Anda di halaman 1dari 13

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini di pasaran banyak beredar berbagai macam produk pemutih kulit berupa cream, lotion, dan lain-lain. Berbagai macam produk kosmetika whitening/pemutih kulit tersebut seringkali terdiri dari bahan yang berasal dari bahan sintetis yang bahan aktifnya mengandung logam berat seperti logam merkuri (Hg) yang berbahaya bagi kulit karena dapat menyebabkan kanker kulit. Sedangkan sediaan zat aktif AHA alami belum ada, sehingga masih import dan harganya relatif mahal (http://118.97.104.179/perpusBBIA/detail_buku.php). Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang isolasi dan analisis kandungan AHA alami yang berasal dari tanaman, seperti dalam jeruk nipis, bengkuang, mentimun dan lain-lain. Dan beberapa di antaranya sudah digunakan oleh industri kosmetika. Walaupun demikian, masih banyak sumber zat aktif AHA alami lainnya, seperti belimbing wuluh, asam jawa dan lain-lain yang belum dimanfaatkan (http://118.97.104.179/perpusBBIA/detail_buku.php). Belimbing wuluh ternyata banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan, di antaranya adalah manfaat belimbing wuluh untuk kecantikan. Tanaman ini memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat (Anonim, 2001). Fraksi air daun belimbing wuluh terbukti sebagai antiinflamasi (Effendi, 1998). Oksigen aktif dan radikal bebas berhubungan dengan beberapa kasus secara fisiologi dan patologis seperti peradangan, kekebalan, penuaan, mutagenik dan karsinogenik (Rohdiana, 2001). Proses peradangan diperantarai oleh sintesis prostaglandin yang dikatalisasi oleh siklooksigenase. Zat antara pada proses sintesis ini adalah terbentuknya radikal bebas (Lautan, 1997). B. PERUMUSAN MASALAH Sekarang ini banyak produk kosmetika whitening yang mengandung bahan kimia sintetis dan bahkan terkadang ditemukan kandungan senyawa hydroquinone dan logam merkuri (Hg) yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan dapat menimbulkan penyakit kanker. Sedangkan sediaan bahan zat aktif AHA alami masih dilakukan secara impor dan harganya relatif mahal. Saat ini ditemukan potensi kandungan AHA (alfa hidroksi karboksilat) dalam tanaman herbal seperti belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) yang harganya relatif murah dan belum banyak

dikembangkan. Dari hal tersebut dirumuskan masalah, bagaimana kestabilan kandungan AHA ekstrak belimbing wuluh terhadap uji penyimpanan? C. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan alfa hidroksi karboksilat (AHA) alami yang didapat dari kandungan dalam buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) yang masih jarang dimanfaatkan sebagai whitening dan untuk mengetahui stabilitasnya dalam penyimpanan. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diperolehnya teknologi ekstraksi dan penyimpanan alfa hidroksi karboksilat (AHA) dalam buah belimbing wuluh sebagai whitening alami untuk perawatan kulit yang stabil dan aman dalam penggunaannya. E. KEGUNAAN Hasil penelitian uji stabilitas penyimpanan ekstrak bahan aktif alfa hidroksi karboksilat (AHA) dari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai aktifitas penyimpanan AHA terhadap kestabilan kandungannya dan alternatif bahan kimiawi sintetis kosmetika dalam produk whitening. F. TINJAUAN PUSTAKA Perawatan yang aman dan efektif dapat memerlukan waktu untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ada perawatan kulit yang cepat dan hasil efektif, tetapi belum tentu dapat memberikan hasil yang aman. Lebih baik melakukan perawatan dengan hasil yang aman dan efektif daripada cepat dan keamanannya diragukan. Sering kali kita mendengar wanita menginginkan kulitnya menjadi lebih putih dan bersih, halus dan tidak berkerut, relatif bebas flek dan tidak berjerawat. Perkembangan teknologi sekarang memungkinkan kita merawat kulit menjadi relatif lebih baik secara aman (http://www.danes.co.id/artikel5c.html). Perawatan kesehatan kulit dapat dilakukan dari dalam dan luar tubuh. Pemeliharaan dari dalam tubuh dapat dilakukan dengan memberikan nutrisi (vitamin antioksidan yang mengandung vitamin A, C, dan E) yang diperoleh melalui makanan melalui pembuluh darah. Tubuh memerlukan makanan berimbang untuk menjaga kesehatan kulit. Di samping itu kulit juga membutuhkan perhatian dan perawatan dari luar tubuh, seperti dibersihkan dari kotoran, diberikan proteksi dari lingkungan

