5. TAUTOLOGI
A. Pendahuluan
Mengubah suatu argumen atau pernyataan menjadi suatu ekspresi logika,
tentunya harus mengenali subekspresi-subekspresinya. Salah satu cara yang
telah diperkenalkan adalah teknik Parsing.
Membuktikan validitas ekspresi-ekspresi logika dari suatu argumen dapat
dilakukan dengan menggunakan tabel kebenaran.
Contoh 5-1:
Jika Anda mengambil mata kuliah logika informatika, dan jika Anda tidak
memahami tautologi, maka Anda tidak lulus mata kuliah tersebut.
Contoh 5-2
Tidak belajar, tidak lulus
Kalimat tersebut dalam logika proposisional, harus dibaca lengkap, yakni :
Jika Anda tidak belajar, maka Anda tidak lulus
Maka bentuknya sekarang menjadi “jika..maka..”, lalu proposisi diubah menjadi
variabel proposisional:
A = Anda belajar
B = Anda lulus
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 22
Contoh 5-3:
Barang-barang yang dibeli di toko ini dapat dikembalikan, hanya jika berada
dalam kondisi yang baik, dan hanya jika pembeli membawa bukti pembelian.
Contoh 5-4
Jika Badu rajin belajar dan sehat, maka Badu lulus ujian, atau jika Badu tidak
rajin belajar dan tidak sehat, maka Badu tidak lulus ujian.
Langkah 1:
Menentukan proposisi-propsisi yang tepat :
• Badu rajin belajar
• Badu sehat
• Badu lulus ujian
Langkah 2:
Mengganti proposisi dengan variabel proposisi
A = Badu rajin belajar
B = Badu sehat
C = Badu lulus ujian
Langkah 3:
Perangkai yang relevan adalah implikasi (→ ), negasi (¬ ), atau (∨) serta dan (∧)
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 23
Langkah 4:
Mengubahnya menjadi ekspresi logika berupa proposisi majemuk :
((A ∧ B) → C) ∨ ((¬ A ∧ ¬ B) → ¬ C)
Jika suatu argumen terdiri dari banyak pernyataan dan diikuti satu pernyataan
berupa kesimpulan, maka validitasnya ditentukan dari hasil tabel kebenaran.
C. TAUTOLOGI
Argumen yang validitasnya dibuktikan dengan tabel kebenaran harus
menunjukkan nilai benar. Jika hasilnya benar maka argumen tersebut valid, jika
tidak maka sebaliknya. Jika pada tabel kebenaran untuk semua pasangan nilai
variabel-variabel proposisional yang ada bernilai benar atau T, maka disebut
Tautologi.
Contoh 5-5
Perhatikan ekspresi logika berikut ini :
(A ∧ B) → (C ∨ (¬ B → ¬ C))
Contoh 5-6
Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini
pergi kuliah. Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, maka Tini
pergi kuliah.
Peny:
Ubah ke Variabel Proposisional:
A = Tono pergi kuliah
B = Tini pergi kuliah
C = Siska tidur
Ubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan
kesimpulan.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 24
(1) A → B (premis)
(2) C → B (premis)
(3) (A ?aC) → B (kesimpulan)
D. KONTRADIKSI
Kontradiksi adalah suatu ekspresi logika yang selalu bernilai salah di dalam tabel
kebenarannya, tanpa mempedulikan nilai kebenaran dan proposisi-proposisi
yang berada di dalamnya.
Contoh 5-7:
Lihat pada ekspresi logika berikut :
A ∧ ?QA
A ¬A ¬A
A ?%
F T
T F
Contoh 5-8:
Lihat pada ekspresi logika berikut :
((A ?nB) ?n?nA) ?n?nB
A B ¬A ¬B (A?R
B) ((A ?RB) ?R?R
A) A) ?R?R
((A ?RB) ?R?R B
F F
F T
T F
T T
E. CONTINGENT
Contingent adalah suatu ekspresi logika yang mempunyai nilai benar dan salah
di dalam tabel kebenarannya, tanpa mempedulikan nilai kebenaran dari
proposisi-proposisi yang berada di dalamnya.
Contoh 5-9:
Lihat pada ekspresi logika berikut :
((A ?|B) → C) → A
A B C (A ? B) (A ? B) → C ((A ? B) → C) → A
F F F
F F T
F T F
F T T
T F F
T F T
T T F
T T T
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 25
Contoh 5-10:
Lihat pada ekspresi logika berikut :
((A → B) ∧ (¬ B → C)) → (¬ C→ A)
A B C A → B ¬ B ¬ B → C (A → B) ∧ (¬ B → C) ¬ C ¬ C→ A ((A → B) ∧ (¬ B → C)) → (¬ C→ A)
F F F
F F T
F T F
F T T
T F F
T F T
T T F
T T T
SOAL-SOAL LATIHAN
Tentukan apakah dari ekspresi-ekspresi logika berikut termasuk tautologi,
kontradiksi atau contigent !
1. (¬ A → ¬ B) → (B → A)
2. (A → (B → C)) → ((A → B) → (A → C))
3. (A → B) ↔ (¬ A ?wB)
4. ((A → B) ?˜(B → C)) → (A → C)
5. (A ↔ B) ↔ ((A ?¾B) ?¾ (¬ A ?¾¬ B))
6. ((¬ A → ¬ B) ?߬ ( ¬ A → ¬ B)) → B