MEMAHAMI
ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH
DALAM RENTANGAN SEJARAH MASA DOELE DAN SEKARANG
MENGHIDUPKAN DALAM PRILAKU GENERASI MUDA MINANGKABAU
Oleh :
H. Mas’oed Abidin1
MUKADDIMAH
pendidikan anak negeri di dalam kaum, dusun, taratak dan nagari. Masyarakat
Melayu dan Minang hidup dalam syariat agama Islam. Membangun tatanan
kekerabatan adapt resam, dengan Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Alangkah indahnya satu masyarakat yang memiliki adapt resam yang kokoh
dan agama (syarak) yang kuat. Tidak bertentangan satu dan lainnya. Malahan yang
1
Makalah ini telah dipresentasikan dalam beberapa pertemuan di Indonesia dan Malaysia, di
antaranya pertama kali dibentang pada Lokakarya Pemuda DMDI Sumatera Barat 2006, Ahad 17
Desember 2006 di Pangeran’s Beach Hotel Padang.
H. Mas’oed Abidin 1
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
satu bersendikan yang lainnya. Dan dalam hidup mengamalkan “kokgadang indak
malendo, kok cadiek indak manjua, tibo di kaba baik baimbauan, tibo di kaba buruak
ba hambauan”.
kekerabatan, dengan benteng aqidah yang kuat. Berusaha baik di dunia fana dan
Lebuh nan ramai terbentang panjang. Tepian mandi terberai (terserak dan
keahlian berlomba prestasi, menguji ketangkasan secara sportif, berdasar pada adat
main “kalah menang” (rules of game). Masyarakatnya hidup aman dan makmur,
dengan anugerah alam dan minat seni yang indah. Begitu salah satu bentuk
“Rumah gadang basandi batu, atok ijuak dindiang ba ukie, cando bintangnyo
bakilatan, tunggak gaharu lantai candano, taralinyo gadiang balariak, bubungan burak
katabang, paran gambaran ula ngiang, bagaluik rupo ukie Cino, batatah dengan aie
ameh, salo manyalo aie perak, tuturan kuro bajuntai, anjuang batingkek ba alun-alun,
paranginan puti di sinan. …. Rumah gedang bersandi batu, atap ijuk dinding berukir,
bagai bintang berkilauan. Tunggak gaharu lantai Cendana, teralinya gading berlarik,
bubungan atap burak kan terbang, paran gambaran ular Ngiang, bergelut rupa ukiran
Cina, bertatah dengan air emas, sela menyela air perak, tuturan atap kura berjuntai,
anjungan bertingkat alun beralun, peranginan puan putrid di sanan….. Seni rancang
yang elok.
Lumbuang baririk di halaman, rangkiang tujuah sa jaja, sabuah si Bayau-
bayau, panenggang anak dagang lalu, sabuah si Tinjau Lauik, panengggang anak korong
kampuang, birawari lumbuang nan banyak, makanan anak kamanakan”.Lumbung
berleret di halaman,Rangkiang tujuh sejajar, sebuah si Bayau-bayau, penenggang
anak dagang lalu, sebauh lagi Si Tinjau laut, penenggang anak korong kampong,
birawati lumbung nan banyak, makanan anak kemenakan”…. Tanda kemakmuran
tumbuh menjadi.
Artinya, ada perpaduan ilmu rancang, seni ukir, budaya, material, mutu, kemakmuran
dan keyakinan agama. Menjadi dasar rancang bangun berkualitas. Punya asas social,
cita-cita keperibadian. Masyarakat tumbuh dengan idea ekonomi yang tidak
mementingkan nafsi-nafsi, tapi memperhatikan pula musafir, anak dagang lalu. Dan
pula, anak kemenakan di korong kampung, “nan elok di pakai, nan buruak di buang,
H. Mas’oed Abidin 2
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Nilai-nilai budaya ini mesti ditanamkan kembali dalam satu gerakan besar re-
planting values yang menjadikan jiwa maju dengan akal fakir sehat dan ruh hidup
dengan hati dan emosi terkendali pada raso jo pareso.
