Anda di halaman 1dari 10

Kristenisasi, Konsep Dan Realita

Bahan Kajian Studi Islam Intensif


Tentang Ghazwul Fikry

Tanshiriyah
Kristenisasi, Konsep dan Realita 1

Latar Belakang Lahirnya Gerakan


Kristenisasi adalah suatu gerakan keagamaan. Bersifat politis kolonialis.
Muncul akibat kegagalan Perang Salib.
Berupaya menyebarkan agama krsiten ketengah bangsa-bangsa di dunia.
Terutama di negara dunia ketiga termasuk di Indonesia.
Sasarannya mencengkeramkan kekuasaan terhadap bangsa-bangsa
tersebut.
Pertama kali gerakan kristenisasi dikumandangkan oleh Raymon Lull ke
Timur Tengah, dan masuknya zending katholik Portugis ke Afrika abad 15. Disusul
kemudian masuknya zending Kristen Protestan Inggris Jerman dan Perancis.
Peter Heling menceburkan diri ketengah umat Islam di pantai Afrika, dan
Baron du Betez sejak 1664 mendirikan akademi zending Masehi, yang
diteruskan Mr. Cary muncul lebih keras dipenghujung abad 18 dan awal abad
19.
Penginjil Henry Martin (meninggal 1812) berandil besar
menterjemahkan Bijbel kebahasa India, Persia dan Armenia, dan mengirimkan
missionaries kristen ke Asia Barat.
Kemudian Dewan Gereja Protestan ditahun 1795 bersepakat dengan
sekte Kopti Mesir mendirikan Misi Kristen menyebarkan Injil di Afrika. Diikuti oleh
David Livingstone (1813-1873) menerobos jantung Afrika. Misi Kristen
memasuki Syam Siria di tahun 1849.
Pada tahun 1855 organisasi Pemuda Masehi berdiri diperkuat oleh
orang-orang Ingris dan Amerika, dengan tugas menanamkan keyakinan
Ketuhanan Almasih dalam diri masing-masing. Pada tahun 1895 Persatuan
Mahasiswa Kristen Internasional berdiri dan menitik beratkan studi terhadap
problematika pelajar di beberapa negara, dengan meluncurkan gerak
penanaman jiwa “cinta kasih” ajaran kristiani secara merata.

Samuel Zwemer Ketua Misionaris Kristen masuk ke Bahrain 1890.


Sebagai Ketua Persekutuan Kristen Timur Tengah menerbitkan majalah Muslim
World (1911).
Kenneth Cragg, Dosen Universitas Amerika Kairo dan Kepala Bagian
Theologi Masehi Lembaga Misi Kristen Hartford, menggantikan Zwemer
memimpin penerbitan Majalah Muslim World, dan pada 1956 meluncurkan
bukunya Panggilan Menara Adzan.
Gerakan Zwemer sangat menonjol dibidang pelayan penduduk seperti
bidang kesehatan, pendidikan, terutama di negara-negara Asia Barat dan
Tengah, dapat dikategorikan tokoh terbesar gerakan kristenisasi abad
keduapuluh.

1
Disampaikan oleh H. Mas’oed Abidin, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar
Padang, sebagai bahan kajian pada Pesantren Kilat Forum Studi Kajian Islam Intensif
Mahasiswa Unand dan Remaja Masjid di Asrama Haji Padang, 2 Juni 2000, dan PelatihanKader
Da’I dan Muballigh dalam Education Camp for Islamic Youth, INS Kayu Tanam – Pariaman,
Jum’at 7 Juli 2000.
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

1
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Garis perjuangannya diteruskan oleh Lembaga Zwemer yang
bergerak dalam penerbitan, penyebaran kajian, bimbingan kristenisasi
terhadap umat Islam, penataran, pengkaderan, mencetak para misionaris
dengan segala keahlian, gerakannya meliputi seluruh “kerajaan Tuhan di
bumi” berkantor pusat di California USA, dipimpin seorang penginjil
Protestan sangat fanatik Don Huck Crey , jebolan Fuller School of
International Mission, tokoh Konperensi Kristen Luzon 1974, pemimpin
Misionaris di Pakistan selama 20 tahun, dan penggagas Konperensi
Kristen Colorado 1978.
Nibrouse, Rektor Universitas Beirut 1948 berkata : Fakta telah
membuktikan, pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para
misionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon”1
Daniel Bills berkata, “Universitas Amerika Istambul tidak lagi exclusive,
tetapi benar-benar terbuka yang didirikan seorang misonaris, dan harus dipimpin
seorang misionaris”.2