sekitar seperti sinar UV, matahari, polusi, radikal bebas, dan menjaga kelembaban serta keremajaan kulit. Pengelupasan kulit membuat kulit menjadi lebih cerah, cara pengelupasan yang sering digunakan saat ini adalah pengelupasan kimiawi dengan menggunakan asam laktat, asam glikolat, asam askorbat, asam malat yang biasanya terdapat dalam bahan kosmetika. Senyawa-senyawa kimiawi tersebut biasanya terdapat dalam bentuk kompleks dalam tanaman dan termasuk senyawa asam alfa hidroksi atau alfa hidroksi karboksilat (alpha hydroxy acid/AHA). AHA tersebut banyak terdapat dalam buah-buahan dan digunakan sebagai pencerah kulit (Hutajulu T.F, dkk, 2009). AHA (Alpha Hydroxy Acid) diperkenalkan pertama kali pada awal 95an. AHA banyak dimanfaatkan oleh industri kosmetik. AHA (alpha hidroxy acid) atau kelompok fruit acid umumnya ditemukan pada bahan alami seperti buahbuahan, sari tebu dan susu. Sejauh ini dikenal lima jenis AHA yaitu asam glikolat, asam laktat, asam sitrat, malic dan tartaric. Menurut penelitian, asam glikolat disinyalir sebagai jenis AHA yang paling unggul karena mempunyai kemampuan terbaik dalam hal meluruhkan lapisan kulit sehingga memungkinkan terjadinya penyerapan lebih baik bagi bahan perawatan kulit lain seperti pelembab (http://amaracantik.blogspot.com/2012/02/apa-itu-zat-aha-anti-penuaan.html). Indonesia kaya akan sumber alami untuk sediaan bahan kosmetika terutama yang mengandung zat aktif alfa hidroksi karbolsilat (AHA), seperti asam laktat, asam malat, asam glikolat, asam sitrat, asam tartrat yang berfungsi sebagai whitening alami untuk skin care. Zat aktif alami tersebut banyak terdapat dan diperoleh dari berbagai jenis tanaman yang dapat berupa akar, biji, daun, batang, bunga, maupun buah, seperti lidah buaya, bengkuang, mentimun, alpukat, belimbing wuluh, dan lain-lain. Kandungan senyawa kimia dari tanaman yang terpenting adalah kandungan zat aktif, antara lain yang dapat berfungsi untuk perawatan kulit seperti pelembab, peremajaan kulit, pemutih kulit, antioksidan, dan lain-lain (Hutajulu T.F, dkk, 2009). Beberapa peneliti, telah mencoba menggali potensi tanaman dari daerah di Indonesia sebagai sumber bahan aktif dalam sediaan kosmetika untuk perawatan kulit, seperti sari pati bengkuang yang mengandung senyawaan kalsium dan fosfor, asam sitrat dari jeruk nipis dalam produk cream dan asam jawa yang berkhasiat

