Anda di halaman 1dari 73

TATA RUANG

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫اه ُدوا ِف ْيَنا لََن ْه ِدَيَّنهُ ْم ُسُبلََنا‬
َ ‫َو الَِّذ ْي َن َج‬
‫الم ْح ِسنِْي َن‬ُ ‫إن اهللَ لَ َم َع‬ َّ ‫و‬
Siapapun yang berjalan menuruti jalan Kami,
di tengah jalan – pasti akan Kami tunjukkan banyak jalan-jalan
– keluar dari masalah-masalah --, dan sebenarnya Allah beserta orang
Muhsinin – yakni yang berbuat baik –“
(QS. Al-‘Ankabut: 69)

Nagari di Minangkabau berada pada tata ruang yang


jelas.
Babalai bamusajik,
Bacupak bagantang,
Baradat balimbago,
Bataratak bakapalo koto,
Bakorong bakampuang,
Barumah gadang batanggo,
Badusun bagalanggang,
Bapandam bapakuburan,
Baanak bakamanakan,
Basawah baladang,
Basasok bajarami,
Baitiak baayam,
Bakabau bakambiang,
Batabek bataman-taman,
Balabuah nan pasa,
Batapian tampek mandi, 107

107
Berbalai adat dan bermasjid. Bacupak bagantang, artinya ada aturan dan
ukuran bernagari. Baradat balimbago, dengan aturan adat yang jelas. Bataratak

132
Nagari di Minangkabau mempunyai daerah dan ulayat
tertentu. Penduduk nagari mempunyai hak ulayat, hak usaha
dan hak hidup yang terjamin.
Nagari terletak di dalam batas wilayah tertentu.
Mempunyai aset kekayaan anak nagari untuk menupang
kemakmurannya. Nagari mempunyai pemerintahan sendiri
yang di junjung tinggi keberadaannya oleh seluruh anak nagari,
mempunyai pemangku agama suluah bendang dalam nagari dan
pengetua adat nan gadang basa batuah dengan undang dan aturan
bernagari. Sehingga tercipta satu lingkungan hukum adat
salingka nagari.
Sumarak nagari tampak pada perangkat nagari, ba-balai
(balairuang atau balai-balai adat) tempat musyawarah dan
menetapkan hukum dan aturan.
Balairuang tampek manghukum,
ba-aie janieh basayak landai,
aie janiah ikan-nyo jinak,
hukum adie katonyo bana,
dandam agiae kasumaik putuih,
hukum jatuah sangketo sudah. 108
Artinya, balairung tempat menghukum, menjadi simbol dari
musyawarat yang berkeadilan dengan air jernih dan sayak landai
(prinsip law enforcment) dengan hukum yang adil dan tuduhan
yang benar (berkata benar). Hukuman yang ditimpakan, sama
sekali tidak diwarnai oleh dendam kesumat. Tatkala hukum

bakapalo koto, ada dusun dan jorong, Bakorong bakampuang, dan disana anak nagari
berdiam bertempat tinggal, Barumah gadang batanggo, yakni berumah gadang dan
berumah tangga. Memiliki dusun dan gelanggang (Badusun bagalanggang), Bapandam
bapakuburan, mempunyai pandam pekuburan yang jelas, milik kaum atau milik nagari,
Baanak bakamanakan, ada penduduk nagari itu. Apabila tidak ada, maka sumarak nagari
akan hilang, sering pula disebut sebagai nagari di alahkan garudo. Kemudian, Bersawah
berladang, Bersasok berjerami, artinya memiliki sawah dan ladang. Beritik, ayam,
ternak, dan tebat ikan dan taman-taman, mempunyai jalan-jalan yang ramai dilalui,
bertepian tempat mandi ... Itulah perangkat sebuah Nagari di Minangkabau.
108
Balairung (balai adat) tempat menghukum (mengadili). Berair jernih bersayak
landai. Airnya jernih, ikannya jinak. (Artinya di dalam menghukum perkara selalu
melakukan secara jernih). Hukumnya adil, kata (putusan)nya benar. Tidak ada dendam
dan kesumatpun habis. Hukum jatuh, sengketa pun putus. Artinya tidak ada maksud
melakukan pembalasan sesudah ada putusan di balai adat. Karena putusan itu dirasakan
adilnya oleh semua pihak yang bersengketa. Inilah fungsi balai adat di Minangkabau.

133
telah dijatuhkan sengketapun selesai. Ini di antara peran
balairung.
Umumnya, sebelum hukum diputuskan di balerong,
terlebih dahulu dimusyawarahkan di surau atau masjid.
Diupayakan agar didapat penyelesaian yang langgeng (landai,
datar). Namun, kalau di surau juga belum dapat diselesaikan
barulah persengketaan tersebut dibawa kebalai-balai. Andaikata
di balai-balai adat masih tidak dapat penyelesaian, maka
perkara dimaksud akan diserahkan kepada kekuasaan
Pengadilan. Nagari mempunyai Masjid (Ba-musajik) dan surau
(ba-surau) tempat beribadah,
Musajik tampek ba ibadah,
tampek balapa ba ma’ana,
tampek balaja Alquran 30 juz,
tampek mangaji sah jo batal”109,
Artinya, Masjid dan Surau menjadi pusat pembinaan umat
untuk menjalin hubungan bermasyarakat yang baik (hablum-
minan-naas) dan terjaminya pemeliharaan ibadah dengan Khalik
(hablum minallah). Adanya balairuang dan musajik (surau) ini
menjadi lambang utama terlaksananya hukum110
Surau dan Balerong (=balai ruang yang tidak memiliki
kamar, sama halnya dengan surau dan masjid), di dalam “adat
basandi syarak, syarak basandi Kitabullah., syarak mangato adat nan
kawi syarak nan lazim”, adalah sarana penting.

109
Masjid tempat beribadah. Tempat berlafaz bermakna. Tempat belajar Alquran 30
juz. Tempat mengaji sah dan batal. Inilah fungsi masjid dan surau di Minangkabau.
Memang di surau tidak ada yang dapat di cari benda-benda (materi), kecuali hanya bekal
ilmu, hikmah dan kepandaian-kepandaian untuk mengharungi hidup di dunia ini, dan
dalam mempersiapkan hidup di akhirat. Sebagai terungkap di dalam Peribahasa
Minangkabau, “bak batandang ka surau”, karena memang surau tak berdapur (Anas
Nafis, 1996:464 -Surau-2).
110
H.Idrus Hakimy Dt. Rajo Pengulu dalam Rangkaian Mustika Adat basandi syarak
di Minangkabau, menyebutkan kedua lembaga – balairung dan mesjid – ini merupakan
dua badan hukum yang disebut dalam pepatah : “Camin nan tidak kabuah, palito nan
tidak padam” (Dt.Rajo Pengulu, 1994 : 62).

134
BA-SURAU BA-MUSAJIK DI NAGARI DALAM RANAH MINANGKABAU
Kedua lembaga ini –-balai adat dan surau-–
keberadaannya tidak dapat dipisah dan dibeda-bedakan.
Pariangan manjadi tampuak tangkai,
Pagaruyuang pusek Tanah Data,
Tigo luhak rang mangatokan.
Adat jo syarak jiko bacarai,
bakeh bagantuang nan lah sakah,
tampek bapijak nan lah taban. 111

‫ الَِّذ ْي َن َي ْأَلفُ ْو َن و ُي ْؤَلفُ ْو َن (رواه‬،‫ون أ ْكَنا ًف ا‬ ِّ ْ ‫أَ ْك َم ُل اْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن ْإي َم ًانا‬
َ ‫ َاْل ُم َوط ُؤ‬،‫أح َس ُنهُ ْم ُخلُ ًق ا‬
)‫الطبراني و أبو نعيم‬

Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang


paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah dan
disukai pergaulannya. (HR.Thabrani)112
Ulama suluah bendang dalam nagari.
Manyuluah Koto Nagari,

111
Pariangan menjadi tampuk tangkai. Pagaruyung pusat Tanah Datar. Tigo Luhak
orang menyebutkan. Adat dan Syarak jika bercerai. Tempat bergantung yang telah putus
(serkah). Tempat berpijak yang telah runtuh (terban). Perpaduan Adat dan Syarak di
Minangkabau masa dulu itu menjadi undang-undang anak nagari. Undang-undang
tersebut dilaksanakan dengan sempurna. Karena itu, kehidupan bermasyarakat terjamin
aman dan tenteram.
112
HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad. Albani
menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir.

135
Manyuluah labuah jo tapian,
Manyuluah anak kamanakan,
Tugas Ulama Suluah Bendang dalam nagari itu adalah
“menyuluh” atau menerangi koto dan nagari, dusun dan taratak.
Nan mangaji halal jo haram,
Nan mangaji syariah jo makrifah,
Katonyo kato hakikat.

SURAU DI TENGAH NAGARI DI MINANGKABAU


Untuk menggerakkan da’wah al-‘Ashriyah kontemporer
dengan pembahasan dan penyajian yang komprehensif, di
tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
suluh bendang dalam nagari mesti dibekali dengan ilmu
pengetahuan yang memadai. Tanpa ilmu pengetahuan yang
memadai, rasanya sulit bagi seorang da’iya untuk berperan
secara optimal di tengah umat binaannya.
Masa dahulu, Sawah di bawah, bandar air di ateh. Artinya,
air mengaliri sawah, dan anak nagari mendapatkan berkah pula.
Berair sawah di atas, meresap ke sawah yang di bawahnya, yaitu
anak nagari. Akan tetapi masa kini, keadaan sudah terbalik.
Sawah di ateh, banda air di bawah, artinya bandar tidak lagi
mengaliri sawah. Konsekwensinya, sawah mesti diberi air, agar
yang ditanami tumbuh dengan subur.
Dalam dua kondisi yang amat berbeda ini, kita melihat
adanya perubahan. Kadangkala berbentuk penetrasi budaya
dari luar, dan lain sebagainya. Untuk memperoleh ilmu yang

136
memadai dimaksud sudah sewajarnya suluah bendang dalam
nagari melakukan upaya-upaya mendesak untuk,
a. penambahan ilmu (kursus,seminar, penyediaan bahan-
bahan bacaan),
b. penguatan pendapatan dan penghasilan
c. peningkatan performance para da’iya
Kalau alah syarak nan mangato,
Hutang dek adat mamakainyo.
Kata yang disampaikan oleh suluah bendang hanyalah
bimbingan syarak sesuai Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Karena itu, kata-kata syarak adalah kata-kata hakikat –al haq min
rabbik– yakni kebenaran yang datangnya dari Khalik, apabila
Syarak mangato adat memakaikan.
Tasindorong jajak manurun,
tatukiak jajak mandaki,
adaik jo syarak kok tasusun,
bumi sanang padi manjadi.113
Artinya, apabila adat dan syarak tersusun dengan baik, maka
masyarakat akan tenteram dan nyaman (bumi sanang).
Kehidupan di ranah ini aman damai dan perekonomian
masyarakat nagari akan berkembang.
Konsep tata-ruang ini adalah salah satu kekayaan budaya
yang sangat berharga di Nagari dan bukti idealisme nilai
budaya di Minangkabau, termasuk di dalam mengelola
kekayaan alam dan pemanfaatan tanah ulayatnya.
Nan lorong tanami tabu,
Nan tunggang tanami bambu,
Nan gurun buek kaparak,
Nan bancah jadikan sawah,
Nan munggu pandam pakuburan,
Nan gauang katabek ikan,
Nan padang kubangan kabau,
Nan rawang ranangan itiak.114

113
Terdorong jejak menurun, tertukik jejak mendaki. Adat dan Syarak jika tersusun.
Bumi senang padi menjadi. Adagium adat basandi syarak di Minangkabau, adalah
kaedah hidup bermasyarakat yang dipakai sehari-hari. Apabila adat dan syarak tidak di
pakai lagi, bencana yang akan datang.

137
Artinya, pemanfaatan alam (lahan) yang sangat terbatas di ranah
ini, akan menjadi lebih bermanfaat apabila mampu di tata
dengan baik. Menempatkan sesuatu menurut keadaan alam,
kondidi dan musim, akan mendatangkan hasil yang lebih baik
untuk kemakmuran di nagari.
Tata ruang di bidang pertanian, yang lapang (lorong)
untuk tanaman tebu, yang tunggang seperti tebing dapat
ditanami bambu dengan beragam kegunaan dapat berfungsi
penahan tanah untuk tidak longsor. Tanah gurun dan datar
dapat dijadikan ladang palawija (parak) atau kebun tanaman tua.
Tanah basah mempunyai tali bandar dapat dijadikan sawah.
Pemilihan lokasi pandam pekuburan yang munggu agak
ketinggian dan tebat ikan yang gaung agak dalam.

LAZIMNYA MASYARAKAT DI NAGARI-NAGARI DI RANAH BUNDO ADALAH


MASYARAKAT AGRARIS, MAKA PENGGAMBARAN KEMAMURAN ITU ADALAH (PADI
MANJADI = PERTANIAN BERHASIL).

Bergembala kerbau di padang rumput, dan tanah rawa


(rawang) masih dapat dimanfaatkan untuk beternak itik.
Mamangan ini mengandung pelajaran besar. Tidak semata
untuk usaha mendatangkan hasil, tetapi bagaimana cara paling
tepat memanfaatkan lahan tersedia. Arif memahami yang
114
Yang lorong tanami tebu. Yang tunggang tanami bambu. Yang gurun (kering)
dijadikan parak (ladang untuk ditanami palawija dan tanaman tua). Yang bancah (berair)
dijadikan untuk sawah. Yang munggu (ketinggian) jadikan pandam pekuburan. Yang
gaung (berair dalam) untuk tebat ikan. Yang rawang untuk renangan itik. Artinya
pemanfaat lahan sesuai dengan kondisi tanah dan tidak ada yang terbuang percuma.

138
dikerjakan sesuai kajian tepat atau meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Satu kebijakan maju, menurut alur dan patut. Tata
ruang yang jelas memberi posisi peran pengatur, pemelihara dan
pendukung sistim banagari.
Peran orang ampek jinih yaitu ninik mamak115, alim
ulama , cerdik pandai,117 diperkuat oleh urang mudo.118
116

Peran bundo kanduang119 di Minangkabau amat penting.


Semua fungsionaris anak nagari ini mesti berjalan menurut tata
aturan pada posisi masing-masing.
Kalau di bincang masa dahulu, pembinaan anak nagari
dilakukan oleh ninik mamak suluah bendang secara teratur.
Ibarat pekerjaan seorang tukang pandai yang tidak pernah
membuang-buang kayu. Setentang garis yang berpahat.
Manusia ba untuak surang-surang,
Ba jabatan masiang-masiang.
Artinya ada peruntukan dan jabatan masing-masing yang
dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, Nagari di
Minangkabau tidak hanya sebatas pengertian ulayat hukum
adat.
Spirit atau jiwanya adalah ;
1. kebersamaan (sa-ciok bak ayam sa-danciang bak basi), ditemukan
dalam pepatah.
Anggang jo kekek cari makan,

115
Penghulu pada setiap suku sering disebut ninik mamak nan gadang basa batuah,
atau nan di amba gadang, nan di junjung tinggi, sebagai suatu legitimasi masyarakat nan
di lewakan.
116
Dapat disebut dengan panggilan urang siak, tuanku, bilal, katib Nagari, imam
suku, dll dalam peran dan fungsinya sebagai urang surau, cendekiawan, pemimpin agama
Islam. Gelar yang ditekankan kepada pemeranan fungsi di tengah denyut nadi kehidupan
masyarakat anak nagari.
117
Boleh saja terdiri dari anak nagari pejabat pemerintahan, ilmuan, surau tinggi,
hartawan, dermawan.
118
Para remaja, angkatan muda, yang dijuluki dengan nan capek kaki ringan tangan,
nan ka disuruah di sarayo = cepat kaki dan ringan tangan, rajin dan cekatan.
119
Kalangan ibu-ibu, yang sesungguhnya ditangan mereka terletak garis keturunan
dalam sistim matrilinineal dan masih berlaku hingga saat ini, lebih jelasnya di ungkap di
dalam Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang di Minangkabau, adalah menjadi
“limpapeh rumah nan gadang,umbun puruak pegangan kunci, pusek jalo kumpulan tali,
sumarak dalam Nagari , nan gadang basa batuah” (Idrus Hakimy, 1997 : 69 – 116)

139
Tabang ka pantai kaduo nyo,
Panjang jo singkek pa uleh kan,
mako nyo sampai nan di cito.120
Artinya, panjang dan pendek bila mampu menyambung, semua
yang dicitakan tidak akan sulit mengujudkannya.
2. keterpaduan (barek sa-pikua ringan sa-jinjiang).
Adat hiduik tolong manolong,
Adat mati janguak man janguak,
Adat isi bari mam-bari,
Adat tidak salang ma-nyalang.121

SERING BERSUA DENGAN MASYARAKAT DI NAGARI,


UNTUK SALING BERTUKAR INFORMASI

Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan


kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan
terhadap kehidupan. Kerja baik dipersamakan dengan
saling memberi tahu teman, sanak saudara dan jiran
keliling (husnu al-jiwaar).
Karajo baiak ba-imbau-an,
Karajo buruak bahambau-an.122

120
Enggang dan kekek cari makan. Terbang kepantai keduanya. Panjang dan singkat
dipaulehkan (dipertautkan). Makanya sampai yang dicita-citakan.
121
Adat hidup tolong menolong. Adat mati jenguk menjenguk. Adat isi beri
memberi. Adat tidak, pinjam meminjam.
122
Kerja baik saling berhimbauan. Kerja buruk berhambauan (Artinya, selalu
menghadapi semua persoalan secara bersama).

