Anda di halaman 1dari 7

Immune reconstitution inflamantory syndrome in HIV patients

DEFINISI Tidak ada gold standar untuk definisi IRIS. Dikarenakan dibutuhkan percobaan tentang IRIS dengan jumlah peserta yang banyak. Terdapat kriteria mayor dan minor yang biasa digunakan dalam mendefinisikan IRIS. IRIS merupakan respon inflamasi setelah pemberian terapi ART atau setalah kadar CD4 meningkat. Keadaan ini biasa di rangsang oleh beberapa keadaan : Inisiasi atau reinisiasi ARV terapi Penggantian regimen ARV

Gejala timbul biasanya 4-8 minggu setelah memulai pengobatan ARV, kadang juga beberapa minggu sudah timbul gejala. Walaupun disini IRIS banyak ditemukan pada pasien HIV yang mengalami perbaikan CD4, ternyata CD4 tidak terdapat hubungan dari timbulnya sindrom ini.

Epidemiologi Data epidemiologi IRIS bervariasi dan tergantung luasnya insiden dan tipe infeksi yang terjadi setelah inisiasi terapi ART. Di US berdasarkan study retrospective melaporkan IRIS sebanyak 63 % pada pasien HIV yang mempunyai inactive CMV retinitis dan 30 % sampai 34% pasien dengan inactive cryptococus. Angka yang sama juga ditemukan secara retrospektif 30 dan 31 % pada pasien HIV dengan mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium avium complex Similar rates have been found retrospectively in 30% and 31% of HIV-infected patients with Mycobacterium tuberculosis and M. avium complex (MAC), respectively.

Faktor resiko Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi perkembangan dari IRIS telah di teliti.

Patogenesis Secara luas patogenesis IRIS masih berupa spekulasi. Meskipun salah satu aspek yang serng ditemukan pada kasus IRIS adalah peningkatan secara signifikan CD4 setelah inisiasi pengobatan ARV pada pasien yang mempunyai kadar CD4 yang rendah sebelum mengawali terapi ART. Patogenesis respon inflamasi ini mungkin tidak berhubungan dengan kenaikan kadar CD4. Malahan pasien yang berkembang menjadi IRIS mungkin sebelumnya mempunyai gangguan profile sel T-regulasi dan proinflamasi dan respon regulator, seperti

ketidakseimbangan sitokin yang mungkin berkontribusi secara signifikan dari onset sindrome ini. Patofisiologi sindrom ini dipercaya kombinasi dari beberapa faktor, termasuk perbaikan jumlah dan fungsi sel imun, redistribusi limfositosis, kelainan fungsi regulasi, perubahan sel Th, antigen yang mendasari, dan genetik dari host. Imunopatologi dari IRIS ditentukan oleh timbulnya patogen. IRIs biasa berhubungan dengan respon CD4 Th1, namun Cd4 dan CD8 Tsell juga ikut dalam patogenesis. Sindrom ini kelihatan dari ketidakseimbangan pemulihan dan regulasi Tsel pada pasien yang

menerima ART. Dua tipe Tsel yang bermain penting dalam patogenisi ini adalah proinflamasi Th17 dan Tsel regulator (Treg). Treg sel aktif untuk menjada keseimbangan fisiologi dan hemeostasis T sel. Menjaga kerusakan dari respon inflamasi yang berlebihan. Biomarker dari sel-sel inflamasi telah di teliti guna untuk membantu diagnosis dari IRIS. Bebrepa biomarker antara lain

Kapan memutuskan mengawali pengobatan ART pada pasien yang mengalami infeksi opertunistik. Tidak ada konsesus khusus yang membahas waktu yang optimal untuk memulai terapi ART pada pasien yang baru terdiagnosis infeksi opertunistik. Pada beberapa kasus perbedaan waktu optimal untuk memulai terapi pada pasien masih kompleks dan mungkin membutuhkan konsultasi dengan ahli HIV yang berpengalaman. Peningkatan waktu antara pengobatan yang diketahui TB dan MAC dan mengawali teapi ARV dengan waktu 60 hari menunjukkan penurunan insidensi IRIS pada penyakit ini.

Meskipun sudah ditemukan waktu jarak mengawali pengobatan yang optimal, tetapi manfaat mengawali terapi ART pada TB aktif lebih besar manfaatnya daripada morbiditi yang berhubungan dengan TB-IRIS. Presentasi dan diagnosis Meskipun belum terdapat definis secara pasti dari IRIs, namun terdatat beberapa tanda klinis dari sindrom ini yang telah ditegakkan. Antara lain panas dan atau tersamar atau memburuknya sampai ringan gejala kambuhnya penyakit sebelumnya. Jika patogen atau konsisi yang memprovokasi respon inflamasi sebelum terdiagnosis sebelumnya respon IRIS dinamakan UNMASKING. Jika merupakan eksaserbasi atau kambuhnya gejala dari penyakit sebelumnya atau yang masih dalam pengobatan dinamakan PARADOXICAL WORSENING

Pencegahan komplikasi dari IRIS

Karena data yang telah tersedia, dibutuhkan kebijaksanaan dalam memulai pemberian terapi ART sebelum imunodefisiensi yang parah dan setelah pengobatan infeksi opertunistik. Evaluasi yang menyeluruh untuk mengidentifikasi infeksi opertunistik sebelum memulai terapi ART untuk mencegah timbulnya UNMASKING. Jika didapatkan infeksi opertunistik perlu dipertimbangkan keseimangan antara manfaat menunda ART dan resiko yang ditimbulkan dari menunda ART. Pada kasus HIV-TB WHO merekomendasikan untuk memulai terapi ART sesegera setelah terapi Tb telah tertoleransi baik oleh pasien. Secara ideal segera 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu.

Manajemen pengobatan.

Setiap kali diduga terkena IRIS, harus difokuskan pada diagnosis dan pengobatan infeksi opertunistik secara tepat, baik sebelumnya sudah diketaui atau UNMASKING IRIS. Jika IRIS tidak sampai parah, terapi simptomatik biasa sudah cukup. Pengobatan pada IRIS yang ringan Ketika gejala minor IRIS didapatkan , seorang dokter dapat menyakinkan pasien jika gejala tersebut merupakan efek dari penyembuhan dari penyakit HIV. Penambahan terapi selain dari terapi opertunistik dapat diberikan terapi untuk mengurangi respons inflamasi dari IRIS : NSAID dapat digunakan untuk kasus inflamasi sedang atau panas yang menyebabkan pasien tidak nyaman. Drainase abses Pengambilan limfonodi yang mengalami inflamasi Inhalasi steroid dapat mengurangi inflamasi dalam paru.

Pengobatan pada IRIS yang parah IRIS yang parah mungkin menyerang dari status fungsional dan mungkin menyebabkan disabiliti yang permanen.contohnya penurunan kapasitas paru dari TB atau MAC, komplikasi neurologis dari cryptococcus atau retinitis. Kortikosteroid mampu menyupresi respon inflamasi secara umum yang dapat digunakan pada kasus IRIS yang parah. 8 pasien dengan TB-IRIS parah yang mendapat terapi 10-80mg prednison sekali sehari, semua pasien membaik, rata-rata waktu perbaikan adalah 3 hari. Pada 9 pasien dengan MAC-IRIS, 8 merespon pengobatan prednisone. Tidak ada penurunan penglihatan dari CMV

percobaan tentang batas dosis rekomendasi penggunaan

kortikosteroid, tetapi para ahli

menyarankan 1-2mg/kg prednisone selama 1-2 minggu setelag itu di tappering . Resiko pemakaian kortikosteroid harus dipertimbangkan baik segi manfaat dan juga resiko. Karena dilihat tingginya prevalensi DM, hipertensi dan ganngguan mental pada pasien-pasien HIV. Resiko penggunaan kortikosteroid antara lain : Hiperglikemia Hipertensi Perubahan status mental Perburukan dari infeksi yang sudah ada Prediposisi untuk infeksi yang baru

Anda mungkin juga menyukai