sebagai pemutih kulit (whitening) serta lidah buaya yang mengandung aloe yang bersifat melembabkan kulit (moisturizer). Bahkan beberapa industri kosmetika ada yang sudah menggunakan ekstrak dari bahan-bahan zat aktif alami tersebut sebagai pengembangan produk kosmetik (Annonymus, 2007). Belimbing wuluh adalah salah satu tanaman sumber alfa hidroksi karboksolat (AHA) yang mempunyai rasa asam dan merupakan tanaman multiguna. Buah belimbing juga dapat digunakan untuk menghaluskan kulit. Penggunaan bahan aktif alami dari tanaman yang mempunyai sifat perawatan kulit dianggap lebih aman, dibandingkan dengan bahan sintetis yang dapat membahayakan kesehatan karena mengandung logam berat (Annonymus, 2006). Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah penggunan bahan obat/bahan kimia sintetis yang dapat mengakibatkan pengelupasan kulit yang mengakibatkan kulit memerah dan sangat sensitif terhadap sinar matahari. Salah satu bahan sintetis yang banyak digunakan pada pertengahan 80-an, adalah asam tretionin unuk mengatasi masalah jerawat. Asam tretionin bisa memberikan hasil yang baik untuk perawatan kulit yang berjerawat, namun penggunaannya perlu di bawah pengawasan dokter (http://www.danes.co.id/artikel5c.html). Asam tretionin adalah bahan yang termasuk kategori : photo sensitif yaitu bila penggunaan bahan tersebut pada pagi hari tanpa menggunakan pelindung kulit (tabir surya), maka dapat

menambah kemungkinan kulit terkena efek samping baru seperti : fleknya menjadi bertambah, rasa terbakar pedih dan lebih besar kemungkinan terkena kanker kulit (Berneburg M, 2004). Sebenarnya, di Indonesia banyak tumbuh tanaman yang mempunyai potensi sumber bahan aktif alfa hidroksi karboksilat (AHA) yang belum banyak digali dan belum maksimal dikembangkan. Berdasarkan banyaknya potensi akan sumber bahan aktif AHA untuk perawatan kulit yang ada di Indonesia, maka dilakukan ekstraksi bahan aktif AHA dari belimbing wuluh. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berbuah tidak musiman, sehingga selalu tersedia dalam jumlah banyak. Selain itu hingga saat ini pemanfaatannya untuk sediaan kosmetika di dalam negeri belum ada. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan bahan aktif dalam negeri untuk industri kecil, menengah maupun besar, maka dilakukan

penelitian proses ekstraksi bahan aktif AHA dalam belimbing wuluh (Hutajulu T.F, dkk, 2009). G. METODE PELAKSANAAN Penelitian ini dilakukan percobaan sebagai berikut. Pada tahap pertama, dilakukan ekstraksi senyawa AHA dari buah belimbing wuluh (3 perlakuan bahan yaitu daging buah, buah utuh, dan kulit buah) menggunakan pengekstrak alkohol (10%, 30%, 50%, dan 95%) dan air. Kemudian untuk uji keefektifan dan kestabilan zat aktif AHA dalam produk maka dilakukan analisis terhadap penyimpanan di tempat tertentu selama satu bulan penyimpanan serta diamati kandungan AHA dalam produk sebelum dan sesudah penyimpanan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), etanol (10%, 30%, 50%, 95%), air suling/aquades, bahan kemasan (wadah kosmetik plastik, wadah kosmetik kaca, kantong plastik). Peralatan yang digunakan antara lain adalah : food processor, freeze dryer, spektrofotometer, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Gas Chromatography-Mass Spectra (GC-MS). Prosedur Kerja Belimbing wuluh yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci dengan air yang mengalir kemudian tiriskan. Belimbing wuluh dibuat tiga perlakuan yaitu perlakuan A (buah utuh), perlakuan B (daging buah), perlakuan C (kulit buah). Setiap perlakuan itu diekstraksi dengan air, etanol (10%, 30%, 50%, 95%), kemudian disaring dan masing-masing dipekatkan dengan freeze dryer. Produk ekstrak kemudian diidentifikasi kandungan zat aktif AHA menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan kandungan mineral menggunakan Atomic Absorption Spectrocopy (AAS). Selanjutnya pada ekstrak AHA dilakukan uji stabilitas zat aktif AHA dengan melakukan aktifitas penyimpanan di tempat yang berbeda, yaitu di ruangan dengan udara terbuka dan penyimpanan dalam lemari es. Uji tersebut dilakukan selama satu bulan. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui efektifitas AHA selama penyimpanan. Uji stabilitas zat aktif AHA dalam ekstrak belimbing wuluh dilakukan terhadap produk sebelum dan sesudah penyimpanan. Parameter pengamatan meliputi spesifikasi produk dan analisis kandungan AHA dalam produk menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

