Anda di halaman 1dari 6

Tawakkal Cabang Termulia dari Iman

TAWAKKAL CABANG TERMULIA DARI IMAN


OLEH : H. MASOED ABIDIN

.
Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-bernar tawakkal, niscaya Ia (Allah) akan memberikan rezki seekor burung yang keluar terbang pad pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dalam iman ada beberapa cabang, dan tawakkal adalah merupakan cabang yang mulia dari cabangcabang iman yang berkedudukan tinggi dari tingkatantingkatan ar rabbaniyyin. Al Quran dan hadits-hadits An Nabawiyah yang mulia telah menerangkan dan menggambarkan dengan berbagai macam bentuk dan

Menempatkan Manusia pada Darjah Hamba Allah


idiom. Rasulullah SAW merupakan suri tauladan utama bagi mukminin sebagai seorang hamba yang bertawakkal kepada Rabbnya dengan sebenar-benar tawakkal. Tetapi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dengan masuknya beberapa hal

khurafat

yang

mencampur aduk tawakkal hingga mengakibatkan kesalah-pahaman yang dalam. Sedangkan kita sebagai seorang muslim yang taat dan beriman kepada Allah SWT tetap berpegang teguh kepada Al Quran dan sunnah-sunnah As Sholihah, dengan keduanya kita akan terhindar dari kebinasaan, selamat dari terjerumus ke dalam kesesatab, serta memohon petunjuk dari Allah kepada hal yang dicintai dan diridhai-Nya dan diberi dalam cahaya kehidupan, firman-Nya dalam Al Quran surat As Syura ayat 52. Tawakkal merupakan ibadah hati yang paling utama, dan akhlak iman yang paling mulia, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Al Ghazali : Ia (tawakkal) memiliki posisi penting dalam agama, dan merupakan maqam yang mulia di kalangan orang-orang yang beriman, bahkan merupakan derajat yang paling tinggi bagi orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibnu Al Qayyim juga

Tawakkal Cabang Termulia dari Iman


mengatakan, bahwa tawakkal adalah merupakan

sebagian dari agama dan sebagian yang lain adalah:

Inabah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Al


Quran surat Huud ayat 88. Seorang muslim yang taat dalam mengarungi samudra kehidupannya, sangat memerlukan tawakkal sebagai dayung untuk mengatur bahtera kehidupannya, khususnya dalam perkara rezeki. Pemikiran dan hati umat manusia telah disibukkan dengan permasalahan yang satu ini, sehingga seringkali membuat badan menjadi letih, terpuruk dalam khayal dan angan, lembur di malam hari dan keletihan di siang hari. Bahkan ada yang mengorbankan seluruh tenaga dan kehormatannya hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Itu semua karena ia memiliki obsesi bahwa rezeki itu berada di tangan seorang makhluk seperti dirinya, bila ia berkehendak ia dapat memberikan dan apabila ia berkehendak ia bisa mencegahnya pula. Kehidupannya, anak dan istrinya berada di tangannya, dan menurut kaca mata atau pandangan peribadinya dialah penentu dalam kehidupan dan kematian sebagaimana yang telah dikatakan oleh raja Namrud dalam berargumentasi menghadapi Kholilullah Nabi Ibrahim

Menempatkan Manusia pada Darjah Hamba Allah


a.s. seperti yang telah diceritakan dalam Al Quran. Di dalam Al Quran ada sembilan ayat yang menunjukkan perintah Allah kepada Rasulullah SAW untuk bertawakkal, empat diantaranya diturunkan di Mekah yaitu:
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi, dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusanurusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS. Huud: 123) Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya. (QS. Al Furqan: 58) Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. Asy Syuaraa: 17) Sebab itu bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata. (QS. An Naml: 79)

Sedangkan lima yang lain diturunkan di Madinah, yaitu firman Allah:


.Kemudian apabila kamu telah membualatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159)

Tawakkal Cabang Termulia dari Iman


Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka beroalinglah kamu dari mereka, dan bertawakkallah kepada Allah, cukuplah Allah menjadi pelindung. (QS. An Nisaa : 81) Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Anfaal : 61) Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (QS. Al Ahzab: 3) Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebgai pelindung. (QS. Al Ahzab: 48)

Dan juga ada ayat perintah tawakkal untuk Rasulullah SAW yang kesepuluh tetapi dengan sighah yang berbeda, yaitu firman Allah dalam surat Al Muzammil ayat 6. Dan banyak ayat lain yang memerintahkan Rasulullah SAW untuk menyampaikan perintah tawakkal kepada Allah SWT untuk seluruh umat. Dan perintah Allah kepada seluruh umat untuk bertawakkal kepada-Nya melalaui lisan para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Sesuatu yang kita maklumi, bahwa segala perintah yang ditujukan

Menempatkan Manusia pada Darjah Hamba Allah


(dikhitabkan) kepada Rasulullah sesungguhnya juga tertuju kepada seluruh mukallaf dari umatnya SAW. Jadi perintah kepada Rasulullah SAW untuk bertawakkal juga adalah perintah untuk seluruh umat mukminin secara kaaffah. Al Quran telah menegaskan kepada kita bahwa tawakkal merupakan akhlak seluruh rasul, maulai dari nabi Nuh a.s. hingga nabi Muhammad SAW. Salah satu fadhilah tawakkal yang ada dalam Al Quran, adalah firman Allah dalam surah Al Maidah ayat 23 yang menunjukkan sebagai bahwa Allah telah iman, menjadikan tawakkal syarat dari

apabila hilang tawakkal maka hilanglah iman.

Wallahu Alam.

Anda mungkin juga menyukai