Anda di halaman 1dari 7

Contoh kasus 1.

PT Merak bergerak dibidang textil, dan memiliki data sebagai berikut: Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 30.000 unit mesin Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 80.000/unit Perinciaan masing-masing biaya adalah: 1. Biaya tetap (fixed cost) o Overhead pabrik Rp. 70.000.000 o Biaya distribusi Rp. 85.000.000 o Biaya administrasi dan umum Rp. 55.000.000 Total biaya tetap Rp. 210.000.000 2. Biaya variabel (variabel cost) o o o o o Biaya bahan langsung Biaya tenaga kerja langsung Overhead pabrik Biaya distribusi Biaya administrasi&umum Total biaya variabel Rp. 100.000.000 Rp. 135.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 70.000.000 Rp. 45.000.000 Rp.390.000.000

Diminta: Berapa BEP dalam unit dan rupiah ? Jawab: Kapasitas produksi 30.000 unit Harga jual perunit Rp. 80.000 Total penjualan 30.000 unit x Rp. 80.000= Rp. 2.400.000.000 Biaya tetap unit= Rp. 210.000.000 = Rp. 2.625/unit Rp. 80.000 Biaya variabel unit= Rp. 390.000.000 = Rp. 4.875/unit Rp. 80.000 Ringkasan budget rugi laba sebagai berikut : Total penjualan 30.000 unit x Rp. 80.000 Total biaya variabel Marginal income Total biaya tetap Laba Untuk mencari BEP dalam unit sebagagai berikut: Rp. 2.400.000.000 Rp. 390.000.000

Rp. 2.010.000.000 Rp. 210.000.000

Rp. 1.800.000.000

BEP (unit) =

Rp. 210.000.000 Rp. 80.000 Rp. 4.875

= Rp. 2.795 unit Mencari BEP dalam rupiah sebagai berikut : BEP (rupiah) = unit BEP x harga jual/unit BEP = 2.795 unit x Rp. 80.000= Rp. 223.600.000

2. Pak Tio ingin membuka usaha Bika Padang. Adapun bahan untuk membuat satu loyang bika adalah sebagai berikut: - Tepung beras - Santan - Tape : 100 gr : 50 ml : 50 gr

- Bahan-bahan lain : 10 gr 1. Karena usaha ini baru dimulai maka pak Tio sebagai pemilik merangkap koki yang memasak. Untuk memanggang kue pak Tio menggunakan oven kompor gas. Sebutkan komponen biaya produksi kue Bika Padang! 2. Sebutkan biaya produksi kue Bika Padang yg tergolong biaya variabel dan yang tergolong biaya tetap. Analisis biaya-volume-laba Analisis ini diperlukan untuk memulai sebuah usaha agar usaha tidak merugi. Pengusaha harus menganalisis biaya-biaya apa saja yang terkait dengan pembuatan produk, kemudian menentukan berapa volume penjualan yg harus diraih agar memperoleh laba yang diharapkan.

Rumus Asumsi:

- TFC = Total Biaya Tetap - V - P - Q = Biaya Variabel / unit = Harga Jual / unit = Kuantitas Terjual

- EBT = Laba sebelum pajak - EAT = Laba setelah pajak - T = Pajak

Rumus 1Rumus Titik Impas (Break Even Point)

TFC Q = -------------P - V Contoh: Diketahui biaya variabel/unit untuk membuat bika padang adalah Rp 1.500, total biaya tetap adalah Rp 500.000 Harga sebuah bika dipasaran adalah: Rp 2500. Berapa buah bika yang harus dijual oleh pak Tio agar pulang pokok?

Jawab Diketahui: P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp 500.000

Rp 500.000 Q = --------------------------- = 500 buah Rp 2.500 Rp 1.500 Total penjualan = 500 x Rp 2500 = Rp 1.250.000 Rumus 2 Rumus dg target laba sebelum pajak: TFC + EBT Q = ---------------------P Contoh: Diketahui biaya variabel/unit untuk membuat bika padang adalah Rp 1.500, total biaya tetap adalah Rp 500.000 Harga sebuah bika dipasaran adalah: Rp 2500. Berapa buah bika yang harus dijual oleh pak Tio agar memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 300.000? Jawab Diketahui: P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp 500.000; = Rp 300.000 V

Rp 500.000 + Rp 300.000 Q = --------------------------- -------- = 800 buah Rp 2.500 Rp 1.500

Total penjualan = 800 x Rp 2500 = Rp 2.000.000 Rumus 3

Rumus dengan target laba setelah pajak Apabila kita ingin menghitung tingkat penjualan yang harus diraih dengan target laba setelah pajak, yg harus dilakukan adalah: 1. Konversi besaran laba setelah pajak (earning after tax (EAT)) menjadi besaran laba sebelum pajak (EBT) . Rumus yg digunakan: EAT = (1 T) EBT 2. Setelah besar EBT diketahui langsung masukkan ke rumus dg target laba sebelum pajak: TFC + EBT Q = ---------------------P V

Contoh Diketahui biaya variabel/unit untuk membuat bika padang adalah Rp 1.500, total biaya tetap adalah Rp 500.000 Harga sebuah bika dipasaran adalah: Rp 2500. Berapa buah bika yang harus dijual oleh pak Tio agar memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp360.000 (asumsi: tarif pajak = 10%)? Jawab Diketahui: P = Rp 2.500; V = Rp 1.500; TFC = Rp 500.000; EAT = Rp 360.000. EAT EBT Rp 360.000 = ( 1 10%) EBT EBT 360.000 / 90% EBT = Rp 400.000 = Rp = (1 T)

Rp 500.000 + Rp 400.000 Q = --------------------------- -------- = 900 buah Rp 2.500 Rp 1.500

Total penjualan = 900 x Rp 2500 = Rp 2.250.000

Contoh kasus analisis titik impas Manajemen keuangan II

Disusun oleh: ERIS AGUSTIN (10.642.0021)

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO 2012

Anda mungkin juga menyukai