Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
- RISWANA (C1C121011)
- NUR FAHMI INDRIANI (C1C121034)
- SRI MULIANA (C1C121032)
- NANDA ARDELLA KAHAR (C1C121027)
- MELKY MANGOPO (C1C121023)
- RULIADI MALINGONG (C1C121009)
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…….……………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………….…………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...2
C. Tujuan…………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...3
A. Tabel Kebenaran………………………………………………….3
B. Kalimat terbuka……………………………………………….…14
A. Kesimpulan………………………………………………………29
B. Saran……………………………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kemampuan untuk menalar yang
menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang
merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia
memakan buah penegtahuan lewat aadam dan hawa dan setelah itu
manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini. Dia menegtahui mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta
mana yang indah dan aman yang jelek. Secara terus menerus dia dipaksa
untuk mengambil pilihan: mana jalan benar mana yang salah, mana
tindkan baik mana tindakan buruk, dan apa yang indah dan apa yang jelek.
Dua hal yang menyebabkan pengetahuan dapat dikembangkan oleh
manusua adalah pertama manusia mempunyai Bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi
informasi tersebut.yang kedua manusia mampu berfikir menurut suatu alur
kerangka berfikir tertentu.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia
mengembangkan pengetahuannya yakni Bahasa yang bersifat komunikatif
dabn pikiran yang mampu menalar. Penalaran merupakn suatu proses
berfikir dalam menarik sesuatu, kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih atau valid kalau proses
penarikan kesimpulan dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan
kesimpilan ini disebut logika, dimana logika secara luas dapat
didefinisikan sebagai “Pengkajian untuk berfikir secara sahih terdapat
bermacam -macam cara penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan
tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmia.
Logika adalah ilmu penalaran (reasoning). penalaran berarti
mencari bukti validitas dari suatu argumen, mencari konsistensi dari
pernyataan-pernyataan, dan membahas tentang materi kebenaran dan
iii
ketidak benaran. Logika hanya membahas tentang bentuk-bentuk logika
dari argumen-argumen dan penarikan tentang validitas argumen
tersebut.Logika tidak mempermasalahkan arti sebenarnya atau isi (content)
dari pernyataan-pernyataan tersebut.Didalam ilmu Logika terdapat Tabel
Kebenaran dan Kalimat Terbuka.
Dalam Logika kita tertarik kepada benar atau salahnya dari
pernyataan-pernyataan (statemen-statemen),dan bagaimana kebenaran dan
kesalahan dari suatu statemen dapat ditentukan dan statemen-statemen
lain. Akan tetapi, sebagai pengganti dari statemen-statemen spesifik,kita
akan menggunakan simbol-simbol untuk menyajikan sebarang statemen-
statemen sehingga hasilnya dapat digunakan dalam kasus yang serupa.
Dalam logika ini akan dibahas Tabel Kebenaran dan Kalimat Terbuka
dalam menentukan suatu kasus benar atau salah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Tabel Kebenaran dan kalimat terbuka?
2. Apa kegunaan Tabel Kebenaran dalam logika?
3. Langakh apa yang dilakukan untuk menentukan suatu kasus benar
atau salah dalam tabel kebenalan dan kalimat terbuka?
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud Tabel Kebenaran dan
Kalimat Terbuka
2. Untuk memahami kegunaan Tabel Kebenaran dalam logika
3. Untuk mengetahui langkah dalam menentukan suatu kasus benar
atau salah dalam tabel kebenaran dan kalimat terbuka.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tabel Kebenaran
v
Karena Kontradiksi selalu bernilai salah,maka Kontradiksi
merupakan Negasi dari tautologi dan sebaliknya.Dalam
membuktikan suatu pernyataan Kontradiksi,terdapat du acara yang
digunakan yaitu dengan menggunakan tabel kebenaran,yaitu jika
semua kemungkinan bernilai salah maka disebut Kontradiksi.Cara
yang kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan
Keterangan: dengan
~ : Ingkaran/Negasi menerapkan
∧ : Konjungsi, dibaca"dan"
F : Kntradiksi (jika hasil adalah salah semua) sebagian dari
T : Tautologi (Jika hasil adalah benar semua)
12 hukum-hukum
A dan Q : Lambang pernyataan
P : Pernyataan Ekuivalensi
q : Ingkaran
logika.
