Anda di halaman 1dari 10

I.

Makna Ma’rifatullah (Mengenal Allah)

II. Tingkatan Ma’rifatullah


 Ma'rifatullah berasal dari kata ma'rifah dan Allah.
Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah
bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-
tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya)

 Ma’rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah


(spiritual) manusia secara keseluruhan. Seorang yang
mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia
hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.
 Adapun seseorang yang ma'rifatullah
(mengenal Allah), mempunyai ciri-ciri antara
lain;
1. Mengenali asma' (nama) Allah,
2. Sifat-sifat Allah dan
3. Af'al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam
ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam
ini
 Berilmu dengan ma'rifatullah sangat penting,
karena :

a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah

b. Berhubungan dengan manfaat yang


diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh
keberuntungan dan kemenangan.
1. Al Tauhîd

Inti tauhid adalah kalimat;  ‫ اَل إِ َلهَ إِ اَّل‬ ُ ‫هَّللا‬ Lâ ilâha illâ llâh
(Tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Allah).
Kata Allah terulang dalam Al Qurân sebanyak 2698 kali. Ini
menunjukkan betapa pentingnya kata tersebut.

 Dari aspek dasarnya tauhid terdiri dari :


a. Tauhid al-ilmi, yaitu mengesakan pemahaman yang bersifat
berita yang diyakini. Keyakinan ini mencakup penetapan sifat-
sifat kesempurnaan Allah swt. dan mensucikan-Nya dari
penyerupaan dan penyetaraan dengan selain-Nya dan dari sifat-
sifat kekurangan. Tauhid ini tergambar dengan jelas dalam Al
Qurân Surah Al-Tauhid (Al-Ikhlas).Tauhid tingkat ini adalah
teoritis.
b. Tauhid al-’amali, yaitu mengesakan Allah
dalam beribadah. Maksudnya hanya
menghamba kepada-Nya semata, tidak
mempersekutukan-Nya dengan apapun,
mengesakan dalam mencintai-Nya, ikhlas
untuk-Nya, takut (khauf) hanya kepada Nya,
berharap (raja’) dan tawakkal kepada-Nya serta
rela (ridha) dengan-Nya sebagai Rab (Pencipta,
Pengatur, Pemelihara, Pemimpin).
2. Al-Tajrîd.
Dilihat dari asal kata ”al-tajrid”, ia terdiri dari tiga huruf ”ja, ra
dan da” yang fi’il madhinya berasal dari kata ”jarrada”, fi’il
mudhâri’-nya” yujarridu” dan” tajrîdan” (mashdar) yang
berarti menyongsong, menurunkan, menelanjangi. Maksud 
”tajrîd” dalam pembahasan ini adalah: ” pengosongan diri dari
selain Allah swt.” yaitu dengan melaksanakan ikhlas.  Ikhlas
merupakan langkah pertama dan inti menuju ” al-tajrid”. Ikhlas
berarti suci, murni, tidak ada campuran seperti orang Arab
menamakan madu murni dengan    : ”’asalun khâlishun” atau
emas murni dengan ; ”dzahabun khâlishun”.
3. Al-Tafrîd.
Kata  Al-Tafrîd  berasal dari kata; farrada –
yufarridu – tafridan - wa furûdan – yang
berarti tunggal – bersendirian –mengerjakan
sendirian. Dari istilah ini lahir kata mufrad
(tunggal) lawan dari jama’ (banyak).
Kemudian ‘ain fi’il di syaddah, maka
bentuknya berubah menjadi - farrada –
yufarridu – tafrîdan.
Unsur-unsur ”al-tafrîd ”ini minimal ada lima macam yaitu:
a. al-khauf  (takut) yaitu hanya takut kepada Allah baik lahir
maupun batin;
b. al-thâ’ah (taat) yaitu senantiasa taat dan patuh hanya kepada
Allah semata;
c. al-wara’ (wara) yaitu menuju Allah swt. dengan
membelakangi segala urusan lain;
d. al-ikhlâsh (ikhlas) yaitu ikhlas kepada Allah baik niat, ucapan,
dan perbuatan;
e. al-murâqabah (kontemplasi) yaitu pengawasan diri dalam
segala lintasan batin (hati) dan seluruh manifestasi hidupnya,
dimana merasakan sepenuhnya kehadiran Allah swt.  
sekalipun Allah swt. melampaui segenap ruang dan waktu.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai