berupa kesulitan pemakaian/konsumsi dan bahaya kontaminasi


Inovasi kemasan yang ada mayoritas adalah pada aspek bentuk
Pengemasan obat memiliki banyak aspek yang perlu diperhitungkan untuk
desain kemasan.

Bibliography
Dianursanti, 2015. Klasifikasi dan Jenis Material Kemasan. Depok:
Universitas Indonesia.
Khoiriyani, Y., Samodra, G. & Puspitasari, R., 2012. Packaging
Pharmaceutical

Product.

Universitas Soedirman.

Purwokerto:

Universitas

Soedirman

Anda mungkin juga menyukai