Tanshiriyah
Kristenisasi, Konsep dan Realita 1
1
Disampaikan oleh H. Mas’oed Abidin, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar
Padang, sebagai bahan kajian pada Pesantren Kilat Forum Studi Kajian Islam Intensif
Mahasiswa Unand dan Remaja Masjid di Asrama Haji Padang, 2 Juni 2000, dan PelatihanKader
Da’I dan Muballigh dalam Education Camp for Islamic Youth, INS Kayu Tanam – Pariaman,
Jum’at 7 Juli 2000.
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
1
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Garis perjuangannya diteruskan oleh Lembaga Zwemer yang
bergerak dalam penerbitan, penyebaran kajian, bimbingan kristenisasi
terhadap umat Islam, penataran, pengkaderan, mencetak para misionaris
dengan segala keahlian, gerakannya meliputi seluruh “kerajaan Tuhan di
bumi” berkantor pusat di California USA, dipimpin seorang penginjil
Protestan sangat fanatik Don Huck Crey , jebolan Fuller School of
International Mission, tokoh Konperensi Kristen Luzon 1974, pemimpin
Misionaris di Pakistan selama 20 tahun, dan penggagas Konperensi
Kristen Colorado 1978.
Nibrouse, Rektor Universitas Beirut 1948 berkata : Fakta telah
membuktikan, pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para
misionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon”1
Daniel Bills berkata, “Universitas Amerika Istambul tidak lagi exclusive,
tetapi benar-benar terbuka yang didirikan seorang misonaris, dan harus dipimpin
seorang misionaris”.2
2
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
e. “Islam lebih banyak berpijak kepada landasan Hadist daripada Al
Quran. Jika hadist-hadist yang palsu itu dibuang, maka Islam tidak
akan tersisa sedikitpun. Islam itu sangat dangkal. Wanita menurut
Islam adalah budak” (Henry Jesups, missionaries).
f. “Kita harus memperlihatkan kepada orang (Islam) bahwa yang benar
di dalam Al Quran bukanlah sesuatu yang baru. Sedangkan yang
bartu di dalam Islam juga bukan sesuatu yang benar” (John Talky,
missionaries).
g. “- Kita harus meyakinkan umat Islam bahwa orang-orang Kristen
bukanlah musuh mereka. Kitab suci Injil harus disebarkan dalam
bahasa-bahasa umat Islam sebab Injil adalah asas gerakan Masehi
yang paling penting, “Mengkristenkan umat islam harus dengan
perantaraan seorang utusan dari mereka sendiri dan dari dalam
barisan mereka, sebab sebatang pohon harus ditebang oleh salah
seorang anggota (pemiliknya)”. Misionaris Kristen tidak boleh
berkecil hati melihat lemahnya hasil misi mereka dalam
mengkristenkan umat islam, sebab pada dasarnya didalam kalbu
umat Islam telah tumbuh suatu kecenderungan terhadap ilmu-ilmu
Eropah (westernisasi) dan pembebasan wanita” (Cardinal Samuel
Zwemer, dalam buku Dunia Islam Dewasa Ini)
h. “Tugas missionaries Kristen di negara-negara Islam yang didukung
oleh negara yang sudah Kristen bukanlah berupaya agar
mengkristenkan umat Islam, karena hal tersebut sudah merupakan
petunjuk dan penghormatan kepada mereka (Islam). Tugas kalian
terpenting adalah memurtadkan orang Islam dari agama mereka
agar menjadi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan
dengan Allah, kemudian tidak mempunyai hubungan dengan moral
yang telah menjadi landasan hidup seluruh bangsa”.
“Kalian telah mempersiapkan satu generasi yang tidak mengenal
hubungan dengan Allah dan tidak mau tahu tentang itu. Kalian harus
mengeluarkan seorang Muslim dari agamanya. Dia tidak usah
dimasukkan kedalam agama Kristen. Kelak akan datang suatu
generasi yang mentalnya persis yang dikehendaki penjajah.
Generasi tersebut tak peduli terhadap masalah-masalah besar,
tetapi suka bersantai-santai dan malas. Dengan demikian apabila ia
melakukan sesuatu, hanya karena ingin popularitas. Jika belajar,
hanya karena ingin popularitas. Jika menduduki posisi tinggi, hanya
karena popularitas. Ia akan mengerahkan apa saja karena popularitas”
(Samuel Zwemer, Muktakar Kristen di Al Quds, 1935).
4. Menggalang kekuatan melalui konperensi.
Sampai sekarang terus digalang konperensi internasional, nasional,
regional maupun local, dalam memasarkan idea doktrin tersebut.
Sejak Konprensi Kairo (1906) menghimpun 62 organisasi misi
Kristen (Protestan), Konprensi Misi Kristen Internasional
Edinburgh Scotland (1910) hadir 159 organisasi Kristen sedunia,
Konprensi Misi Kristen Lucknow (1911) dengan moto “Kenang-
kenagan Lucknow 1911, Ya Allah! Dunia Islam bersujud kepada Nya
lima kali sehari semalam penuh khusuk. Pandanglah bangsa-bangsa
Islam itu dengan penuh kasih. Ilhamilah mereka dengan kedamaian
Yesus Kristus”. Kemudian Beirut (1911), dan berturut-turut di Al Quds,
Yerusalem (1924, Konprensi Internasional 1928, 1935 dengan 1200
delegasi, dan 1961). Diikuiti dengan Konprensi Istambul, Halwan Mesir,
Misionaris Libanon, Misionaris Baghdad, Misionaris Konstantinopel di
Aljazair, Konprensi Chicago, Misionaris Mdras India sekali sepuluh
tahun, Baltimore USA (1942) disponsori Ben Gurion Yahudi Israel,
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
3
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Belanda (1948), Amerika (1954), India (1961), Eropah
(1967),Konprensi Gereja Protestan Louzon, Swiss (1974),
Colorado USA (Oktober 1978) dengan tema Konprensi Amerika
Selatan untuk Mengkristenkan Umat Islam, Konprensi Internasional
Untuk Kristenisasi, Swedia (1981). Dan di Indonesia dengan 3000
misionaris (1975).3
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
4
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
tertentu (tertulis), diantaranya dicantumkan,
1. Penyerahan tanah diperuntukkan sebagai penampungan bagi
warga negara Indonesia, yang berasal dari daerah lain
(transmigrasi).6
2. Bahwa mereka yang datang (para-transmigrasi) itu tunduk
kepada ketentuan adat-istiadat yang berlaku ditempat mereka
ditempatkan, dengan pengertian bahwa mereka yang datang
(para-transmigrasi) itu dianggap sebagai kemenakan (dalam
hubungan hukum adat yang berlaku, yang tentu saja adat
Minangkabau yang beragama Islam).
Semua surat-surat penyerahan tanah-tanah disebutkan :
A.Untuk transmigrasi
B.Pendatang-pendatang (transmigrasi) tersebut menjadi
kemenakan (dalam hubungan adat-istiadat), dengan menuruti adat-
istiadat setempat, (Untuk kasus Pasaman, Sitiung, Lunang di Sumatera
Barat, tentu saja beradat Minangkabau yang bersendi syara' - agama
ISLAM ). 7
Realitanya, gerakan kristenisasi tetap berjalan dengan perlindungan dan
kekuatan pendukungnya dijajaran kekuasaan, dimanapun diseluruh penjuru
tanah air.
Coraknya bermacam, hakekatnya sama: Riak pemurtadan menumpangi
gelombang pembangunan.
1. 1966 – 1970 Di Bukittinggi ada agen dari missie asing Baptis, yang
mempunyai banyak uang. Bisa mendirikan sekolah, rumah sakit, gereja,
asrama, apa saja.
Dan taktik-strategi yang mereka tempuh sekarang ini, dalam kampanye
Kristianisasi mereka dimana-mana, tentu juga di Sumbar ini, ialah
menggunakan keunggulan mereka dibidang materie dan alat-alat modern
itu, untuk mendapatkan satu basis operasi mereka ditengah-tengah
ummat Islam.
Apalagi di tempat yang “strategis”, seperti ditengah-tengah masyarakat
Aceh, masyarakat Bugis, masyarakat Kalimantan, masyarakat Pasundan
dan masyarakat Minang “nan basandi syara’- basandi adat, dan basandi
Kitabullah ” itu.
Dalam rangka ini mereka melakukan segala macam daja upaya, secara
gigih.
Tidak bosan-bosan, dan tidak malu-malu.
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
5
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Di Flores rakyat menghajatkan benar hubungan antara pantai ke pantai,
sedangkan pemerintah belum sanggup memenuhi keperluan rakyat itu?
Mereka adakan hubungan itu dengan kapal motor-motor kecil.
Memang Flores, Sumba dan Timor (Kupang) merupakan satu mata rantai
yang penting sekali dan satu rantai yang membelit dari Pilipina (Katholik),
Manado, Toraja, Ambon, dan Nusatenggara Timur.
Akibat-akibatnya akan timbul lagi pergolakan antara pro dan kontra dalam
masyarakat Minang.9
Ini akan mengakibatkan lumpuh kembali semangat-pembangunan yang
sudah ada sekarang ini, semangat keseluruhan. Sekali lagi. Ini semua
akan melumpuhkan semangat pembangunan Minangkabau secara
keseluruhan yang berkehendak kepada ketenteraman jiwa dan kebulatan
hati. Alangkah sayangnya ! Baru melangkah, ka-tataruang pulo !….
Bagi kita ummat Islam, sebenarnya hal ini sudah berulang kali
diperingatkan oleh Allah S.W.T, antara lain sebagaimana yang tercantum
dalam Surat al-Baqarah 109, Artinya : “Sudah menjadi keinginan dari
kebanyakan ahli kitab mengembalikan kamu kepada kekufuran sesudah
kamu beriman.” (QS.2, Al-baqarah : 109).
Dan surat Al-Baqarah 120, Artinya: “Dan tidaklah akan senang kaum
Yahudi dan Nashara kepadamu sebelum engkau menurut agama mereka”
(Al-Baqarah 120).
4. Kepada pihak missi dan zending yang berdatangan dari luar negeri ke
Indonesia ini dengan kekayaan materi yang melimpah-limpah, dengan
bekerjasama yang rapat dengan missi dan zending dalam negeri untuk
melakukan expansi agamanya tanpa pilih bulu, rasanya tidak ada kata-
kata yang dapat kita ucapkan lagi.
6
Kristenisasi, Konsep Dan Realita
Protestan ataupun Khatolik.
Khulasah
1. Renungkanlah kalimat seorang penginjil “Terdapat sikap permusuhan yang
tajam antara Kristen dan Islam. Sebab ketika Islam tersebar pada abad
pertengahan, agama ini telah membangun sebuah benteng pertahanan yang
kokoh ditengah-tengah upaya penyebaran Kristen. Kemudian Islam tersebar
keberbagai negara yang sebelumnya pernah bertekuk lutut di bawah
kekuasaan Kristen” (orientalis Jerman dan pendeta Kristen Mibez).
2. Kristenisasi pada hakekatnya bertujuan memantapkan pengaruh Kristen
barat di negara Islam. Kristenisasi merupakan awal dan landasan kokoh bagi
penjajahan.
3. Penyebab langsung terhadap lumpuh dan lemahnya potensi umat Islam.
4. Kristenisasi tersiar dinegara ketiga. Kristenisasi mendapat dukungan
internasional yang melimpah.
5. Kristenisasi mengerahkan segala daya dan kemampuannya secara intensif di
dunia Islam.
6. Kristenisasi saat ini terfokus di Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Pakistan dan
Afrika Selatan.
7. Setiap mujahid Islam mesti berpegang kuat dengan peringatan Islam sesuai
Firman Allah, “walan tardha ‘anka al yahudu wa lan-nshara hatta tatabi’a
millatahum”, Satu peringatan keras supaya umat Islam selalu menjaga
keutuhan, akidah Imaniyah tauhidiyah yang benar, ukhuwah Islamiyah risalah
Rasulullah SAW setiap saat.
8. Objektifitas keyakinan terhadap ajaran Islam, pasti mampu memberikan jalan
keluar (solusi) terhadap problematika sosial umat manusia. Ajaran Islam
tertanamkan dalam hati manusia yang mampu menangkap tanda-tanda
zaman perubahan sosial, politik dan ekonomi di sekitarnya. Mereka yang
mampu menangkap tanda tanda-tanda zaman perubahan sosial, politik dan
ekonomi tersebut, adalah orang-orang yang beriman.
9. Apatisme politik, bersikap menjadi "pengamat diam" , tanpa ada keinginan
dan usaha untuk ikut berperan aktif dalam setiap perubahan sosial, politik
dan ekonomi tersebut adalah mereka yang memiliki selemah-lemah iman
(adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan sosial, politik dan
ekonomi yang selalu mengalami perubahan hanya bisa diatasi dan
dihilangkan dengan sikap yang jelas, antaranya ;
• mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
• jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
• apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
• jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.