Pemikiran dan Doktrin


1. Tentang Persatuan Islam.
a. “Bahwa Persatuan Islam menghimpun cita-cita umat Islam. Maka
gerakan kristenisasi adalah satu unsure sangat dominan untuk
memecah gerakan persatuan Islam. Untuk itu, kita harus
membelokkan orientasi persatuan umat Islam dengan gerakan
kristenisasi” (Cardinal Simon).
b. “Apabila umat Islam bersatu, pasti mereka akan menjadi malapetaka
yang paling berbahaya di dunia, atau bisa juga akan menjadi dewa
penyelamat. Tetapi, apabila mereka dibiarkan berpecah belah, pasti
mereka tetap tidak bernilai dan tidak berpengaruh” (Lawrence
Brown).

2. Tentang Penyebaran Islam.


a. “Orang-orang Islam sebenarnya tidak memahami agama dan tidak
pula menghargainya. Mereka adalah pencuri, pembunuh dan
terbelakang. Sesungguhnya gerakan kristenisasi akan tetap
berupaya membina mereka agar menjadi bangsa yang
berkebudayaan” (Henry Jesups, misionaris Amerika)
b. “Agama Islam adalah sebuah benteng penghalang paling kokoh
terhadap perjalanan gerakan kroistenisasi (terutama di Afrika ???)
” (Bills).
3. Tentang Muhammad dan Ajaran Islam.
a. “Muhammad tidak mampu memahami agama Nashrani karena
didalam khayalnya hanyalah gambaran buram. Gambaran-gambaran
ini menjadi pijakan agamanya (Islam) yang disebarkan kepada orang-
orang Arab” (Addison).
b. “Islam itu jiplakan. Apa yang terbaik dari ajaran Islam adalah hasil
adopsi dari ajaran Kristen. Sedangkan ajaran lainnya merupakan
jiplakan utuh atau sebahagian dari berhalaisme” (Missionaris
Nelson)
c. “Muhammad pada hakikatnya adalah penyembah patung sebab
persepsinya tentang Allah dan kenyataannya hanya merupakan
karikatur”. (F.J.Harber, Misionaris).
d. “Sejarah islam adalah sebuah cerita berisi hal-hal yang mengerikan
tentang pertumpahan darah, peperangan dan pembantaian” (Luther
– Luthfie – Livonian, berkebangsaan Armenia, penulis beberapa
buku tentang Islam).
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

2
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
e. “Islam lebih banyak berpijak kepada landasan Hadist daripada Al
Quran. Jika hadist-hadist yang palsu itu dibuang, maka Islam tidak
akan tersisa sedikitpun. Islam itu sangat dangkal. Wanita menurut
Islam adalah budak” (Henry Jesups, missionaries).
f. “Kita harus memperlihatkan kepada orang (Islam) bahwa yang benar
di dalam Al Quran bukanlah sesuatu yang baru. Sedangkan yang
bartu di dalam Islam juga bukan sesuatu yang benar” (John Talky,
missionaries).
g. “- Kita harus meyakinkan umat Islam bahwa orang-orang Kristen
bukanlah musuh mereka. Kitab suci Injil harus disebarkan dalam
bahasa-bahasa umat Islam sebab Injil adalah asas gerakan Masehi
yang paling penting, “Mengkristenkan umat islam harus dengan
perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari dalam
barisan mereka, sebab sebatang pohon harus ditebang oleh salah
seorang anggota (pemiliknya)”. Misionaris Kristen tidak boleh
berkecil hati melihat lemahnya hasil misi mereka dalam
mengkristenkan umat islam, sebab pada dasarnya didalam kalbu
umat Islam telah tumbuh suatu kecenderungan terhadap ilmu-ilmu
Eropah (westernisasi) dan pembebasan wanita” (Cardinal Samuel
Zwemer, dalam buku Dunia Islam Dewasa Ini)
h. “Tugas missionaries Kristen di negara-negara Islam yang didukung
oleh negara yang sudah Kristen bukanlah berupaya agar
mengkristenkan umat Islam, karena hal tersebut sudah merupakan
petunjuk dan penghormatan kepada mereka (Islam). Tugas kalian
terpenting adalah memurtadkan orang Islam dari agama mereka
agar menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan
dengan Allah, kemudian tidak mempunyai hubungan dengan moral
yang telah menjadi landasan hidup seluruh bangsa”.
“Kalian telah mempersiapkan satu generasi yang tidak mengenal
hubungan dengan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus
mengeluarkan seorang Muslim dari agamanya. Dia tidak usah
dimasukkan kedalam agama Kristen. Kelak akan datang suatu
generasi yang mentalnya persis yang dikehendaki penjajah.
Generasi tersebut tak peduli terhadap masalah-masalah besar,
tetapi suka bersantai-santai dan malas. Dengan demikian apabila ia
melakukan sesuatu, hanya karena ingin popularitas. Jika belajar,
hanya karena ingin popularitas. Jika menduduki posisi tinggi, hanya
karena popularitas. Ia akan mengerahkan apa saja karena popularitas”
(Samuel Zwemer, Muktakar Kristen di Al Quds, 1935).
4. Menggalang kekuatan melalui konperensi.
Sampai sekarang terus digalang konperensi internasional, nasional,
regional maupun local, dalam memasarkan idea doktrin tersebut.
Sejak Konprensi Kairo (1906) menghimpun 62 organisasi misi
Kristen (Protestan), Konprensi Misi Kristen Internasional
Edinburgh Scotland (1910) hadir 159 organisasi Kristen sedunia,
Konprensi Misi Kristen Lucknow (1911) dengan moto “Kenang-
kenagan Lucknow 1911, Ya Allah! Dunia Islam bersujud kepada Nya
lima kali sehari semalam penuh khusuk. Pandanglah bangsa-bangsa
Islam itu dengan penuh kasih. Ilhamilah mereka dengan kedamaian
Yesus Kristus”. Kemudian Beirut (1911), dan berturut-turut di Al Quds,
Yerusalem (1924, Konprensi Internasional 1928, 1935 dengan 1200
delegasi, dan 1961). Diikuiti dengan Konprensi Istambul, Halwan Mesir,
Misionaris Libanon, Misionaris Baghdad, Misionaris Konstantinopel di
Aljazair, Konprensi Chicago, Misionaris Mdras India sekali sepuluh
tahun, Baltimore USA (1942) disponsori Ben Gurion Yahudi Israel,

H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

3
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Belanda (1948), Amerika (1954), India (1961), Eropah
(1967),Konprensi Gereja Protestan Louzon, Swiss (1974),
Colorado USA (Oktober 1978) dengan tema Konprensi Amerika
Selatan untuk Mengkristenkan Umat Islam, Konprensi Internasional
Untuk Kristenisasi, Swedia (1981). Dan di Indonesia dengan 3000
misionaris (1975).3

Kegiatan Lembaga Kristenisasi


a. Lembaga-Lembaga.
Lembaga Samuel Zwemer yang berpusat di California USA, termasyhur
dan pemberi rekomendasi untuk Kongres Colorado. International
Center for Studies and Mission di California.
Universitas Amerika di Beirut (berasal dari Akademi Injili Simia) berdiri
sejak tahun 1865. Melebarkan diri ke Kairo sebagai menyaingi Universitas
Al Azhar. Akademi Perancis di Lahore. Persekutuan Misionaris Gereja
Inggris.
Lembaga Misionaris Amerika (sejak 1810). Persekutuan Misionaris Jerman
Timur oleh Pendeta Labsois (1895). Persekutuan London, untuk ditujukan
bagi kelompok Yahudi (1809).
b. Penerbitan buku-buku. Diantaranya Encyclopedia Islam dan
Ikhtisarnya.
c. Sarana dan Fasilitas : Medis, Pendidikan, Aktifitas Sosial, Keluarga
Berencana, Penyebaran issu fitnah dan peperangan, “Pembagian politik
di dunia Islam sekarang ini merupakan bukti nyata bahwa tangan Tuhan
telah berperan dalam sejarah untuk membangkitkan agama Masehi yang
kini sedang aktif itu” (Samule Zwemer, Lucknow, 1911).
d. Potensi dan kemampuan.
Di Indonesia orang Kristen menguasai media massa, memiliki siaran radio
amatir misionaris, koran nasional dan local. Sensus 1975 di Indonesia
terdaftar 9819 gereja Kristen Porestan, 3897 pastur, 8504 missionaris
sukarela. Katholik, 7250 gereja, 2630 pastur, 5393 misionaris sukarela.
Ahmad Deedat, pakar anti Kristen dari Afrika, mengatakan bahwa dari
60.000 tenaga misionaris terlatih diseluruh dunia, maka 10%
daripadaanya (lebih kurang 6.000) bertugas di Indonesia.4
Rencana kristenisasi dari tahun 1975, mengkristenkan Indonesia
tahun 2000. 5
Begitu juga Bangladesh, Kenya, Malaysia, Negara Teluk, Afrika, Kuala
Lumpur (2500 pemancar misionaris memakai 63 bahasa daerah). Allahu
Akbar.

Realita “ibarat duri dalam daging”.


Semenjak tahun 1953 Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Tengah telah
mengatur penempatan para transmigrasi. Kedatangan warga transmigrasi
dari luar Sumatera, umumnya dari Pulau Jawa dan Suriname, ditempatkan
didaerah Kecamatan Pasaman dalam Kabupaten Pasaman. Sejak awal telah
diterima oleh penduduk Pasaman sebagai saudara dalam sesuku. Berat akan
sepikul ringan akan sejinjing.
Penempatan mereka diatas tanah-tanah ulayat penduduk Kecamatan
Pasaman, berdasarkan penyerahan hak tanah oleh Ninik Mamak negeri yang
bersangkutan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman. “Inggok
mancangkam, tabang basitumpu. Dima bumi di pijak di sinan langik di
junjung”.
Artinya menerima, mengikuti dan mematuhi semua ketentuan adat secara
kulturis yang berlaku di daerah Pasaman tersebut. Persyaratan-persyaratan

H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

4
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
tertentu (tertulis), diantaranya dicantumkan,
1. Penyerahan tanah diperuntukkan sebagai penampungan bagi
warga negara Indonesia, yang berasal dari daerah lain
(transmigrasi).6
2. Bahwa mereka yang datang (para-transmigrasi) itu tunduk
kepada ketentuan adat-istiadat yang berlaku ditempat mereka
ditempatkan, dengan pengertian bahwa mereka yang datang
(para-transmigrasi) itu dianggap sebagai kemenakan (dalam
hubungan hukum adat yang berlaku, yang tentu saja adat
Minangkabau yang beragama Islam).
Semua surat-surat penyerahan tanah-tanah disebutkan :
A.Untuk transmigrasi
B.Pendatang-pendatang (transmigrasi) tersebut menjadi
kemenakan (dalam hubungan adat-istiadat), dengan menuruti adat-
istiadat setempat, (Untuk kasus Pasaman, Sitiung, Lunang di Sumatera
Barat, tentu saja beradat Minangkabau yang bersendi syara' - agama
ISLAM ). 7
Realitanya, gerakan kristenisasi tetap berjalan dengan perlindungan dan
kekuatan pendukungnya dijajaran kekuasaan, dimanapun diseluruh penjuru
tanah air.
Coraknya bermacam, hakekatnya sama: Riak pemurtadan menumpangi
gelombang pembangunan.

1. 1966 – 1970 Di Bukittinggi ada agen dari missie asing Baptis, yang
mempunyai banyak uang. Bisa mendirikan sekolah, rumah sakit, gereja,
asrama, apa saja.
Dan taktik-strategi yang mereka tempuh sekarang ini, dalam kampanye
Kristianisasi mereka dimana-mana, tentu juga di Sumbar ini, ialah
menggunakan keunggulan mereka dibidang materie dan alat-alat modern
itu, untuk mendapatkan satu basis operasi mereka ditengah-tengah
ummat Islam.
Apalagi di tempat yang “strategis”, seperti ditengah-tengah masyarakat
Aceh, masyarakat Bugis, masyarakat Kalimantan, masyarakat Pasundan
dan masyarakat Minang “nan basandi syara’- basandi adat, dan basandi
Kitabullah ” itu.
Dalam rangka ini mereka melakukan segala macam daja upaya, secara
gigih.
Tidak bosan-bosan, dan tidak malu-malu.