140
Apabila musibah yang tidak disenangi menjelang, maka
tetangga berhampiran tempat tinggal, serta merta
menjenguk tanpa harus di undang lebih dahulu.
3. musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mupakat =
bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat).
Senteng ba-bilai, Singkek ba-uleh,
Ba-tuka ba-anjak, Barubah ba-sapo.
Senteng berbilai. Kekurangan dibantu bersama. Singkat di ulas.
Bertukar beranjak. Kesalahan akan diubah bersama. Artinya ada
konfigurasi kolektifitas.
4. keimanan kepada Allah SWT menjadi pengikat dijiwai
sunnatullah, mengenal alam keliling.
Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang lintabuang,
Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang,
Alam takambang jadikan guru.123
Alam di tengah-tengah mana manusia berada ini, telah
diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan terkandung
padanya faedah-faedah kekuatan.
Jiko mangaji dari alif,
Jiko babilang dari aso,
Jiko naiak dari janjang,
Jiko turun dari tanggo.
Artinya, jika mengaji mulai dari alif (awal). Taat asas. Mau
membilang dari satu. Mau naik dari jenjang. Dan jika mau turun
melalui tangga. Maknanya adalah perlu teguh (konsisten) di
dalam tindakan dan harus taat hukum.

123
Penggirik (pelobang) pisau siraut (yang tajam dan runcing). Bertongkat batang
lintabung. Setetes jadikan laut. Sekepal jadikan gunung. Alam terkembang jadikan guru.
Belajar kealam guru pertama manusia.

141
SEBUAH RUMAH MAKAN MINANGKABAU DI DEPAN MASJID BESAR
DI ARAB STREET SINGAPURA

5. kecintaan ke Nagari adalah perekat yang sudah dibentuk oleh


perjalanan waktu dan pengalaman sejarah.124
Menjaga diri agar tidak melewati batas-batas yang patut dan
pantas. Jangan terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang
merusak. Sikap hidup (attitude towards life) sedemikian,
menjadi sumber pendorong kegiatan anak nagari di bidang
ekonomi, dan dalam meraih tujuan untuk memenuhi
keperluan jasmani (material needs). Sebab, kalau sekedar soal
124
Bukti kecintaan ke nagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-ungkapan pepatah
hujan ameh dirantau urang hujang batu di nagari awak, tatungkuik samo makan tanah
tatilantang samo mahiruik ambun.

142
mencari kaya, rasanya orang Minangkabau tak usah payah-
payah benar mengajarnya. Mereka cukup mempunyai
inteligensi dan daya gerak.
Kalau sekedar memperpesat kegiatan produksi yang
ekffektif di Minangkabau, dalam arti ekonomis semata, tidak
usaha payah-payah benar. Bicarakan dengan beberapa orang yang
mempunyai modal. Terangkan dengan jelas. Artinya, harus
dibawa “baiyo batido”, maknanya musyawarah. Maka, surau
dapat memberikan sumbangan nyata di dalam pembentukan
watak anak nagari.
Nagari di Minangkabau tidak hanya sebatas pengertian
ulayat hukum adat namun lebih mengedepan paling utama
wilayah kesepakatan antar berbagai komponen masyarakat di
dalam nagari.
1. Khittah dalam menghadapi pembangunan di nagari
adalah upaya terpadu. Kesepakatan bersama-sama
mensukseskan program “kembali ke pemerintahan Nagari“.
2. Kesepakatan membangun nagari mesti bertitik tolak dari
pembinaan manusia, dalam arti mental dan fisik.
 Membina daya pikir dan daya ciptanya,
 Membersihkan aqidah,
 Membangun hati nuraninya,
 Membina kecakapan dan dinamikanya.
Membangun nagari bermakna membuat keseimbangan
pertumbuhan rohani dan jasmani di antara anak nagari.
Seimbang kesadaran akan hak dan kewajiban. Seimbang
ikhtiar dan do'a nya.

َّ ‫ َّإن َما اْل ِغَنى ِغَنى‬،‫رض‬


ِ ‫الن ْف‬
)‫س (متفق عليه‬ ِ ‫لَ ْي َس اْل ِغَنى َع ْن َكثَْر ِة اْل َع‬

Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya harta benda,


tetapi kekayaan itu adalah kaya jiwa. (HR.Muttafaq ‘alaihi)125

125
Muttafaq ‘alihi (sepakat perawi hadist) dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah, lihat
Lu’Lu’ wal-Marjan (1334-1335).

143
HASILNYA TERGANTUNG KEPADA DALAM ATAU DANGKALNYA SIKAP HIDUP
TERSEBUT BERURAT DALAM JIWA MASYARAKAT NAGARI DAN KEPADA
TINGKAT KECERDASAN YANG TELAH DICAPAI.

3. Harus ada kesiapan menghadapi bermacam-macam persoalan


yang tumbuh dan kemampuan mengatasinya dengan cara
bersama-sama.
Apabila kita berhadapan dengan "pembinaan
kesejahteraan" dalam arti materiel maka tidak terlepas dari pada
satu undang-undang baja ekonomi bahwa kita harus
meningkatkan produksi di bidang apapun namanya entah di
bidang sandang ataupun pangan.

DI SURAU DAPAT DILAKUKAN SEMINAR UNTUK KEMAJUAN NAGARI


Satu hal perlu di tanamkan, bahwa sesuai bimbingan
syarak berproduksi tidak pernah terbuang percuma. Minimal
untuk keperluan sendiri, keperluan orang di nagari, dan
menanamkan pahala untuk esok.

144
،ٌ‫ص َد َقة‬ ِ ‫ ِإالَّ ك اَن ما أ‬،‫ما ِم ْن مس لٍِم ي ْغ ِرس َغرس ا‬
ِ َ ‫ وما س ِر‬،ٌ‫ُك َل ِم ْن ه َل ه ص َد َقة‬
َ ُ‫ق م ْن هُ لَ ه‬ ُ ََ َ ُ ُ َ َ ً ْ ُ َ ُْ َ
)‫امة (رواه مسلم‬ ِ ِ ِ َّ ِ
َ ‫ص َدقَةٌ إلَى َي ْوم القَي‬
َ ُ‫ان لَه‬
َ ‫َح ٌد إال َك‬
َ ‫َوالَ َي ْر َز ُؤهُ أ‬
Seorang Muslim yang menanam suatu tanamaan, maka jika
hasil dari tanamannya itu dimakan oleh manusia, maka akan
menjadi sedekah baginya; jika hasilnya dicuri orang, juga akan
menjadi sedekah baginya, dan jika dicabut oleh orang lain, maka
itu juga akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.
(HR.Muslim)
Kesudahannya, "perkembangan umur manusia" jua
yang dapat mengarahkan perkembangan lahiriyah di bidang
apapun.

‫اهلل الَ يُ َغي ُِّر َما بِقَ ْوٍم َحتَّى‬ ِِ ِ ِِ ِ ِ ِ ٌ ‫لَ ه معقِّب‬
َ ‫ات م ْن َب ْي ِن َي َد ْي ه َو م ْن َخْلف ه َي ْحفَظُ ْوَن هُ م ْن أ َْم ِر اهلل إ َّن‬ َ َُ ُ
ٍ ‫ُي َغيِّروا ما بِأ َْنفُ ِس ِهم و ِإ َذا أَر َاد اهلل بِ َقوٍم سوءا َفالَ مر َّد لَهُ وما َلهم ِم ْن ُدونِ ِه ِم ْن و‬
.‫ال‬ َ ْ ُْ َ َ ََ ً ُْ ْ ُ َ َ ْ َ ُْ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan satu kaum, kecuali apabila mereka merobah keadaan
apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung
bagi mereka selain Dia (Allah). (QS.13, Ar Ra’du : 11)
4. Produksi tidak dapat tidak menghendaki modal.
Modal dan teknologi perlu sebagai alat pembantu dan
pendorong mempercepat prosesnya. Modal sebagai unsur
produksi. Persediaan alat penghasil yang dihasilkan misalnya
sarana, gedung-gedung, pabrik-pabrik, mesin-mesin, alat
perkakas, dan persediaan barang, semua itu diperlukan untuk
proses produksi.126
Pembentukan modal dapat dilakukan, apabila dari hasil
produksi tidak semuanya dihabiskan. Tetapi sebagian di
simpan. Lalu digunakan untuk produksi selanjutnya. Apabila

126
Atau disebut juga “stock of produced means of production”.

145
masyarakat dapat membatasi "konsumsi sekarang", maka akan
diperoleh hasil yang lebih banyak pada masa datang.
Apabila hasil produksi dapat disimpan dalam jumlah
besar, maka pembentukan modal akan bertambah besar. Jika
taraf penghidupan rendah, tidak mungkin dapat membukakan
peluang. Kemungkinan dalam masyarakat nagari untuk
menyimpan sangat kecil. Bahkan mungkin tidak dapat
memupuk modal. Taraf hidup akhirnya merosot. Ekonomi tak
mungkin berkembang dengan cepat. Peran budaya dan
kebiasaan dalam masyarakat menentukan gerak ekonomi
mereka. Secara ekonomis, di samping kesanggupan dan
kesediaan bekerja keras, rajin dan cermat, ada dua hal yang
tidak dapat tidak harus dilakukan oleh suatu masyarakat nagari
yang ingin memperkembang ekonominya, ialah :
a. memulai dengan kesanggupan dan kesediaan hidup
berhemat untuk dapat memupuk modal.
b. menghindarkan segala macam pemborosan, dan
memberantas segala bentuk pemborosan itu.
Persoalannya ialah bagaimana kita membawa umat dan
masyarakat nagari kepada kemampuan. Kepada kebiasaan
"menyimpan" sebagian hasilnya.
Untuk "pembentukan modal" milik anak nagari sendiri.
Berbagai upaya mesti dilakukan agar mereka dapat menghindar
dari pemborosan (waste). Maka, anak nagari mesti didorong
bekerja sepenuh hati, tidak semata hanya mementingkan
keperluan diri sendiri.
ِ َّ ِ ِ ‫ق ِمن َخْل‬
َ ‫ان لَهُ بِه‬
ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫ ِإال َك‬،‫ق اهلل‬ ْ ٌ ‫آد ِم ٌّي والَ َخْل‬
َ ُ‫ لَ ْم َي ْأ ُك ْل ِم ْنه‬،‫َم ْن َغ َر َس َغ َر ًسا‬
Barangsiapa yang menanam suatu tanaman, jika kemudian
tanaman (buah tanaman) itu dimanfaatkan oleh anak Adam
(manusia banyak) atau oleh suatu makhluk Allah yang lainnya,
maka itu menjadi sedekah baginya. 127
Satu dan lainnya, mengingat keperluan penduduk terus
berkembang. Tuntutan penghematan devisa dengan cepat
127
Tersebut oleh al Hafidz al Munzhiri didalam kitab at Targhib wa at Tarhib
bahwa sanad hadist ini hasan. Pada kitab al Munthaqa min Targhib wa Tarhib hadist
(no.1578).

146
memperhitungkan rendemen dengan kalkulasi yang tepat pula.
Ini kalau ditilik dari sudut efisiensi dan rendemen ekonomis
semata-mata.
5. Andai kata masyarakat kita di nagari-nagari di ranah
Minangkabau tidak dapat mempergunakan kepandaian-
kepandaian yang tersimpan dalam jiwa anak nagari, maka
tidak dapat tidak, nasib anak nagari kita tak ubahnya dari
nasib induk ayam menetaskan telor itik.
Sebab itu, pekerjaan kita yang berat adalah di dalam
menghidupkan minat.
Upaya kembali ke nagari dengan memperkuat program
kembali ke surau mempunyai aspek lain. Menafaskan jiwa lain,
yaitu wajib berusaha diurat masyarakat.
6. Menumbuhkan kekuatan terpendam di kalangan anak nagari
yang lemah selama ini, menjadi program utama. Dapat
disebut “pemerkasaan umat” di nagari itu.

)‫ض َع َفائِ ُك ْم (رواه البخاري‬ َّ


ُ ِ‫ص ُر ْو َن إال ب‬
َ ‫َه ْل تَْن‬
Tidaklah kalian dimenangkan dan mendapatkan rezeki kecuali
dengan bantuan orang-orang lemah kamu (HR. Imam
Bukhari, dan Nawawi dalam ar Riyadh)
Kita ingin berhubungan dengan para dhu'afa. Dalam
bentuk yang lain dari pada hanya sekedar meminta dukungan
dan bantuan ketika mereka diperlukan. Tidak pula sekedar
untuk tempat "meminta nasi bungkus".
Maka pekerjaan memperkasakan umat di nagari-nagari
mestilah didukung oleh cita-cita hendak menjelmakan tata-cara
hidup kemasyarakatan berdasarkan :
a. hidup dan memberi hidup (ta'awun), bukan falsafah
berebut hidup;
b. tanggung jawab tiap-tiap anggota masyarakat atas
kesejahteraan lahir batin dari masyarakat sebagai
keseluruhan (takaful dan tadhamun);
c. keragaman dan ketertiban yang bersumber kepada
disiplin jiwa dari alam (‘izzat an-nafs), bukan lantaran
pemaksaan dari luar;

147
d. ukhuwwah yang ikhlas, bersendikan Iman dan Taqwa ;
e. keseimbangan (tawazun) antara kecerdasan otak dan
kecakapan tangan, antara ketajaman akal dan ketinggian
akhlak, antara amal dan ibadah, antara ikhtiar dan do'a;
Ini wijhah (sasaran) yang hendak dituju. Ini shibgah
(identitas) yang hendak dipancangkan.

KEGIATAN MENYANTUNI PARA DHU’AFAK DAN MENYALURKAN


DENGAN
BAIK KE DAERAH YANG SULIT PERLU DIGERAKKAN BERSAMA DAN
TERORGANISIR

Tidak seorangpun yang berpikiran sehat di negeri ini


keberatan terhadap penjelmaan masyarakat yang semacam itu.
Suatu bentuk dan susunan hidup berjama'ah yang diredhai
Allah. Satu yang dituntut "syariat" Islam. Sesuai dengan Adat
basandi syarak dan Syarak nan basandi Kitabullah.

148
BANTUAN UNTUK ANAK-ANAK DARI KELUARGA DHU’AFA DI PESISIR
SELATAN

7. Kita sekarang menapak kembali ke nagari. Bermakna kita


sedang merambahkan jalan untuk menjelmakan hidup
berjama'ah yang duduk sama rendah tagak samo tinggi, sa ciok
bak ayam sa dantiang bak basi. Selama ini, belum kunjung
terjelma di negeri kita ini, kecuali dalam khotbah alim-ulama,
pepatah petitih ahli adat, dan pidato para cerdik cendekia.
Kita rintis dengan alat-alat sederhana. Tetapi dengan api
cita-cita yang berkobar-kobar dalam dada kita masing-masing.
Ini nawaitu kita dari semula.

‫ور ُس ولِ ِه‬ ِ ِ ْ ‫ َفم ْن َك َان‬،‫ئ ما َن وى‬


ٍ ْ ‫ و ِإَّنما لِ ُك ِّل‬،‫َّات‬
ِ ‫َعم ا ُل بِالنِّي‬
َ ‫ت ه ْج َرتُ هُ إِلَى اهلل‬ َ َ َ ‫ام ِر‬ َ َ ْ ‫َّإن َما ْاأل‬
‫ام َرأ ٍَة َيتََز َّو ُجهَا‬ ِ ِ ‫فَ ِهجرتُ ه إلَى‬
ِ ْ ‫ فَم ْن ك َان‬،‫اهلل ورس ولِ ِه‬
ْ ‫ت ه ْج َرتَ هُ إلَى ُد ْنَيا ُيص ْيبُهَا ِأو‬ َ ْ ُ َ ُ َْ
ِ
)‫فَ ِه ْج َرتُهُ إلَى َما َه َج َر إلَ ْيه (رواه البخاري و مسلم‬

Sesungguhnya setiap amal itu karena niatnya. Dan bagi setiap


orang itu apa yang diniatkan. Maka barangsiapa yang (niat)
hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, berarti hijrahnya itu
untuk (mendapatkan redha dan karena taat kepada) Allah dan
Rasul-Nya. Dam barangsiapa yang hijrahnya karena
kepentingan dunia yang dia kejar, atau karena seorang
perempuan yang akan dia kawini. Maka jirahnya itu untuk apa

149
yang dia niatkan itu.” (HR.Imam Bukhari dan Muslim dari
Umar bin Khattab RA)128
Kita jagalah agar api nawaitu jangan padam atau
berubah di tengah jalan. Beberapa penyebab berubahnya
nawaitu ini mesti di hindari, antara lain merasa diri pandai
sendiri, arogansi kata orang kini, dan juga bertindak tidak ikhlas
karena ada udang di sebalik batu.
Nilai amal kita, besar atau kecil, terletak dalam niat yang
menjadi motif untuk melakukannya. Tinggi atau rendahnya
hasil dicapai sesuai dengan tinggi atau rendahnya mutu niat
orang mengejar hasil itu. Amal kita yang sudah-sudah dan yang
akan datang akan kering dan hampa. Sekiranya amal lahir
dilakukan, tetapi tujuan nawaitu-nya kita anjak.

KHITANAN MASSAL DI MUARA SIBERUT MENTAWAI, SATU BUKTI SIKAP


TA’AWUN, BUDAYA SALING BERTOLONGAN YANG TUMBUH DARI SURAU
Andaikata mulai ada kelihatan di antara keluarga anak
nagari tanda-tanda akan kehilangan nawaitunya, maka
kewajiban kita lekas-lekas memanggil kembali. Agar jangan
yang berserak, generasi yang tersebar diseluruh nagari tidak
sampai terseret, hanyut oleh arus pengejaran benda-benda yang
128
(HR.Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab RA). Imam Bukhari
meriwayatkan dalam Shahih-nya pada kitab al-Iman, bab “Maa Jaa’a Anna al A;’-maal
bin Niyyah”. Dan Imam Muslim dalam kitab al-Ijarah, bab Qauluhuu Shallallahu ‘Alaihi
Wa sallam. “Innama al-A’maal nbin-Niyyah”, pada urutan hadist nr.1907. Sesungguhnya
hadist ini masyhur, karena itu banyak pengutip hadist ini tidak memandang perlu lagi
men-takhrij hadist ini.

150
bertebaran semata-mata. Tidak dirusak oleh penetrasi budaya
luar. Nawaitu yang benar mengajarkan kita semua untuk selalu
mempergunakan jalan-jalan yang telah di rintiskan sejak
dahulu. Yakni adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Asal hal-hal yang mengarah kepada “berubahnya
nawaitu di tengah jalan itu”, lekas-lekas dapat dipintasi, Insya
Allah anak nagari akan masuk shaf kembali, "kok io kito ka-badun
sanak juo ..........!" Tugas suluah bendang dalam nagari adalah
merapatkan barisan kembali, sebagaimana orang akan
melaksanakan shalat jamaah.

)‫الصالَ ِة (متفق عليه‬


َّ ‫ام ِة‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ فَإ َّن تَ ْس ِوَيةَ الصُّفُ ْوف م ْن إق‬،‫صفُ ْوفَ ُك ْم‬
ُ ‫َس ُّووا‬
Luruskan dan rapatkan saf, karena meluruskan dan merapatlan
saf itu menjadi bagian dari shalat berjamaah. (HR.Muttafaq
‘alaih).

151
KEMBALI KE SURAU MEMBINA UMAT
Umat Islam di Ranah Minangkabau menjadikan surau
sarana perguruan membina anak nagari. Fungsinya tidak semata
menjadi tempat ibadah mahdhah (shalat, tadarus, dan pengajian
majlis ta’lim). Menjadi tempat tumbuh lembaga perguruan anak
nagari yang dimulai dari akar rumput.
ِّ ‫ان اْل ُم ْؤ ِم ُن ْو َن لَِي ْنِف ُر ْوا َكافَةً َفلَ ْوالَ َنفَ َر ِم ْن ُك ِّل ِف ْرقَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَائِفَةٌ ِلَيتَفَقَّهُ ْوا ِفي‬
‫الد ْي ِن َو‬ َ ‫َو َما َك‬
.‫لِيُ ْن ِذ ُر ْوا قَ ْو َمهُ ْم ِإ َذا َر َج ُع ْوا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يِ ْح َذ ُر ْو َن‬

Tidak sepatutnya bagi orang Mukmin itu pergi semuanya


kemedan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS.IX,
at Taubah, ayat 122).
Kekuatan surau adalah kuatnya jalinan hubungan
masyarakat saling menguntungkan (symbiotic relationship).
Sanggup menjadi pusat kekuatan perlawanan membisu (silent
opposition) terhadap penjajah.
ِ ‫ فَهو ِفي سبِي ِل‬،‫اهلل ِهي اْلعْليا‬
)‫اهلل (متفق عليه‬ ِ ُ‫ومن قَ َات َل ِلتَ ُكون َكلِمة‬
َْ َُ َ ُ َ َ َْ ََْ
Siapapun yang berjuang untuk meninggikan kalimat Allah --
kalimatulli hiyal ‘ulya --, dan mereka mati dalam perjuangan
itu, maka sungguh dia sudah berada dalam jihad fii sabilillah.
(HR.Muttafaq ‘alaihi)
Alam Minangkabau belum lengkap kalau tidak
mempunyai Masjid (musajik) atau surau tempat beribadah.
Identitas surau sesuai personifikasi pemimpinnya. Surau
adalah pusat pembinaan umat, untuk menjalin hubungan
bermasyarakat yang baik (hablum-minan-naas). Terjamin pula
ibadah dengan Khalik (hablum minallah). Adanya balairuang dan
musajik (surau) ini menjadi lambang utama terlaksananya

152
hukum129 dalam “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.,
syarak mangato adat nan kawi syarak nan lazim”.
‫كم‬ َّ ‫عارفوا‬ ِ ِ ٍ ‫خلقناكم ِمن‬
ْ ‫رم‬
َ ‫إن أ ْك‬ َ َ‫عوبا و قََبائ َل لت‬
ً ‫ناكم ُش‬
ْ ‫ذكر و أنثَى و َجعْل‬ َ ‫الناس إنا‬
ُ ‫يأيُّها‬
‫خبير‬ ِ ‫عند‬
ٌ ‫عليم‬
ْ ‫أتقاكم إن اهلل‬
َ ‫اهلل‬ َ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berkabilah-kabilah (bangsa-bangsa) dan berpuak-puak
(suku-suku) supaya kamu saling kenal mengenal …. (QS.49, al
Hujurat : 13)
Apabila sarana-sarana ini berperan sempurna,
masyarakat kelilingnya hidup dengan akhlak terpuji. Perangai
mulia berakhlakul-karimah. “Adaik jo syarak kok tasusun, bumi
sanang padi manjadi”.

IHWAL SURAU

129
Oleh H.Idrus Hakimy Dt. Rajo Pengulu dalam Rangkaian Mustika Adat basandi
syarak di Minangkabau, menyebutkan kedua lembaga – balairung dan mesjid – ini
merupakan dua badan hukum yang disebut dalam pepatah : “Camin nan tidak kabuah,
palito nan tidak padam” (Dt.Rajo Pengulu, 1994 : 62).

153
Surau amat sesuai menjadi pusat pembinaan umat.
Surau adalah satu anak tangga dari jenjang bermasyarakat di
nagari yang teguh melaksanakan prinsip musyawarah
(demokrasi).
Surau adalah pondasi dasar dan utama dalam
menerapkan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Dukungan masyarakat adat dan kesepakatan tungku tigo
sajarangan, bundo kanduang dan rang mudo, menjadi penggerak
utama mewujudkan tatanan sistim di nagari. Konsepnya tumbuh
dari akar nagari sendiri.
Masyarakat Minangkabau yang beradat-beragama
selalu ingat kepada hidup sebelum mati dan hidup sesudah
mati.

SURAU MASA DULU DI TENGAH PERKAMPUNGAN MINANGKABAU.


MASJID PADANG LUAR BANUHAMPU, PADA MASA DAHULU MASIH MEMAKAI
ATAP IJUK, DAN ZAMAN SEKARANG SUDAH DILAKUKAN BERAPA KALI
PERUBAHAN. RENOVASI PEMBANGUNAN DISESUAI KAN DENGAN
PERMINTAAN ZAMAN.

‫اهلل الَ يُ َغي ُِّر َما بِقَ ْوٍم َحتَّى‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٌ ‫لَ ه معقِّب‬
َ ‫ات م ْن َب ْي ِن َي َد ْي ه َو م ْن َخْلف ه يَ ْحفَظُ ْوَن هُ م ْن أ َْم ِراهلل إ َّن‬ َ َُ ُ
.‫ال‬ ٍ ‫ُي َغيِّروا ما بِأ َْنفُ ِس ِهم و ِإ َذا أَر َاد اهلل بِ َقوٍم سوءا َفالَ مر َّد لَهُ وما َلهم ِم ْن ُدونِ ِه ِم ْن و‬
َ ْ ُْ َ َ ََ ً ُْ ْ ُ َ َ ْ َ ُْ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

154
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (QS.Ar-Ra’du : 11)
Peran dakwah di Ranah Minangkabau sekarang ini
adalah menyadarkan umat dalam membentuk diri mereka
sendiri. Kenyataan sosial terhadap anak nagari diawali dengan
mengakui keberadaan puncak-puncak kebudayaan mereka, dan
mendorong kepada satu bentuk kehidupan bertanggung jawab.
Inilah tuntutan Dakwah Ila-Allah. Seruan atau ajakan kepada
Islam yang diberikan Khaliq untuk manusia, yang sangat sesuai
dengan fithrah manusia itu. Islam adalah agama Risalah, dan
penyiarannya dilanjutkan oleh dakwah.
Di Ranah Minangkabau tempat nya adalah surau atau
masjid. Keberhasilan suatu upaya dakwah (gerak dakwah)
memerlukan pengorganisasian (nidzam). Perangkat organisasi
surau, selain orang-orang, adalah juga peralatan dakwah dan
penguasaan kondisi umat, tingkat sosialnya dan budaya yang
melekat pada tata pergaulan mereka yang dapat dibaca dalam
peta dakwah.
Bimbingan syarak mengatakan al haqqu bi-laa nizham
yaghlibuhu al baathil bin-nizam. Artinya, tanpa mengindahkan
pengaturan (organisasi) selalu akan kalah oleh kebatilan yang
terorganisir. Pekerjaan mengajak manusia akan berhasil dengan
ilmu, hikmah, akhlak dan menyeru kejalan Allah, dengan
petunjuk yang lurus. Maka, da’iya (Imam khatib di Nagari)
adalah pewaris tugas Nabi Muhammad Rasulullah S.A.W.

‫مون‬ ِ ‫الن‬
َّ ‫كن أ ْك َثر‬
َّ ‫نذيرا وَل‬ َّ
ْ ‫يعَل‬
ْ ‫اس ال‬ ً ‫بشيرا و‬
ً ‫وما ْأر َسْلَناك إال كاف ًة للناس‬
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. (QS. Saba’, 34 : 28).
Menghidupkan surau (masjid) dalam masa ini adalah
menetapkan visi untuk menentukan program pembinaan di
tengah anak nagari yang akan mendukung percepatan

155
pembangunan nagari itu. Koordinasi akan mempertajam faktor
pendukungnya.

‫اجا‬ ِ ِ ِ
ً ‫داعيا إلى اهلل بإ ْذن ه و س َر‬
ً ‫ و‬.‫ذي ًرا‬
ْ ‫بش ًرا و ن‬
ّ ‫اهدا و ُم‬
ً ‫ناك ش‬ َ ‫بي إنا ْأرس ْل‬ ُّ ‫يأيُّها الن‬
ِ
‫كبيرا‬
ً ً‫فضال‬ْ ‫هم ِمن اهلل‬ َّ ‫ و َب ِّش ِر اْل ُمؤمنِ ْي َن‬.‫مني ًرا‬
ْ ‫بأن َل‬ ْ
Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi,
dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan
untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan
untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang-orang mu'min bahwa sesungguhnya bagi
mereka karunia yang besar dari Allah. (QS.Al-Ahzab, 33 : 45-
47).

ANAK-ANAK DAN AMAK-AMAK MENGAJI KE SURAU


Seruan untuk menyembah Allah, kepada seluruh
manusia. Tidak boleh musyrik. Meminta hanya kepadaNya dan
mempersiapkan diri kembali kepadaNya.
Kaedah syarak akan mendorong keberhasilan dakwah
menghidupkan adagium adat basandi syarak syara; basandi
Kitabullah. Aktualisasi Kitabullah (nilai-nilai Alqurani) hanya
dapat dilihat melalui gerakan amal nyata yang terus menerus
terkait dengan seluruh segi kehidupan anak nagari, seperti
kemampuan bergaul, mencintai, berkhidmat, menarik, mengajak
(dakwah), merapatkan potensi barisan (shaff) mengerjakan amal-
amal Islami secara jamaah.

156
ِ ‫آيات‬
ِ ‫عن‬ ُّ ‫وال‬
ْ ‫المش ِر‬
.‫كي َن‬ َّ ‫تكو‬
ُ ‫نن من‬ ْ ‫ِّك وال‬
َ ‫وادعُ إلى رب‬
ْ ‫ك‬ َ ‫إلي‬
ْ ‫لت‬ْ ‫بعد إ ْذ أ ُْن ِز‬
َ ‫اهلل‬ ْ ‫يصدَّنك‬
‫الح ْك ُم و إلي ِه‬ َّ ٌ ‫يء هال‬
ٍ ‫اهلل إلها آخ ر ال إله إالَّ هو ُك ُّل ش‬
ِ ‫وال ت ْدعُ مع‬
ُ ‫ك إال وجهَ هُ له‬ َ
.‫رج ُعون‬
َ ُ‫ت‬
Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu
diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan)
Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan. Janganlah kamu sembah
di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap
sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala
penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
(QS.Al Qashash, 28 : 87)
Tugas ini menjadi tugas para Rasul. Umat sekarang
menjadi penerus dakwah sepanjang masa. Terlaksananya tugas-
tugas dakwah dengan baik akan menjadikan umat Islam mampu
menjawab harapan masyarakat dunia.130 Maka perlu setiap
Da’iya – Imam, Khatib, Urang Siak, Tuanku, alim ulama suluah
bendang di nagari-nagari -- meneladani pribadi Muhammad SAW

‫وذكر اهلل كثِ ْي ًرا‬ ِ


َ ‫اآلخر‬
َ ‫اليوم‬
َ ‫اهلل و‬ ْ ِ‫ُسوةٌ حسنةٌ ل‬
َ ‫من كان َي ْرجوا‬ ْ ‫كان ل ُك ْم ِفي َر ُس ْول اهلل أ‬
َ ‫َل َق ْد‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (QS. Al Ahzab, 33 : 21)
Contoh di dalam membentuk effectif leader menuju
kepada inti dan isi Agama Islam (tauhid). ‫اس تَِق ْم‬ ِ
ْ ‫ت بِاهلل ثَُّم‬
ُ ‫آم ْن‬
َ ‫ُق ْل‬
“Katakanlah bahwa berimanlah kepada Allah dan istiqamah,

130
Diperlukan watak-watak, yang ditunjukkan oleh pendakwah pertama, Rasulullah
SAW (Mohammad Natsir, Tausiyah 24 tahun Dewan Dakwah, Media Dakwah, Jakarta
1992, Dakwah kita adalah Dakwah Ila-Allah).

157
ٍ ‫اس ِب ُخْل‬
tetap pendirian. ” ‫ق َح َس ٍن‬ ِ ‫ “ و َخ ِال‬Diciptakan manusia
َّ ‫ق‬
َ ‫الن‬
dengan perangai yang baik (terpuji)”.
Umat kini akan menjadi baik dan berjaya, bila sebab-
sebab kejayaan umat terdahulu dikembalikan.
ِ ُ‫طل‬
‫وب‬ ْ ‫اك َم‬
َ ‫ض‬َ ‫ور‬ ِ ‫ص‬
ِ ‫ودي‬ َ ‫إلَ ِهي ْأن‬
ُ ‫ت َم ْق‬
Tuhanku, Engkau semata tujuan hidupku. Dan keredhaan-Mu
semata pula yang aku tuntut.
Kita mestinya bertindak atas dasar syarak ini. Mencari redha
Allah, dan mengajak orang lain untuk menganutnya.
Allah menghendaki kelestarian Agama dengan mudah,
luwes, elastis, tidak beku dan tidak berlaku bersitegang. Usaha
ini akan menjadi gerakan antisipatif terhadap arus globalisasi
negatif abad sekarang. Mengembangkan surau berorientasi
kepada mutu. Sehingga pembinaan surau berkembang menjadi
center of exellence, yang menghasilkan generasi berparadigma
ilmu komprehensif.
Terintegrasinya pengetahuan agama, budi akhlaq dan
keterampilan (memasak, menjahit, mengaji, bersilat) yang
mendorong anak surau sanggup hidup mandiri.
Peran surau menghidupkan adat basandi syarak syarak
basandi Kitabullah menjadi tugas setiap insan anak nagari yang
telah terikat dalam "umat dakwah" menurut Kitabullah – yakni
nilai-nilai Alqurani di bawah konsep mencari ridha Allah.

‫المنكر و أولئِك‬
ْ ‫عن‬ ِ ‫ينهون‬ ِ
ْ ِ‫ْمرو َن ب‬
ْ ‫المع ُروف و‬ ْ ‫الخي ِر و ي أ‬
ْ ‫عو َن إلى‬
ْ ‫يد‬
ْ ٌ‫ولتَ ُكن ِّم ْنكم أمة‬
.‫لحون‬
ُ ‫هم الم ْف‬
ُ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.(QS. Ali Imran, 3 : 104 )
Peningkatan kualitas pembinaan umat melalui surau
dapat dicapai. Organisasi suaru lebih menjadi viable --dapat
hidup terus, berjalan tahan banting, bergairah, aktif dan giat-–

158
menurut permintaan zaman, dan durable –-yakni dapat tahan
lama-– seiring perubahan dan tantangan zaman. Peran serta
masyarakat adalah menerapkan manajemen mengelola surau
lebih accountable dari segi keuangan maupun organisasi.
Kitabullah mendeskripsikan agama Islam adalah
sempurna, utuh dan di ridhai.
Melalui peningkatan ini, sumber finansial masyarakat
dapat dipertanggungjawabkan secara lebih efisien. Setiap
Muslim, dengan nilai-nilai Kitabullah wajib mengemban missi
mulia yaitu merombak kekeliruan ke arah kebenaran secara
hakiki di dalam "perjalanan kepada kemajuan (al madaniyah)".