Keempat kata-kata kunci tersebut merupakan amanat dari ajaran agama
Islam untuk tidak menunggu saja setiap perubahan, baik itu bidang sosial,
politik dan ekonomi dalam hidup ini.
10.Setiap orang yang beriman semestinya mampu memanfaatkan segala
perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia luar dan disekitarnya.
Sikap hidup menjemput bola, bukan menunggu bola merupakan sikap hidup
yang sangat didorongkan untuk dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.
Sikap dinamik sangat diperlukan untuk mengantisipasi selemah-lemah iman,
dan sikap dinamik pula yang menjadi kata-kata kunci perubahan sosial, politik
dan ekonomi. Dinamika hidup sebagai buah ajaran Islam itu tampak dalam
tiga cara hidup yakni,
• bantu dirimu sendiri (self help),
• bantu orang lain (self less help),
• saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
7
Kristenisasi, Konsep dan Realita
Ketiga konsep hidup ini mengandung ajaran untuk setiap orang supaya tidak
selalu tergantung kepada orang lain.
11.Ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana oleh
mereka yang menjadi tempat bergantung. Tujuan yang jelas mesti berada
dalam kerangka ibadah dan pembentengan aqidah. Apalagi tatkala umat
tengah berada dalam jihad menghadapi rongrongan gerakan kelompok
Salibiyah yang kian hari terasa makin pesat.
“Jangan berhenti tangan mendayung, supaya arus tidak
membawa hanyut” (Demikian inti pesan Allahyarham DR. Mohammad Natsir,
yang menuntut setiap diri dari Islamic Youth dimanapun senantiasa berperan
aktif dengan giat berjihad membentengi diri dan umat kelilingnya).
“Jangan di ganggu identitas kami !!!.” Begitu pesan DR. Mohammad
Natsir yang kedua kalinya. Apakah kalimat ini masih berlaku kalau identitas kita
sudah tiada ???
Allahu Akbar, wallahu a’lamu bis-shawaab.
H. Mas’oed Abidin,
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar
8
1
Catatan
Al Mausu’ah al Muyassarah fil Adyan wal Mazahib al Mu’asharah, An Nadwah al “Alamiyah Lisy-syabab al Islamiy,
Riyadh, 1993.pp. 108 –119, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran (Akar Ideologis dan Penyebarannya), Lembaga Pengkajian
dan Penelitian WAMY, Cet.kedua, al IshlahyPress, Jakarta 1995.
2
Ibid.
3
Data-data yang dipaparkan Majalah Spektrum No.4 Tahun XIII, 1987 yang dikeluarkan oleh Departemen Dokumentasi
dan Penerangan MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia), disebutkan prosentasi penganut Katholik dan Protestan
meningkat drastic. Laju pertumbuhan Katholik adalah tertinggi (4,6% setahun) disbanding dengan kelompok agama lain
seperti Protestan (4,5 %), Hindu (3,3%), Budha (3,1%) dan Islam (2,75%). Dalam waktu 14 tahun, jumlah Katholik
menjadi dua kali lipat. (Lihat Sabili, No.1 TH.VIII 28 Juni 2000/25 Rabi’ul awal 1421, hal 25, kolom 1 alinea II)
4
Seperti dikutip Drs. H. Ramly Nawai MSc., Ketua FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan). Lebih lanjut Nawai
menyatakan “Merelka (missionaries) itu menggunakan pesdawat-pesawat perintis, membina suku-suku terasing di
pedalaman di Sulawesi Tengah, kalimantan, pulau-pulau di Maluku sana”. Lihat Sabili, No.1 Th.VIII, 28 Juni 2000/25
Rabi’ul Awal 1421, hal.25.
5
Perkembangan Katholik dua kali lipat prosentase perkembangan laju penduduk Indonesia sendiri (2,34%). Perkembangan
yang sangat pesat dari kaum katholik ada di Kalimantan (10%) setahun, Kalimantan Barat (9,5%), Kalimantan Timur
(18,5%), Kalimantan Tengah (16,9%). Perkembangan Katolik di Sulawesi (7,6%) setahun. Sulawesi Utara 13,3%,
Sulawesi Tengah 5,3%. Sumatera seluruhnya 5,7% (Jambi 24%, Sumatera Barat 14,7%, Bengkulu 10,4%). Sementara
prosentase Umat Islam sendiri mengalami penurunan. Tahun 1980 prosentase kaum muslimin 87%, tahun 1985 menjadi
86,9% dari jumlah penduduk Indonesia (Lihat Sabili, No.1 TH.VIII 28 JUNI 2000/25 RABI’UL AWAL 1421, Hal.25 Kolom
II).
