Anda di halaman 1dari 8

Kerangka Logik

Kompilasi Hukum ABS-SBK

Oleh :
Dr. Yuzirwan Rasyid Dt. P.Gajah Tongga
A. Adat Nan Sabana Adat
 Adalah Kaedah Alam, sifatnya sudah “ given “ tidak berubah
sepanjang waktu disebut “ indak lakang dek paneh indak
lapuak dek hujan “ , inilah yang disebut “ Sunnatullah “ yaitu
ketentuan Allah Pencipta Alam Semesta, dalam filsafat ilmu
disebut “ fenomena alam “
 Dipakai sebagai timbangan yang asli (cupak usali) karena
begitulah sifat alam (manusia, hewan, tumbuhan, air, tanah,
api, angin) diciptakan Allah SWT. Sifat ini tidak akan berubah,
dalam tubuh manusia/hewan/tumbuhan dibawa oleh “ gen “
yang berupa struktur RNA dan DNA (tidak sama di setiap
individu)
 Cupak usali dalam bahasa hukum adalah yurisprudensi yaitu
pedoman untuk “ memepat “ (atau menara) cupak buatan
(hukum yang dibuat manusia), inilah yang dikenal dengan
istilah “ alam takambang jadi guru “ dalam bahasa filsafat
ilmu disebut “ analogi “,pengungkapannya dilafatkan dalam
pahatan kato (yaitu kalimat pendek yang luas maknanya),
itulah “ kato dahulu “ , nilainya berada pada domain
A. Adat Nan Terdadat
 Adalah dokrin terhadap cupak buatan yang telah dipepat
(ditara) dengan cupak usali yang dipakai sebagai sebagai
hukum pokok untuk membuat hukum-hukum lebih lanjut di
Alam Minangkabau yang menyangkut dengan interaksi
manusia dengan manusia dan interaksi manusia dengan alam
sekitarnya.
 Interaksi manusia dengan manusia adalah; bentuk dan
susunan komunitas/ masyarakat, dalam aspek ; ekonomi,
sosial, budaya, dan politik, begitu juga dengan hak-hak /
kewajiban-kewajiban, begitu juga dengan tata kelola
pemerintahan.
 Interaksi manusia dengan alam sekitarnya adalah bagaimana
manusia beroleh manfaat dari eksploitasi sumberdaya alam
tanpa merusak sumberdaya alam itu sendiri. Artinya
begaimana pembengunan dapat dilakukan secara
berkelanjutan.
 Pengungkapannya dilafatkan dalam pahatan kato (yaitu
kalimat bersambung yang dalam maknanya), yaitu “ kato
kudian “ (kata kemudian), disebut juga dengan “ petatah-
petitih “ inilah yang disebut dengan “ adat sa batang panjang
A. Adat Istiadat
 Adalah cara tentang bagaimana menerapkan cupak buatan
yang telah dipepat atau bagaimana cara menerapkan adat
nan ter adat secara konsekuen (bertanggung jawan dan
bertanggung gugat).
 Di berbagai nagari berbagai-bagai langgamnya atau
coraknya, inilah yang disebut dengan “ adat sa lingka nagari
“. Inilah yang berubah mengikuti kemajuan yang disebut
dengan “ peradaban “, nilainya berada pada domain syariat.
 Pengungkapannya dilafatkan dalam pahatan kato (yaitu
ungkapan kalimat bersambung yang dalam maknanya),
dalam petatah-petitih, disebut “ kato ba cari “ berlaku dimana
nagari yang memakainya, ada yang sama dan ada yang
tidak, namun nilai hakekat dan nilai makrifatnya sama.
A. Adat Nan Diadatkan
 Adalah cara tentang bagaimana para penghulu
mengundangkan adat istiadat itu dalam nagari, sehingga ia
menjadi keputusan yang mempunyai hukum tetap dan
menjadi acuan dalam tata kemasyarakatan di nagari,
mungkin sekarang bisa disebut “ peraturan nagari “.
 Pengungkapannya dilafatkan dalam “ pahatan kato “(yaitu
ungkapan kalimat bersambung yang dalam maknanya)
berupa petatah-petitih yang disebut “ kato mufakat “ ,
nilainya berada pada domain tarekat, berlaku dimana nagari
yang memakainya, ada yang sama dan ada yang tidak,
namun nilai hakekat dan nilai makrifatnya tidak berubah.
hakekat

syari
at
makrifat tarekat
Bangunan
Adat Kompilasi Hukum ABS-SBK
(Piramida)
 Kabukik mandaki (kato dahulu)
 Kabukik samo mandaki (kato kudian)
 Kabukik ndak samo mandaki (kato
bacari)
 Kabukik harus samo mandaki (kato
mufakat)
Niniak Ulama Cadiak
mamak pandai

 dasar bangunan segitiga = tigo tongku sa jarangan (raso – pareso, alue –


patuik, ukue – jangko)
 6 sisi = rukun iman
 4 bidang (hakekat, syariat, makrifat, tarekat = pakaian urang ampek jinih
dan jinih nan ampek)
 4 bidang tercermin dari kato nan ampek (kato dahulu, kato kudian, kato
bacari, kato mufakat)
Senteng tolong di bilai
kurang tolong di tukuak
wassalam

Anda mungkin juga menyukai