Anda di halaman 1dari 2

Fact Sheet Horizontal Learning Peraturan Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) untuk keberlanjutan layanan

AMPL di Kabupaten Bima


Latar Belakang: Hasil evaluasi terhadap keberlanjutan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) serta analisis hasil temuan di lapangan menyimpulkan perlunya sebuah regulasi di bidang AMPL yang pro terhadap pendekatan berbasis masyarakat di Kabupaten Bima. Deskripsi: Peraturan Daerah (Perda) AMPL Kabupaten Bima utamanya
berbicara mengenai pengelolaan pembangunan AMPL yang: menempatkan masyarakat sebagai peran utama; menjadikan pembangunan AMPL berkelanjutan; dan menegaskan pentingnya pengelolaan pasca-pembangunan. Penyusunan Peraturan Daerah dilakukan melalui serangkaian pertemuan koordinasi dan konsultasi. 1. Pembahasan berbagai isu dan permasalahan berdasarkan kajian evaluasi, penyepakatan akan perlunya regulasi bidang AMPL, serta pembentukan tim penyusun materi Perda.

2. Pendeskripsian latar belakang dan rasional penyusunan Perda serta 1 Lokakarya stakeholders
uraian mengenai substansi materi yang ditelaah oleh berbagai pihak. Konsultasi dan Koordinasi dengan Bagian Hukum setda : Dilakukan untuk mendapatkan masukan mengenai proses penyiapan Perda dan materi substansi yang akan diusulkan. Input yang diperoleh dari bagian Hukum setda dan umpan balik dari naskah akademis dikembangkan menjadi rancangan perda yang selanjutnya dibahas melalui forum lokakarya yang dihadiri unsur Pokja, SKPD terkait, Perguruan Tinggi, LSM serta tokoh masyarakat.

2 Penyusunan Draft Ranperda dan naskah akademis 3 Lokakarya (Penyempurnaan


draft Rancangan Perda Ranperda)

3. Masukan dari lokakarya dijadikan dasar bagi penyempurnaan draft


Raperda bersama bagian hukum setda

4 Uji Publik Ranperda

4. Draf Ranperda yang disempurnakan melalui lokakarya, sebelum


dilanjutkan ke DPRD dimatangkan dalam forum uji publik yang dihasiri unsur Pokja, LSM terkait, Perguruan Tinggi, Pers, tokoh masyarakat, perwakilan Kelompok Pengelola sarana AMPL (KPP), perwakilan camat dan kepala desa

5 Pengajuan Ranperda ke
legislatif

5. Bagian Hukum Setda mengajukan Ranperda ke DPRD , untuk dibahas 6 Rapat Paripurna I DPRD
(Penjelasan Umum Bupati) dalam sidang paripurna, rapat fraksi maupun rapat rapat pansus sehingga menjadi Perda nomor 6 Tahun 2011 6. Bupati menyampaikan penjelasan umum atas pengajuan Rancangan Perda dalam Rapat Paripurna I 7. Dalam rapat Paripurna II : Fraksi- fraksi DPRD memberikan pandangan umum terhadap pengajuan Ranperda oleh eksekutif 8. Bupati menyampaikan jawaban atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD, sekaligus pimpinan DPRD membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk membahas Ranperda 9. Panitia Khusus (Pansus) membahas Ranperda secara detail, yang dihadiri oleh eksekutif : Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Dikpora, BLH, BPMDes (Pokja AMPL BM)

7 Rapat Paripurna II DPRD


(PU Fraksi)

8 Rapat Paripurna III DPRD


(Jawaban Bupati atas PU Fraksi dan Pembentukan Pansus )

Rapat Pansus

Rapat Paripurna IV DPRD 1 (Penetapan Pokja AMPL Perda 1 0 Konsultasi Bima)AMPL Lanjutan Rapat Pansus Kab. Nasional dan Studi Komparatif 1 2

Pembelajaran: Kesamaan dalam pemahaman dan persepsi yang sama dari pemangku kepentingan akan pentingan pembangunan AMPL yang berkelanjutan Koordinasi antar pemangku kepentingan yang baik Advokasi terhadap DPRD untuk dukungan penyusunan Perda

Tantangan: Penyusunan peraturan turunan dari Perda : Perbup, Perdes Sosialisasi peraturan di seluruh tingkatan pemerintahan Implementasi kaidah Perda terutama norma yang terkait perubahan prilaku masyrakat, dan penerapan sanksi hukum (kurungan)

Kontak person : Amar Maruf, SH; Telp./Fax. 0374 43773; HP. 082145941292; Email; amarmarufbima@yahoo.com Indikator: Keterlibatan berbagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam penyusunan Perda. Dukungan DPRD untuk proses legislasi Pengesahan Peraturan Daerah bidang AMPL yang pro-berbasis masyarakat

Anda mungkin juga menyukai