Contoh
Kontradiksi:
1. A⋀ ∼ A
A ~A A⋀ ∼ A
T F F
F T F
1. p ⋀ (∼ p ⋀ q)
P Q ∼p (∼ p ⋀ q) p ⋀ (∼ p ⋀ q)
T T F F F
T F F F F
F T T T F
F F T F F
vi
c. Kontingensi
P Q ∼p p⇒q (p ⇒ q) ⋀ p
B B B B BSSS
B S S S BSSS
S B B S BSSS
S S B S BSSS
Keterangan:
~ : Ingkaran/Negasi
⇒ : Implikasi, dibaca"maka"
∧ : Konjungsi, dibaca"dan"
S : Kntradiksi (jika hasil adalah salah semua)
B : Tautologi (Jika hasil adalah benar semua)
P : Pernyataan
Q : Contoh pernyataan
q : Ingkaran
BSSS : Tidak semuanya benar dan tidak
semuanya salah
vii
Nilai kebenaran dari pernyataan (p ⇒ q) ⋀ p adalah BSSS
(tidak semuanya BENAR dan tidak semuanya SALAH). Sehingga
pernyataan (p ⇒ q) ⋀ p adalah Kontingensi.
p Q p⋀q
B B B
B S S
viii
S B S
S S S
Disjungsi
p q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S
Implikasi
p q p⇒q
B B B
B S S
S B B
S S B
Biimplikasi
p q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
ix
kalimat tersebut merupakan sebuah pernyatataan sekaligus preposisi
dengan nilai kebenaran benar.
Sekarang perhatikan contoh pada kalimat bilangan prima
terkecil adalah satu. Diketahui bahwa bilangan prima terkecil adalah
dua. Sehingga pernyataan tersebut merupakan preposisi dengan nilai
kebenaran salah. Selanjutnya perhatikan contoh pernyataan sebuah
bilangan asli memiliki nilai lebih besar dari 5. Pernyataan tersebut
akan bernilai benar jika bilangan yang dimaksud adalah 1, 2, 3, dan 4.
Namun pernyataan tersebut akan bernilai salah jika bilangan yang
dimaksud adalah 6, 7, 8, 9, dan seterusnya. Pernyataan tersebut dapat
memiliki dua nilai kebenaran. Sehingga, kalimat tersebut bukan
merupakan preposisi.
Contohnya:
Indonesia adalah nama sebuah negara.
Pernyataan :✓
Proposisi :✓
Nilai kebenaran : Benar/True
Bilangan prima terkecil adalah satu.
Pernyataan :✓
Proposisi :✓
Nilai kebenaran : Salah/False
Sebuah bilangan asli memiliki nilai lebih besar dari 5.
Pernyataan :✓
Proposisi :×
Nilai kebenaran :-
x
Langkah – Langkah Melengkapi Tabel Kebenaran
xi
Tingkat Kekuatan Operator Logika :
Negasi/Ingkaran(~)
Disjungsi (Disjungsi)
Biimplikasi ((↔)
xii
Buatlah tabel kebenaran dari ekspresi logika: p → q ↔ p ∧ ~q
Jawab:
Pertama, pisahkan satu persatu proposisi majemuk berdasarkan
operator logika. Hasil untuk contoh soal di atas adalah sebagai
berikut.
p→q
p ∧ ~q
p → q ↔ p ∧ ~q
Kolom yang dibutuhkan untuk membuat tabel kebenaran
pada ekspresi logika di atas meliputi kolom p, q, ~q, p → q, p ∧ ~q,
dan p → q ↔ p ∧ ~q (ada 6 kolom). Banyaknya proposi tunggal
ada 2 sehingga banyaknya kombinasi nilai kebenaran ada sebanyak
22 = 4. Jadi, banyak baris yang dibutuhkan adalah 4 baris + 1
kolom untuk ekspresi logika.
Bentuk kolom tersebut menjadi seperti yang terlihat di bawah.
p Q ~q p→q p ∧~q p → q ↔ ∧ ~q
B B
B S
S B
S S
xiii
memperhatikan dua kolom, p dan q. Nilai kebenaran untuk
mengisi kolom p → beruturut – turut adalah B, S, B, B
- Berikutnya melengkapi nilai kebenaran pada kolom p ∧ ~q.
Konjungsi hanya akan bernilai benar jika kedua pernyataan
bernilai benar. Untuk melengkapi kolom ini, perhatikan kolom
p dan ~q. Hasil nilai kebenaran untuk kolom p ∧ ~q berturut –
turut adalah S, B, S, S.