6
Belimbing

Pencucian Pemisahan

Buah utuh

Daging buah

Kulit
Ekstraksi Filtrasi Filtrat Penyimpanan

Ekstraksi Filtrasi Filtrat Penyimpanan

Ekstraksi Filtrasi Filtrat Penyimpanan

Ekstrak

Ekstrak

Ekstrak

Gambar 1. Diagram alir ekstraksi AHA dari buah belimbing wuluh H. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 No. Jenis Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan Program a. b. Persiapan perijinan Persiapan tempat

Bulan ke-3 1 2 3 4

Bulan ke-4 1 2 3 4

c. Persiapan perlengkapan 2. Pelaksanaan Program a. Penelitian b. Pengumpulan data c. Analisis data d. Pengolahan data Penyusunan Laporan

3.

I. RANCANGAN BIAYA Tabel 2. Rekapitulasi Biaya No. 1. 2. 3. 4. Keperluan Perjalanan Bahan Habis Pakai Peralatan Penunjang PKM Lain-lain Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Harga 1.500.000,00 745.000,00 2.905.000,00 7.350.000,00 12.500.000,00

Rincian Pengeluaran Tabel 2.1. Tabel Biaya Perjalanan No. Keperluan 1. Transportasi Jumlah 5 orang Jumlah Harga satuan Rp 300.000,00 Rp Rp Total harga 1.500.000,00 1.500.000,00

Tabel 2.2. Tabel Biaya Bahan Habis Pakai No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keperluan Ethanol Belimbing wuluh Bahan Kemasan Kertas HVS 70 gram Kertas A4 75 gram Tinta Jumlah 4 liter 5 kg 3 pcs 3 rim 3 rim 4 pcs Jumlah Harga satuan Rp 50.000,00 Rp 10.000,00 Rp 30.000,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 45.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total harga 200.000,00 50.000,00 90.000,00 105.000,00 120.000,00 180.000,00 745.000,00

Tabel 2.3. Tabel Biaya Peralatan Penunjang PKM No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keperluan Jumlah Peralatan masak (baskom, pengaduk, 1 set sendok, panci, dll) Food processor 1 set Printer 1 buah Alat tulis 5 set Peralatan laboratorium (sarung tangan, lap, 5 set beker glass, gelas ukur,dll) Flash disc 1 buah Jumlah Harga satuan Rp Rp Rp Rp Rp Rp 500.000,00 570.000,00 950.000,00 40.000,00 100.000,00 185.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total harga 500.000,00 570.000,00 950.000,00 200.000,00 500.000,00 185.000,00 2.905.000,00

Tabel 2.4. Tabel Biaya Lain-lain No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 7. 8. 9. Keperluan Pengumpulan informasi awal Penyusunan proposal Perijinan Dokumen Biaya Penelitian Analisis Data Penyusunan Laporan Kamera digital Cetak foto Periklanan dan publikasi (brosur,banner,dll) Jumlah 10 berkas 5 berkas 1 kali 5 berkas 5 kali 5 berkas 5 berkas 1 buah 150 buah 2 set Jumlah Harga satuan Rp 25.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Harga 250.000,00 200.000,00 700.000,00 200.000,00 2.500.000,00 300.000,00 300.000,00 2.000.000,00 300.000,00 600.000,00 7.350.000,00