2. Apabila mereka mengetahui bahwa ada suatu kesulitan sosial ekonomis


seperti yang dikemukan tadi itu, maka mereka tidak akan ragu-ragu
“mengulurkan tangan” untuk “memecahkannya”.
Asal dengan itu mereka mendapat basis yang permanen, untuk operasi
mereka dalam jangka panjang. Bak Ulando minta tanah !.
Untuk ini mau saja apa yang dikehendaki. Mau rumah sakit? –Mereka
bikinkan rumah sakit yang up-to-date. Mau asrama? – Mereka bikinkan.
Mau kontrak atau perjanjian yang bagaimana? Mereka bersedia teken…

Di pulau Sumba rakyat memerlukan air, pemerintah belum sanggup


mengadakan jaringan irigasi dan saluran air minum?- Mereka bangun
jaringan irigasi dan saluran air minum itu.

H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

5
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Di Flores rakyat menghajatkan benar hubungan antara pantai ke pantai,
sedangkan pemerintah belum sanggup memenuhi keperluan rakyat itu?
Mereka adakan hubungan itu dengan kapal motor-motor kecil.
Memang Flores, Sumba dan Timor (Kupang) merupakan satu mata rantai
yang penting sekali dan satu rantai yang membelit dari Pilipina (Katholik),
Manado, Toraja, Ambon, dan Nusatenggara Timur.

3. Disebelah Barat rentetan pulau-pulau di Lautan India sebelah Barat


Sumatera Barat sampai Lampung. Akan tetapi semua kegiatan mereka
dalam menyempurnakan rantai ini dan menumbuhkan basis-basis
ditengah-tengah kepulauan Sumatera, Jawa, Kalimantan mereka lakukan
atas nama perikemanusiaan semata-mata dan membantu membangun
“Indonesia yang modern”.8

Akibat-akibatnya akan timbul lagi pergolakan antara pro dan kontra dalam
masyarakat Minang.9
Ini akan mengakibatkan lumpuh kembali semangat-pembangunan yang
sudah ada sekarang ini, semangat keseluruhan. Sekali lagi. Ini semua
akan melumpuhkan semangat pembangunan Minangkabau secara
keseluruhan yang berkehendak kepada ketenteraman jiwa dan kebulatan
hati. Alangkah sayangnya ! Baru melangkah, ka-tataruang pulo !….

Bagi kita ummat Islam, sebenarnya hal ini sudah berulang kali
diperingatkan oleh Allah S.W.T, antara lain sebagaimana yang tercantum
dalam Surat al-Baqarah 109, Artinya : “Sudah menjadi keinginan dari
kebanyakan ahli kitab mengembalikan kamu kepada kekufuran sesudah
kamu beriman.” (QS.2, Al-baqarah : 109).

Dan surat Al-Baqarah 120, Artinya: “Dan tidaklah akan senang kaum
Yahudi dan Nashara kepadamu sebelum engkau menurut agama mereka”
(Al-Baqarah 120).

Kewajiban kita ialah supaya masing-masing kita tanpa kecuali benar-


benar memelihara diri dan keluarga kita daripada terjerumus dalam
kekufuran. sebagaimana peringatan Ilahi dalam Surat At-Tahrim ayat 6 ,
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka” (At-Tahrim 6).

Tiap-tiap rumah tangga Islam harus menjadi benteng dari agama


dan keimanan, untuk kita dan keturunan selanjutnya.

4. Kepada pihak missi dan zending yang berdatangan dari luar negeri ke
Indonesia ini dengan kekayaan materi yang melimpah-limpah, dengan
bekerjasama yang rapat dengan missi dan zending dalam negeri untuk
melakukan expansi agamanya tanpa pilih bulu, rasanya tidak ada kata-
kata yang dapat kita ucapkan lagi.

Pada “Musyawarah Antar Agama” tanggal 30 November 1967 DR.


Mohammad Natsir, Ketua Dewan Dakwah beserta pemuka umat Islam
telah menawarkan satu tata cara hidup antar agama (modus vivendi)
yang dapat menjamin kesatuan bangsa dan tanah air dalam Negara yang
mempunyai bermacam-macam agama (multi Religius) ini.
Intisarinya ialah supaya “agama yang satu jangan menjadikan
agama lain menjadi sasaran propagandanya.”
Akan tetapi modus-vivendi ini tegas-tegas ditolak, baik oleh pihak
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

6
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
Protestan ataupun Khatolik.

Khulasah
1. Renungkanlah kalimat seorang penginjil “Terdapat sikap permusuhan yang
tajam antara Kristen dan Islam. Sebab ketika Islam tersebar pada abad
pertengahan, agama ini telah membangun sebuah benteng pertahanan yang
kokoh ditengah-tengah upaya penyebaran Kristen. Kemudian Islam tersebar
keberbagai negara yang sebelumnya pernah bertekuk lutut di bawah
kekuasaan Kristen” (orientalis Jerman dan pendeta Kristen Mibez).
2. Kristenisasi pada hakekatnya bertujuan memantapkan pengaruh Kristen
barat di negara Islam. Kristenisasi merupakan awal dan landasan kokoh bagi
penjajahan.
3. Penyebab langsung terhadap lumpuh dan lemahnya potensi umat Islam.
4. Kristenisasi tersiar dinegara ketiga. Kristenisasi mendapat dukungan
internasional yang melimpah.
5. Kristenisasi mengerahkan segala daya dan kemampuannya secara intensif di
dunia Islam.
6. Kristenisasi saat ini terfokus di Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Pakistan dan
Afrika Selatan.
7. Setiap mujahid Islam mesti berpegang kuat dengan peringatan Islam sesuai
Firman Allah, “walan tardha ‘anka al yahudu wa lan-nshara hatta tatabi’a
millatahum”, Satu peringatan keras supaya umat Islam selalu menjaga
keutuhan, akidah Imaniyah tauhidiyah yang benar, ukhuwah Islamiyah risalah
Rasulullah SAW setiap saat.
8. Objektifitas keyakinan terhadap ajaran Islam, pasti mampu memberikan jalan
keluar (solusi) terhadap problematika sosial umat manusia. Ajaran Islam
tertanamkan dalam hati manusia yang mampu menangkap tanda-tanda
zaman perubahan sosial, politik dan ekonomi di sekitarnya. Mereka yang
mampu menangkap tanda tanda-tanda zaman perubahan sosial, politik dan
ekonomi tersebut, adalah orang-orang yang beriman.
9. Apatisme politik, bersikap menjadi "pengamat diam" , tanpa ada keinginan
dan usaha untuk ikut berperan aktif dalam setiap perubahan sosial, politik
dan ekonomi tersebut adalah mereka yang memiliki selemah-lemah iman
(adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan
ekonomi yang selalu mengalami perubahan hanya bisa diatasi dan
dihilangkan dengan sikap yang jelas, antaranya ;
• mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
• jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
• apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
• jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.
Keempat kata-kata kunci tersebut merupakan amanat dari ajaran agama
Islam untuk tidak menunggu saja setiap perubahan, baik itu bidang sosial,
politik dan ekonomi dalam hidup ini.
10.Setiap orang yang beriman semestinya mampu memanfaatkan segala
perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia luar dan disekitarnya.
Sikap hidup menjemput bola, bukan menunggu bola merupakan sikap hidup
yang sangat didorongkan untuk dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.
Sikap dinamik sangat diperlukan untuk mengantisipasi selemah-lemah iman,
dan sikap dinamik pula yang menjadi kata-kata kunci perubahan sosial, politik
dan ekonomi. Dinamika hidup sebagai buah ajaran Islam itu tampak dalam
tiga cara hidup yakni,
• bantu dirimu sendiri (self help),
• bantu orang lain (self less help),
• saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),

H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

7
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Ketiga konsep hidup ini mengandung ajaran untuk setiap orang supaya tidak
selalu tergantung kepada orang lain.
11.Ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana oleh
mereka yang menjadi tempat bergantung. Tujuan yang jelas mesti berada
dalam kerangka ibadah dan pembentengan aqidah. Apalagi tatkala umat
tengah berada dalam jihad menghadapi rongrongan gerakan kelompok
Salibiyah yang kian hari terasa makin pesat.
“Jangan berhenti tangan mendayung, supaya arus tidak
membawa hanyut” (Demikian inti pesan Allahyarham DR. Mohammad Natsir,
yang menuntut setiap diri dari Islamic Youth dimanapun senantiasa berperan
aktif dengan giat berjihad membentengi diri dan umat kelilingnya).
“Jangan di ganggu identitas kami !!!.” Begitu pesan DR. Mohammad
Natsir yang kedua kalinya. Apakah kalimat ini masih berlaku kalau identitas kita
sudah tiada ???
Allahu Akbar, wallahu a’lamu bis-shawaab.

Padang, 2 Juli 2000.

H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar

8
1
Catatan

Al Mausu’ah al Muyassarah fil Adyan wal Mazahib al Mu’asharah, An Nadwah al “Alamiyah Lisy-syabab al Islamiy,
Riyadh, 1993.pp. 108 –119, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran (Akar Ideologis dan Penyebarannya), Lembaga Pengkajian
dan Penelitian WAMY, Cet.kedua, al IshlahyPress, Jakarta 1995.

2
Ibid.

3
Data-data yang dipaparkan Majalah Spektrum No.4 Tahun XIII, 1987 yang dikeluarkan oleh Departemen Dokumentasi
dan Penerangan MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia), disebutkan prosentasi penganut Katholik dan Protestan
meningkat drastic. Laju pertumbuhan Katholik adalah tertinggi (4,6% setahun) disbanding dengan kelompok agama lain
seperti Protestan (4,5 %), Hindu (3,3%), Budha (3,1%) dan Islam (2,75%). Dalam waktu 14 tahun, jumlah Katholik
menjadi dua kali lipat. (Lihat Sabili, No.1 TH.VIII 28 Juni 2000/25 Rabi’ul awal 1421, hal 25, kolom 1 alinea II)

4
Seperti dikutip Drs. H. Ramly Nawai MSc., Ketua FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan). Lebih lanjut Nawai
menyatakan “Merelka (missionaries) itu menggunakan pesdawat-pesawat perintis, membina suku-suku terasing di
pedalaman di Sulawesi Tengah, kalimantan, pulau-pulau di Maluku sana”. Lihat Sabili, No.1 Th.VIII, 28 Juni 2000/25
Rabi’ul Awal 1421, hal.25.

5
Perkembangan Katholik dua kali lipat prosentase perkembangan laju penduduk Indonesia sendiri (2,34%). Perkembangan
yang sangat pesat dari kaum katholik ada di Kalimantan (10%) setahun, Kalimantan Barat (9,5%), Kalimantan Timur
(18,5%), Kalimantan Tengah (16,9%). Perkembangan Katolik di Sulawesi (7,6%) setahun. Sulawesi Utara 13,3%,
Sulawesi Tengah 5,3%. Sumatera seluruhnya 5,7% (Jambi 24%, Sumatera Barat 14,7%, Bengkulu 10,4%). Sementara
prosentase Umat Islam sendiri mengalami penurunan. Tahun 1980 prosentase kaum muslimin 87%, tahun 1985 menjadi
86,9% dari jumlah penduduk Indonesia (Lihat Sabili, No.1 TH.VIII 28 JUNI 2000/25 RABI’UL AWAL 1421, Hal.25 Kolom
II).

6
Diatas dasar perpegangan ini, Ninik Mamak dalam Nagari-nagari di Kecamatan Pasaman, secara berturut-turut telah
menyerahkan tanah ulayat mereka dengan kerelaan membangun bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia melalui
Pemerintah Daerah. “Sejak tahun 1953 tercatat penyerahan tanah ulayat masyarakat, antara lain pada bulan Mei 1953
sebagian Ulayat TONGAR AIR GADANG, Ulayat KAPAR (PD. LAWAS), dan tanggal 9 Mei 1953 Ulayat KOTO BARU
(MAHAKARYA). Tahun 1961 - 26 September 1961 dari Ulayat KINALI BUNUT Alamanda, Kecamatan PASAMAN. Tahun
1964 - 25 April 1964, sebagian Ulayat KINALI LEPAU TEMPURUNG, Kecamatan PASAMAN. Tahun 1965, AIR
RUNDING, Kenegarian PARIT Kecamatan SUNGAI BERAMAS. Tahun 1957, KOTA RAJA, Kenegarian PARIT Kecamatan
SUNGAI BERAMAS. Terdahulu dari ini, yaitu di tahun 1953 telah terjadi pula penyerahan tanah DESA BARU sebagai
daerah kolonisasi (transmigrasi) dalam kenegarian BATAHAN Kecamatan Sungai Beremaas”.