- Langkah terakhir adalah melengkapi kolom untuk ekspresi
logika p → q ↔ p ∧ ~q. Suatu biimplikasi (↔) hanya akan
bernilai benar jika anteseden dan konsekuen memiliki nilai
kebenaran yang sama. Untuk melengkapi kolom p → q ↔ p ∧
~q perlu meperhatikan dua kolom yaitu p → q dan p ∧ ~q.
Hasil nilai kebenaran untuk biimplikasi p → q dan p ∧ ~q
berturut – turut adalah S, S, S, S.
Sampai di sini, kita sudah selesai untuk melengkapi semua kolom
pada tabel kebenaran. Hasil pada langkah – langkah di atas dapat
terlihat jelas seperti pada tabel kebenaran yang telah dilengkapi
berikut.
P Q ~q p→q p ∧ ~q p → q ↔ p ∧ ~q
B B S S S S
B S B B B S
S B S S S S
S S B B S S
Keterangan:
~ : Ingkaran/Negasi
↔ : Biimplikasi
→ : Implikasi
∧ : Konjungsi, dibaca"dan"
S : Kntradiksi (jika hasil adalah salah semua)
B : Tautologi (Jika hasil adalah benar semua)
P : Pernyataan
q : Ingkaran
Contoh 2 – Melengkapi Tabel Kebenaran untuk 3 Proposisi Tunggal
Buatlah tabel kebenaran untuk ekspresi logika: [(p→q) ∧ (~q ∨ r)]
→ (p→r)
xiv
Jawab:
Banyaknya proposi tunggal ada 3 sehingga banyaknya kombinasi
nilai kebenaran ada sebanyak 23 = 8. Jadi, banyak baris yang
dibutuhkan adalah 8 baris + 1 kolom untuk ekspresi logika.
Kolom yang dibutuhkan untuk membuat tabel kebenaran
pada ekspresi logika di atas meliputi kolom p, q, r, (p→q), (~q ∨ r),
p→r, (p→q) ∧ (~q ∨ r), dan [(p→q) ∧ (~q ∨ r)]→(p→r).
Banyaknya kolom yang dibutuhkan adalah sebanyak 8 kolom.
Bentuk tabel kebenaran yang dibutuhkan untuk ekspresi logika pada
contoh
dapat terlihat seperti berikut.
p q R ~q p→q ~q ∨ r (p→q)∧(~q ∨ r) p→r [(p→q)∧(~q∨r)]→(p→r)
B B B
B B S
B S B
B S S
S B B
S B S
S S B
S S S
xv
B S B B S B S B B
B S S B S B S S B
S B B S B B B B B
S B S S B S S B B
S S B B B B B B B
S S S B B B B B B
B. Katimat Terbuka
Dalam logika matematika, kita belajar untuk menentukan nilai dari
suatu pernyataan, baik bernilai benar atau salahPernyataan sendiri terbagi
manjadi 2 jenis,yaitu:
1. Pernyataan Tertututp (kalimat tertutup)
Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup adalah suatu pernyataan
yang sudah memiliki nilai benar atau salah. Contoh:
“5 adalah bilangan genap”,kalimat tersebut bernilai salah karena
yang benar adalah “5 adalah bilangan ganjil”
2. Pernyataan terbuka (kalimat terbuka)
xvi
Jika variable yang ada pada kalimat terbuka diganti Konstanta
maka kalimat tersebut mempunyai nilai kebenaran,benar atau
salah.Dengan demikian,kalimat terbuka adalah kalimat yang belum
dapat ditentukan niali kebenarannya. Kalimat terbuka biasanya
berbentuk persamaan (kalimat yang mengandung variable dan
menggunakan tanda “=”) atau berbentuk pertidaksamaan (kalimat
matematika yang mengandung variable dan menggunakan tanda
≠,≤,≥).
Misal diberikan sebuah kalimat matematika : 2x+5 = 11
1. Kalimat tersebut akan bernilai benar ketika nilai variable x
diganti dengan 3. Seperti hasil yang diperoleh pada perhitungan
berikut.
2x + 5 = 11
2x = 11 – 5
x=6:2
x=3
2. Namun, kalimat tersebut akan bernilai salah jika variable x
diganti menjadi nilai selain 3. Misalkan diambil nilai x =
5,kalimat terbuka 2x + 5 = 11 tersebut akan berniali salah.
xvii
pernyataan yang benar, tetapi jika x = 8 maka diperoleh
pernyataan yang salah.