َ َّإِال
رواه الضياء عن أنس ُشانَه في َش ْي ٍء إِالَّ زَانَهُ َوالَ نُ ِز َع ِم ْن َش ْي ٍء
ِ قُ َما َكانَ ال ِّر ْف
Lemah lembut dalam sesuatu (urusan) menyebabkan indahnya dan kalau dia
dicabut dari sesuatu, niscaya akan memburukkannya. (Diriwayatkan oleh Dhia dari
Anas)
H. Mas’oed Abidin 3
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Artinya, sudah menurut baris dan belebas, menurut aturan yang berlaku, yang
lahe letak atap, menebang menuju pangkal, melanting menuju tangkai, bila
mencencang benar-benar putus, bila mengumban benar jatuh. Setiap pekerjaan mesti
Dengan mendalami ilmu, lahirlah rasa takwa kepada Allah dan menjauhi rasa
takabbur, kufur dan bangga diri dengan merendahkan orang lain. Yang merasakan
lazatnya iman adalah orang yang redha terhadap Allah sebagai Tuhannya, dan redha
terhadap Islam sebagai agamanya dan redha terhadap Muhammad sebagai Rasul.4
P
qad istadara“. Zaman senantiasa berubah, musim selalu berganti.
Perubahan dalam arus kesejagatan, tidak dapat dibendung membawa
riak infiltrasi kebudayaan luar yang dapat mengguyahkan pagar-pagar budaya
anak nagari, yang kurang kuat tertanam pada akar nilai-nilai adat leluhurnya.
Ada gejala memisah hidup serba kebendaan dengan hari esok – kehidupan
akhirat –. Padahal, keyakinan pada hari akhir menjadi penguat pagar norma adat
di dunia Melayu dan Minangkabau. Seperti tertera dalam fatwa adat “ingek-ingek
nan ka pai, agak-agak nan ka tingga, ingek sabalun kanai, kulimek sabalun abih, dari
awa akie mambayang”. Akibat nyata dari hilangnya kepercayaan kepada hari esok
itu, berkecambah pula paham sekularistik yang menjadikan rapuhnya olah rasa
anak nagari. Pergeseran ini berdampak kepada perkembangan norma dan adat
istiadat di nagari. Perilaku berebut prestise berbalut materi lebih diminati daripada
menampilkan prestasi yang dinikmati orang banyak. Akibat lebih jauh idealisme
kebudayaan Minangkabau menjadi sasaran cercaan. Nilai-nilai kebersamaan
(kolektifiteit) menjadi sangat tipis. Kekerabatan dalam budaya dan adat Minangkabau
dirasakan mulai terancam.
H. Mas’oed Abidin 4
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Secara alamiah (natuurwet) adat akan selalu ada. Patah akan tumbuh
(maknanya hidup dan dinamis) mengikuti perputaran masa yang tidak mengenal
kosong, sesuai alam takambang jadi guru. Menangkap perubahan yang terjadi lebih
komprehensif dengan kaedah, “sakali aie gadang, sakali tapian baralieh, sakali tahun
baganti, sakali musim bakisa”. Perubahan tidak mesti mengganti sifat adat resam.
Penampilan di alam nyata mengikut zaman dan waktu. Alam dipakai usang sedangkan
adat dipakai tetap baru. Perilaku beradat di tuntun kearifan lokal menggambarkan
bahwa “kalau di balun sabalun kuku, kalau dikambang saleba alam, walau sagadang
biji labu, bumi jo langit ado di dalam”. Keistimewaan adat resam ada pada falsafah
mencakup isi yang luas. Ibarat bijo tampang manakala di tanam, di pelihara tumbuh
dengan baik. Bagian-bagiannya (urat, batang, kulit, ranting, dahan, pucuk, buah) akan
melahirkan bijo-bijo baru (regenerasi) sesuai bibit yang menjadi satu kesatuan ketika
terletak pada tempat dan waktu yang tepat.
H. Mas’oed Abidin 5
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
dalam bertindak dan berbuat. Meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan
beriman dan bersilaturahim (interaksi). Kaedah syarak Islami memberi motivasi dan
mendorong mobiltas horizontal (hablum min an-naas) dan mobilitas vertical (hablum
min Allah).
inovatif sarat dinamika dan kreativitas. Adalah satu kenyataan belaka, bila anak
nagari yang di rantau tersebar diseluruh belahan dunia. Jumlahnya lebih banyak dari
yang di kampong halaman. Di wilayah Jadebotabek saja lebih kurang mencapai 4,3
juta jiwa. Dan para perantau Minang tersebar dimana-mana. Budaya merantau adalah
kekuatan budaya yang potensial, bila dapat digali menjadi kekuatan riil. Kaedah
Artinya, Hendak kaya berdikit-dikit (berhemat), hendak tuah bertabur urai, hendak
mulia tepati janji, hendak lurus rentangkan tali, hendak beroleh (mempunyai sesuatu
kekayaan) kuat mencari, hendak nama tinggalkan jasa, hendak pandai rajin belajar).
H. Mas’oed Abidin 6
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Dari nilai adat basandi syarak tampak perlu ada cermat dan teguh hati
pada sebarang langkah dan perbuatan, Di hawai sa habih raso, Di karuak sa habih
gauang, artinya diperiksa sehabis rasa, di jangkau sehabis gaung, untuk menghindari
mesti mempunyai alasan yang tepat, jelas dan dapat di pertanggung jawabkan.
semalu. Dasar adat itu bersama. Cara berusaha adalah bersama. Tujuan di raih
adalah bersama.
Minangkabau dengan filosofi adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah mesti
H. Mas’oed Abidin 7
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Peran utama adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK) tampak
dalam membentuk karakter (character building) anak nagari. Tentu saja melalui jalur
persaudaraan (ruh al ukhuwwah) yang kuat. Persaudaraan tidak dapat di raih dengan
meniadakan hak-hak individu orang banyak.5 Generasi muda Melayu mesti meniru
baik, terbang bersama membina sarang, dan baik hasil usahanya serta dapat dinikmati
oleh lingkungannya.
Bapandam bapakuburan.
H. Mas’oed Abidin 8
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
agieh kasumaik putuih, hukum jatuah sangketo sudah”, jenjang musyawarat terpelihara
dengan baik. Ketepatan bertindak adalah warisan masyarakat berbudaya, maju,
mengutamakan ilmu pengetahuan, dan toleran dalam pergaulan.
َ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع
إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َدRارفُوا
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berkabilah-kabilah (bangsa-
bangsa)dan berpuak-puak (suku-suku) supaya kamu saling kenal mengenal …”, (QS.49,
al Hujurat : 13).
Apabila anak nagari di biarkan terlena dengan apa yang dibuat orang lain,
dan lupa membenah diri dan kekuatan ijtima’i (kebersamaan), tentulah umat akan di
jadikan jarum kelindan oleh orang lain di dalam satu pertarungan kesejagatan. Fatwa
Adat menyebutkan,
Apabila kedua sarana adat dan syara’ ini berperan sempurna, maka dunia
keliling akan hidup masyarakat berakhlaq perangai terpuji dan mulia.
H. Mas’oed Abidin 9
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
walau secara lahiriyah kaya materi, akan menjadi miskin mental spiritual, dan
ujungnya terperosok kedalam tingkah laku yang menghancurkan nilai fithrah itu.
Konsep tata-ruang adalah salah satu kekayaan budaya yang sangat berharga
di nagari dan bukti idealisme nilai budaya Melayu dan Minangkabau, termasuk di
dalam mengelola kekayaan alam dan pemanfaatan tanah ulayat.
Tata ruang yang jelas memberikan posisi peran pengatur. Pendukung sistim
banagari yang terdiri dari orang ampek jinih, yang terdiri dari ninikmamak, alim
ulama, cerdik pandai, urang mudo (yakni para remaja, angkatan muda, yang dijuluki
dengan nan capek kaki ringan tangan, nan ka disuruah di sarayo). Dukungan
masyarakat adat dan kesepakatan tungku tigo sajarangan menjadi penggerak utama
mewujudkan tatanan sistim di nagari.
Artinya diperlukan orang-orang yang ahli dibidangnya. Hal ini perlu dipahami,
supaya jangan tersua “ibarat mengajar kuda memakan dedak”.
H. Mas’oed Abidin 10
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
yang benar sebagai basis dari emosional dan spiritual quotient), serta olah rasa yakni
kearifan dan keseimbangan dari raso dibao naik dan pareso di bao turun salah satu
akar budaya Minangkabau atau cultural based. Hal ini penting guna menciptakan
duduak samo randah tagak samo tinggi dalam tata pergaulan masyarakat majemuk dan
maju. Antara rumah tangga (rumah gadang kaum) dengan lingkungan surau,
balai adat, pagar kampung dan nagari semestinya memiliki jalinan kuat dalam
satu ikatan saling menguntungkan (symbiotic relationship) membina anak
nagari. Senyatanya inilah kekuatan lain untuk menyusun masyarakat Melayu
yang Islami itu.
melapangi jika kondisi memungkinkan, walau hanya memberi sepotong doa dengan
ikhlas sesama tetangga. Menolak bencana dengan melakukan amal baik karena Allah
semata. Dzikrullah melahirkan pemikiran bersih, jernih dan diterima oleh semua pihak.
Setiap pemikiran jernih selalu disimak, di ikuti dan di telaah oleh yang setuju maupun
َُص''لَة
ِ و،ِّ وَ الصَّدَقَةُ خَفِيًّا تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّب،ِصَنَائِعُ المَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْء
'
ِ'رُوْف
'ْ هُمْ أَهْلُ المَع، وَ كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ وَ أَهْلُ المَعْرُوْفِ فيِ الدُّنْيَا،َالرَّحِمِ تَزِيْدُ العُمْر
H. Mas’oed Abidin 11
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
َ وَ أَوَّلُ مَنْ يَ''دْخُلُ الجَنَّة،ِ هُمْ أَهْلُ المُنْكَرِ فيِ اآلخِرَة، وَ أَهْلُ المُنْكَرِ فيِ الدُّنْيَا،ِفيِ اآلخِرَة
رواه الطبراني عن أم سلمة ِأَهْلُ المَعْرُوْف
Perbuatan baik itu menjaga dari serangan bahaya, sedekah dengan sembunyi
memadami marah Tuhan, memperhubungkan silaturahmi menambah umur dan setiap
perbuatan baik itu sedekah. Orang yang mengerjakan perbuatan baik di dunia, mereka
juga orang yang mengerjakan perbuatan baik di akhirat, sedang orang yang memperbuat
kesalahan di dunia, mereka juga orang yang memperbuat kesalahan di akhirat. Orang
yang dahulu masuk surga ialah orang yang berbuat baik. (Diriwayatkan oleh Thabrani
dari Ummu Salamah)
Akhlaq mulia modal utama menapak alaf baru. Manakala nilai moral ini
sudah pupus dari etnis Melayu dan Minang, pasti bangsa ini akan jadi manusia
modern yang biadab. Suatu individu atau kelompok yang kehilangan pegangan hidup,
akan bertukar nilai kehidupan dengan sikap acuh, lucah, sadis dan hedonistic. Amat
tragis, kalau generasi yang kehilangan pegangan hidup itu adalah kelompok etnis
Melayu dan Minangkabau yang terkenal adatnya basandi syarak, syarak basandi
Kitabullah yang disebut muslim pula.
H. Mas’oed Abidin 12
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
Manusia tanpa agama sama saja dengan makhluk yang bukan manusia.
Tatanan adab pergaulan selalu di ikat dengan hubungan kasih (mahabbah) dengan
Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah. Tuntunan akhlaq dan ibadah
mewarnai perilaku pada seluruh tingkat pelaksanaan hubungan kehidupan.
Generasi muda masa kini mesti memiliki ilmu, berasaskan ajaran Islam yang jelas,
dalam kata adat disebutkan,
“Iman nan tak buliah ratak,
H. Mas’oed Abidin 13
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
KHULASAH
G
enerasi Muda yang sedang bergelut dengan cabaran kontemporer dapat
Daftar Pustaka
1. Al Quranul Karim,
2. Al-Ghazali, Majmu’ Al-Rasail, Beirut, Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986,
3. Al-Falimbangi, ‘Abd al-Samad, Siyarus-Salikin,
4. Ibn ‘Ajibah, Iqaz al-Himam,
H. Mas’oed Abidin 14
Memahami Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Perilaku Generasi Muda
H. Mas’oed Abidin 15
1
Catatan Kaki
Lihat QS.14, Ibrahim : 1.
2
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan dukungan terhadap kehidupan dan “Karajo baiak ba-imbau-
an, Karajo buruak bahambau-an”.
3
Bukti kecintaan kenagari ini banyak dalam ungkapan hujan ameh dirantau urang hujang batu dinagari awak,
tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.
4
Hadith riwayat Muslim dan Tarmizi.
5
Pepatah Arab menyebutkan, كساع الى الهيجا بغير سالح-اخاك اخاك ان من ال اخا له
6
Lihat QS.49, al Hujarat : 7-13.
7
Alam ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Di dalamnya terkandung faedah kekuatan, dan khasiat yang diperlukan
untuk mempertinggi mutu hidup jasmani manusia dengan bekerja membanting tulang dan memeras otak untuk
mengambil sebanyak faedah dari alam dengan menikmati sambil mensyukurinya dan beribadah kepada Ilahi Yang
Maha Kuasa.
H. MAS’OED ABIDIN
bin H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo