Anda di halaman 1dari 16

Obat Herbal Bawang Putih Untuk Mengobati Diabetes

Disusun Oleh : Riyan Dwi Prasetyawan 2011.02.033 Galih Aji Zakaria 2011.02.016 S1 Keperawatan Semester 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2011/2012

JL.Letkol Istiqlah No.109 Banyuwangi - JatimTelp. ( 0333 ) 425270

PRAKATA
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas kuliah. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis haturkan ucapan terimakasih yang setulus -tulusnya kepada yang terhormat semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga jerih payah bapak atau ibu dicatat oleh Allah SWT sebagai amal ibadah, dan mendapat imbalan yang setimpal. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membanggun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis makalah ini dimasa mendatang.

Banyuwangi, 22 September 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Judul Prakata........................................................................................................................ i Daftar isi..................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah. ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan. ........................................................................................................... 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Diabetes. ....................................................................................................... 3 2.3 Pengobatan Diabetes. .................................................................................... 4 2.2 Bawang Putih. ............................................................................................... 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. ....................................................................... 7 3.2 Metode Penelitian........................................................................................... 7 3.3 Pelaksanan. ..................................................................................................... 7 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pencegahan Diabetes. ...................................................................................... 8 4.2 Penyebab Diabetes. ......................................................................................... 10 4.3 Pengobatan Diabetes dengan Bawang Putih. ................................................. 11 4.4 Keberhasilan Pengobatan Dengan Bawang Putih. .......................................... 12 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan. ....................................................................................................... 13 5.2 Saran. .............................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

(http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus). Diabetes terbagi menjadi 2 tipe. Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah (http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-dm.html). Dari uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Obat Herbal Bawang Putih Untuk Mengobati Diabetes.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas, rumusan masalah berikut ini adalah : 1. Bagaimana cara pencegahan diabetes militus? 2. Bagaimana diabetes mellitus dapat terjadi? 3. Bagaimana cara pengobatan diabetes melitus dengan bawang putih? 4. Bagaimana keberhasilan pengobatan dengan bawang putih?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis di atas, tujuan yang hendak di capai adalah: 1. Mengetahui cara pencegahan diabetes militus. 2. Mengetahui sebab-sebab diabetes mellitus dapat terjadi. 3. Mengetahui cara pengobatan diabetes mellitus dengan bawang putih. 4. Mengetahui keberhasilan pengobatan dengan bawang putih.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Diabetes Diabetas militus (DM) adalah suatu kelainan yang di tandai dangan gangguan metabolisma karbohidrat, lemak dan protein. Sering terjadi heperglikemia dan glukusuria. Simon (2007) menyebutkan Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:

poliuria - sering buang air kecil polidipsia - selalu merasa haus polifagia - selalu merasa lapar penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1

dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:

gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan, gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron,[6]

gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual,

dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma.

rentan terhadap infeksi.

Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan. Diabetes tipe I, atau IDDM (insulin-dependen DM), akibat kekurangan insulin karena kerusakan dari sel beta pankreas. Sebagian individu dengan IDDM biasanya dengan berat badan normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM yang tidak di obati adalah poliuria, polidipsia (peningkatan cairan yang masuk), polifagia (peningkatan makanan yang masuk),

dan

kehilangan

berat(http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-

dm.html). Diabetes tipe II, atau NIDDM (non-insulin-depedent DM) ini di tandai dengan kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resisten insulin, atau oleh menurunnya glukosa sebagai respon terhadap kadar insulin normal, turun atau meningkat, tetapi sekrasi insulin terganggu dengan hubungannya dengan tingkat hiperglikemia. Ini biasany didiagnosa setelah berusia 30tahun, dan 75% dari individu dengan tipe II adalah obesitas atau dengan riwayat obesitas (http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-dm.html). DM berhubungan dengan berbagai komplikasi kronik utama yaitu terjadinya percepatan terjadinya penyakit makrovaskular (penyakit jantung koroner, penyakit penyakit pembulu darah perifer, dan penyakit serebro faskuler),renitopati, neofrati, dan neuropati. Komplikasi akut dari tipe I termasuk diabetik ketosidosis (DKA) dan hipoglikemia, dan mereka dengan tipe II termasuk hiperglikemia hiperosmolar nonketotik koma (HHNC), hipoglikemia, dan infeksi seperti pneunomia, selulitis, bakteri uria, dan vulvovaginitis. DKA adalah akibat devisiensi insulin dosis terlalu kecil, kelalaian satu dosis atau beberapa dosis, meningkatnya kebutuhan insulin, atau meningkatnaya hormon yang mengatur balik anta gonis insulin (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), ini dapat terjadi selama infeksi atau trauma. Tanda-tanda metabolik dari DKA meliputi hiperglikemia, deuresis osmotik dan dehidrasi, hiper lipedimia disebabkan oleh peningkatan lipolisis dan asidosis akiabat dari naiknya produksi keton dari asam lemak sebaliknya pihak HHNC selalu dipresititasi oleh beberapa tresor yang meningkatkan glikemia (oterasi, trauma, luka bakar, penyakit kronis, infeksi obat-obatan seperti kortikosteroid atau deuritik, dialisis). Ini mengakibatkan kenaikan hebat hiper gleukimia (sering lebih besar dari 1000 mg/dl), tanpa atau dengan etosis ringan, kenaikan osmolalitas serum dan dehidrasi (Pediatric 1988:11) 2.2 Pengobatan Diabetes Mary Moor (1997) menyatakan pengobatan diabetes bergantung pada pengontrolan diet dan pengobatan bila diperlukan. Banyak dokter merasa bila dapat mengontrol dengan sempurna atau mempertahankan gula darah dalam batas normal setiap waktu, ini dapat menunda mula timbul, menurunkan insidens, atau mengurangi keparahan komplikasi jangka panjang. Diet Diet adalah penata laksanaan yang penting dari kedua DM. Makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari, dan harus konsisten dari hari ke hari. Orang dengan DM tipe II

cendereng kegemuken, dimana ini berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik dengan penurunan berat badan

(http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2093774-contoh-makalah-kesehatandiabetes-militus/#ixzz1XBbsCUDX). Insulin Insulin tersedia dalam tiga bentuk: short acting, intermediate acting, atau long acting. Umumnya pasien IDDL memerlukan sedikitnya dosis 2kali sehari, biasanya diberikan sebelum makan pagi atau sebelum makan malam, dan biasanya diberikan keduanya- short dan intermediate acting insulin. Jadwal lainnya (1) 3 kali suntikan sehari-short dan intermediate acting pada pagi hari, ssort acting sebelum makan malam, dan intermediate acting pada waktu mau tidur, (2) multi dosis-injeksi short acting setiap sebelum makan, dikombinasikan dengan 1 atau 2 kali suntikan sehari long atau intermediate acting, dan 3 CSII (continous sub cutaneus insulin infusium) atau terapi pompa insulin, dimana diberikan insulin short acting secara terus menerus untuk memenuhi kadar basal atau memungkinkan pasien di beri bolus dengan makanan atau snack dengan metode terakhir adalah hal sangat intensif, dirancang untuk memepertahankan jumlah yang dekat dengan euglikemia. Ini memerlukan tanggung jawab yang besar dari pasien atau keluarganya untuk memantau kadar gula darah yang tepat dan pemberian insulin, tindakan ini membawa resiko terjadinya hipoglikemia dan perkembangan obesitas

(http://victorwelding.blogspot.com/2011/04/menurunkan-kadar-gula-darah.html). Obat Hipoglisemik Oral

Obat ini hanya digunakan untuk beberapa individu dengan DM tipe II obat ini menstimulasi pelepasan pada sel beta pancreas (Smeltzer, 2002).

2.3 Bawang Putih Mungkin selama ini kita tahu bahwa bawang putih hanya berguna untuk masakan di dapur. Ataupun sebagai senjata untuk membunuh dracula atau vampire di film-film besutan hollywood yang belum jelas fakta kebenarannya tersebut.Ternyata banyak khasiat dan kandungan dari bawang putih yang sangat berguna bagi tubuh kita. Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah

pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya paying (Tempo 2003). Klasifikasi bawang putih, yaitu : Divisio : Spermatophyta, Sub divisio : Angiospermae, Kelas : Monocotyledonae, Bangsa : Liliales, Suku : Liliaceae, Marga : Allium, Jenis : Allium sativum, Nama umum : bawang putih, Nama daerah Sumatera : bawang putih (Melayu),lasun (Aceh), dasun (Minangkabau), lasuna (Batak), bacong landak (Lampung). Jawa : bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa), babang pole (Madura). Kalimantan : bawang kasihong (Dayak). Sulawesi : lasuna kebo (Makasar), lasuna pote (Bugis), pia moputi (Gorontalo). Nusa Tenggara : Incuna (http://pustakaalbayaty.wordpress.com/2009/10/11/herbal-bagidiabetes/). Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Umbi batang mengandung zatzat: Kalsium, Saltivine, Diallysulfide, alilpropil-disulfida, Belerang, Protein, Lemak, Fosfor, Besi, serta Vitamin A, B1 dan C (http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/kandungan-dankhasiat-bawang-putih/).

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat Dan Waktu Penyusunan Tempat penyusunan : kampus dan kos-kosan Waktu penyusunan : kamis, 18 agustus 2011- kamis, 22 september 2011 3.2 Metode Penelitian Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode penelitien berupa metode studi pustaka. 3.3 Pelaksanaan Penyusunan karya tulis ini terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut: 3.3.1 menggali dan menentukan ide karya tulis ilmiah ini 3.3.2 mencari dan mengumpulkan bebrbagai sumber dari buku dan internet. 3.3.3 menganalisis data dan teori 3.3.4 setelah menganalisis maka disimpulkan dan dibuatbeberapa yang di pandang perlu

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pencegahan Diabetes Sepuluh langkah mencegah diabetes:

Memperbanyak aktivitas fisik


Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan olahraga dapat membantu

meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada

penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk. Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara substansial.

Dapatkan banyak serat dalam makanan


Makanan berserat tidak hanya mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol

gula darah tetapi juga menurunkan resiko penyakit jantung dan menjaga berat badan ideal dengan membantu Anda merasa kenyang. Makanan tinggi serat antara lain buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Salah satu makanan tinggi serat yang terbukti dapat mengendalikan diabetes adalah dedak padi atau bekatul.

Makan kacang-kacangan dan biji-bijian


Meskipun tidak jelas mengapa, biji-bijian dapat mengurangi risiko diabetes dan

membantu menjaga kadar gula darah. Dalam sebuah studi pada lebih dari 83.000 perempuan, konsumsi kacang-kacangan (dan selai kacang) tampaknya menunjukkan beberapa efek perlindungan terhadap pengembangan diabetes. Wanita yang mengkonsumsi lebih dari lima porsi satu-ons kacang per minggu menurunkan resiko terkena diabetes dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi kacang sama sekali.

Menurunkan berat badan


Sekitar 80% penderita diabetes kegemukan dan kelebihan berat badan. Jika Anda

kelebihan berat badan, pencegahan diabetes dapat bergantung pada penurunan berat badan. Setiap kg Anda kehilangan berat badan dapat meningkatkan kesehatan Anda. Dalam sebuah penelitian, orang dewasa yang kegemukan mengurangi risiko diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan sejumlah berat setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga secara teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam tiga tahun.

Memperbanyak minum produk susu rendah lemak


Data mengenai produk susu rendah lemak tampaknya berbeda-beda, tergantung apakah

Anda gemuk atau tidak. Pada penderita obesitas, semakin banyak susu rendah lemak yang dikonsumsi, semakin rendah risiko sindrom metabolik. Secara khusus, mereka yang mengkonsumsi lebih dari 35 porsi produk susu tersebut seminggu memiliki risiko jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari 10 porsi seminggu. Menariknya, hubungan ini tidak begitu kuat pada orang yang ramping.

Mengurangi lemak hewani


Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 42.000 orang, diet tinggi daging merah,

daging olahan, produk susu tinggi lemak, dan permen, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan diet sehat. Hal ini independen terhadap berat badan dan faktor-faktor lain.

Mengurangi konsumsi gula


Konsumsi gula saja tidak terkait dengan pengembangan diabetes tipe 2. Namun, setelah

disesuaikan dengan berat badan dan variabel lainnya, tampaknya ada hubungan antara minum minuman sarat gula dan pengembangan diabetes tipe 2. Wanita yang minum satu atau lebih minuman bergula sehari memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena diabetes daripada wanita yang minum satu per bulan atau kurang.

Berhenti merokok
Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan menyebabkan kanker paru-

paru tetapi juga terkait dengan perkembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari dapat meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat dari orang yang tidak merokok. Alasan tepatnya untuk hal ini belum diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok secara langsung menurunkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin. Selain itu, ada juga hubungan antara merokok dan distribusi lemak tubuh. Merokok cenderung mendorong bentuk tubuh apel yang merupakan faktor risiko untuk diabetes.

Menghindari lemak trans

Hindari mengkonsumsi lemak trans (minyak sayur terhidrogenasi) yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji. Mereka telah menunjukkan berkontribusi pada penyakit jantung dan juga dapat menyebabkan diabetes tipe- 2.

Dukungan
Dapatkan teman, keluarga atau sekelompok orang untuk membantu Anda dalam

mencegah diabetes. Mereka dapat mendukung Anda dalam memempertahankan gaya hidup sehat baru Anda 4.2 Penyebab Diabetes Kencing manis (diabetes mellitus) adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya diangkut menuju selsel tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam aliran darah, bahkan ikut terbuang dalam air seni. Pengaturan gula darah oleh tubuh dilakukan dengan bantuan hormon insulin yang berasal dari pankreas. Diabetes terdiri dari dua jenis: Tipe 1: Diabetes karena tubuh tidak memproduksi insulin sehingga penderita harus disuntik insulin setiap hari untuk mengendalikan kadar gula darah. Diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja dan perkembangannya berlangsung cepat. Tipe 2: Pada diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan dan beberapa kasus kehamilan serta baru berjangkit pada usia di atas 40 tahun. Kadar gula darah tinggi secara lambat laun akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang mengakibatkan gangguan fungsi mata, ginjal dan saraf serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke dan impotensi. 4.3 Pengobatan Diabetes Dengan Bawang Putih Sebagai obat diabetes, bawang putih biasa dikonsumsi setiap hari sesudah makan. Pagi, siang dan malam masing-masing dua atau tiga siung sekali makan.

Dari pengalaman, mereka yang bobot badannya di bawah 60 kg dianjurkan menggunakan dosis dua siung bawang atau setara dengan tujuh gram sekali makan. Sedang bagi mereka yang berbobot lebih dari 60 kg dengan dosis tiga siung bawang atau setara dengan sepuluh gram. Senyawa yang ada pada bawang putih adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam

alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah. Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakitpenyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru. Cara penggunaannya bisa dibuat sambal kecap dengan diiris-iris bersama bawang merah dan cabe untuk teman makan nasi. Bisa juga dimemarkan kemudian diseduh dengan air panas sebanyak setengah gelas dan selanjutnya diblender atau dijus. Cara lain lagi adalah bawang diparut, kemudian diseduh air panas lalu diminum setelah hangat berikut ampas-ampasnya. 4.4 Keberhasilan Pengobatan Dengan Bawang Putih Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL { milligrams/deciliter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l { millimoles/liter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl. Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl. Setelah melakukan pengobatan menggunakan bawang putih sebanyak dua siung dengan rutin selama tiga minggu kadar gula darah yang tadinya tinggi mencapai 210 mg/dL menjadi 120 mg/dL, berkurang sekitar 4 mg/dL setiap harinya dalam tiga minggu. Pengkonsumsi akan merasakan badannya lebih segar dari sebelumnya karena bawang putih menurunkan kadar gula dalam darah secara perlahan, sehingga pengkonsumsi tidak akan merasa kaget dan lemas karena sudah terjadi penyesuaian dengan kondisi fisik pengkonsumsi.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan empat hal: 1. untuk mencegah datangnya diabetes menjadi parah yang dibutuhkan hanyalah pola hidup yang sehat dan makan makanan yang bergizi. 2. Penyebab diabetes ialah faktor genetis selain itu pola hidup tidak sehat, yang menyebabkan hormon insulin tidak bekerja dengan baik 3. Pengobatan dengan ramuan herbal bawang putih bisa mengontrol kadar gula dalam darah, asal dikonsumsi dengan rutin, dan di sertai pemeriksaan kadar gula dalam darah untuk menyesuaikan pengkonsumsian bawang putih. 4. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan bawang putih sangat akurat untuk menurunkan kadar gula dalam darah. 5.2 Saran Untuk terhindar dari diabetes sejak dini harus menerapkan pola hidup yang sehat, selalu mengkonsumsi makanan yang sehat, serta mengurangi jumlah pengkonsumsian gula. Jika sudah mengidap diabetes jagalah pola makan, dan lakukan pengobatan secara rutin, seperti yang telah di sebutkan dalam makalah ini. Jagalah kesehatan agar menjadi manusia yang sehat, dan terhindar dari segala macam penyakit.

Daftar Pustaka
Aji, Wisnu. 2008. Info Penyakit (http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetesmellitus-dm.html, diakses 5 september 2011). Dirdjo, Sastro. 2000. Kandungan dan Khasiat Bawang Putih

(http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/kandungan-dan-khasiat-bawang-putih/, diakses 4 September 2011). Mary Moor. 1997. Cara Pengobatan Diabetes. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Miranda. 2009. Obat dan Penyakit. (http://id.shvoong.com/medicine-and-

health/genetics/2093774-contoh-makalah-kesehatan-diabetes militus/#ixzz1XBbsCUDX, diakses 11 September 2011). Moore, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates. Negara, Rengga Arta. 2011. Menurunkan Kadar Gula Darah

(http://victorwelding.blogspot.com/2011/04/menurunkan-kadar-gula-darah.html, diakses 5 September 2011) Pediatric. 1988. Diabetes Melitus. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Simon. 2007. Simtoma hiperglisemia. Jakarta: Gramedia. Smeltzer. 2002. Hipoglisemik Oral. Bandung: Rajawali Pustakawan. Susanto. 2009. Klasifikasi Bawang Putih

(http://pustakaalbayaty.wordpress.com/2009/10/11/herbal-bagi-diabetes/, diakses 11 september 2011). Tempo. 2003, 21 April. Herbal Untuk Diabetes. Hlm 3. Wikipedia. 2008. Diabetes Melitus. (http://id.wikipedia.org/wiki/ Diabetes_ mellitus, diakses 11 September 2011)

Anda mungkin juga menyukai