Untuk contoh nomor tidak (3) jika x = 23 maka diperoleh suatu
pernyataan yang benar, dan jika x = 5 maka akan diperoleh suatu
pernyataan yang salah.
Namun demikian tidak semua kalmat yang mengandung
variable adalah kalimat terbuka.Beberapa diantaranya dapat
berbentuk pernyataan.Untuk lebih jelasnya berikut adalah contoh
kalimat terbuka.
Contoh kalimat terbuka:
1. 2x – 9 = 17
2. 4y + 3 > 4
3. Dua dikali jumlah permen didalam kotak ditambah 5 adalah
dua puluh sembilang (dalam kalimat matamatika: 2x + 5 = 29)
4. Suatu bilangan dikuadratkan kemudian dikurangi empat
hasilnya sama dengan nol (dalam kalimat matematika: x 2 – 4 =
0)
Berikut contoh pernyataan terbuka (kalimat terbuka)
P(x) : 3x + 1 ≥ 6,x
Saat x = 1, maka p(1) : 3(1) + 1 > 6 bernilai salah
Saat x = 2, maka p(2) : 3(2) + 1 > 6 bernilai benar
xviii
Ketika mempunyai pernyataan sederhana atau majemuk, dapat
dibuat pernyataan baru berupa ingkaran dari pernyataan awal dengan
menambahkan “tidak/bukan”. Pernyataan baru yang berupa ingkaran
ini disebut juga negasi atau penyangkalan. Misalkan diberi
pernyataan : “Durian ini manis”, maka negasi dari pernyataan ini
adalah “Durian ini tidak manis”.
Jika suatu pernyataan p bernilai benar, maka nilai negasi p bernilai
salah,begitunpula sebaliknya,seperti yang dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel Kebenaran Negasi
Keterangan:
P ~p ~ : Ingkaran/Negasi
P : Pernyataan bernialai benar
~ P : Pernyataan bernilai salah
True False True : Bernilai benar
False : Bernilai salah
False True
Contoh :
P ~p Keterangan:
P : Pernyataan bernilai benar
~ P : Pernyataan bernilai salah
1 : Tautologi (Jika hasil adalah benar semua)
0 : Kontradiksi (Jika hasil adalah salah semua)
xix
1 0
0 1
P Q p∧q
True True True
True False False
False True False
False False False
1 1 1
1 0 0
0 xx 1 0
0 0 0
Keterangan:
~ : Ingkaran/Negasi
P : Pernyataan
Q : Sebagai kata jamak
0 : Kontradiksi (Jika hasil adalah salah semua
1 : Tautologi (Jika hasil adalah benar semua)
c. Disjungsi (p OR q/ p ∨ q /p + q)
Disjungsi (inklusif) dari pernyataan-pernyataan p dan q adalah
pernyataan majemuk” p atau q”,yang dilambangkan dengan p ∨ q
P Q p => q
True True True
True False False
False True True
False False True
xxi
d. Implikasi
Misalnya diberikan pernyataan: "Jika persegi dibagi dua pada
diagonalnya maka terbentuk dua segitiga sama sisi". Pernyataan
majemuk yang menggunakan kata hubung "jika. si. Penggunaan kata
"jika ... maka, maka ... " dikatakan implika-" di dalam matematika
banyak penyimpangan dari penggunaan dalam percakapan sehari-hari.
Dalam logika matematika, penggunaannya diatur dengan
mendefinisikan dalam tabel kebenaran. Simbolisme logika tidakasi
untuk menyusun kata "jika dengan” =. Kalimat yang disajikan di depan
tanda-tanda yang disediakan di belakangnya disebut konsekuen.
Kalimat implikas itu sering diucapkan. Berikut diberikan tabel yang
benar-benar disediakan.
Tabel Kebenaran Operataor Implikasi
P Q p+q
1 1 1
1 0 1
0 1 1
0 0 0
Berdasarkan tabel
kebenarannya, terlihat bahwa pq bernilai benar jika
1. Anteseden layak salah (pada baris ke-3 dan ke - 4)
2. Konsekuen layak pada baris ke - 1 dan ke - 3)
Dengan menggunakan definisi kata "atau/disjungsi", definisi im-
plikasi dapat dinyatakan sebagai berikut: Suatu penilaian benar dan
hanya jika dinilai layak atau konsekuennya layak.