Rp 40.000,00 Rp 350.000,00 Rp 40.000,00 Rp 500.000,00 Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000,00 Rp 300.000,00

J. DAFTAR PUSTAKA Annonymus. 2006. Multiguna Belimbing Wuluh. Suara Merdeka. Annonymus. 2007. Tumbuhan sebagai Bahan Kosmetik. Pikiran Rakyat. Annonymus. 2007. Belimbing Wuluh. Wikipedia Indonesia, 23 Februari 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/belimbing wuluh. Anonim. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1), jilid 2, hal. 37-38. Jakarta : Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Berneburg M, Plettenberg H, Medve-Knig K, Pfahlberg A, Gers-Barlag H, Gefeller O, Krutmann J. 2004. Introduction of the photoaging-associated motichondrial common deletion in vivo in normal human skin. J invest Dermatol 122 (5): 1277-83. Effendi. 1998. Uji Daya Antiinflamasi Fraksi Petroleum Eter, Etil Asetat, dan Fraksi Air Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus Putih. Skripsi, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. http://amaracantik.blogspot.com/2012/02/apa-itu-zat-aha-anti-penuaan.html http://www.danes.co.id/http://www.danes.co.id/artikel5c.html http://118.97.104.179/perpusBBIA/detail_buku.php?id=1077&PHPSESSID=1e37f6 5d7908ea797d3d601884c39dd9 Hutajulu, Tiurlan F., Evi Azizah dan Ade Suherman. 2009. Pemanfaatan Alfa Hidroksi Karboksilat (AHA) dari Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk Skin Care. Jurnal Riset Industri Vol. III, April 2009: 64- 74. Lautan, J.. 1997. Radikal Bebas pada Eritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia Kedokteran, (116), hal. 49-52. Rohdiana, D.. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh, Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), hal. 53-58.

10

K. LAMPIRAN Biodata Ketua Kelompok, Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing 1. Biodata Ketua Nama NIM TTL Fakultas/Jurusan/Prodi Semester Alamat Rumah : Hayati Anggraini : 4301411114 : Pekalongan, 16 Desember 1993 : MIPA/Kimia/Pendidikan Kimia :3 : Rumdin KPPN no.12, Jalan Binagriya Raya RT 03 RW 04, Kelurahan Tegalrejo, Pekalongan Contact Person Waktu pelaksanaan PKM : 085642756322 : 3 jam/minggu Ketua Kelompok,

Hayati Anggraini NIM 4301411114 2. Biodata Anggota Anggota Kelompok 1 Nama NIM TTL Fakultas/Jurusan/Prodi Semester Alamat Rumah : Mentari Nur R. : 4301411125 : Batang, 15 Mei 1993 : MIPA/Kimia/Pendidikan Kimia :3 : Jalan Ahmad Yani Gg.18 nomor 5 Kauman, Batang Contact Person Waktu pelaksanaan PKM : 087723240872 : 3 jam/minggu Anggota Kelompok 1,

Mentari Nur R. NIM 4301411125

11

Anggota Kelompok 2 Nama NIM TTL Fakultas/Jurusan/Prodi Semester Alamat Rumah : Sasih Martyani : 4301411132 : Magelang, 03 Maret 1993 : MIPA/Kimia/Pendidikan Kimia :3 : Jalan Raden 29 Karang Kulon, Bandongan, Magelang Contact Person Waktu pelaksanaan PKM : 085743107044 : 3 jam/minggu

Anggota Kelompok 2,

Sasih Martyani NIM 4301411132

Anggota Kelompok 3 Nama NIM TTL Fakultas/Jurusan/Prodi Semester Alamat Rumah Contact Person Waktu pelaksanaan PKM : Nur Jannatu Naimah : 4301411146 : Pati, 06 Oktober 1993 : MIPA/Kimia/Pendidikan Kimia :3 : Sukolilo, Rt 03 / