Kapasitas ruangan 31 tempat tidur yang terdiri dari 4 kamar kelas 2, setiap kamar masing-
masing ada 4 tempat tidur. Dan 4 kamar kelas 3, setiap kamar masing-masing ada 6 tempat
tidur dan 2 kamar GE terdapat 1 tempat tidur. Keadaan ruangan terdiri dari 1 Nurse Station
, 1 ruang ganti perawat (perempuan), 1 ruang logistik, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi
perawat, 7 kamar mandi pasien, 1 ruang spoel hoek.
Keadaan Fasilitas Ruangan ruangan An-Nas 1 memiliki 31 tempat tidur yang dilengkapi
dengan fasilitas ruang ber AC. Lemari klien ada 31 buah, manometer O2 32 buah, alat
suction 1 buah, meja tim 4 buah, kursi roda ada 3 buah, lemari obat ada 1 buah, troli ada 4
buah, brankar 1 buah, 1 buah troli untuk dressing, 1 komputer online, tensimeter 4 buah
dalam kondisi baik, termometer 4 buah, fasilitas diruangan dirasa mencukupi.
2. Ketenagaan
Ruang An-Nas 1 dikelola oleh tenaga keperawatan dan non keperawatan. Tenaga
keperawatan berjumlah 23 orang dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan. Sedangkan
untuk tenaga non keperawatan berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang tenaga
administrasi, dan 3 orang pekarya.
B. ANALISA SWOT
Didalam pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan ada beberapa hal yang harus menjadi
perhatian sebelum melakukan pengkajian dengan menggunakan instrument sebagai sumber
24
25
data yang akurat. Langkah tersebur adalah menganalisa situasi ruangan berdasarkan
pendekatan SWOT ( Strength, Weakness, Oppurtunity dan Treatened )
1. Strength
a. Memiliki visi, misi dan motto rumah sakit
b. Perawat ruangan berjumlah 23 orang dengan kualifikasi pendidikan D III
keperawatan
c. Terdapat 11 orang yang rata – rata ada pada usia produktif yang
memungkinkan kreatifitas dan inovasi yang tinggi terhadap pelayanan
d. 51.9% pendokumentasian kardeks sesuai SOP
e. Terdapatnya SOP pendokumentasian proses asuhan keperawatan sebagai
acuan kerja perawat
f. Adanya format asuhab keperawatan secara komputerisasi
g. Karakteristik pasien yang dirawat dari bebagai jenis penyakit sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan dalam memberikan pelayanan keperawatan.
h. Adanya kemauan dari perawat ruang An-Nas I untuk berubah menjadi lebih
baik
2. Weakness
a. Jumlah kualifikasi SDM yang mengikuti pelatihan belum merata
b. 56,3% perawat pelaksana belum melakukan pendokumentasian sesuai SOP.
c. 50% ketua tim belum optimal melakukan pendokumentasian.
d. Keterbatasan sumber / acuan buku-buku asuhan keperawatan di ruangan.
e. Tidak adanya penanda khusus untuk ketua tim.
f. 48,1% pendokumentasian/pengisian kardek belum sesuai SOP
g. 56% pendokumentasian proses asuhan keperawatan belum sesuai SOP
h. Perawat bekerja berdasarkan rutinitas ruangan
i. Kegiatan visite dokter tidak menentu.
3. Oppurtunity
a. Ruangan An-Nass 1 digunakan sebagai tempat praktek profesi manajemen
keperawatan mahasiswa PSIK FKK UMJ.
26
4. Treatened
a. Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat
b. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan profesional yang berkualitas dalam menghadapi persaingan di era
globalisasi.
c. Kerugian finansial bagi masyarakat bila hari perawatan bertambah.
d. Konsumen yang semakin kritis dalam pelayanan
C. ANALISA DATA
1. Hasil Pengkajian
Analisa hasil pengkajian dilakukan dengan mempelajari secara seksama, informasi-
informasi yang diperoleh melalui berbagai pendekatan yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner dibagikan untuk 18 orang perawat:
1) Untuk ketua tim pernyataan yang terkait meliputi
4 fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengontrolan dengan hasil sebagai berikut:
a) Perencanaan
• Melakukan pengarahan kepada anggota tim
sebanyak 75%
27
b. Observasi
48.1% pendokumentasian / pengisian kardek sesuai SOP dan 51.9% pengisian
kardeks tidak sesuai SOP. 66% pendokumentasian proses asuhan keperawatan sesuai
SOP dan 34 % pendokumentasian proses asuhan keperawatan tidak sesuai SOP
seperti dalam hal pencantuman rencana keperawatan pada kardek. Dalam aspek
caring terlihat bahwa tidak semua perawat memperkenalkan diri dan bersikap ramah
serta mengorientasikan ruangan terhadap pasien baru.
c. Wawancara
Dari hasil wawancara didapatkan:
1) Pengorganisasian
Pengetahuan mengenai metode tim sebanyak 55.6%, perlukah memahami metode
tim sebanyak 55.6% , pernah mendapat pengarahan metode tim serta haruskan
anda memahami metode tim sebanyak 100%, perlukah mereview kembali
30
Berdasarkan uraian diatas masalah di ruang An Naas1 dapat di bagi menjadi beberapa
masalah yakni :
NO DATA MASALAH
1 Angket : Belum
• 50% tujuan tim dan waktu kegiatan sudah optimalnya
dirumuskan dan diatur dengan baik metode tim
• 50 % katim membimbing dalam pendokumentasian termasuk
askep pengarahan dan
pengorganisasian
Wawancara
• 55,6% perawat mengetahui tentang metode
penugasan tim dengan baik
• 55.6% perawat memandang perlu mereview kembali
mengenai penugasan metode tim
• 50 % perawat mendapat bimbingan dalam
pembuatan askep
31
Observasi:
• 38,9% anggota tim mendapatkan pengarahan dari
katim
2 Angket : Belum
• 88,8 % perawat sering mendapatkan penilaian optimalnya
asuhan keperawatan dari katim pendokumentasia
• 11.2% perawat sering mendapatkan penilaian n proses asuhan
asuhan keperawatan dari katim keperawatan
• 55.6% perawat seringa mendapat pengarahan dalam
pendokumentasian askep
Wawancara:
• 50 % perawat mendapat bimbingan dalam
pembuatan askep
Observasi:
• 48.1% pengisian kardek sesuai SOP
• 51.9% pengisian kardeks tidak sesuai SOP.
• 66% pendokumentasian proses asuhan keperawatan
sesuai SOP
• 34 % pendokumentasian proses asuhan keperawatan
tidak sesuai SOP.
3 Angket : Pelaksanaan
• 33.3% Perawat sering mengorientasikan kamar Pelayanan
kepada pasien berbasis Caring
• 33.3% Perawat mengorientasikan kamar kepada belum optimal
pasien baru
• 33.3% Perawat tidak pernah mengorientasikan kamar
kepada pasien baru
• 44.4 % Perawat menjelaskan tujuan setiap
32
melakukan intervensi.
Observasi:
• Dalam aspek caring terlihat bahwa tidak semua
perawat memperkenalkan diri serta mengorientasikan
ruangan terhadap pasien baru
PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas juga akan mempertimbangkan waktu, keterbatasan sumber daya, dan
kemampuan mengatasi masalah yang ada. Penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
kriteria matrik sebagai berikut:
1. Pentingnya masalah (Importancy), meliputi:
33
E. PERHITUNGAN KRITERIA
G. ALTERNATIF PENYELESAIAN
Prioritas alternatif penyelesaian masalah dibuat dengan mempertimbangkan keterbatasan
waktu, biaya, dan kewenangan yang ada. Maka alternatif penyelesaian masalah ruangan dan
pembimbing lapangan dipilih 5 alternatif penyelesaian masalah dan diprioritaskan dengan
menggunakan bobot sebagai berikut:
36
Efektivitas Jumlah
N
Alternatif penyelesaian masalah Efisien MXIXV Prioritas
o M I V
C
1 Desiminasi caring 5 4 4 1 80 1
2 tools caring 4 4 4 2 32 2
3 Angket kepuasan pasien mengenai 3 4 4 2 24 3
caring
4 Role play caring 4 3 4 2 24 4
37
Efektivitas Jumlah
N
Alternatif penyelesaian masalah Efisien MXIXV Prioritas
o M I V
C
1 Desiminasi ilmu penugasan metode 5 4 4 1 80 1
Tim
2 Tools metode tim 4 4 4 2 24 2
H. IMPLEMENTASI
1. Desiminasi ilmu mengenai caring dan metode penugasan tim, pre - post test serta
dilakukannya role play caring di ruang An-Nas I pada tanggal 10 januari 2010 dengan
staf perawat
2. Melakukan penilaian implementasi mengenai caring kepada seluruh staf perawat
yang dilakukan tanggal 13 Januari 2011, penilaian tersebut melibatkan pasien dengan
menyebarkan quesioner kepuasan pelanggan terhadap perawat.
3. Membuat panduan tentang komunikasi terapeutik dan sikap caring dan
mensosialisasikannya
4. Membuat tools caring dan tools penugasan metode tim
I. EVALUASI
Penilaian keberhasilan dilakukan dengan menggunakan quesioner, wawancara dan observasi:
1. Caring
a. Quesioner
1) Perawat memperkenalkan diri : selalu sebanyak
60%
38
b. Wawancara
Perawat mengetahui tentang metode penugasan tim dengan baik 75%
Perawat mendapat bimbingan dalam pembuatan askep 66.7%
Perawat mendapat pengarahan dalam melaksanakan intervensi 70%.
39
c. Observasi
Anggota tim mendapatkan pengarahan dari katim 55,6%