Lebih lanjut, penjelasan perbedaan penggunaan dalam
pembelajaran bahasa sehari-hari dan pembelajaran matematika. Dalam
xxii
bahasa yang digunakan pada hari - hari, penggunaan susunan kata “jika
... maka”
kalimat yang memiliki hubungan antara anteseden dan konsekuen.
Hubungan antara anteseden dan konsekuen itu dapat berupa janji (jika
Sinta naik kelas maka ayah akan membelikan sepeda). tanda, sebab
akibat serta diturunkan konsekuen dari anteseden dengan
menggunakan hukum - hukum tertentu (misalkan jika air dimasukkan
ke dalam frezer maka air itu berubah menjadi es). Untuk menghindari
konotasi yang - macam-macam, dalam bahasa pemrograman yang
digunakan konotasi yang pasti, maka interaksi harus dilakukan.
Penertiban yang pertama adalah dengan meniadakan syarat harus ada
hubungan antara anteseden dan konsekuen walaupun ada hubungan-
nya diperbolehkan. Selanjutnya, yang perlu diperhatikan pada kalimat
yang tergantung pada apakah kalimat-kalimat komponennya
mengandung arti atau tidak. Nilai suatu permainan yang ditentukan
oleh bahasa logika. Kalimat-kalimat komponennya. Misal kalimat
"Jika Hitler paman saya maka Solo terletak dipula jawa",bukanlah
kalimat tanpa arti, tetapi kalimat yang mengandung arti bahkan layak,
karena antesedennya layak salah. Diperhatikan, dalam logika kalimat
tersebut, diketahui suatu pembelajaran yang benar-benar layak. maka
paman memperhitungkan nilai benar dan salah suatu kalimat.
Terlihat bahwa perbedaan yang jauh antara lain dalan kehidupan
sehari-hari dan dalam logika matematika. Berikut ini diberikan suatu
sambutan yang biasanya diucapkan dlam bahasa sehari - hari, yang
tidak ada hubungannya antara anteseden dan konsekuen. Mi. salkan
kalimat "Jika Tina lulus ujian maka matahari terbit dari timur" Jelas
tidak ada hubungan antara kelulusan Tina dengan matahari terbit dari
timur. Meskipun demikian, kalimat ini layak untuk benar-benar
karena konsekuensinya layak untuk dipilih, maka antesedennya layak
juga. Maksud dari kalimat tersebut sebenarnya mengatakan Tina pasti
xxiii
tidak lulus. Diperhatikan bahwa penggunaan imnplikasi dalam bahasa
sehari- hari sesuai tabel pada baris ke - 4.
Pembahasan selanjutnya, diberikan alasan-alasan yang disiapkan
seperti dalam tabel persiapan. Isi tabel memastikan begitu banyak
maksud/arti bersama dari ber- macam - macam pemakaian dalam
percakapan sehari hari. Misalkan ada seseorang yang meminjam, "Jika
Tono naik kelas maka akan dibelikan sepeda motor". Kemudian
ternyata Tono lulus, sedangkan Tono tidak dibelik- an sepeda motor.
Hal ini berarti konsekuen layak salah, maka janji itu diingkari.
Sehingga sangat layak untuk dilaksanakan. Kalimat seperti ini banyak
dijumpai dalam bahasa sehari-hari.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kalimat implikasi tidak adanya
hubungan antara anteseden dan konsekuen (meskipu jika ada
diperbolehkan). Jika diketahui benar, maka ada hubungan antara
anteseden dan konsekuen atau tidak. tidak diperbolehkan adanya
hubungan sebab akibat antara anteseden dan konsekuen. Jadi, jika
suatu kejadian A B benar, maka tidak dapat dikatakan menggunakan
hukum tertentu dari kalimat A.
Contoh: Anggapan A = Habibie adalah paman saya.
B=Yogyakarta berada di Pulau Jawa. Implikasi= "Jika Habibie adalah
paman sava maka Yogyakarta berada di Pulau Jawa". Implikasi
tersebut benar-benar layak, namun pernyataan B tidak diturunkan dari
pernyataan A.
Sebaliknya, jika kalimat A dengan langkah-langkah yang sah
diturunkan sehingga diperoleh kalimat B, maka A dinyatakan benar.
Dengan demikian, terdapat dua kemungkinan :
1. Kalimat A layak benar. Hasil kalimat B pasti layak juga (berdasar
baris ke -1 pada tabel).
2. Kalimat A layak salah. Dengan menggunakan lang-kah - langkah
yang sahih dapat dditurunkan kalimat B layak, namun kadang-
xxiv
kadang dapat juga benar-benar layak (berdasar baris ke 3 dan baris
ke 4 pada tabel).
Suatu langkah yang sahih dalam logika yang disebut modus barbara
jika semua a adalah b dan semua b adalah c maka menurunkan semua a
adalah c. Anggap a=orang Belanda, b=orang Indonesia, c= manusia
maka.
o Semua orang Belanda adalah orang Indonesia (bernilai F)
o Semua orang Indonesia adalah manusia (bernilai T)
o Berdasarkan modus Barbara, dapat diturunkan
o Semua orang Belanda adalah mamisia (bernilai T)
Namun penalaran di atas tidak selalu berlaku. Misalkan, Semua
orang Belanda adalah orang berdosa bernilai F. Semua orang berdosa
melawan kehendak Tuhan (bernilai T). Berdasarkan modus
Barbara,dapat diturunkan Semua orang Belanda melawan kehendak
Tuhan (bernilai F) Bahwa dari suatu yang salah dapat diturunkan hal
yang salah atau benar.
xxv
Dalam contoh 1, dari hal yang salah (4 = 6), diturunkan
secara sahih sesuatu yang benar (0 = 0). Dalam contoh 2 dari hal
yang salah diturunkan secara sahih hal yang salah juga.
Selanjutnya, contoh 3 secara sahih dari hal yang benar maka pasti
diturunkan hal yang benar.
Contoh 1 sesuai dengan baris ke- 3 dari tabel kelbenaran.
Contoh 2 sesuai baris ke - 4, sedangkan contoh 3 sesuai dengan
baris ke - 1. Apabila diketahui A⇒ B bernilai benar (T) dan "A"
benar juga maka "B" pasti benar juga, sesuai dengan baris ke-1
tabel kebenaran. Akan tetapi, jika A⇒B bernilai salah dan "A"
bernilai salah (F) maka tidak dapat diturunkan "B" bernilai salah
atan benar (baris ke-3 dan baris ke-4).
1. B ⇒ A disebut konvers dari A ⇒ B
2. A⇒B disebut invers dari A⇒B
3. B⇒A disebut kontraposisi dari A⇒B
Jika Implikasi awal bernilai benar maka konvers dan invers
dalam tentu bernilai benar dan belum tentu juga bernilai salah.
Misalkan x sebarang, implikasi awal berikut ini :
1. Jika x bilangan positif maka 2x juga bilangan
positif(T).
2. Jika x bilangan positif maka x2 juga bilangan positif
(T).
maka konvers adalah berturut - turut :
1. Jika 2x bilangan positif maka x juga bilangan
positif(T).
2. Jika x bilangan positif maka x juga bilangan positif
(F).
dan inversnya adalah berturut-turut:
1. Jika x bilangan positif maka 2x juga bukan bilangan
positif(T).
xxvi
2. Jika x bukan bilangan positif maka x juga bukan
bilangan positif (F).
Serta kontraposisinya sebagai berikut:
1. Jika 2x bukan bilangan positif maka x juga bukan
bilangan positif(T).
2. Jika x2 bukan bilangan positif maka x juga bukan
bilangan positif (F).
Implikasi yang benar-benar layak maka konvers dan
inversnya belum tentu bernilai benar.Untuk lebih jelasnya,
berikut disajikan dalam tabel :
Tabel kebenaran implikasi, Konvers, dan Invers
A B A B A⇒B B⇒A A⇒B
T T F F T T T
T F F T F T T
F T T F T F F
F F T T T T T
Keterangan:
⇒ : Dibaca maka
Dengan menggunakan tabel kebenaran implikasi, jika
F : Kntradiksi (jika hasil adalah salah semua)
kalimat A⇒BT bernilai benar
: Tautologi (T) (baris
(Jika hasil adalah ke-1, baris ke-3, baris ke-4)
benar semua)
A dan B : Lambang pernyataan
maka nilai dari konvers B⇒A maupun invers A⇒B dapat bernilai
benar (T) atau mungkin dapat bernilai salah (F)Sedangkan
kontraposisi suatu implikasi senantiasa mempunyai nilai logika
yang sama dengan implikasi awal.