7
1974, PERWAKILAN DA’WAH ISLAMIYAH INDONESIA SUMATERA BARAT menerbitkan dokumentasi yang
menggambarkan sebagian kecil daripada kegiatan missi dan zending tersebut, khusus melalui saluran transmigrasi.
Memperhatikan cara apa yang mereka gunakan dan jalan-jalan apa yang mereka tempuh dalam melakukan pemurtadan itu
dikalangan ummat Islam yang dalam keadaan ekonomi lemah, dan apa akibat-akibatnya terhadap pergaulan hidup dalam
daerah yang bersangkutan, yakni di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, yang sudah bertahun-tahun menjadi sasaran missi
Khatolik, ke-Uskupan Padang. Disamping itu ada lagi kegiatan serupa di Kalimantan Selatan/Tengah, Sulawesi Tenggara
(Kendari) dll yang tidak disebut-sebut disini.

8
Sehubungan dengan kondisi Gerakan Baptis di Bukittinggi ini, Bapak DR. Mohammad Natsir berkata, “Saya kuatir, kalau-
kalau mereka sudah berpikir kearah itu, dalam rangka mencari jalan lain, setelah rencana yang semula sudah terbentur.
Kalau mereka berfikir dan melangkah kearah itu maka mereka akan dengan sekaligus bisa memperoleh posisi yang lebih
kuat dari yang telah sudah. Mereka akan dapat meng-adu golongan-golongan yang tidak setuju dengan : Keluarga-keluarga
yang ingin lekas rumahnya dikembalikan, Fihak Tentara (Pemerintah) yang ingin lekas memecahkan soal asrama.
Golongan-golongan dalam masyarakat yang ingin mendapat tempat berobat yang moden, lebih modern dan rapi, daripada
rumah sakit pemerintah yang sudah ada di Bukittinggi sendiri”. Mereka ini akan bertanya-tanya kenapa kita harus menolak
satu amal dari Baptis itu, yang ingin membantu kita secara cuma-cuma? Bukankah itu fanatik namanya?
9
Keputusan Menteri Agama No. 54 tahun 1968 itu, mendasari sikap tidak-setujunya terhadap pendirian rumah sakit Baptis
itu. Atas kekuatiran akan timbul pertentangan-pertentangan antara golongan-golongan agama di Sumbar, yang dapat
mengganggu ketertiban dan keamanan, apabila rumah sakit Baptis itu diteruskan mendirikannya. Akan tetapi sebenarnya,
sebelum itupun, pertengkaran antara pro dan kontra sudah akan bisa mengganggu apa yang disebut ketertiban dan
keamanan itu, sekurang-kurangnya banyak yang bertubrukan, banyak perasaan yang akan tersinggung, banyak emosi yang
akan berkobar.

Bahan Pendalaman / Maraji’


1. Dairatul Ma’arif al Islamiyah, The Encyclopedia of Islam,
2. Dairatul Ma’arif ad Dien wal akhlaq, Encyclopedia of Religion and Ethics,
3. Focus on Christian – Muslim Religions,
4. Al Fikr al Islamy al Hadist, DR. Mohammad al Bahiy, Kairo, 1975.
5. At Tabsyir wal Isti’mar, Mustasyar, DR.Mohammed “Izzat Ismail at Thahthawiy, Kairo.
6. Al Gharah ‘Ala al “Alam al Islamiy, Translator DR. Muhibuddin al Khatib, al Mathba’ah As
Salafiyah, 1385 H.
7. At Tabsyir wal Isti’mar, DR. Musthafa al Khalidy dan DR. Umar Faruch, Kairo.
8. Ma’awil al Hadami wat Tadmir fii an Nashraniyah wat Tabsyir, DR. Ibrahim Sulaiman
al Jibhan, Jil.IV, Riyadh, 1981.
9. Adhwak ‘Ala al Istisyraq, DR. Mohammed Abd. Fattah ‘Ulyan, Jld.I, Darul Buhuts,
14/2/1979.
10.Taushiyah DR. Mohammad Natsir, H. Mas’oed Abidin, Dewan Dakwah Jakarta, 2000,
dalam penerbitan.
11.Dokumentasi Transmigrasi dan Kristenisasi di Pasaman Barat, H.Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar, 1974.

Anda mungkin juga menyukai