GERAKAN KEMBALI KE SUARU PERLU DISOSIALISASIKAN BERSAMA-SAMA

MENINGKATKAN MUTU
ANAK NAGARI
Meningkatkan Mutu SDM anak nagari melalui kerja
keras. Menguatkan potensi yang sudah ada melalui program
unggulan, kaderisasi. Menumbuhkan SDM nagari yang sehat
dengan gizi cukup. Meningkatkan penguasaan ilmu
159
pengetahuan dan teknologi (terutama terapan). Peningkatan
peran serta masyarakat mengelola surau. Sistim terpadu
menjadi bagian integral dari masyarakat Muslim di Ranah
Minangkabau.
Persaingan pasar sangat ditentukan oleh speksifikasi
unsur "kepercayaan" (trust). Kenyataan ditemui di nagari-nagari
memang sangat berbeda dengan pernyataan Francis Fukuyama
(1997) yang mengemukakan tesis “kesejarahan telah berakhir
saat ini” (The End of History). Sesungguhnya yang berlaku adalah
bahwa tesis kesejarahan ada pada setiap saat dan tempat. Ada
pergantian masa untuk manusia (wa tilka al-ayyamu nudawilu-haa
baina an-naas), dan perjalanan sejarah belum berakhir.131
ِ ‫داولُها ْبي َن الن‬
ِ ُ‫األي ام ن‬ ِ ٌ َ‫مس القوم ق‬
ُ‫ليعلَم اهلل‬
ْ ‫اس و‬ ُ ّ ‫رح مثلُ هٌ و تلك‬ َ ْ َّ ‫قرح فق ْد‬ٌ ‫سس كم‬ ْ ‫إن َي ْم‬
ِ ِ
‫الظالمين‬
َ ‫يحب‬ َ ‫آمنوا و َيتَّخ َذ م ْنكم ُش‬
ُّ ‫هداء و اهللُ ال‬ ُ ‫الذين‬
َ
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar)
mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan
orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada.
Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS.Ali
Imran : 140)
Ajaran syarak Islam mampu memberikan jalan keluar
(solusi) terhadap problematika sosial umat manusia. Keyakinan
kepada agama Islam (di dalam syarak disebut aqidah Islamiyah)
menjadi landasan berpijak. Motivasi untuk berbuat dan
berharap pada setiap yang mempercayainya. Keyakinan tauhid
itu terhunjam dan berurat berakar di dalam hati manusia.
Dengannya mampu menangkap tanda-tanda zaman, perubahan
sosial, politik, ekonomi dan perkisaran masa di sekitarnya.
Mampu membaca zeitgeist tanda-tanda zaman karena beriman
kepada Allah.
131
Sesuai Sunatullah “ inna az-zamaan qad istadara” (al Hadist), artinya zaman
berubah dan musim selalu berganti.

160
Perbedaan pemikiran dikuatkan dzikrullah dengan
pemikiran bertumpu paham kebendaan, seperti positivisme
dzikrullah dan apatisme thagut (syaithaniyah).

‫الحي والميْت‬
ّ ‫يذكر ربه مثَل‬
ْ ‫ال‬
َ ‫يذكر ربه والَِّذي‬
ْ ‫مثَُل الَِّذي‬

Perbandingan antara orang yang mengingat tuhan dengan


yang tidak mau mengingat tuhannya, sama seperti
perumpamaan antara orang yang hidup dan yang mati. (HR.
Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Kitab Ad Da’wat)
Apatisme dalam perubahan sosial, politik dan ekonomi
tersebut adalah selemah-lemah iman (adh'aful iman).

SALAH SATU BANGUNAN SURAU MASA DULU DI MINANGKABAU


DIBANGUN SEDERHANA, KOKOH DENGAN MISI MEMBANGUN UMAT DI
NAGARI (Dok. Minangkabau)

Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan


ekonomi hanya dapat dihilangkan dengan,
 mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan, artinya
berbuat sesuai kemampuan,
 jangan membiarkan diri terkurung kepada pemikiran
yang tidak mungkin dikerjakan,
 memulai dengan apa yang ada, karena dengan yang ada

161
itu sudah dapat memulai sesuatu,
 jangan berpangku tangan dengan menghitung orang
yang lalu lalang, dan membiarkan diri ketinggalan.
Konsep ini adalah amanat syarak (Islam) dalam
menghadapi perubahan sosial, politik dan ekonomi. Betapa kecil
pun perubahan tidak boleh dinanti tanpa kesiapan. Namun,
selalu memanfaatkan hubungan diri (kemampuan anak nagari)
dengan kehidupan dunia luar di sekitarnya. Sikap hidup
menjemput bola adalah sikap hidup sesuai ajaran Islam.
Bergerak, berusaha, proaktif dan inovatif adalah cara-cara paling
tepat mengantisipasi selemah-lemah iman. Kata kunci
perubahan sosial, politik dan ekonomi yang dikembangkan
syarak (agama Islam) melalui tiga cara hidup, yakni,
 bantu dirimu sendiri (self help),
 bantu orang lain (self less help), dan
 saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),
Konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk tidak
mesti selalu tergantung kepada orang lain. Ketergantungan
menempatkan orang terbawa kemana-mana. Menjadi tak
berdaya di tangan yang menjadi tempat bergantung.
Mengokohkan perpegangan agama dan pemahaman syarak
menjadi kerja paling utama.
ِّ ‫و َم ْن ُي ِر ِد اهللُ بِ ِه َخ ْي ًرا ُي َفقِّ ْههُ ِفي‬
‫الد ْي ِن‬
Barangsiapa yang Allah SWT kehendaki akan kebaikan, maka
Allah SWT akan menakdirkannya tahu akan urusan agamanya.
(HR.Muttafaq ‘Alaih dari hadist Mu’awiyah).

‫ى وال القالَئِ َد وال‬ ِ ُّ


َ ‫رام وال اله ْد‬
َ ‫هر الح‬
َ ‫عائر اهلل وال الش‬
َ ‫ذين آمن وا الَ تُحلوا َش‬
َ ‫يأيُّها ال‬
‫طادوا وال‬
ُ ‫فاص‬
ْ ‫وانا و إذا حلْلتُم‬
ً ‫ورض‬
ْ ‫ال من َّربِّهم‬
ً ‫يبتغ ون فض‬
ُ ‫رام‬
َ ‫ت الح‬ َ ‫ين ال ْبي‬َ ‫ءآم‬
ِّ
‫البر و‬
ِّ ‫تدوا وتعاونُوا على‬
ُ ‫تع‬ ِ ِ ُّ ٍ َّ
ْ ‫وكم عن المسجد الحرام أن‬ ْ ‫صد‬ َ ‫شنئان قوم أن‬
ُ ‫يج رمنكم‬ ْ
ِ
.‫شديد العقاب‬
ُ ‫اهلل‬ ِ َّ
َ ‫اهلل إن‬َ ‫عاونُوا على اإلثْم و العدوان و اتقُوا‬
َ َ‫الت ْقوى والَ ت‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-
syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan
haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu

162
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(QS. 5, al Maidah : 2)
Dengan demikian, anak nagari menjadi sehat rohani.
Terjaga dengan norma-norma adat. Sehingga anak nagari
menjadi masyarakat beradat yang beragama (Islam). Menggali
potensi SDA di nagari diselaraskan dengan perkembangan
global yang tengah berlaku. Memperkuat ketahanan ekonomi
rakyat.
Membangun kesejahteraan dimulai dari pembinaan
unsur manusianya, dari self help (menolong diri sendiri) kepada
mutual help.
Ihsan berbuat baik dan ta'awun tolong menolong sesuai
dengan anjuran Islam. Bantu membantu, ta'awun, mutual help
dalam rangka pembagian pekerjaan (division of labour) menurut
keahlian masing-masing ini, akan mempercepat proses
mempertinggi mutu yang dihasilkan. Itulah taraf ihsan yang
hendak dicapai. Zakat sebagai sarana pembersih harta dan
upaya memperkuat paradigma umat

ANAK NAGARI BERUSAHA MEMANFAATKAN ALAM ANUGERAH ALLAH

163
DI SEKITAR KAMPUNG HALAMAN
(MENCARI RINUK DI PINGGIR DANAU SINGKARAK)
Tolong-menolong, puncak budaya adat basandi syarak,
syarak basandi Kitabullah.
َّ ِ
ُّ ‫أحسنُوا في هذه‬
‫الد َنيا حسنةٌ ولَ َد ُار‬ ْ ‫للذين‬ ً ‫ذين اتَّقوا ماذا ْأنزل ربُّكم قالوا‬
ْ ‫خيرا‬ َ ‫و قْيل لل‬
.‫المتقي َن‬
ْ ‫دار‬
ُ ‫لنعم‬
ْ ‫خير و‬ ٌ ‫اآلخر ِة‬
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah
yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.
Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan
itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,” (QS.16,
an Nahl : 30).

SALAH SATU MASJID DI TENGAH NAGARI DI MINANGKABAU,


DIKELILING SAWAH LADANG ANAK NAGARI DALAM MENGOLAH
KEHIDUPAN
Masjid Raya Nagari Singkarak

164
FILOSOFI MINANG MEMERANGI
KEMISKINAN
Sumatra Barat, dengan akar budaya Minangkabau,
sangat basitungkin mengantisipasi kemiskinan. Letak tanah di
Minangkabau sebenarnya kurang bersahabat. 132
Masa doeloe seketika tanah-tanah itu belum diolah,
hanya dijadikan tempat mencari kayu api. Paling tinggi tempat
simpanan kayu pembuat rumah atau untuk mencari akar-rotan.
Persawahan dan perladangan anak nagari adalah hasil
taruko ninik mamak. Sawah bajanjang bapamatang dan ladang
babiteh babentalak. Dari mamak turun ke kemenakan. Letaknya di
sekeliling Dusun Taratak. Bahkan, di keliling rumah tempat
diam. Kemudian berkembang dusun menjadi nagari. Nagari
masuk lurah. Anak kemenakan ikut bertambah. Rumah kecil tak
mampu menampung jumlah cucu dan cicit. Bangunan baru pun
132
Prof. Emil Salim mengatakan, "Dari keseluruhan wilayah Sumatra Barat, hanya
sekitar 14 persen saja yang kondisi tanahnya subur dan cocok untuk areal pertanian.".
Singgalang, Rabu, 7 Juli 1993, Musyawarah Pola Dasar Pembangunan Sumbar.

165
ditegakkan. Tanah persawahan menjadi satu-satunya pilihan
untuk batagak rumah. Manaruko hutan menjadi sawah, tidak lagi
merupakan kebiasaan masa kini. Yang lazim terjadi adalah
menjual tanah pusaka.
Akhirnya bahaya kemelaratan datang mengancam.
Berkurangnya areal sawah menjadi lokasi perumahan. Di sini
datangnya krisis bertalian sentra pertanian dan peternakan
dikaitkan dengan sumber pendapatan.

SATU KELUARGA PERANTAU MINANGKABAU PEDAGANG KONVEKSI DI


PASAR KUALA LUMPUR

Masyarakat Minangkabau, tidak dapat dikatakan miskin


dan belum pula bisa dikatakan berada. Mereka tetap bisa hidup
dan bertahan hidup, di areal yang makin terbatas. Ini
dimungkinkan, karena adanya peran budaya Minangkabau.
Dari awal, budaya itu intensif mengantisipasi gejala
kemiskinan. Antara lain,
Karatau madang di ulu,
ba buwah ba bungo balun,
marantau-lah buyuang dahulu,
di rumah paguno balun.133
Adanya kebiasaan merantau menjadikan pemuda-pemuda
Minangkabau, mencari hidup di lahan lain. Modalnya
keyakinan, kemauan dan tulang delapan karat. Merantau
menuntut ilmu untuk hidup.

133
Keratau madang di hulu. Berbuah berbunga belum. Merantau buyung dahulu. Di
rumah berguna belum.

166
Dinamika lahir didukung segala kekurangan
berbungkus kemiskinan. Modalnya sangat besar. Kemauan yang
kuat ingin maju, dan Mengubah diri.
Di kampung, anak dara gadis Minangkabau, tidak pula
dibiarkan hidup cengeng. Mereka diajar bertani, merenda,
menjahit, menyulam, mereka dibekali berbagai kepandaian
puteri lainnya.
Kepandaian-kepandaian semacam itu, kini mulai terasa
langka. Kalau kemiskinan, tidak dirasakan sebagai bahaya,
hanya karena pandai batenggang. Sesuai bunyi pantun;
Alah bakarih samporono,
Bingkisan rajo majopaik,
tuah basabab bakarano
pandai batenggang di nan rumik.134
Falsafah budaya ini tidak pernah menumbuhkan masyarakat
statis. Lahir dari filosofi hidup tersebut sikap jiwa digjaya. Satu
iklim jiwa (mentalclimate) yang subur. Apabila pandai
menggunakannya dengan tepat, akan banyak membantu dalam
usaha pembangunan sumber daya manusia di ranah ini. Egoistis
jarang bersua dalam budaya Minangkabau.
Membiarkan orang lain melarat, dengan menyenangkan
diri sendiri, sikap yang tak pernah diwariskan. Jika sekarang
bertemu, itulah pengaruh dari luar. Tenggang manenggang dan
raso jo pareso menjadi sikap hidup. Halusnya alur dan patut.
Mengatasi masalah kemiskinan di tengah masyarakat
Minangkabau, khusus mesti terarah kepada memakmurkan
anak nagari secara lahiriyah (material). Agar untaian pepatah
menyibakkan arti kemakmuran itu dapat menjadi kenyataan.
Manjilih di tapi aie
Mardeso di paruik kanyang.135
134
Sudah berkeris sempurna. Bingkisan raja Majapahit. Tuah bersebab berkarena.
Pandai bertenggang pada yang rumit. Artinya, hemat dan pandai melewati masa sulit
akan menjadi anak nagari kembali kepada tuah kejayaannya.
135
Menjilih (berbersih-bersih) hanya mungkin di tepi air. Merdeso (leluasa) hanya
mungkir perut kenyang. Kaleluasaan dan kemerdekaan bertindak, berpikir oleh anak
nagari akan hilang kalau perut mereka kosong. Anak nagari otomatis akan menjadi budak
di tangan orang yang memberinya makan. Bagaimana jadinya kalau yang memegang
pusat-pusat kekuatan ekonomi nagari itu adalah bangsa asing??? Nagari Minangkabau
akan tertindas kembali. Karena itu wujudkan segera peraturan yang jelas tentang aset

167
Mewujudkan kemakmuran anak nagari dengan berencana dan
berhemat, perencanaan jangkauannya ke depan, mengkaji
potensi yang dipunyai; Penghematan dengan memahami situasi
akan mendukung hasil dari program yang dikembangkan.
Perhatian dalam makna ini, terungkap di dalam kalimat-kalimat;
Ingek sabalun kanai
Kulimek sabalun abih
Ingek-ingek nan ka pai
Agak-agak nan ka tingga.136
Melupakan dan mengabaikan nilai-nilai luhur budaya ini, akan
berarti satu kerugian. Membangun kesejahteraan berarti
mengantisipasi lahirnya kemiskinan. Bertitik tolak pada
pembinaan unsur sumber daya manusia. Dimulai dengan cara
sederhana, dengan apa yang ada. Potensi alam yang terbatas.
Sambil menggerakkan potensi terpendam di dalam sumber daya
manusia, terutama di nagari-nagari. Mengembalikan kepada
benih-benih kekuatan yang ada di dalam dirinya masing-
masing. Melalui usaha terpadu (integrated), berketerusan dan
menyeluruh (holistik). Dengan mempertajam daya observasi, dan
meningkatkan daya pikir masyarakat nagari dimaksud.

KOMPLEK PERKAMPUNGAN MINANGKABAU DI PADANGPANJANG

nagari, terutama hak ulayat mereka.


136
Ingat sebelum kena. Hemat sebelum habis. Ingat-ingat (hati-hati) yang akan pergi.
Agak-agak (perhitungkan) yang akan tinggal.Mencakup padanya warning, aba-aba,
untuk menjaga diri, menjaga martabat keluarga, menjaga nama nagari, menjaga anak
keturunan dan seluruh aset dan budaya Minangkabau).

168
Selanjutnya, mendinamisir daya gerak, memperhalus
daya rasa, meningkatkan pengembangan daya cipta dan
Menumbuh bangkitkan daya kemauan anak nagari. Supaya
dapat dikembalikan kepercayaan kepada diri sendiri.
Ditumbuhkan kemauan untuk melaksanakan sikap mandiri (self
help). Sesuai bimbingan Allah:

‫اهلل يُ َغيِّر َما بق ْوم حتَّى‬ ِ ‫ من أمر‬،‫ يحفظون ه‬،‫بت من بين يديه و من َخْلِف ه‬
َّ ‫اهلل‬ ٌ َّ‫لَ هُ ُمعق‬
َ ‫إن‬ ْ ْ َْ ْ َ َْ
ٍ ‫ وما لهم من دونه من‬،‫مرد له‬ ٍ ُ‫هم و ِإ َذا أراد اهلل‬ ِ
.‫وال‬ ْ ُ َّ ‫سوءا فال‬
ْ ‫بقوم‬ ْ ‫يغيِّروا َما بِ ْأنفُس‬
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (QS.13, Ar Ra'd :11-12)
Tidak perlu segan menyatakan bahwa anak turunan
Minangkabau seratus persen beragama Islam. Satu dua
mungkin, sudah ada berpindah keyakinan. Sebab perputaran
musim dan pergantian nilai yang dianutnya. Jalan di alih orang
lalu. Cupak ditukar orang penggalas. Anak kemenakan
Minangkabau akan diperdagangkan oleh orang lain yang lebih
kuat budayanya !!! Apabila turunan Minangkabau itu tidak
kokoh mengenal budaya sendiri, maka satu natuur-wet
(sunnatullah) akan berlaku seperti itu.
Dalam mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar menurut
adat;
“Anggang jo kekek bari makan/Tabang ka pantai ka duo
nyo/Panjang jo singkek pa ulehkan/Makonyo sampai nan
dicito. Adat hidup, tolong manolong. Adat mati, janguak
manjanguak. Adat lai, bari mambari. Adat tidak, salang
manyalang”.
Menghidupkan hidup tolong menolong. Basalang
tenggang. Dalam kehidupan nyata berwujud perbuatan. Karajo

169
baik ba imbauan, Karajo buruak ba hambauan. Saling membantu di
dalam senang maupun susah.
Dalam perkembangan zaman telah terjadi pergeseran
nilai. Kebiasaan tradisi lama mengalami proses dilupakan.
Diyakini, bahwa nilai-nilai budaya Minangkabau itu, tidak
hilang dan tidak pula habis. Masyarakat Minangkabau mulai
senang mengadopsi budaya lain tanpa seleksi. Ini jelas
merugikan untuk generasi Minangkabau mendatang.
Budaya merantau, membentuk silaturrahmi di dalam
ikatan keluarga di perantauan. Sedari ikatan hubungan saparuik
hingga se taratak, dusun nagari. Hingga lingkup wilayah yang
luas, dari Sikiliang air Bangih, dari ombak nan badabua, sampai ka
durian di takuak rajo. Artinya meliputi wilayah adat dan budaya
Minangkabau. Pada mula sekedar ba suo suo, mempererat
hubungan kekeluargaan, meningkat kepada memikirkan
kampuang halaman, berakhir dengan usaha membangun
kampung halaman.
Belum ada data akurat tentang perbandingan jumlah
orang Minangkabau di rantau itu. Apakah jumlahnya sama
dengan jumlah yang menetap di kampung. Atau, barangkali
berlipat kali dari penghuni ranah sendiri. Satu hal terbukti dan
telah lama terjadi, bahwa orang kampung ikut menikmati hasil
orang rantau. Sirkulasi hidup kampung sering ditentukan dari
rantau. Mulai pembinaan pribadi, keluarga, bangun rumah,
tebus sawah, hingga membangun sarana umum milik nagari.
Rencana pembangunan nagari sering tidak terlaksana tanpa
keikutsertaan dunsanak di rantau. Kenyataan ini membuktikan
ada satu potensi budaya Minangkabau yang dapat
dikembangkan. Apabila dapat dipadu dengan potensi yang ada
di nagari.
Kekayaan orang rantau –-termasuk pegawai negeri yang
berkiprah di kota-kota---, mungkin tidak sebanding dengan modal
yang tertanam di kampung (nagari). Rantau adalah lahan usaha.
Perantau Minangkabau umumnya bergerak dalam bidang usaha
perniagaan, sedikit sekali yang menggarap usaha pertanian.
Karena, kalau akan bertani juga, mungkin lebih baik mengolah
lahan di kampung saja. Lapangan pegawai atau ambtenaar kata

170
orang saisuak, sangat diminati orang Minangkabau. Walaupun
saat ini, para perantau Minangkabau mulai berpaling kepada
managemen perusahaan swasta.
Jeli mengkaji kesempatan. Arus mobilitas horizontal
menuju rantau, tak mudah di hempang. Kerasnya hidup di
rantau memakai suatu tantangan yang berat. Untuk itu
diperlukan modal, sikap jiwa yang matang. Disamping kemauan
keras ada tulang delapan karat, dan bekal lain yaitu; falsafah
budaya Minangkabau untuk pedoman mengarungi lautan
kehidupan di rantau.
Falsafah hidup itu, disimak dalam kehidupan keseharian
tanah rantau.
Panggiriak pisau si rauik, Patunggkek batang lintabung,
Salodang ambiak ka nyiru. Setitiak jadikan lauik,
Sakapa (sekepal) jadikan gunuang, Alam takambang
jadi guru.137
Belajar kepada alam, mengambil pelajaran dari perjalanan hidup
yang tengah diharungi. Seiring bidal pantun;
Biduak dikayuah manantang ombak/Laia di kambang
manantang angin/Nangkodoh ingek kamudi/padoman nan
usah dilupokan.138
Pedoman menempuh kehidupan dikiatkan dengan arif
bertindak dan memilih.
Hendak kayo, badikik-dikik (hemat)
Hendak tuah, batanua urai (penyantun)
Hendak mulia, tapek i janji (amanah)
Hendak luruih, rantangkan tali (mematuhi peraturan)
Hendak buliah, kuat mancari (etos kerja yang tinggi)
Hendak namo, tinggakan jaso (berbudi daya)
137
Penggirik (pelobang) pisau siraut (yang tajam dan runcing). Bertongkat batang
lintabung. Setetes jadikan laut. Sekepal jadikan gunung. Alam terkembang jadikan guru.
Belajar kealam guru pertama manusia
138
Biduk di kayuh menantang ombak. Layar dikembang menantang angin. Nakhoda
ingat (selalu memegang kendali) kemudi. Pedoman jangan pernah dilupakan.Maknanya
ada pedoman adat dan syarak. Ada kemudi istiadat dan budaya. Ada kendali kokoh
iman dan taqwa. Modal utama orang Minangkabau merantau. Jika di zaman ini modal itu
di lupakan, mustahil generasi Minangkabau ke depan berhasil di rantau orang. Ilmu
banyak dengan iman tipis akan melahirkan generasi lemah pendirian. Tidak tahan
menghadapi cobaan hidup.

171
Hendak pandai, rajin belajar (rajin dan berinovasi)
Dek sakato mangkonyo ada (rukun dan partisipatif)
Dek sakutu mangkonyo maju (memelihara mitra usaha)
Dek ameh mangkonyo kameh (perencanaan masa depan)
Dek padi mangkonyo manjadi (pelihara sumber ekonomi)
Tidak mengherankan, bila tantangan berat di rantau
mampu diatasi.

SALAH SATU RUMAH MAKAN MINANGKABAU DI KUALA LUMPUR


MALAYSIA,
TUMBUH DARI BUDAYA MERANTAU DAN MODALNYA PANDAI MEMASAK
Paling menarik, bahwa perantau sanggup mengolah
pekerjaan apa saja asal halal. Mereka tidak memilih-milih
pekerjaan, karena motivasinya hidup tinggi. Kondisi ini
membuka peluang percepatan mobilitas vertical. Penghasilan
meningkat. Kekayaan nilai-nilai ini adalah modal besar,
mempunyai Memberi motivasi yang kuat dalam upaya
menghapuskan kemiskinan. Sungguhpun kenyataan bahwa
penghapusan itu tidak berbuah drastis. Di atas segala itu,
karena keyakinan kepada Rahmat Allah. Ini buah utama
pengajian di surau.

172
CAP RAJA PAGARRUYUNG, BERTULISKAN ;
Sultan
Tunggal Alam Bagagar Ibnu
Sulthan Kalifatullah
yang Mempunyai Tahta Kerajaan
dalam Negeri Pagaruyung Daar
el Qarar Johan berdaulat
zillullah fil ‘alam.

173
BAREK SAPIKUA
RINGAN SAJINJIANG
Perubahan tata kehidupan di tengah perkembangan
iptek memang satu keharusan. Perubahan itu tidak bisa ditolak.
Ia selalu bergerak terus. Dunia selalu berisi perubahan-
perubahan. Jika manusia menjadi statis di tengah dinamika
perkembangan, maka yang timbul adalah penderitaan.
Perlu diperhitungkan obyektifitas. Masyarakat
Minangkabau mestinya berperan aktif memanfaatkan
perubahan-perubahan untuk peningkatan mutu kehidupan,
terutama di nagari-nagari, baik di dalam bidang material dan
kejiwaan. Hasilnya banyak tergantung dari kesiapan watak.
Sangat salah apabila diperbudak perubahan, yang lebih
maknawi ialah berupaya memilah perubahan (inovasi) yang
datang secara tepat guna dan bernilai guna.

MENGAJI DI SUARU MENCERDASKAN UMAT DI NAGARI


Merebut manfaat nilai lebih, tanpa mengorbankan nilai-
nilai positif yang hakiki. Dengan kata lain, perubahan-dan
kemajuan iptek yang mendunia tidak boleh mengorban kan
nilai-nilai adat maupun keyakinan agama. Pengendali iptek

174
sesungguhnya manusia itu. Peningkatan kehidupan ekonomi,
tidak perlu menghapus nilai-nilai gotong royong yang sudah
lama mengakar di dalam tata kehidupan bermasyarakat di
Minangkabau. Bahkan, nilai itu dapat di ubah menjadi
pendorong kearah pencapaian tingkat kehidupan ekonomi
rakyat yang lebih mapan. Contoh besar adalah penguasaan hak
atas milik ulayat sebagai penyertaan modal anak nagari.
Anak nagari di tengah investasi iptek yang global tidak
boleh dimarginalkan. Anak nagari tidak perlu dilatih menjadi
kuli di negerinya. Tidak pula perlu dibuat tatanan baru, bahwa
investor itu adalah tuan dengan kedudukan jauh di atas.
Menata ekonomi nagari di Minangkabau mesti siap
menerjemahkan duduk sama rendah tegak sama tinggi dalam
kepemilikan. Investor pemilik modal darimana pun datangnya
tidak dipersiapkan memerintah anak nagari. Investor adalah
mitra kerja bersama anak nagari. Masyarakat nagari pemilik
lahan ulayat. Ada peruntukan yang wajar dengan pemilik modal
uang dan manajemen teknologi. Demikian ekonomi anak nagari
dapat dimajukan.
Sikap jiwa saling memuliakan, tidak perlu diganti
dengan egoistis. Ketidak pedulian sesama dapat berkembang
menjadi hilangnya solidaritas sosial. Benteng kejiwaan anak
nagari yang kuat adalah terpelihara nilai keseimbangan.
Mempunyai nilai tawazunitas.

DI SURAU DITANAMKAN BAREK SAPIKUA RINGAN SAJINJING


DENGAN SALING MEMBERIKAN BANTUAN

175
Nilai budaya Minangkabau mengingatkan, "sekali aie
gadang sekali tapian barubah". Yang berubah hanya tapian tempat
mandi. Nilai kebiasaan berlaku seperti biasa. Maknanya,
perubahan (aie gadang) mesti dijaga tidak merusak tatanan adat
bertepian. Perubahan akan selalu ada. Menghadapi setiap invasi
selalu diingat agar tidak terjadi "Jalan dialiah urang lalu.
Tapian diasak urang mandi.".
Keteguhan sikap dan pendirian amat perlu. Kita tidak
dapat membayangkan, bentuk masyarakat macam apa jadinya,
kalau nilai-nilai (norma-norma) sudah menipis.
Mesti dipelihara kekuatan mempertahankan hak dengan
kebiasaan melaksanakan kewajiban. Nilai agama dan budaya,
pada dasarnya berisikan "Declaration of Human Duties". Yakni
piagam dasar kewajiban asasi manusia (masyarakat).
Kini, ukuran kelayakan juga mengalami perubahan.
Ukuran baik buruk, boleh tidak, kepantasan (normatif),
manusiawi, hak dan kewajiban kemasyarakatan, harus tetap
dipertahankan. Di antara ukuran di Minangkabau adalah alur
dan patut. Jiko mangaji dari alif, jiko babilang dari aso/Jiko
naik dari janjang, jiko turun dari tanggo.
Kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, atas mulai
meningkatnya taraf kemakmuran masyarakat, dalam ukuran
materi. Walau kenaikan pendapatan masyarakat tidak
sebanding dengan kebutuhan yang meningkat tajam. Namun,
memilih mana yang pokok mulai kabur. Ukuran seragam mulai
menjalari masyarakat nagari. Salah arah dalam menentukan
pilihan. Mana yang mestinya dahulu dikaburkan oleh dorongan
kemudahan melalui hutang. Kredit tanpa jaminan. Keadaan ini,
menjalar hingga ke pelosok dusun. Tanpa disadari, bayang-
bayang tidak lagi sepanjang badan.
Kemiskinan kian hari kian mendekat. Orang miskin
makin terperosok dalam kejurang hutang. Jumlah mereka setiap
hari bertambah. Di Sumatra Barat hari ini jumlahnya 700.000
orang. Penyebab utama karena tidak ada sumber penghasilan
yang tetap. Kehidupan anak nagari yang mengandalkan
pertanian, jumlah penghasilannya tetap sebesar itu saja.

176
Sementara harga kebutuhan meningkat dan hutang pun ikut
melilit.
Penghapusan kemiskinan hanya mungkin dengan
dibukanya sumber pendapatan yang bervariasi. Misalnya
perkebunan atau peternakan. Bagi daerah-daerah tertentu, dapat
dikembangkan pertukangan, kerajinan rumah tangga. Bahkan di
pantai-pantai, dapat dibentuk nelayan, atau perikanan.
Di beberapa wilayah, kesempatan membuka lahan usaha
mulai tampak Pasaman kini mulai bergerak ke arah perkebunan
besar kelapa sawit. Ribuan hektar banyaknya. Perusahaan besar
nasional telah lama menggarap agribisnis di daerah itu.
Tanahnya adalah tanah ulayat. Diserahkan sebagai konsesi
melalui izin usaha. Bahkan ada yang langsung dialihpindahkan
haknya, dengan jual beli. Ini akan menjadi duri dalam daging bagi
generasi di belakang. Apabila tidak ada suatu keterangan
berkejelasan dan duduk perkaranya tidak berketentuan. Namun
mulai terasa gejala mengenaskan. Tingkat penghidupan
penduduk nagari di sekitar daerah perkebunan atau daerah
transmigrasi, mulai menurun.
Penduduk nagari tadinya pemilik ulayat, sekarang ada
yang tidak mempunyai sekeping tanahpun. Tidak punya lahan
untuk diolah sebagai lahan usaha. Modal pengolahan, materil
dan pengetahuan kecil pula. Kehidupan masa depan kabur dan
mungkin hilang.
Proses kemiskinan bergerak lebih laju dari tumbuhnya
komoditas perkebunan di keliling mereka. Maka,
mengutamakan penduduk nagari di keliling perkebunan menjadi
lebih mendesak. Hendaknya jangan timbul penduduk “nagari
siluman”, yang memetik hasil dari ulayat nagari. Dan
membiarkan penduduk di nagari sendiri hidup merana. Maka,
program PIR hendaknya lebih selektif sasarannya, yaitu
penduduk miskin.

177
DI TENGAH PERKEBUNAN RAKYAT, DAKWAH JUGA HARUS SAMPAI KE SANA
Program terpadu dalam upaya penghapusan kemiskinan
dapat dikembangkan pada sentra lain, seperti periklanan,
nelayan, pertukangan, home industri, atau usaha-usaha serupa.
Sepanjang ranah pesisir, mulai dari Sikilang Air Bangis hingga
mendekat Muko-Muko, bisa diperbaiki kehidupan nelayan.
Warga nelayan yang miskin, secara berangsur-angsur dapat
memiliki perahu-perahu pemukat, mesin tempel (motor boat),
jaring-jaring pukat dan peralatan yang layak dipunyai usaha
nelayan. Membentuk nagari binaan menjadi langkah awal yang
perlu diwujudkan.
Keikutsertaan seluruh unsur masyarakat nagari dan
rantau perlu lebih dipadukan. Peranan informal leader amat
menentukan. Sangat penting membuat kiat mensejahterakan
masyarakat yang bermuara di nagari.
Meningkatkan pendapat masyarakat nagari, akan
menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat kota. Rumus
ini tidak perlu diragukan lagi. Sesungguhnya ini adalah garisan
Allah Subhanahu wa Taala.
ِّ ْ ‫بيل وال تُب ِّذ ْر ْتب‬
ِ ‫كين و ْابن الس‬ ِ ِ
‫رين ك انُوا‬
َ ‫إن المب ذ‬ َّ .‫ذي ًرا‬ َ ‫بى حقَّهُ و المس‬ َ ‫و ءات ذا الق ْر‬
‫رحمة من‬ٍ ‫اء‬ َّ ِ ِ
َ ‫تغ‬
َ ‫هم ْاب‬
ُ ‫عن‬
ْ ‫رضن‬ ‫إما تُ ْع‬
َّ ‫ و‬.‫كفورا‬
ً ‫الشيطان لربِّه‬ُ ‫كان‬
َ ‫الشياطين و‬ ‫إخوان‬
َ
‫طها ُك َّل‬
ْ ‫يدك َم ْغلول ًة إلى ُعُنقك وال تَْب ُس‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬‫ج‬
ََْ ‫ت‬ ‫وال‬ .‫ا‬ ‫سور‬ ‫ي‬
ً ْ ً‫م‬َّ ‫ال‬‫قو‬ ‫م‬ ‫له‬
ُ ُ ‫ل‬ ‫فق‬ ‫ترجوها‬ ‫ربِّك‬
‫آء و ي ْق در َّإنه ك ان بعب اده‬ ُ ‫زق لمن يش‬ َ ‫إن ربَّك ْيب ُس ط ال ِّر‬َّ .‫سورا‬ ً ‫مح‬ ْ ‫ملوما‬
ً ‫البس ط فت ْق ُع َد‬
ْ
.‫بصي ًرا‬
ْ ‫خبي ًرا‬
ْ

178
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. Dan janganlah
kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu
menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi
Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. Al Isra’, 17:26-30)
Peralatan permodalan, peternakan dan pertukangan
seperti mesin jahit untuk sentra “home industri”, dengan
sasaran kelompok miskin sesungguhnya dapat difasilitasi oleh
pemerintah daerah.
Dana aspirasi anggota dewan (2000-2002) yang
jumlahnya mencapai sebelas milyar akan terasa lebih
bermanfaat diarahkan ke sini.
Kalau disadari, di keliling kita terserak sumber daya
umat yang besar. Banyak di antara mereka yang sedang
terpelanting dan menderita. Ada berbagai kelompok dan
kedudukan. Diantaranya, Pelajar dan Mahasiswa, bekas
pegawai-pegawai Negeri Sipil, Militer, pegawai perusahaan-
perusahaan swasta dan guru-guru sekolah partikulir (Madrasah-
Madrasah), Masyarakat Tani, pedagang kecil dan buruh kecil.
Mereka adalah sumber daya manusia (SDM) yang besar
kontribusinya. Walaupun diantaranya ada yang invalid, yang
menderita tekanan kehidupan, dhu’afak, kehilangan rumah atau
pekerjaan. Ini adalah kekuatan masyarakat yang perlu dibina.
Perlu dibawa berperan aktif dalam proses kehidupan bangsa di
tengah bergulirnya roda pembangunan (development).
Menghimpunnya, diperlukan usaha dengan berbagai
upaya, baik yang bersifat psikologis ataupun teknis. Langkah
pertama, adalah bukakan “pintu hati” untuk yang memerlukan

179
bantuan dalam rangka pemulihan kehidupan. Tunjukkan minat
dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Andaikata belum mampu
memberikan bantuan sewaktu itu, sekurang-kurangnya
sokongan moril harus diberikan.

JAMAAH DIBERI TERNAK SAPI UNTUK DIPELIHARA BERGILIRAN SALAH SATU


BENTUK PEMBINAAN EKONOMI MELALUI SURAU DI NAGARI

Hidupkan harapan kepada kekuatan kerahiman Ilahi.


Suburkan kepercayaan mereka kepada kekuatan yang ada pada
diri mereka sendiri. Tumbuhkan di hati mereka tulus dan ikhlas.
Hati yang lebih tulus dan pikiran yang jernih serta lega akan
kembali mengisi harapan.
Upaya ini akan menambah himmah (gita dan minat)
untuk bekerja terus. Sekurang-kurangnya, menambah daya
tahan umat. Agar umat terhindar dari tindakan menyalahi
hukum Syar’iy, maupun urusan duniawi. Jangan ditinggal umat
dengan bermacam-macam perasaan tak tentu arah. Tanpa
pegangan yang pasti, umat akan patah hati.
Kriteria untuk merebut keberhasilan oleh seorang
pemimpin, dalam semua level kedudukan, adalah selalu berada
ditangan umat yang dipimpinnya.
Pemikiran (ide) seorang pemimpin belum selalu komplet
dan limitatif. Menjadi tidak terbatas bila berpadu dengan
pengalaman. Pengalaman dan kearifan membaca kondisi
keliling menjadi pelajaran sangat berharga, penggugah dan
pengantar pemikiran.

180
Pengalaman serta daya pikir dan daya cipta bila
dipadukan, bermanfaat untuk menciptakan kesempurnaan
dalam praktek. Semua barang yang lama itu tetap akan baru,
selama seseorang belum mengerjakannya yang terpenting
adalah selalu mencoba untuk membangkitkan kreativitas dalam
berusaha. Satu upaya inovatif untuk tetap bersemangat dalam
menjalani roda kehidupan.
Barangkali juga dirasakan, bahwa di antara hal-hal itu
ada yang demikian barunya sehingga sukar. Rasa-rasa tak
mungkin dapat mencapainya. Motto amal itu seharusnya
adalah; “Yang mudah sudah dikerjakan orang, Yang sukar kita
kerjakan sekarang, Yang “tak mungkin” dikerjakan besok.”
Dengan mengharapkan hidayat Ilahi, mari kita sahuti
panggilan Allah SWT, “Katakanlah : Wahai kaumku,
berbuatlah kamu sehabis-habis kemampuan-mu, akupun
berbuat”!

181
MULAI DENGAN MENGGERAKKAN
POTENSI UMAT
Selalu menjadi pertanyaan agak sulit di jawab, darimana
bisa diambilkan dana bagi penghapusan kemiskinan.
Pertanyaan selanjut, siapa yang berkompeten melaksanakan
usaha penghapusan kemiskinan tersebut. Bagaimana
memulainya. Apakah kira-kira usaha itu akan berhasil segera.
Banyak lagi pertanyaan lain yang mungkin tumbuh
sesudah itu. Penghapusan kemiskinan tidak pekerjaan mudah.
Tidak semudah mengucapkannya. Hasilnya, juga tidak bisa
cepat, drastis dan sekali jalankan, tetapi secara berangsur-
angsur. Sesuai hukum alam, “sunnatullah” yang telah
digariskan. Yaitu, “thabaqan ‘an thabaq”, atau “selangkah demi
selangkah”.

BERSAMA ANAK YATIM YANG DIASUH DI MADRASAH ARABIYAH BAYANG


Jika tidak seluruhnya bisa berhasil, bukan berarti pula
seluruhnya tidak dikerjakan. Kerjakan lebih dahulu mana yang
mungkin. Inilah dasar dari optimisme cita luhur itu.
Pandangan Islam lebih tegas. Setiap muslim, tidak bebas
membiarkan tetangganya kelaparan di sampingnya. Sementara
dia tidur kekenyangan. Maka, membuat untuk orang lain
lapangan kerja yang membuka sumber penghasilan menjadi
beban setiap Muslim yang berada. Fii amwalihim haqqun ma’luum.
Dalam hartanya ada hak orang lain. Untuk diserahkan dalam

182
upaya menghilangkan kelaparan (kemiskinan). Hak itu berupa
infaq, shadaqah dan zakat. Zakat adalah sumber dana umat.139
Hasil pengelolaan zakat untuk kepentingan orang
melarat atau miskin. Untuk melakukan studi banding, beberapa
negeri tetangga telah lebih dahulu melakukannya. Mesir, sudah
lebih dari seribu tahun mengelola uang zakat. Termasuk
menguasai tanah produktif (pertanian) dan sarana-sarana
ekonomi (perdagangan, dan pabrik-pabrik), yang berasal dari
dana zakat dan wakaf. Sampai hari ini, hasil pengelolaan uang
zakat tersebut berguna menyantuni lembaga pendidikan tertua
Al Azhar. Tidak berlebihan bila disebut bahwa Institut Al Azhar
Mesir adalah institut terkaya. Pengelola harta waqaf dan zakat.
Tentang sumber zakat (muzakki) di negeri kita memang
belum terdata dengan benar. Umpamanya saja para kontraktor.
Sudahkah zakat dikeluarkan seperti petani. Bahkan masih
dipersoalkan bahwa mereka terikat beban hutang dengan bank.

GUBERNUR SUMBAR ZAINAL BAKAR MENGUKUHKAN DEWAN


PERTIMBANGAN DAN KOMISI PENGAWAS BADAN AMIL ZAKAT (BAZ)
PROVINSI SUMBAR SESUAI KETENTUAN UU NO.38/1999

139
Zakat pernah berperan membiayai perjuangan kemerdekaan. Lihatlah, bagaimana
gencarnya pengumpulan zakat, untuk pembeli senjata, pemberli pesawat udara (Seulawah
satu). Di masa kita berjuang mencapai kemerdekaan di masa penjajahan kolonial Belanda
dahulu (1945). Jauh sebelumnya, bahkan hingga kini, zakat merupakan satu sumber
pembangunan bidang pendidikan (agama). Banyak Madrasah, pesantren, yang telah
dibangun dengan “dana zakat” itu.

183
Selanjutnya bagaimana dengan bank-bank, yang telah
menjadi perusahaan (PT). Adakah zakat dikeluarkan Pertanyaan
berikut pegawai negeri. Jika dihitung, ada yang mendapatkan
gaji, diatas Rp. 12 juta per tahun. Bahkan ada yang lebih dari 20
juta sampai 100 juta. Yang menengah saja, sekitar Rp 9 juta
setahun.
Masihkah diperdebatkan bahwa mereka masih dihimpit
hutang. Hutang pembeli mobil pada dealer-dealer, umpamanya.
Padahal, kadangkala, kenderaan miliknya sudah berjumlah dua
atau tiga buah. Dan tidak pernah pula zakat hartanya itu
dibayar.
Secara sederhana, dana yang mungkin dikumpulkan
dari zakat sudah mulai dapat menghitung. Berapa besar APBD
pemerintah daerah Sumbar tahun ini. Pekerjaan fisik bangunan
jelas dikerjakan kontraktor (perusahaan). Kalau 2,5 persen dari
keuntungan dikeluarkan zakat, dan dikordinir, akan dapat
dikumpul dana milyaran rupiah.
Jika 2,5 persen dari keuntungan perusahaan besar
BUMN dan BUMD, seperti PT Semen Padang, PT Bank-bank
lainnya dikeluarkan zakatnya, dapat pula dipakai untuk
meringankan beban kaum dhu’afak.
Menghitung, memungut, mengeluarkan, membagi
dengan adil adalah kerja Badan Amil Zakat (BAZ). Badan ini
dapat disempurnakan menjadi lembaga keuangan umat atau
Baitul Maal. Dapat menghimpun sumber dana dari infaq dan
shadaqah.
Badan Amil Zakat (BAZ) mestinya menjadi perencana,
penghitung, pembagi, dan penggerak dari amal zakat anak
nagari. Menjadi badan perencana pembangunan di dalam
menghapus kemiskinan di nagari. Badan Amil Zakat dapat
menjadi penyedia sumber pendapatan bagi orang yang perlu
diangkat martabatnya, yakni para dhuafak, dengan
menyediakan kegiatan usaha.
Satu cita-cita yang perlu dikembangkan sampai ke
nagari-nagari di Minangkabau. Anak Nagari dapat berperan
mulai dari kampung dan dengan dukungan dari rantau. Badan

184
amil zakat di nagari-nagari dapat bertindak. Menjadi penggerak
untuk mewujudkan nagari-nagari binaan.
“Allahumma zidha ‘ilman”. Wahai Allah, tambahlah ilmu
kami. Ilmu yang bermanfaat yang bisa dikembangkan, menjadi
kenyataan.

DENGAN DIRESMIKAN BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) PROVINSI SUMATRA


BARAT, MAKA GUBERNUR SUMBAR, H. ZAINAL BAKAR SH., MENERIMA
UNTUK MENJADI PEMEGANG NPWZ YANG PERTAMA DI SUMATRA BARAT

MEMERANGI KEBODOHAN
Penghapusan kemiskinan secara bersama sungguh
usaha mulia. Agama Islam sesuai Alquran dan Sunnah
Rasulullah memberikan perhatian besar kepada masalah sosial
ini. Ajaran Alquran amat memperhatikan usaha-usaha
penanggulangan kemiskinan. Ayat pertama dalam Mashhaf
Alquran, memberikan ciri sifat dan sikap seorang Muttaqin. Di
185
antaranya, percaya kepada Allah, mendirikan shalat dan
mengeluarkan hartanya untuk kemaslahatan umat. Artinya,
memberi perhatian penuh terhadap kehidupan orang miskin.

‫يمون الصلوة و‬ ِ ِ َّ
ْ ‫ذين يُؤمنُ ون باْل َغيب و يُق‬
َ ‫ ال‬.‫للمتقين‬
َ ‫هدى‬
ً ‫ب فيه‬
َ ‫ري‬
ْ ‫الكتاب ال‬
ُ ‫ذلك‬
َ .‫الم‬
.‫فقون‬ ِ
َ ‫م َّما رزقناهم ُي ْن‬
Alif Laam Miim. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka
yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka. (QS.2, Al Baqarah, : 1-3)
Seorang Muslim tidak perlu segan berusaha menghapus
kemiskinan. Alquran memberikan pelajaran kepada setiap
Muslim tentang cara yang dapat dilakukan menghapus
kemiskinan umat. Alquran menceritakan. Di kala seorang kafir
dimasukkan kedalam neraka, ditanya; Apa penyebab mereka
tercampak ke dalam Neraka. Jawab mereka tidak shalat, tidak
memberi makan orang miskin, tidak berusaha menghapus
kebathilan dan mendustakan hari pembalasan (hari akhirat).
Keterangan tersebut diterangkan Allah dengan jelas di
dalam Firman Nya,
ٍ ‫جن‬ َّ‫ إال‬.ٌ‫كسبت رهين ة‬ ُّ
َ ‫عن المجر ِم‬
.‫ين‬ ِ .‫ات يتسآئلون‬ َّ ‫ في‬.‫اليمين‬
ِ ‫أصحاب‬
َ ْ ٍ ‫كل‬
‫نفس بما‬
‫وض‬ ُ ‫كين و ُكَّنا‬ ِ ُ ‫ ولم ن‬.‫ك من المص لِّين‬
ُ ‫نخ‬ َ ‫المس‬
ْ ‫ك ُنطع ُم‬ َ ُ َ ُ ‫ ق الوا ْلم ن‬.‫لككم في س قَ َر‬
ْ ‫ما س‬
.‫اليقين‬ ‫ حتَّى أتنا‬.‫ين‬ ِّ ‫بيوِم‬
ِ ‫الد‬ ِّ َّ ‫ و‬.‫ائضين‬
ُ ْ ‫كنا نكذب‬ ْ ‫الخ‬
َ ‫مع‬
َ
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga,
mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang
berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar
(neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula)
memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan
yang bathil, bersama dengan orang-orang yang
membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari

186
pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. (QS. 74, Al
Muddatsir : 38 – 47)
Perbincangan menghapus kemelaratan. Menerjemahkan
kalimat “memberi makan orang miskin”. Ruang lingkupnya luas
sekali. Termasuk menyiapkan sumber atau usaha untuk si
miskin. Mereka mempunyai harapan hasil dari garapan kerja
yang tersedia. Mereka tidak lagi sibuk mengumpul sesuap nasi
untuk makan hari ini. Mereka sudah mempunyai sumber usaha.
Menghasilkan makan setiap hari. Dengan membanting tulang.
Tidak dengan menampung tangan. Hasil itu dapat dinikmati
untuk diri dan keluarganya. Artinya, lahir kemandirian.
Mereka diangkat dari dhaif lemah kepada kuat berdaya
(empowerment). Secara konvensional, miskin adalah peminta-
minta. Dia tidak punya kerja. Kecuali meminta-minta.
Sungguhpun mereka memiliki hak untuk meminta-minta
kepada orang yang berpunya. Tapi orang berpunya mesti
mengetahui bahwa di tangan mereka ada kewajiban
menyejahterakan orang fakir dengan usaha.

‫ و في ْأنفس ُكم‬.‫ات للم ْوقنِ ْين‬


ٌ ‫األرض آي‬
ْ ‫ و في‬.‫الم ْح ُروم‬
ِ َّ ‫ق‬
َ ‫للس ائل و‬ ٌّ ‫أم والِ ِه ْم ح‬
َ ْ ‫و في‬
ٌّ ،‫ض إنه‬
‫لحق‬ ِ ‫األر‬ ِ ِّ ِ
ْ ‫السماء و‬ َ ‫فورب‬ .‫وعدون‬
ْ ُ‫ و في السَّماء رزقُكم وما ت‬.‫صرون‬ ْ ‫أفال تُْب‬
.‫مثل ما َّأنكم ْتن ِطقُ ْون‬
َ
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. Dan
di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-
orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri.
Maka apakah kamu tiada memperhatikan? Dan di langit
terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang
dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi,
sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan
terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (QS.51,al-
Dzariyat : 19-23)
Seseorang tidak bermartabat bila membiarkan diri selalu
menjadi peminta-minta. Tidak mulia tindakan orang kaya yang
memupuk kebiasaan agar orang selalu memelas kasih darinya.

187
Dalam sebuah ajaran Rasululah SAW. ditegaskan, “Mencari kayu
api ke hutan, mengikatnya dan kemudian menjualnya, (berusaha
dengan tangan sendiri, memeras keringat), kemudian hasilnya kamu
terima, dan kamu makan berserta keluarga di rumah, lebih
bermartabat, dari kamu berkeliling menengadahkan tangan meminta-
minta, diberi ataupun tidak diberi oleh orang lain. Allah lebih senang
kepada tangan yang di atas daripada tangan yang di bawah (peminta-
minta).”
Umar bin Khattab, memberikan arahan lebih keras.
Tatkala dilihatnya seorang pemuda, menengadah tangan
meminta rezeki tanpa meninggalkan dinding Ka’bah dari pagi
hingga malam, dengan nada memelas. “Wahai Tuhan, berilah
aku rezeki harta”. Dengan nada keras, sembari mengancam
dengan mata pedangnya, Umar mengingatkan, “Wahai pemuda.
Janganlah sekali-kali kamu hanya pandai menengadahkan
tangan, meminta-minta diturunkan rezeki harta. Kamu harus
tahu, sejak langit berkembang, Allah tidak pernah menurunkan
hujan emas dan perak. Gerakkan tanganmu! Allah akan beri
kamu rezeki.”
Peringatan keras ini adalah ajaran yang dalam yaitu
larangan meminta-minta. Tumbuhkan sikap berusaha. Lahirkan
etos kerja yang tinggi, sebagai pembuka jalan bagi pintu rezeki.
Di sini satu kunci menghapuskan kemiskinan melalui
“pemberian pelajaran”. Menumbuhkan “harga diri”. Melahirkan
“rasa malu untuk menjadi beban orang lain. Harus ada program
jelas untuk mengubah kebiasaan. Orang miskin adalah orang
yang serba kekurangan. Orang yang kekurangan lantaran tidak
mempunyai apapun. Tidak memiliki mata pencaharian. Tidak
mempunyai kepandaian dalam mencari nafkah. Mereka perlu
dibantu dan diangkatkan derajatnya.
Dicarikan baginya lahan dan lapangan pekerjaan.
Dibuatkan untuk mereka sumber pengidupan. Dididik mereka
untuk bisa berusaha untuk hidup. Ajarkan mereka arti dan
makna “mandiri” dalam bentuk perbuatan dan kenyataan.
Lebih halus ta’rif Rasul SAW menurut riwayat Bukhari
Muslim. “Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling
meminta-minta (sebagai pemulung), agar diberikan kepadanya

188
sesuap nasi atau sebuah dua biji korma. Tapi orang miskin itu,
adalah mereka yang hidupnya tidak layak berkecukupan.
Kemudian mereka diberi sedekah, dan sesudah itu mereka tidak
pergi lagi meminta-minta kepada orang lainnya.”
Hadist lainnya menyebutkan; “Orang miskin itu,
hanyalah orang yang menjaga kehormatannya.” Bahkan, orang
fakir tidak selamanya orang peminta-peminta.
ِ َّ ِ
‫الجاه ُل‬
َ ‫سبهم‬
ُ ‫يح‬
ِ
ْ ‫األرض‬ ‫ضربا في‬ً ‫تطيعون‬
ْ ‫يس‬ْ ‫صروا في سبِيل اهلل ال‬
ُ ‫ُح‬ ْ ‫ذين أ‬
َ ‫للفقراء ال‬
‫اهلل‬ ٍ ‫من‬
َّ ‫خير‬ َّ ‫لون‬ ِ ُّ‫أغنياء من التعف‬
ِ َ‫ف ت‬
َ ‫فإن‬ ْ ‫اس إلحا ًفا وما تُنفقُوا‬
َ ‫الن‬ َ ‫يسئ‬
َ ‫ماهم ال‬
ُ ‫بسي‬
ْ ‫عرفُهُم‬ َ
.‫عليم‬ ِ
ٌ ‫به‬
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad)
di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi;
orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan
melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang
secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui. (QS.2, al Baqarah :273).
Mereka perlu mendapatkan perhatian. Terhadap nasib
mereka perlu ditumbuhkan kepedulian yang tinggi.
Kemelaratan musuh besar kemanusiaan. Mestinya kekuatan
harus disusun rapi dan kuat untuk melenyapkan kemelaratan
umat di nagari. Karena, "hampir saja kefakiran (kemelaratan) itu
yang membuka peluang untuk kufur (durhaka dan menolak kebenaran
ajaran agama"
Kemelaratan adalah hasil perbuatan manusia juga.
Memenuhi kebutuhan melalui riba. Hilangnya ukuran pantas
dan patut. Kemelaran lahir karena hilangnya etos kerja.
Berperangai malas dan lalai (syaithaniyah). Menjadi amat
berbahaya di tengah umat tatkala berdampingan dengan
kebodohan. Menjadi bencana dikala umat menyantap riba. Riba
berakibat "meningkatnya harga barang yang normal menjadi
sangat tinggi". Berpengaruh besar terhadap neraca pembayaran
antar bangsa. Melejitnya laju inflasi. Akibatnya akan dirasakan
pada semua orang pada semua tingkah penghidupan.

189
Karena itu, riba mesti di jauhi. Riba adalah haram.

‫ و اتَّقُ وا‬.‫لح ون‬ َّ َّ


ُ ‫الربوا أضعافًا مضاعفةً و اتَّقُ وا اهلل لعلكم ت ْف‬
ِّ ‫ذين آمنُ وا ال تَ أكلوا‬
َ ‫يأيُّها ال‬
.‫ون‬ َّ َ ‫الر‬ ِ ِ َّ ‫الن َار الَّتِي أ‬
َّ
َ ‫سول َلعل ُكم تُْر َح ُم‬ َّ ‫اهلل و‬
َ ‫ و أَط ْي ُعوا‬.‫رين‬
َ ‫ُعدت للكاف‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah
dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir. Dan ta`atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi
rahmat. (QS.2, al Baqarah : 130-132).
Benih malas mewarnai bangsa melarat dan bodoh.
Tumbuh subur generasi yang tidak memiliki kemampuan
mengatur diri sendiri (mandiri). Pada gilirannya terpaku pada
konsepsi orang yang lebih kuat. Generasi yang malas dan bodoh
mustahil diharapkan memimpin bangsanya karena tidak
memiliki aset apa-apa. Berpeluang diutak-atik orang lain. Inilah
problema yang di hadapi di abad ini.
Kebodohan dan keterbelakangan yang mendera umat
Islam diberbagai belahan dunia. Sangat wajar dipulangkan
kepada umat Islam sendiri. Umat ini harus menjadikan ajaran
Allah sebagai sumber keberkatan kehidupannya. Menjadikan
Alquran benar-benar pedoman hidup. Untuk mencapai
kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.
Apabila kita sadari bahwa pelunturan kadar umat Islam
di negara ini, akan berakibat fatal bagi hilangnya kekuatan
nasional. Lebih dari 85 persen penduduk negeri tercinta
Indonesia adalah umat Islam. Kalau umat Islam masih
"mendua", tidak sepenuh hati menjadikan Alquran pedoman
hidup, selama itu pula umat Islam akan ditimpa berbagai
macam kegelisahan dan penderitaan. Sebab, umat Islam yang
menderita itu, tidak bisa dilepaskan dari keingkaran kepada
kebenaran ayat-ayat Alquran. Fakir dan miskin, adalah
bayangan kehidupan yang berbahaya. “Hampir-hampir kefaqiran
yang membawa kekufuran”. Walaupun tidak selamanya orang
kufur adalah orang fakir.

190
Terminologi sosialnya, bahwa kekufuran terbuka pada
pintu fakir. Mengatasi kefakiran dan kemiskinan, bermakna
menghambat peluang kufur. Di sini terletak satu peran utama
setiap muslim yang mampu. Ini pula yang mestinya
disosialisasikan oleh Imam khatib Adat Suluah bendang di Nagari
di Ranah Minangkabau.
Kewajiban asasi “hablum minanaasi”, yaitu hubungan
horizontal antara sesama manusia (Muslim).

PENGUKUHAN PENGURUS BAZ KABUPATEN AGAM DI LUBUK BASUNG


Ali bin Abi Thalib berkata, “Andaikata, kefakiran atau
kemiskinan mewujudkan dirinya dalam sosok tubuh seperti
manusia, niscaya aku akan cabut pedangku. Aku tebas batang
lehernya. Sehingga kemiskinan (kefakiran) itu tidak sempat
hidup di tengah kehidupan manusia banyak.”. Ungkapan Ali
bin Abi Thalib ini dapat dimaknai sebagai –-maklumat kepala
negara-- untuk perang melawan kemiskinan (kefakiran).
Umar bin Khattab, langsung menghapuskan kemiskinan
di zamannya. Dalam satu kisah populer, Umar bin Khattab
selalu melakukan perjalanan incognito, ke pelosok-pelosok
nagari, ke gubuk-gubuk reot. Ia melihat dan meneliti keadaan
kehidupan masyarakat kalangan bawah. Di suatu malam, Umar
bin Khattab mendengar suara tangisan anak-anak dari sebuah
gubuk. Terdengar pula dendangan ibu menentramkan tangisan
anak itu. Setelah mendekat, Umar bin Khattab meminta izin
kepada sang Ibu agar diperbolehkan masuk. Dalam dialog
pendek, dari sang ibu didapat penjelasan, bahwa dia berusaha

191
menenangkan tangisan anaknya yang tengah kelaparan. Untuk
menghibur dan menenangkan anak menjelang tidur. Ibu itu
sengaja merebus batu.
Umar bertanya kepadanya, “Wahai ibu, kenapa ibu tidak
datang saja kepada Amirul Mukminin (Umar bin Khattab),
untuk meminta pangan. Sehingga tidak perlu berbohong
terhadap anakmu”.
Sang Ibu menjawab, “Seharusnya Amirul Mukminin
tahu tentang nasib rakyatnya.” Umar segera bangkit dan pamit
dengan wajah duka. Di dalam hatinya berkecamuk rasa iba dan
tanggung jawab. Memang kewajibannya, membela rakyatnya
yang miskin.
Dia kumpulkan gandum yang ada di rumahnya.
Dimasukkannya ke dalam karung. Dipikulnya sendiri dengan
pundaknya. Dibawanya juga di malam hari itu, ke rumah ibu
yang merebus batu untuk anaknya yang kelaparan. Dia masak
sendiri gandum bawaannya hingga matang. Siap dihidangkan
sebagai makanan yang layak. Dia berikan kepada anak yang
tengah kelaparan itu. Diapun bergurau dengan anak itu sampai
sang anak tertidur. Tidur bukan karena lapar. Tapi tidur dengan
perut berisi.
Demikian salah satu bentuk upaya nyata bagaimana
Umar bin Khattab menghapuskan kemisikinan di zamannya. 140
Umar menjadi orang yang pertama dalam banyak hal.
Mendirikan baitul-maal, pembagian warisan. Mengirimkan
bahan makanan melalui Laut Merah dari Mesir ke Madinah.
Menetapkan pengenaan zakat atas ternak kuda. Menyediakan
gudang-gudang yang berisi gandum, bahan pangan bagi orang-
orang yang kehabisan bahan makanan, fakir miskin.

140
Kita barangkali dapat menirunya di zaman serba maju dalam abad informasi ini
dengan mendirikan satu lembaga amil zakat yang dikelola secara modern berisikan data-
data selengkapnya tentang bagaimana menghitung zakat, kepada siapa telah di bagikan
dan berapa sisa yang tersedia, dalam lingkungan kecil kemudian menjangkau lingkungan
besar. Bukan sebaliknya.

192
ZAKAT MENGUKUHKAN UMAT
Zakat dapat dipakai sebagai alternatif bagi penghapusan
kemiskinan umat. Atas dasar, “Saling bertolonganlah kamu atas
kebaikan dan ketaqwaan”. (QS.5, Al Maidah : 2). Alquran,
meletakkan prinsip ta‘awunitas atau partisipatif, saling tolong
bertolongan untuk kebaikan dan ketaqwaan. Tidak ada prinsip
ta’awunitas itu untuk keburukan maupun kemaksiatan.
Harus dibedakan, antara zakat dengan infaq dan
shadaqah, dalam kaitan perintah Allah. Walaupun diakui
semuanya merupakan sumber dana umat. Zakat adalah dana
yang wajib dikeluarkan, wajib ditagih, wajib dipungut, dari
pemegang dana, harta. Infak dan Shadaqah lain di luar zakat,
harus digalakkan untuk dikeluarkan. Alat untuk meningkatkan
ukhuwwah solidaritas dan jihad fi sabiilillah, peningkatan

193
amaliyah dalam meningkatkan dan mempertahankan aqidah di
jalan Allah.
Zakat, sebagaimana halnya shalat, merupakan satu
arkaan min arkaanil-Islam. Sendi-sendi dari Islam. Zakat adalah
rukun, sendi Islam ketiga, setelah syahadatain, shalat, dan
kemudian shaum, puasa. Dalam Kitab suci Alquranul Karim,
selalu diseiringkan perintah shalat dan zakat ini. Hingga dapat
dikatakan, zakat inilah yang membedakan apakah seseorang itu
mukmin atau kafir atau munafik. Orang mukmin yang benar,
selain mempercayai hari akhir, serta mengerjakan shalat, dan
tidak menserikatkan Allah, juga seorang pembayar zakat.
Alquran selalu menghubungkan antara shalat dan zakat.
Para sahabat Rasulullah (salafus-shalih), selalu berperdapat,
antara keduanya tidak boleh ada pemisahan. Alquranul Karim
juga menyebut zakat dengan kata-kata shadaqah. Bermakna
shadaqah wajib. Pembuktian atas pembenaran perintah Allah,
yang bertalian dengan harta benda seorang mukmin.
Membayarkan zakat kewajiban muslim. Sama dengan
kewajiban shalat. Memungut zakat dari seorang yang
berkewajiban zakat merupakan pelaksanaan perintah Allah
pula.
ِّ ِ ِ
ُ‫ك َس َك ٌن لَهُ ْم َو اهلل‬ َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ِإ َّن‬
َ َ‫صلَوت‬ َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُر ُه ْم َو تَُزك ْي ِه ْم بِهَا َو‬
َ ‫ُخ ْذ م ْن أ َْم َوال ِه ْم‬
‫َس ِم ْيعٌ َعلِ ْي ٌم‬

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu


kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah
untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. (At Taubah, 9:103)
Dalam pemungutan zakat, harus ada satu badan. Bagi
negara-negara Islam, perintah pemungutan datangnya dari
kepala negara (amirul mukminin), tentu melalui satu penegasan
perundang-undangan, sesuai dengan Kitabullah. 141 Untuk

141
Indonesia memilik UU No.38/1999 tentang pengelola zakat. Dasar dari
pembentukan Badan Amil Zakat (BAZ)

194
daerah kita, dapat dilakukan oleh Baitul Maal Lembaga Amil
Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ). Apabila
manajemennya baik, badan ini dapat disempurnakan menjadi
rumah harta. Di dalamnya terdapat pengelolaan zakat yang
transparan, akuntabilitas teruji dan ikhlas. BAZ berfungsi
menjadi koleksi zakat dan distribusi harta yang dihimpun dari
sumber dana zakat, infaq dan shadaqah umat.
Tatkala Rasulullah mengirimkan utusan ke Yaman,
Nabi menginstruksikan kepada Mu’adz bin Jabal beberapa hal
harus dijalankannya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dalam shahihnya.
َّ ِ ِ
ُ‫َن الَ إلَ هَ إال اهلل‬ ْ ‫اد ِة أ‬
َ َ‫اب فَ ْاد ُعهُ ْم ِإلَى َش ه‬ ٍ َ‫َه َل ِكت‬ْ ‫ك تَ أْتِي قَ ْو ًما أ‬َ ‫ إَِّن‬:‫ال‬
َ َ‫ فَق‬،‫ث ُم َعا ًذا إِلَى اْلَي َم ِن‬ َ ‫َب َع‬
‫ض َعَل ْي ِه ْم َخ ْم َس‬ َّ ‫اعلِ ْمهُ ْم أ‬ َ ِ‫اع ْوا ِل َذل‬ َ َ‫ َف ِإ ْن ُه ْم أ‬،‫اهلل‬ ِ ‫َن مح َّم ًدا رس و ُل‬
َ ‫اهلل َق ْد َف َر‬
َ ‫َن‬ ْ ‫ك َف‬ ُ ‫ط‬ ْ ُ َ َ ُ َّ ‫َو أ‬
‫ص َد َق ًة‬َ ‫ض َعَل ْي ِه ْم‬ َ ‫اهلل َق ْد َف َر‬
َ ‫َن‬ َّ ‫اعِل ْمهُ ْم أ‬
ْ ‫ك َف‬َ ‫اع ْوا ِل َذِل‬
ُ ‫ط‬ َ ‫ات ِفي ْا َلي ْوِم َو الَّ ْليَل ِة َف ِإ ْن ُه ْم َأ‬ٍ ‫ص َلو‬
َ َ
‫ق‬ َّ ِ
َ ‫ َوات‬،‫َّاك َو َك َرائ َم أ َْم َوالَهُ ْم‬ ِ
َ ‫ك فَإي‬ ِ ِ
َ ‫اع ْوا ل َذل‬ ِ ِ ِ ُّ ِ ِ ِ
ُ َ‫ فَ إ ْن ُه ْم أَط‬،‫َغَنَيائه ْم فَتُ َرد َعلَى فُقَ َرائه ْم‬ ْ ‫تُ ْؤ َخ ُذ م ْن أ‬
)‫ (رواه الشيخان‬.‫اب‬ ِ ‫ظلُوِم فَِإَّنه لَيس بينها و بين‬
ٌ ‫اهلل ِح َج‬ َ َْ َ َ ََْ َ ْ ُ ْ ْ ‫َد ْع َوةَ اْل َم‬
Kau akan berada di tengah umat Ahli Kitab. Ajaklah mereka
mengakui, tidak ada Tuhan selain Allah dan Saya (Muhammad)
adalah Rasul-Nya. Bila mereka menerima (mengakui),
beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka wajib
melaksanakan shalat lima kali dalam sehari semalam. Bila
mereka telah menjalankannya, beritahukan pula, mereka
diwajibkan mengeluarkan zakat, yang dipungut dari orang-
orang kaya dan dikembalikan kepada orang-orang miskin.
Dan bila mereka menjalankannya (shalat dan zakat ), maka kau
harus melindungi harta kekayaan mereka itu. Selanjutnya
rasulullah menegaskan lagi. Dan takutlah kepada doa-doa orang
yang teraniaya (diantaranya orang-orang miskin). Karena
antara doa orang teraniaya dengan allah tidak ada batas
(penghalang). (HR.Bukhari Muslim, dari Anas
Radhiallahu “anhu).

195
ِ ‫الناس حتَّى ي ْش ه ُدوا أَن الَ ِإلَ ه ِإالَّ اهلل و أَن مح َّم ًدا رس و ُل‬
‫اهلل َو ُيِق ْي ُم ْوا‬ ُْ َ َُ َ َُ َ ْ ْ َ َ َ َ َّ ‫َن أُ َقاتِ َل‬ ُ ‫أ ُِم ْر‬
ْ‫ت أ‬
)‫ (رواه الشيخان عن ابن عمر‬.َ‫الز َكاة‬
َّ ‫الصالَةَ َو يُ ْؤتُْوا‬
َ
Aku diperintahkan memerangi manusia, kecuali bila mereka
meng-ikrarkan syahadat, bahwa tidak ada tuhan selain Allah
dan Muhammad Rasul Allah (kemudian) mendirikan Shalat
dan membayarkan zakat. (HR.Bukhari Muslim)
Karena itu, dalam pandangan Alquran (Islam), seorang
belum dapat disetarakan dengan orang-orang yang bertaqwa,
sebelum dia mengeluarkan zakat hartanya. Tanpa zakat,
seseorang terjauh dari rahmat Allah.
Peringatan Rasullulah lainnya, berbunyi “Bila
shadaqah (zakat) bercampur dengan kekayaan lain. Bila harta
kekayaan tidak dikeluarkan zakatnya . Kekayaan itu akan
binasa “ (HR Bazar dan Baihaqi , liaht Nailul Authar, jilid
IV-126).
Zakat seorang Mukmin memiliki beberapa fungsi ,
1.
Perintah Allah, tanda pembenaran syahadat dan
shalat.
2. Pembersih harta kekayaan
3. Penghapus Kemiskinan umat, karena ditujukan
kepada orang miskin.
4. Sumber dana umat, penggunaanya diarahkan
kepada obyek tertentu, asnaf yang delapan
5. Pembeda antara Mukmin dan Munafik
Kehidupan sehari-hari menceritakan bahwa “tidak ada
orang yang melarat lantaran mengeluarkan zakat“. Sebaliknya,
orang kaya (Muslim) tidak pernah mengenyam ketentraman ,
lantaran selalu menahan hak zakat. Makanya, zakat wajib
dikelola dengan managemen yang benar. Sumbernya jelas.
Setiap muslim pemilik harta senisab setahun wajib
berzakat. Kewajiban ditetapkan berdasar batas jumlah dan
waktu, haul dalam setahun. Besar yang wajib dikeluarkan dari
tingkat 2,5 (dua setengah) persen, 5 persen, 10 persen, bahkan
sampai 20 persen dari besarnya kekayaan (hisab).

196
Penerima zakat juga dijelaskan dengan tegas.

ِّ ‫املِ ْي َن َعلَ ْيهَا َو اْل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُ ْوبُهُ ْم َو ِفي‬


ِ َ‫الرق‬
‫اب َو‬ ِ ‫اك ْي ِن و اْلع‬
َ َ
ِ ‫اء و ْالمس‬
ِ
َ َ َ ‫ات لْلفُقَ َر‬
ِ ُ َ‫الص َدق‬
َّ ‫إَِّن َما‬
ِ ‫ َف ِريض ًة ِمن‬،‫السبِي ِل‬
‫اهلل َو اهللُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ِ
َ َ ْ ْ َّ ‫اْل َغ ِار ِم ْي َن َو ِفي َسبِْي ِل اهلل َو ْاب ِن‬
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. At Taubah (IX) ayat 60)
Firman Allah menjelaskan penerima zakat tersebut
adalah “orang-orang” yang terdiri dari:
1. Orang fakir
2. Orang Miskin
3. Para Amil (pengelola zakat ).
4. Orang Muallaf yang dibujuk hatinya.
5. Mereka (orang) yang diperhamba, membebaskan
perbudakan.
6. Mereka yang dililit hutang, atau orang berhutang.
7. Jihad pada jalan Allah.
8. Dan orang yang terlantar dalam perjalanan .
“Demikian diwajibkan Allah Maha Tahu Maha Bijaksana (QS
9, at Taubah : 60).
Lima kelompok asnaf ini orang yang memerlukan
perhatian khusus. Mereka tengah berada di tepi jurang
kemelaratan. Mereka adalah fakir, miskin, budak yang
diperhamba, orang yang dililit hutang dan yang terlantar dalam
perjalanan.
Dua kelompok berhadapan dengan medan dakwah
illallah, Muallaf dan fisabilillah. Kelompok Muallaf dengan
kesadaran hati menerima Islam. Problema yang dihadapi
mereka bukan sedikit. Kadang-kadang berbentuk pengucilan
dari kelompok agama anutan lamanya. Mereka cenderung
berproses kearah kemiskinan, jika tidak segera diantisipasi.

197
Begitu pula fisabilillah. Mereka tengah berjihad. Pejuang
di meda laga. Mempertahankan aqidah Islamiah. Mereka yang
tengah berdakwah di daerah sulit. Ruang lingkup fisabilillah
cukup luas. Dapat juga dikelompokkan kepada fisabilillah antara
lain juga penuntut ilmu pengetahuan yang akan kembali ke
tengah umat.
Membina dan mencerdaskan umat di lingkungannya.
Hakekatnya mereka berjuang untuk kepentingan orang banyak.
Mencari redha Allah semata. Mereka perlu mendapatkan
perhatian yang mendalam. Semua kelompok asnaf mendapat
porsi dari sumber zakat menurut prioritas, kondisi dan situasi.
Pengelolanya, amil. Mereka berhak mendapatkan
bahagian. Intisarinya agar amanah diprioritaskan. Tidak
menyimpang kepada yang lain. Terciptanya keadilan dan
pemerataan sesuai dengan program yang hendak
dikembangkan.
Amil zakat tetap akan menerima bahagian dari zakat itu,
walau mereka terdir dari orang-orang berpunya juga. Terserah
apakah bahagian mereka akan dinikmatinya berbentuk materi,
atau akan mereka kembalikan lagi dalam bentuk shadaqah.
Semuanya ini lebih banyak ditentukan oleh kualitas pribadi para
amil.
Ada kalanya orang berduit yang diberi amanah sebagai
amil zakat, dapat meniru yang dilakukan kaum Anshar
(Madinah) terhadap kaum Muhajirin, dalam sejarah hijrah
Rasullullah SAW. Alangkah mulianya sikap mereka seperti
diceritakan Allah .

‫اج َر إِلَ ْي ِه ْم َوالَ َي ِج ُد ْو َن ِفي‬ ِ ِ ِ


َ ‫ان م ْن قَْبل ِه ْم ُيحب ُّْو َن َم ْن َه‬
َِّ
َ ‫َو الذ ْي َن تََب َّو ُء ْو ال َّد َار َو ْا ِإل ْي ًم‬
ِ ِ
‫ق‬
َ ‫اص ةٌ َو َم ْن ُي ْو‬
َ ‫ص‬ َ ‫ان ِب ِه ْم َخ‬ َ ‫لى أ َْنفُس ِه ْم َوَل ْو َك‬ ِ
َ ‫اج ًة م َّما أ ُْوتُ ْوا َو ُي ْؤث ُر ْو َن َع‬ َ ‫ص ُد ْو ِر ِه ْم َح‬ُ
ِ
.‫ك ُه ُم اْل ُم ْفل ُح ْو َن‬ ِ ِ ِ
َ ‫ فَأ ُْولَئ‬،‫ُش َّح َن ْفسه‬
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan
telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang

198
Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka
memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (Al Hasyr ayat -9)
Mereka tunjukkan kasih sayang kepada orang yang
memerlukan bantuan karena hijrah (berpindah) ke kampung
mereka. Mereka tidak menaruh keinginan terhadap yang
diberikan kepada mereka. Mereka utamakan kawannya lebih
dari diri mereka sendiri. Meskipun mereka sedang berada di
dalam kesusahan pula. Demikian bentuk dari kualitas umat, yang
terbina karena iman kepada Allah. Hidup dalam redha Allah.
Tidak pantas, zakat hanya diberikan oleh pemilik harta
kekayaan, menurut keinginan dan kepentingannya semata,
apalagi hanya beralaskan belas kasihan. Zakat mesti diyakini
sebagai titipan milik Allah yang wajib di keluarkan dari harta
kekayaan yang sedang dipunyai oleh seseorang berharta.
Zakat harus dipungut dan dihitung hisab dan nisabnya
secara pasti. Institusi “amil” menjadi pemungut (collector) dan
pembagi zakat (distributor). Memudahkan pemungut (kolektor,
amil) menjalankan tugas dalam kemajuan iptek dapat disusun
lebih dahulu kohir (formulir zakat) yang berisi cara-cara tepat
dan mudah untuk pemilik harta menghitung zakatnya. Salah
kiprah jadinya, kalau pembayar zakat hanya mengeluarkan
berupa kain sarung tua, atau ampelop uang di akhir tahun.
Kemudian membagikan merata kepada siapa saja yang
menurutnya. Mungkin sasarannya kurang tepat. Dampaknya
dapat berakibat memperbanyak jumlah orang miskin.
Pendistribusian zakat perlu dipandu oleh amil untuk
mempermudah memintasi penghapusan kemiskinan umat.
Zakat bukanlah milik pembayar zakat.
Zakat adalah “harta milik Allah”, yang diamanahkan
untuk dibayarkan kepada orang-orang tertentu. Ketentuannya
datang dari Allah yang memberi harta itu. Mungkin saja pemilik
tidak bersedia menyerahkan kepada badan (amil) tertentu
karena keragu-raguan hati semata. Apakah zakatnya sampai

199
kesasaran atau tidak. Dalam hal ini menjadi tugas pokok amil
untuk mengumumkan pertanggungjawaban terbuka kepada
umat.
Zakat untuk penghapus kemiskinan dihapuskan sejak
masa Rasullullah SAW. Dalam sebuah hadist diriwayatkan
Bukhari Muslim, diingatkan, “Meminta-minta tidak halal kecuali
salah satu dari tiga beban. Yaitu ”orang yang menanggung beban
berat, tidak mampu memikul sendiri maka baginya halal meminta“
dan “orang yang dibalut kemiskinan maka baginya halal meminta
sampai dia kembali tegak dan hidup secara wajar“. Selain dari
tersebut diatas haram baginya makan hasil meminta-minta.
(HR.Bukhari Muslim, dari Qabishah al Hilali).
Batasan Rasulullah ini, membuka peluang boleh
meminta sampai terangkat kemiskinan. Terkandung makna
berilah kepada seorang miskin sesuatu yang menyebabkan
sesudah itu mereka dapat hidup wajar. Hidup layak dan pantas
bervariasi sesuai kondisi kehidupan umat dikala itu. Kalangan
miskin diangkat melalui pendidikan. Mengajarkan membina
hidup layak. Mengajarkan cara mengolah kehidupan.
Untuk itu perlu dikaji kesediaan “si miskin” untuk
mengubah sikap jiwa. Dari menerima menjadi mengolah,
memelihara baru memakan hasilnya, untuk dirinya dan
keluarganya. Karena itu, jika fakir miskin diberi zakat boleh
hingga berkecukupan dalam bentuk peralatan permodalan.
Besarnya bantuan boleh disesuaikan dengan keperluan untuk
menghapuskan kemiskinan. Agar dari usahanya diperoleh
keuntungan. Meskipun jumlah permodalan itu besar.142
Bahkan Imam Syafei menegaskan, ”Bantuan zakat bisa
dalam bentuk memberikan sebuah pekerjaan. Malah kemudian dapat
pula ditambah usaha-usaha lainnya hingga dapat memenuhi
kebutuhan si-miskin” (Al Umm). Pendapat ini disepakati oleh
Imam Ahmad,”orang miskin boleh mengambil zakat untuk seluruh
kebutuhan hidup, berupa sumber usaha yang berketerusan.”143
Selanjutnya, pendapat Khattabi, ”Batas pemberian zakat
adalah kecukupan. Dengan zakat diciptakan kehidupan seseorang
142
Imam Nawawi, Syarah Minhaj -VI/159.
143
Al Inshaf,III/238.

200
menjadi lebih baik. Batas itu disesuaikan dengan kondisi serta tingkat
kehidupan umum yang berlaku.Tentu akan berbeda pada tiap orang,
sesuai dengan keadaaan mereka (bangsa)”.144
Pendapat itu merujuk kepada kebijaksanaan umum
yang pernah dilakukan Umar bin Khattab. ”Kalau memberi
bantuan hendaknya mencukupi”. Umar mencontohkan dalam masa
pemerintahannya. Umar pernah memberi zakat sebanyak tiga
ekor unta kepada seorang laki-laki yang memerlukan bantuan.
Kemudian Umar pernah mengatakan niatnya yang teguh dalam
“menghapus kemiskinan“ di tengah rakyatnya. Akan aku ulangi
pembagian zakat (sedekah) walau diantara mereka baru akan
cukup dengan menyerahkan seratus ekor unta,”145
Zakat dapat berguna efektif meningkatkan taraf hidup
muslimin untuk menjadi keluarga mampu. Hidup layak dalam
ukuran ekonomis. Ini pula paham Imam Al Ghazzali,
”Hendaknya zakat dapat dipakai untuk pembeli tanah, diolah
untuk keperluan orang miskin dan hasilnya cukup untuk
seumur hidup”.146

ALAM YANG INDAH ANUGERAH ALLAH, MENJADI SUMBER REZEKI


APABILA
DIOLAH DENGAN MODAL ILMU DAN KEMAUAN DARI TANGAN TERAMPIL

Maka termasuk pantas mempergunakan zakat untuk


usaha yang mendatangkan hasil tetap. Pantas membuka
144
Ma’alim as Sunnah (II/239.
145
Al Anwaal, 565-566.
146
Ihya,I/207, al Halabi

201
perkebunan dan lahan-lahan pertanian sebagai jalan pintas
untuk menghapuskan kemiskinan itu. Yang perlu dijaga tujuan
utama untuk kepentingan peningakatan taraf hidup orang
melarat. Di sinilah peran Badan Amil Zakat (BAZ).

JANGAN BERPANGKU TANGAN


Bencana akan menimpa apabila golongan pemimpin,
besar ataupun kecil, di saat seperti sekarang ini asyik merawati
diri. Lalu mendandani kehidupan masing-masing. Kemudian
larut dan membiarkan umat tenggelam dalam nasibnya tanpa
pegangan yang pasti.
Memang ada bedanya, bagi yang sudah dianggap orang
sebagai pemimpin dari orang ‘awam, karena memiliki beberapa
keutamaan, yaitu;
1. Keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
2. Daya-pikir dan daya-cipta,
3. Cara hidup yang bersih,
4. Akhlaq dan budi pekerti yang baik,
5. Rasa cinta kepada Agama, Nusa dan Bangsa pada
umumnya,
6. Rasa setia kawan yang telah pernah terhimpun
dalam hubungan persaudaraan, sebagai pembawaan
sejarah dan persamaan pandangan hidup
khususnya.
Yang dimiliki itu modal dan tenaga pendorong. Ada
modal di luar kita. Pada diri umat, yakni kemauan, kecakapan
menurut bakat masing-masing, dan ketabahan hati menghadapi

202
kesukaran, yang sudah tidak asing dalam kehidupan mereka
selama ini.
Memperindah nagari dengan menumbuhkan contoh di
nagari dengan indikator utama moral adat “nan kuriak kundi, nan
sirah sago, nan baik budi nan indah baso”. Mengefisienkan organisasi
pemerintahan nagari dengan mendudukkan kembali komponen
masyarakat pada posisi sebagai subyek di nagari dan
refungsionisasi pemeranan fungsi-fungsi elemen masyarakat.
Memperkuat SDM dengan membentuk masyarakat beradat dan
beragama. Satu identitas yang tidak dapat ditolak dalam
kembali kenagari.

ACARA DI RUMAH GADANG MESTI JUGA DI ISI DENGAN MENGAJI


ALQURAN
SATU TATA CARA HIDUP DALAM ADAT BASANDI SYARAK SYARAK BASANDI
KITABULLAH

ْ ‫َح ِس ْن َك َما أ‬
ُ‫َح َس َن اهلل‬ ْ ‫ك ِم َن ال ُّد ْنَيا َو أ‬ َ ‫ص ْيَب‬ ِ ‫ال تَْنس َن‬ ِ َ َ‫َو ْابتَ ِغ ِف ْي َما آت‬
َ َ ‫اك اهللُ ال َّد َار اآلخ َرةَ َو‬
.‫ب اْل ُم ْف ِس ِد ْي َن‬ُّ ‫اهلل الَ ُي ِح‬ ِ ِ ‫اد ِفي ْاأل َْر‬
َ ‫ض إ َّن‬ َ ‫إِلَ ْي‬
َ ‫ك َوالَ تَْب ِغ اْلفَ َس‬
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan. (QS.28, Al Qashash : 77).

203
Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan
"nawaitu" dalam diri masing-masing.

204

Anda mungkin juga menyukai