xxvii
A B A A⇒B B ⇒A A B
T T F T T F F
T F F F F F T
F T T T T T F
F F T T T T T
e. Blimpikasi
Pernyataan tersebut didefinisikan dengan menggunakan kata
hubung ".. jika dan hanya jika ..." dikatakan biimplikasi. Biimplikasi
didefinisikan seperti pada tabel :
Tabel kebenaran Blimplikasi
A B A
True True True
Keterangan:
True False False True : Bernilai benar
False True False Flase: Bernilai salah
False False True A dan B : Lambang
pernyata / Kata jamak
xxviii
Biimplikasi A⇔B sama dengan nilai logika (A⇒B) ∧ (B⇒A) maka
pengucapan Biimplikasi menjadi A jika dan hanya jika B.
¬ = salah
Jadi, ¬ q = Tidak p
¬ p = Tidak p
xxix
Berikut soal-soal latihan dari Tabel kebenaran dan Kalimat terbuka:
xxx
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala
tempat dan suasana,karena logika mendidik manusia berifat objektif,tegas
dan berani.Logika juga mempelajari hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran antara benar dan salah. Dalam ilmu logika
terdapat logika matematika untuk membantu kita dalam menemukan cara
menyelesaikan suatu kasus atau masalah dalam sehari-sehari dengan
berfikir mendalam sesusai logika dan menentukan benar atau salah nya
suatu kasus, namun dalam menentukan itu semua kita wajib menggunakan
Tabel Kebenaran dan Kalimat Terbuka agar dalam pengerjaan kasusnya
lebih mudah.
Dalam logika matematika, tabel kebenaran adalah tabel dalam
matematika yang digunakan untuk melihat nilai kebenaran dari suatu
premis/pernyataan.Sedangkan Kalimat terbuka dalam pembahasan logika
matematika terbagi menjadi dua yaitu kalimat terbuka dan kalimat
tertutup. Dengan kata lain,Kalimat terbuka mempunyai nilai kebenaran
ditentukan oleh variablenya.
B. Saran
Kita sebagai masyarakat yang berpendidikan harus paham
mengenai pengimplementasian berfikir logika secara benar guna
menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan. Selain itu befikir
secara logika mampu melatih kita untuk berfikir secara
lurus,efisien,tepat,teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan dalam memecahkan suatu masalah.
xxxi
DAFTAR PUSTAKA
xxxii
RIWAYAT HIDUP
1. RISWANA
Nama lengakap : Riswana
Nim : C1C121011
Tempat,Tanggal Lahir : Bulukumba, 25 Mei 2000
Asal Daerah : Kab.Bulukumba Sulawesi Selatan
Asal sekolah : SMA Negeri 5 Bulukumba
Alamat : Jl. Sukamaju II Pondok Inda Haekal
Hobi : Menggambar
3. SRI MULIANA
Nama lengakap : Sri Muliana
Nim : C1C121032
Tempat,Tanggal Lahir : Makassar, 13 Juli 2003
Asal Daerah : Pattallassang, Gowa, Sulawesi Selatan
Asal sekolah : SMAS Pesantren Putri Yatama Mandiri
Alamat : Pattallassang, Gowa
Hobi : Membaca
xxxiii
4. NANDA ARDELLA KAHAR
Nama lengakap : Nanda Ardella Kahar
Nim : C1C121027
Tempat,Tanggal Lahir : Jeneponto, 22 Mei 2003
Asal Daerah : Jeneponto, Sulawesi Selatan
Asal sekolah : SMA Negeri Jeneponto
Alamat : Taeng Gowa, Grand savaras
Hobi : Menyanyi
5. MELKY MANGOPO
Nama lengakap : Melky Mangopo
Nim : C1C121023
Tempat,Tanggal Lahir : Rattepopo, 7 Juli 2002
Asal Daerah : Mamasa, Sulawesi Barat
Asal sekolah : SMA Negeri 3 Polewali
Alamat : Panaikang residence CG 12. Haji Kalla 2
Hobi : Futsal
6. RULIADI MALINGONG
Nama lengakap : Ruliadi Malingong
Nim : C1C121009
Tempat,Tanggal Lahir : Tombos, 21 Maret 2003
Asal Daerah : Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah
Asal sekolah : SMA Negeri 1 Peling Tengah
Alamat : Antang
Hobi : Main bola
xxxiv