Anda di halaman 1dari 8

Banjir Bandang WASIOR (kompas)

Senin pagi 4 Oktober 2010, pukul delapan saat itu tak terbayang bagi Masyarakat Desa
Wasior akan kedatangan bencana besar yang meluluh-lantahkan harapan mereka.

Yaa, sebuah bencana banjir yang menewaskan 91 orang dan mencederai ratusan warga,
belum lagi banyak yang kehilangan rumah tempat tinggalnya akibat luapan banjir bandang
tersebut. Banjir itupun menebar maut dan meninggalkan penderitan yang mendalam bagi
warganya.

Sudah puluhan tahun mereka menapak hidup dengan jerih payah dan kini bagai harus
terhempas ke titik nadir kehilangan segalanya. Harta benda mereka musnah. Rumah yang
dibangun dengan darah dan keringat hancur tersisa puing.

Bahkan mereka kehilangan anggota keluarga tercinta akibat direnggut bencana dahsyat.
Banjir bandang begitu cepat sehingga mereka tak sempat menyelamatkan harta benda.
Hanya pakaian di badan yang tersisa. Kini mereka hanya mengharapkan belas kasih dari
pemerintah dan donatur.
Wasior adalah sebuah desa di kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Indonesia.
Merupakan salah satu sentral perdagangan darat maupun laut yang bisa diakses oleh
beberapa desa lainnya di Teluk Wondama.

Kabupaten Teluk Wondama beribukota di Rasiei. Kabupaten ini terletak pada bagian
tengkuk ”kepala burung” Bumi Papua. Luas kabupaten ini 4.966 km2. Daerahnya kaya potensi
sumber daya alam, di antaranya perikanan laut, pariwisata, kehutanan, dan perkebunan.

Meski berdiri sendiri sebagai kabupaten sejak era otonomi, Teluk Wondama masih
”terisolir” dari jalan darat ke luar masuk kabupaten. Teluk Wondama hanya dapat dijangkau
melalui jalur udara dan laut. Gerbang utamanya adalah Wasior, sekitar 110 mil laut dari
Manokwari, Ibu Kota Papua Barat. Wasior mempunyai lapangan terbang perintis. Bandar
udara Wasior berada pada ketinggian 16 meter di atas permukaan laut. Landasan pacu
(runway) bandara hanya sepanjang 900 meter dengan lebar 30 meter.

Rute Manokwari-Wasior dan sebaliknya hanya dilayani satu penerbangan dalam sepekan.
Pesawat yang menyambangi Wasior hanya jenis twin-otter berkapasitas 18 orang. Waktu
tempuhnya kurang lebih 50 menit.

Sedang jalur laut menuju Teluk Wondama bisa dicapai melalui Pelabuhan Laut Wasior dan
Windesi. Keduanya membuka rute dari dan menuju Manokwari setiap hari. Waktu tempuh
dari Manokwari-Wasior berkisar antara 7-14 jam, tergantung jenis kapal.
Namun, sekarang Kota Wasior sudah seperti kota mati, warga terus pergi mengungsi, baik
itu ke Manokwari maupun ke Nabire. Jika malam tiba, suasana mencekam, bau bangkai yang
menyengat menyebar sekeliling desa tersebut.

Terjadinya Banjir Bandang itu…

Kalau diamati dari beberapa peta, bahwa Banjir bandang terjadi karena lereng terjal di
daerah hulu Sungai Wasior longsor menutupi badan sungai. Longsoran menimbun sungai
seperti bendungan sehingga diperkirakan terjadi banjir bandang. Lereng terjal longsor
karena pengaruh gempa yang terjadi di Papua sebelumnya.

Dari data citra satelit kawasan hutan di atas Wasior, diperkirakan sungai Wasior setelah
tertimbun longsoran tidak mampu menahan luapan air hujan dengan intensitas tinggi dan
lama.

Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai banjir bandang di Kota Wasior, Papua,
memang disebabkan oleh kerusakan hutan di kawasan Kabupaten Teluk Wondama.

Manajer Desk Bencana Eksekutif Walhi Irhash Ahmady mengatakan Walhi memperkirakan
sekitar 30-40 persen hutan di kawasan Hutan Suaka Alam Gunung Wondiboi dan kawasan
Taman Nasional Laut Teruk Cenderawasih mengalami alih fungsi. Akibatnya, Kali Angris dan
Kali Kiot meluap dan membawa bencana bagi Wasior.

“Ada aktivitas penebangan kayu di sini sejak 1990-an. Jadi sudah sekitar 20 tahun ada
aktivitas penebangan di sana. Hutan yang kita tebang hari ini, bencananya bisa 5-10 tahun
mendatang. Itu hukum alam saja, pakai logika saja,” ungkapnya di kantor Walhi, Jakarta,
Kamis (7/10/2010).

Walhi mencatat pemerintah telah mengeluarkan ijin HPH pada tahun 1990 kepada PT WMT
dan PT DMP. Namun, karena penolakan warga hingga berujung pada kerusuhan yang diduga
pada pelanggaran HAM, aktivitas penebangan hutan berhenti sementara.

Menurut catatan Walhi pula, aktivitas penebangan kembali dilakukan pada tahun 2002. Kali
ini aktivitas penebangan hutan berjalan tanpa perlawanan masyarakat karena perusahaan-
perusahaan ini sudah mampu membayar ganti rugi kepada warga bahkan membangun kongsi
dagang dari hulu sampai hilir.

Irhash mengatakan, PT WMT merupakan pemegang usaha kayu terbesar di papua. Di Teluk
Wondama, lokasi perambahannya mencapai 178 ribu hektar. Tercatat pula, lokasi lainnya di
Kabupaten Sarni dan Kabupaten Yapen Waropen.

“Penilaian ini bukannya tidak berdasar, Walhi mendapati ratusan gelondongan kayu disertai
lumpur dan batu besar bertebaran di seluruh Wasior I, Wasior II, Kampung Rado, Kampung
Moru, Kampung Maniwak, Kampung Manggurai, Kampung Wondamawi, dan Kampung
Wondiboi. Ini menambah fakta bahwa memang kerusakan hutan di wilayah hulu menjadi
penyebab utamanya,” tegas Irhash. (07/10/10JAKARTA, KOMPAS.com)

Salurkan Bantuan Anda

Apapun persoalan diatas, pihak-pihak terkait janganlah berdiam diri. Evakuasi korban dan
pengungsi karena banjir terus dan segera dilakukan.Tenaga kesehatan,  kantung mayat,
makanan untuk anak kecil dan  obat-obatan sangat dibutuhkan disana. Logistik berupa
peralatan dan obat-obatan harus segera meluncur ke daerah bencana. Kita berharap pula
bantuan dan donasi Anda dapat diberikan untuk masyarakat disana agar penderitaan anak-
anak mereka tidak berlangsung lama dan dapat hidup normal seperti sediakala. Semoga.  

Jakarta, (tvOne)

Palang Merah Indonesia (PMI) membantu mengevakuasi para pengungsi korban bencana
banjir bandang yang melanda Wasior, Provinsi Papua Barat, untuk dibawa ke tempat
pengungsian di manokwaro

"Korban yang luka kita bawa langsung ke RSUD Manokwari. Sementara para pengungsi untuk
saat ini dibawa dan akan ditempatkan di lapangan Kodim Manokwari," kata Staf Komunikasi
PMI Provinsi Papua Barat, Halibab Halim, dalam rilis PMI yang diterima ANTARA di
Jakarta, Rabu malam. 

Halibab juga memaparkan, terdapat juga sejumlah pengungsi yang sudah langsung dijemput
serta dibawa pulang oleh sanak keluarganya. 

Proses evakuasi para korban dan pengungsi korban banjir bandang ini berlangsung sejak
sekitar pukul 10.00 WIT. 

Mereka tiba di Pelabuhan Manokwari setelah dibawa dengan kapal perintis dari lokasi banjir
bandang di Distrik Wasior. 

Sedangkan berdasarkan laporan yang diterima oleh PMI Provinsi Papua Barat, saat ini air di
Distrik Wasior kembali meninggi sehingga para korban perlu segera dievakuasi. 

Hingga Rabu (6/10) siang, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setempat
mencatat 394 pengungsi sudah menempati lapangan Kodim Manokwari sebagai titik
pengungsian. 
Gunung merapi meletua pada hari Selasa kemarin tepatnya tanggal 25 Oktober 2010 pukul
17.00 wib dan dengan peristiwa meletusnya gunung merapi ini tercatat ada belasan korban
yang telah berhil di evakusai ke rumah sakit, dan menurut kabar mbah maridjan meninggal
dunia dengan peristiwa merapi meletus ini, berikut ini detik-detik gunung yang masuk dalam
salah satu gunung berapi paling aktif di dunia ini melakukan aktivitas vulkaniknya

Setelah beberapa hari aktifitas vulkanik G. Merapi terus mengalami peningkatan secara
signtfikan baik jumlah maupun energi gempabumi vulkanik, Selasa (26/10) sore G. Merapi
memasuki fase erupsi. Berikut dibawah ini kronologis letusan G. Merapi yang terjadi Selasa
sore hingga menjelang malam.

1. Pukul 17.02 mulai terjadi awanpanas selama 9 menit


2. Pukul 17.18 terjadi awanpanas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awanpanas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awanpanas selama 2 menit
5. Pukul 17.37 terjadi awanpanas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi
di Jrakah dan Selo
8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9. Pukul 18.16 terjadi awanpanas selama 5 menit
10. Pukul 18.21 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap
membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12. Pukul 18.54 aktivitas awanpanas mulai mereda
13. Luncuran awanpanas mengarah kesektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara

Kronologi dikutip dari Letusan Gunung Merapi Tanggal 26 Oktober 2010 yang dikeluarkan
oleh a.n Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Gunung Merapi merupakan gunungapi tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari


permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7° 325' Lintang Selatan dan 110°
26.5' Bujur Timur. secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten
Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyalali dan Kabupaten Klaten. Status kegiatan G.
Merapi ditingkatkan dari Normal manjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010,
ditingkatkan menjadi Siaga pada 21 Oktober 2010 dan menjadi Awas, terhitung sejak 25
Oktober 2010

Semenjak Gunung merapi meletus tersebut sudah belasan orang dipastikan meninggal dunia


dan telah di bawa ke rumah sakit terdekat, 

YOGYAKARTA – Gunung merapi meletus di Indonesia tahun 2010,  dengan mengeluarkan


awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB. ” Sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB
terjadi empat kali awan panas dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul
tidak berhenti” kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan
Geologi di Yogyakarta, Selasa 26 Oktober 2010.

Menurut dia, munculnya awan panas tersebut menjadi tanda sebagai erupsi Gunung Merapi.
Awan panas pertama yang muncul pada pukul.02 WIb mengarah ke barat. Namun awan panas
yang berikutnya tidak dapat terpantau dengan baik karena kondisi cuaca di puncak Merapi
cukup gelap dan hujan.
Sirine bahaya di Kaliurang, Sleman berbunyi pada pukul 17.57 WIB. Pada pukul 18.05 WIB
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik
semua petugas dari pos pengamatan.
” Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit. Namun pada tahun ini, awan panas
sudah terjadi lebih dari 20 menit” katanya.
Lamanya awan panas tersebut, lanjut dia, menunjukkan energi yang cukup besar. Pada pukul
18.00 WIB terdengar letusan sebanyak tiga kali yang terdengar dari pos Jrakah dan pos
Selo yang disusul dengan asap membumbung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan. ”
Tipe letusan Merapi dipastikan eksplosif” ujarnya.
Upaya evakuasi terhadap korban awan panas Gunung Merapi, Selasa, malam terkendala
hujan abu vulkanik yang pekat dan panas yang masih menyelimuti Kawasan Rawan Bencana
III .
“Kawasan Rawan Bencana (KRB) III meliputi wilayah Kecamatan Cangkringan, Pakem dan
Turi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata petugas tim penolong dari
Korem 072/Pamungkas, Letkol Beni Nugroho di Posko Utama Penanggulangan Bencana Alam
Gunung Merapi Meletus 2010 di Pakem, Kabupaten Sleman.

Ia mengatakan, upaya evakuasi oleh tim penolong baru bisa mencapai wilayah paling tinggi
yaitu di kawasan pintu gerbang objek wisata Kaliurang atau 10 kilometer dari puncak Gunung
Merapi, sehingga untuk KRB III belum dapat ditembus oleh petugas tim penolong.
“Saat ini kami tengah mengupayakan lampu penerangan maupun lampu sorot karena listrik
PLN di kawasan tersebut padam sehingga kondisinya gelap gulita,” katanya.
Menurut dia, kemungkinan upaya evakuasi terhadap korban lainnya yang ada di KRB III akan
dilakukan jika hujan abu vulkanik mereda.
korban gunung merapi

Jumlah korban awan panas hingga Selasa pukul 20.00 WIB tercatat 15 orang, sebagian
besar warga beberapa desa di Kecamatan Cangkringan, kawasan selatan kaki gunung merapi
ini.
Saya hanya bisa berdo’a semoga bencana gunung merapi meletus ini cepat selesai  dan
kepada keluarga korban bersabar dan berdo’a .

Anda mungkin juga menyukai