Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakukan tentang Sistem Lokomotorius. Sistem
Lokomotorius merupakan system yang dapat menggerakkan tubuh yang terdiri dari system
skelet dan system otot. Sistem skelet terdiri dari semua tulang termasuk tulang rawan. Bentuk
tubuh manusia dipertegas dengan adanya tulang, dengan adanya tulang, maka tubuh bisa
berdiri dengan kokoh, tegak dan mampu bergerak dengan dukungan dari jaringan tubuh
lainnya. Tanpa tulang manusia tidak bisa berjalan dengan tegak dan bergerak dengan dinamis.
Bisa dibayangkan, bagaimana bentuk tubuh manusia tanpa tulang atau tubuh dengan tulang
yang keropos yang lebih dikenal dengan Osteoporosis. Tulang disebut alat gerak pasif karena
digerakkan oleh otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak
akan terjadi tanpa tulang.

Tulang Rawan (Kartilago) adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf
kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang
rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang
didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur
dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.
Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel
tulang rawan yaitu chondrosit.. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.

Sedangkan system otot meliputi otot skelet, otot polos dan otot jantung

gambar:penampang melintang tulang rawan


Perkembangan sel - sel tulang

Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago
dihasilkan dari sel-sel mensenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan
berongga dan terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk
sel-sel tulang.
Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke luar atau proses pembentukannya konsentris.
Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatusistem
yang disebut Sistem Havers.

proses osifikasi

Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur
khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan sendi.terbentuknya
sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula – mula kartilago akan membesar lalu kedua
ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel –
sel tulang , keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan
menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut sinoval.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu
nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan
seperti:lambung dan usus.

Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh
dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi
tubuh vertebrata.Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (miosin) dan
terang (aktin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan
juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter).Ciri-cirinya adalah berbentuk
silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan
cepat lelah.

Sel otot rangka dirangsangkan oleh asetilkolina yang di


bebaskan di persimpangan neuromaskular oleh neuron motor. Apabila sel dirangsangkan,
retikulum sarkoplasmanya akan membebaskan ion kalsium (Ca2+). Ini akan saling bertindak
dengan miofibril dan, dengan itu, mendorong pengucupan otot (melalui mekanisma
gelongsoran filamen. Selain kalsium, proses ini memerlukan adenosina trifosfat (ATP). ATP
dihasilkan melalui proses yang memetabolismekan kreatina fosfat dan glikogen yang
disimpan dalam sel otot serta glukosa dan asid lemak yang diperolehi daripada darah.

Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa
karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik
tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang
terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki
percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot
polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Anatomi tubuh manusia lengan, dll.

Pada saat otot terstimulasi dan depolarisasi elektrik sampai dalam reticulum
sarkoplasmik dekat fibril, ion Ca++ dilepaskan. Ion tersebut selanjutnya akan berikatan
dengan protein pengontrol kontraksi, troponin. Penempelan ion Ca++ menyebabkan
perubahan bentuk dari troponin dan menyebabkan molekul tropomiosin dapat bergerak dari
posisi semula yang terblok. Proses tersebut akan menghasilkan sisi aktif dari filamen aktin.
Saat sisi aktif terbentuk, kepala myosin atau filamen tebal akan menempel pada sisi aktif
tersebut dan membentuk jembatan antara filamen tebal dan filamen tipis. Penempelan
tersebut adalah proses kontraksi yang ditandai denga terbentuknya kompleks aktin-miosin
(aktomiosin). Jadi, peran ion Ca++ adalah membuat aktin menjadi aktif setelah ion tersebut
menempel pada troponin, suatu protein control dalam kontraksi otot. Hal tersebut juga
dibuktikan dengan terhentinya kontraksi otot setelah kadar ion Ca++ dalam sel otot
berkurang

Pada percobaan system skelet, kita menggunakan tulang paha ayam yang direndam
dengan Asam asetat/cuka selama 6 hari. Setelah diamati, tulang paha ayam tersebut
mengalami kerusakan karena asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani
di sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer,
seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat adalah
berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.

Stuktuk kimia dari asam asetat

Asam asetat Nama sistematis Asam etanoat


Asam asetat

Nama alternatif Asam metanakarboksilat


Asetil hidroksida (AcOH)
Hidrogen asetat (HAc)
Asam cuka

Rumus molekul CH3COOH

Massa molar 60.05 g/mol

1.049 g cm−3, cairan


Densitas dan fase
1.266 g cm−3, padatan

Titik lebur 16.5 °C (289.6 ± 0.5 K) (61.6 °F)[1]

Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F)[1]


Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal

Keasaman
4.76 pada 25 °C
(pKa)

Pada percobaan kedua, yaitu Sistem otot.kita mengamati proses kontraksi otot ketika
mengangkat beban yang ringan dan beban yang berat. Ketika lengan mengangkat beban yang
ringan, tidak ada perubahan yang terjadi karena ukurannya sama dengan lengan sehingga
lengan sangat mudah mengangkat beban tersebut sedangkan ketika lengan mengangkat
beban yang berat, karena otot membutuhkan tekanan yang sama agar bisa
mengangkat/menyeimbangkan dengan beban tersebut otot berkontraksi otot memendek
,bisepnya terlihat. Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan
memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena
memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat.
Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu.
Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan
tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang
merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu
posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua
macam otot dengan kerja yang berbeda.

Gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan
bawah.

Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat
Isotonik
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.
=

tekanan

yg

sama
Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat
pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang.

Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi.

Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi.

Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang
sama.
Isometrik

=
Contoh: gerak tangan menengadah dan menelungkup.
ukuran yg sama

Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pro nator teres dengan otot pro
nator kuadratus.

Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang
relatif dari filamen-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis
aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak
bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam
penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu
filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta
lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada
interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :


• Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali
pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh
ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan
aktivitas miofibril.
• Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan
kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi
unit motor berganda dan summasi bergelombang).

• Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.

• Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.

• Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga
kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Gerak Reflek

Gerak reflek yaitu gerak (respon terhadap impuls sensoris) yang tidak disadari

Jarasnya: reseptor → saraf sensoris → saraf konektor (medulla spinalis) → saraf motorik
→ efektor.

Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla spinalis bersifat otomatis dan terjadi hampir
segera sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris yang disebut : Reflek

Contoh : Otot teregang tiba tiba → muscle spindle (sensoris) →medulla spinalis → motor
neuron cornu anterior → Otot (efektor) → kontraksi

Pengaruh Suhu terhadap otot sangat berkaitan, contohnya pada saat kita berkeringat dan
menggigil. Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat
2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit. Seperti juga pada
kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang disebut dengan
secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi
sewaktu cairan mengaliri duktus.
Sekret prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang
bergelung dari kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-
sel kelenjar yang megeluarkan secret tersebut.
Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak
mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104
mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila dibandingkan di dalam
plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami
modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini
bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus
dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan
konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan
osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar
cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure
lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti
urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis,
secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi
natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion
natrium dan klorida kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L,
sedikit lebih rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat
mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi.
Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat,
urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium
sekitar 1,2 kali.
Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan
natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan
jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah
terbiasa dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.

Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan


meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan
suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen
endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami
cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin
yang merangsang hipotalamus Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka
termostat ini akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-
otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi
otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita
berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki
kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena
dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan
proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita
mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses
perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis
(racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses
peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan
mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan
fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita.
Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme
(MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang
dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha
melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain
berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya
proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia
yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai
anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel
hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam
arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu
pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan
campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus
selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang
dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses
mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan
suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan
oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi
pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya
dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)

Anda mungkin juga menyukai