6
Diatas dasar perpegangan ini, Ninik Mamak dalam Nagari-nagari di Kecamatan Pasaman, secara berturut-turut telah
menyerahkan tanah ulayat mereka dengan kerelaan membangun bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia melalui
Pemerintah Daerah. “Sejak tahun 1953 tercatat penyerahan tanah ulayat masyarakat, antara lain pada bulan Mei 1953
sebagian Ulayat TONGAR AIR GADANG, Ulayat KAPAR (PD. LAWAS), dan tanggal 9 Mei 1953 Ulayat KOTO BARU
(MAHAKARYA). Tahun 1961 - 26 September 1961 dari Ulayat KINALI BUNUT Alamanda, Kecamatan PASAMAN. Tahun
1964 - 25 April 1964, sebagian Ulayat KINALI LEPAU TEMPURUNG, Kecamatan PASAMAN. Tahun 1965, AIR
RUNDING, Kenegarian PARIT Kecamatan SUNGAI BERAMAS. Tahun 1957, KOTA RAJA, Kenegarian PARIT Kecamatan
SUNGAI BERAMAS. Terdahulu dari ini, yaitu di tahun 1953 telah terjadi pula penyerahan tanah DESA BARU sebagai
daerah kolonisasi (transmigrasi) dalam kenegarian BATAHAN Kecamatan Sungai Beremaas”.
7
1974, PERWAKILAN DA’WAH ISLAMIYAH INDONESIA SUMATERA BARAT menerbitkan dokumentasi yang
menggambarkan sebagian kecil daripada kegiatan missi dan zending tersebut, khusus melalui saluran transmigrasi.
Memperhatikan cara apa yang mereka gunakan dan jalan-jalan apa yang mereka tempuh dalam melakukan pemurtadan itu
dikalangan ummat Islam yang dalam keadaan ekonomi lemah, dan apa akibat-akibatnya terhadap pergaulan hidup dalam
daerah yang bersangkutan, yakni di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, yang sudah bertahun-tahun menjadi sasaran missi
Khatolik, ke-Uskupan Padang. Disamping itu ada lagi kegiatan serupa di Kalimantan Selatan/Tengah, Sulawesi Tenggara
(Kendari) dll yang tidak disebut-sebut disini.
8
Sehubungan dengan kondisi Gerakan Baptis di Bukittinggi ini, Bapak DR. Mohammad Natsir berkata, “Saya kuatir, kalau-
kalau mereka sudah berpikir kearah itu, dalam rangka mencari jalan lain, setelah rencana yang semula sudah terbentur.
Kalau mereka berfikir dan melangkah kearah itu maka mereka akan dengan sekaligus bisa memperoleh posisi yang lebih
kuat dari yang telah sudah. Mereka akan dapat meng-adu golongan-golongan yang tidak setuju dengan : Keluarga-keluarga
yang ingin lekas rumahnya dikembalikan, Fihak Tentara (Pemerintah) yang ingin lekas memecahkan soal asrama.
Golongan-golongan dalam masyarakat yang ingin mendapat tempat berobat yang moden, lebih modern dan rapi, daripada
rumah sakit pemerintah yang sudah ada di Bukittinggi sendiri”. Mereka ini akan bertanya-tanya kenapa kita harus menolak
satu amal dari Baptis itu, yang ingin membantu kita secara cuma-cuma? Bukankah itu fanatik namanya?
9
Keputusan Menteri Agama No. 54 tahun 1968 itu, mendasari sikap tidak-setujunya terhadap pendirian rumah sakit Baptis
itu. Atas kekuatiran akan timbul pertentangan-pertentangan antara golongan-golongan agama di Sumbar, yang dapat
mengganggu ketertiban dan keamanan, apabila rumah sakit Baptis itu diteruskan mendirikannya. Akan tetapi sebenarnya,
sebelum itupun, pertengkaran antara pro dan kontra sudah akan bisa mengganggu apa yang disebut ketertiban dan
keamanan itu, sekurang-kurangnya banyak yang bertubrukan, banyak perasaan yang akan tersinggung, banyak emosi yang
akan berkobar.