Anda di halaman 1dari 6

TEORI-TEORI ETOLOGI Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dalam konteks evolusi.

Tokohtokoh teori etologi adalah Charles Darwin, Bowlby, Konrad Lorenz dan Niko Tindbergen. Istilah etologi diturunkan dari bahasa Yunani, sebagaimana ethos ( untuk "kebiasaan". Teori seleksi alam (Darwin, 1859) Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya. Dengan demikian terdapat perjuangan untuk bertahan hidup dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian memilih siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah perjuangan untuk bertahan hidup (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen) Etologi modern lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam satu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat bergerak pertama kali. Para Etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain.Teori Bowlby ( Teori Kelekatan) Bowlby (Hetherington dan Parke, 1999) dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan ) ialah kata Yunani

hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). Teori etologi juga menggunakan istilah Psychological Bonding yaitu hubungan atau ikatan psikologis antara ibu dan anak, yang bertahan lama sepanjang rentang hidup dan berkonotasi dengan kehidupan sosial (Bowley dalam Hadiyanti,1992). Bowlby menyatakan bahwa kita dapat memahami tingkah laku manusia dengan mengamati lingkungan yang diadaptasinya yaitu : lingkungan dasar tempat berkembang. Dalam kehidupannya seringkali manusia menghadapi ancaman, untuk mendapat perlindungan, anak-anak memerlukan mekanisme untuk menjaga mereka dan dekat dengan orangtuanya dengan kata lain mereka harus mengembangkan tingkah laku kelekatan (attachment)

TEORI-TEORI ETOLOGI

Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dalam konteks evolusi. Tokohtokoh teori etologi adalah Charles Darwin, Bowlby, Konrad Lorenz dan Niko Tindbergen. Istilah etologi diturunkan dari bahasa Yunani, sebagaimana ethos ( untuk "kebiasaan". ) ialah kata Yunani

Teori seleksi alam (Darwin, 1859) Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya. Dengan demikian terdapat perjuangan untuk bertahan hidup dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian memilih siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah perjuangan untuk bertahan hidup (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).

Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen)

Etologi modern lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam satu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat bergerak pertama kali. Para Etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain. Pendekatan Metodologis (Pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah) Langkahlangkahnya : 1. Mengetahui informasi tentang spesies tersebut sebanyak mungkin, 2. Mengamati tingkah laku khasnya, 3. Membandingkan dengan tingkah laku spesies yang lain. Tingkah laku Instingtif Adalah tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul karena stimulus eksternal tertentu. Pola tindakan tertentu juga memiliki komponen pendorong dasariah, sebuah desakan dari dalam untuk terlibat dalam tingkah laku instingtif. Contohnya : tindakan penyelamatan diri anak ayam oleh induknya karena dapat merespon kapanpun jika anak-anaknya berada dalam bahaya.

Pandangan Etologis mengenai perkembangan anak Teori Bowlby ( Teori Kelekatan) Bowlby (Hetherington dan Parke, 1999) dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan

hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). Teori etologi juga menggunakan istilah Psychological Bonding yaitu hubungan atau ikatan psikologis antara ibu dan anak, yang bertahan lama sepanjang rentang hidup dan berkonotasi dengan kehidupan sosial (Bowley dalam Hadiyanti,1992). Bowlby menyatakan bahwa kita dapat memahami tingkah laku manusia dengan mengamati lingkungan yang diadaptasinya yaitu : lingkungan dasar tempat berkembang. Dalam kehidupannya seringkali manusia menghadapi ancaman, untuk mendapat perlindungan, anak-anak memerlukan mekanisme untuk menjaga mereka dan dekat dengan orangtuanya dengan kata lain mereka harus mengembangkan tingkah laku kelekatan (attachment). Fase-fase kelekatan : 1. Lahir sampai 3 bulan (respon tak terpilah kepada manusia), 2. 3 sampai 6 bulan (fokus pada orang-orang yang dikenal), 3. 6 bulan sampai 3 tahun (kemelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif), 4. 3 tahun sampai akhir masa kanak-kanak (tingkah laku persahabatan).

Kelekatan sebagai pencetakan Kelekatan anak mengikuti arah yang serupa dengan proses pencetakan (imprinting) pada hewan. Pencetakan adalah proses dimana hewan belajar stimuli pemicu untuk melepaskan insting-insting sosial mereka. Pada manusia, kita dapat mengamati proses serupa, meskipun berkembang sangat lambat. Selama minggu-minggu pertama hidupnya bayi tidak bisa secara aktif mengikuti objek lewat keinginan mereka sendiri melainkan hanya melakukan respon sosial langsung kepada orangorang. Namun, sejak usia 3 bulan mereka mulai mempersempit kemelekatan mereka hanya kepada beberapa orang, dan akhirnya pada satu orang saja.

