Anda di halaman 1dari 3

ERWINSYAH

1006793403

Holycow Steak: Memanfaatkan Media Sosial Online

Terima kasih banyaaaak, carnivores! Kita sold out, besok kita akan balik lagi jam 18.30 wib.
Sleep tight ;)
9:18 PM Nov 28th via Twitter for BlackBerry®

Demikian cuplikan dari media sosial twitter yang ditulis tim pemasaran Steak
Hotel by Holycow, yang mengabarkan bahwa pada malam itu mereka sold out.
Sebagai salah satu pemain baru lokal di bidang kuliner ini, Holycow Steak telah
membuktikan bagaimana efektifnya menggunakan media sosial online sebagai sarana
pemasarannya.

Sore keesokan harinya crew Holycow Steak yang berjumlah 6 orang (termasuk
chef, waiter, dan cashier), bersiap-siap untuk membuka lagi warungnya yang sudah
dipenuhi pengunjung yang menunggu di pelataran. Dengan ribuan followers di twitter,
mereka mengandalkan promosi pemasaran word of mouth, dalam hal ini dari tweet ke
tweet di antara followers. Dalam waktu 4 bulan setelah dibuka, Holycow Steak telah
mencapai titik impas dari modal yang disetor sebanyak Rp. 100 juta1.

Gambaran Holycow Steak


Holycow Steak pertama kali dibuka pada 15 Maret 2010, oleh 2 pasang suami
istri; Afit Dwi Purwanto - Lucy Wiryono dan Iswanda Mardio - Wynda Mardio. Dengan
luas enam kali enam meter, warung Holycow Steak hanya dapat menampung
sebanyak-banyaknya 40 orang di saat yang sama2. Memilih lokasi di Jl. Radio Dalam,
Holycow Steak bersaing dengan restoran-restoran yang menyediakan steak lainnya
yang tersebar di Jakarta.

Dengan spesialisasi daging wagyu yang terkenal mahal, Holycow Steak


memposisikan produknya sejajar dengan steak wagyu yang biasa disajikan di hotel

1
http://kontan.realviewusa.com/default.aspx?iid=37583&startpage=page0000025
2
Ibid.
mewah namun dengan harga yang sangat murah, bahkan lebih murah dari restoran
steak lain yang menyediakan steak standar (bukan jenis wagyu). Harga menunya
memang bisa dibilang sangat murah untuk jenis steak wagyu. Dengan berat 200 gram,
harga Sirloin Wagyu hanya Rp. 90.000, sedangkan harga Wagyu Ribs hanya Rp.
90.000, dan Rib Eye Wagyu Rp. 95.0003. Dengan harga semurah itu untuk kualitas
daging wagyu, pemilik Holycow Steak mengatakan bahwa mereka masih bisa
mendapat untung4.

Masih ada beberapa menu fusion lainnya seperti Bergyu Steak (steak dari
daging wagyu yang dicincang seperti daging untuk burger). Menu yang ditawarkan
juga sedikit berbeda dengan restoran steak yang sudah ada, di mana kebanyakan dari
mereka menawarkan daging standar dari sapi lokal, dan wagyu sebagai menu spesial.
Namun di Holycow Steak, daging yang ditonjolkan adalah dari jenis wagyu dengan 3
pilihan saus terpisah dan suhu pemasakan seperti yang dijual di hotel-hotel bintang
lima. Namun mereka tetap menjual juga daging steak standar seperti sirloin,
tenderloin, dan rib eye.

Pada awalnya, pemilik Holycow Steak menjual dagangannya secara gerilya


pada acara-acara bazaar dan pameran. Pada acara-acara seperti itulah Holycow Steak
mulai menjaring pelanggan yang sering menanyakan di mana letak restorannya.
Mereka mulai melakukan kontak langsung dengan pelanggan melalui twitter dan
facebook, terutama mengenai informasi jadual acara yang mereka ikuti di mana
pelanggan-pelanggan tadi bisa datang. Akhirnya para pemilik tadi melihat kesempatan
bisnis ini yang kemudian timbul ide untuk menjual steak dengan sebenarnya yaitu
melalui restoran. Dalam dua bulan pertama sejak dibuka, 95% pelanggan yang datang
mengetahui tentang warung Holycow Steak ini dari twitter 5. Pada saat itu, mereka
mempunyai 4 ribuan follower di twitter. Pada saat tulisan ini dibuat, follower
@holycowsteak sudah mencapai 10.418 akun.

Bisnis Kuliner di Jakarta


Fenomena Twitter

3
http://the.karimuddin.com/2010/06/its-wagyulicious-at-holycow-steak/
4
Op.Cit.
5
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/07/25/09455213/Tinggal.Tweet..Keajaiban.It
u.Datang
Memanfaatkan Twitter Sebagai Media Promosi
Analisa

Anda mungkin juga menyukai