Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan
pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara
STANDAR PEMERIKSAAN
Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan pada suatu standar pemeriksaan. Standar dimaksud
disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara
internasional. Sebelum standar dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan
pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang pemeriksaan.
Organisasi Pemeriksa
- Menurut UU adalah BPK – RI
- Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang
bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan pemeriksa selama
menjalankan tugasnya.
- Nilai-nilai dasar
o Mematuhi peraturan perundang-undangan
o Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
o Menjunjung tinggi independensi, integritas dan profesionalisme
o Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK
- Kode Etik bagi Anggota BPK
Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK
wajib memegang sumpah dan janji jabatan, bersikap netral dan tidak berpihak, menghindari
terjadinya benturan kepentingan, menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi
obyektivitas. Anggota BPK juga dilarang merangkap jabatan dalam lingkungan lembaga
negara yang lain, badan-badan lain yang mengelola keuangan negara, dan perusahaan
swasta nasional atau asing, menjadi anggota partai politik, menunjukkan sikap dan perilaku
yang dapat menyebabkan orang lain meragukan independensinya.
Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK wajib
bersikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusan, bersikap tegas dalam
mengemukakan dan/atau melakukan hal-hal yang menurut pertimbangan dan keyakinannya
perlu dilakukan, bersikap jujur dengan tetap memegang rahasia pihak yang diperiksa.
Anggota BPK juga dilarang menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung
maupun tidak langsung yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan
tugas dan wewenangnya.
SPKN memuat pernyataan professional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan
laporan pemeriksaan yang professional
Tujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi
pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara
Penerapan
Berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan serta
fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara
Jenis Pemeriksaa:
Tanggung Jawab:
1. Manajemen Entitas yang diperiksa
Mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Menyusun dan menyelenggarakan pengendalian intern yang efektif
Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
secara tepat waktu
Menindaklanjuti rekomendasi BPK
2. Pemeriksa
Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan
Mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan
pemeriksaan
Melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat integritas yang tinggi
Objektive,
Menggunakan pertimbangan professional
Pemeriksa bertanggung jawab untuk membantu manajemen dan para pengguna laporan
hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung jawab pemeriksa berdasarkan Standar
Pemeriksaan dan cakupan pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan
3. Organisasi Pemeriksa
Meyakinkan bahwa:
independensi dan obyektivitas dipertahankan dalam seluruh tahap pemeriksaan
pertimbangan profesional (professional judgment) digunakan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan
pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi profesional dan
secara kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadai
peer-review yang independen dilaksanakan secara periodic dan menghasilkan suatu
pernyataan, apakah system pengendalian mutu organisasi pemeriksa tersebut
dirancang dan memberikan keyakinan yang memadai sesuai dengan Standar
Pemeriksaan
Obyek
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga;
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
Laporan Keuangan BI;
Laporan Keuangan BUMN;
Laporan Keuangan BUMD; dan
Laporan Keuangan badan-badan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Lingkup
Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan
Posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana
Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dalam
laporan realisasi anggaran dan ekuitas dana dalam neraca; dan
Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SPKN.
Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundangundangan yang terkait dengan pelaporan keuangan dalam LK
Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan keuangan dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007, khususnya Pernyataan
Standar Pemeriksaan (PSP) Nomor 01 tentang Standar Umum Pemeriksaan, PSP 02 tentang
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan, dan PSP 03 tentang Standar Pelaporan
Pemeriksaan Keuangan.
SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP yang ditetapkan
oleh IAI
Kriteria
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Proses bisnis sektor pemerintahan?
Pengguna
DPR dan DPD
DPRD Provinsi dan Gubernur
DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Wali Kota
Tujuan
Untuk mengetahui hasil akhir dan sasaran pemeriksaan yang diharapkan Pemberi Tugas
serta mengetahui kriteria pengukuran kinerja penugasan
Syarat Tim Pemeriksa
Secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yangmemadai
Memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan
Memenuhi persyaratan kemampuan/keahlian pemeriksa
Harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi
Memenuhi kualifikasi tambahan: memiliki keahlian di bidang akuntansi dan pemeriksaan
(auditing), memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum dan sebaiknya memiliki
sertifikasi keahlian.
Kualifikasi Pemeriksa
Tim pemeriksa secara kolektif harus memiliki pemahaman yang cukup atas standar
akuntansi dan pengetahuan yang memadai atas pemeriksaan keuangan
Di dalam tim pemeriksa, paling tidak satu orang memiliki register akuntan.
Ketua tim harus memiliki pengalaman yang memadai paling tidak satu kali melakukan
pemeriksaan keuangan. Apabila entitas yang diperiksa cukup besar lingkup dan sasarannya,
maka ketua tim dapat dibantu dengan beberapa ketua sub tim yang telah memiliki kualifikasi
yang sama dengan ketua tim.
Pengendali teknis harus memiliki pengetahuan dan pengalaman pemeriksaan terkait dengan
pemeriksaan keuangan dan atau pernah menjadi ketua tim pemeriksa paling tidak satu kali
dan atau menduduki jabatan struktural dan atau menduduki jabatan fungsional paling tidak
ketua tim senior. Penanggung jawab pemeriksaan keuangan adalah pemeriksa yang memiliki
register akuntan dan memiliki pengalaman yang memadai melakukan pemeriksaan
keuangan atau memiliki jabatan struktural/fungsional.Apabila entitas yang diperiksa cukup
besar lingkup dan sasarannya, maka penanggung jawab dapat dibantu dengan wakil
penanggung jawab yang telah memiliki kualifikasi yang sama dengan penanggung jawab.
Dalam hal laporan keuangan disusun dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi,
maka paling tidak satu orang dalam tim pemeriksa memiliki pengetahuan dan keahlian di
bidang teknologi informasi dan/atau pemeriksaan teknologi informasi.
Sumber Informasi
1. Pengalaman sebelumnya dengan entitas dan industri/lingkup kerjanya.
2. Diskusi dengan pegawai dan manajemen/pimpinan entitas.
3. Survei pendahuluan apabila entitas pertama kali diperiksa.
4. Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan dapat Peraturan perundang-
undangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi entitas.
5. Laporan satuan pengawas intern
6. Database entitas.
7. Publikasi mengenai organisasi yang berhubungan dengan industri/lingkup kerja entitas.
8. Entitas, lokasi dan fasilitas entitas yang diperiksa.
Dokumentasi
Formulir Pemahaman Entitas
Tujuan
1. Mengidentifikasi tindak lanjut saran/rekomendasi BPK
2. Menilai pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi BPK, apakah telah sesuai dengan
rekomendasi tersebut atau tidak.
3. Mengidentifikasi dampaknya pada pelaporan keuangan yang diperiksa.
Risiko
Pemeriksa menerima suatu tingkat risiko pada saatmelaksanakan pemeriksaan.
Seorang pemeriksa menyadari bahwa risiko itu ada,susah diukur dan memerlukan
pemikiran yang hati-hatiuntuk meresponnya.
Respon yang memadai terhadap risiko merupakan halpenting untuk mencapai
pemeriksaan yang berkualitas.
Risk and Evidence
Auditors gain an understanding of theclient’s business and industry andassess client
business risk.
Auditors use the audit risk model to furtheridentify the potential for misstatementsand
where they are most likely to occur.
Model Risiko Untuk Perencanaan
PDR = AAR ÷ (IR × CR)
PDR = Planned detection risk
AAR = Acceptable audit risk
IR = Inherent risk
CR = Control risk
Langkah-langkah Penilaian Risiko
1. Menetapkan tingkat risiko pemeriksaan yang dapatditerima (AAR).
2. Menilai risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR).
3. Menentukan tingkat risiko deteksi (DR).
4. Merancang prosedur pemeriksaan substantif.
Risiko Pemeriksaan Yang Dapat Diterima
Risiko pemeriksaan adalah risiko yang timbul karena pemeriksa,tanpa disadari, tidak
memodifikasi opininya sebagaimana mestinya,atas suatu laporan keuangan yang mengandung
salah saji material.
Risiko Bawaan
Risiko Bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongantransaksi terhadap suatu
salah saji material, dengan asumsi bahwa tidakterdapat pengendalian yang terkait. Setiap saldo
atau golongan transaksimemiliki risiko bawaan yang berbeda-beda sehingga salah saji dapat
terjadi pada saldo atau golongan transaksi tertentu yang berbeda dengansaldo atau golongan
transaksi yang lain.
Risiko Pengendalian
Risiko Pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yangterjadi dalam suatu asersi
tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepatwaktu oleh pengendalian internal entitas. Risiko
ini merupakan fungsiefektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapai
tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.Risiko pengendalian
akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalamsetiap pengendalian internal.
Faktor kualitatif yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tingkat materialitas pada
tingkat laporan keuangan adalah pengendalian intern dan ketidakwajaran laporan keuangan. Faktor
kualitatif yang harus dipertimbangkan pemeriksa dalam menentukan tingkat materialitas pada
tingkat akun adalah signifikansi kesalahan tersebut terhadap entitas yang diperiksa, hubungannya
terhadap laporan keuangan, serta dampak dari kesalahan tersebut terhadap laporan keuangan.
Ada berapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan pemeriksa untuk menilai cukup
tidaknya suatu bukti yang diperlukan, antara lain Tingkat materialitas dan risiko deteksi; Faktor
faktor ekonomi; biaya dan manfaat, dan Ukuran dan karakteristik populasi.
Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, saat, lingkup pengujian,
pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan
atau pihak yang meminta pemeriksaan.
Pihak yang dikomunikasi adalah Manajemen entitas yang diperiksa, Lembaga/badan yang memiliki
fungsi pengawasan terhadap manajemen/pemerintah seperti DPR/DPRD, dewan komisaris, komite
audit, dan dewan pengawas, dan Pihak yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam
proses pelaporan keuangan.