Pola-pola kelekatan menurut Mary Ainsworth Menurut Ainsworth (dalam Belsky, 1988) hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman

bayi dengan pengasuh ditahun-tahun awal kehidupannya. Intinya adalah kepekaan ibu dalam memberikan respon atas sinyal yang diberikan bayi, sesegera mungkin atau menunda, respon yang diberikan tepat atau tidak. Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus. Hubungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak. Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan pengasuh utama (primary care giver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50% pada ibu, 33% pada ayah dan sisanya pada orang lain (Sutcliffe,2002). Kelekatan bukanlah ikatan yang terjadi secara alamiah. Ada serangkaian proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan tersebut. Dalam hal ini Ainsworth bersama rekannya mengamati kemunculan tiga pola dasar : 1. bayi-bayi yang tetap merasa aman, bayi yang akan merasa aman dan akan mengeksplorasi ruangan bermain selama ibunya tetap berada disampingnya. 2. bayi-bayi yang tidak merasa aman dan ingin menghindar, bayi yang menunjukkan pola ini terlihat cukup independen selama menjalani situasi asing. Segera setelah melihat ruangan bermain langsung mengeksplorasi mainan yang ada. 3. bayi-bayi yang tidak merasa aman namun bersikap ambivalen, dalam situasi asing, bayi-bayi model ini begitu lengket dengan ibunya kemanapun ibunya pergi dan tidak mau mengeksplorasi ruang bermain. Anak yang memiliki orang tua yang mencintai dan dapat memenuhi kebutuhannya akan mengembangkan model hubungan yang positif yang didasarkan pada rasa percaya (trust). Selanjutnya secara simultan anak akan mengembangkan model yang paralel dalam dirinya. Anak dengan orang tua yang mencintai akan memandang dirinya berharga. Model ini selanjutnya akan digeneralisasikan anak dari orang tua pada orang lain, misalnya pada guru dan teman sebaya. Anak akan berpendapat bahwa guru dan teman adalah orang yang dapat dipercaya. Sebaliknya anak yang memiliki pengasuh yang tidak menyenangkan akan mengembangkan kecurigaan (mistrust) dan tumbuh sebagai anak yang pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial. Perkembangan etologi Melalui karya Lorenz dan Tinbergen, etologi berkembang secara kuat di benua Eropa dalam tahun-tahun sebelum PD II. Setelah perang, Tinbergen pindah ke Universitas Oxford, dan etologi

menjadi lebih kuat di Britania Raya, dengan pengaruh tambahan dari William Thorpe, Robert Hinde dan Patrick Bateson pada Sub-bagian Perilaku Hewan dari Universitas Cambridge, terletak di desa Madingley. Di masa ini, juga, etologi mulai berkembang secara kuat di Amerika Utara. Lorenz, Tinbergen, dan von Frisch secara bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada 1973 untuk karya mereka dalam etologi pengembangan.

Ethologi sosial dan pengembangan terkini Pada 1970, etolog Inggris John H. Crook menerbitkan naskah penting yang mana ia membedakan etologi komparatif dengan etologi sosial, dan mengemukakan bahwa banyak dari etologi yang telah ada sampai kini sesungguhnya merupakan etologi komparatif, memandang hewan sebagai individu, sedangkan di masa depan, para etolog akan memerlukan konsentrasi pada perilaku kelompok sosial dari hewan dan struktur sosial di dalamnya. Ini telah mengetahui sebelumnya. Buku E. O. Wilson Sosiobiologi muncul pada 1975, dan sejak saat itu studi perilaku telah lebih banyak berkaitan dengan aspek sosial. Juga telah didorong dengan yang lebih kuat, namun lebih sulit, Darwinisme yang dihubungkan dengan Wilson dan Richard Dawkins. Pengembangan terkait ekologi perilaku juga telah membantu mengubah etologi. Di saat yang sama persesuaian substansial dengan psikologi komparatif telah terjadi, maka studi ilmiah modern pada perilaku menawarkan spektrum pendekatan tanpa kelim secara kurang lebih, dari kesadaran hewan, psikologi komparatif yang lebih tradisional, etologi, sosiobiologi dan ekologi perilaku. Daftar Pustaka Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Dallas. University of Texas. Belsky, J. (Ed) (1988). Infancy, Childhood and adollescene. Clinical Implication of Attachment. Lawrence Erlbaum Associate Ervika, Eka, (2000). Kualitas Kelekatan dan Kemampuan Berempati pada Anak. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Crain, William. (2007). Teori Perkembangan : Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar Microsoft Encarta. (2007)

Anda mungkin juga menyukai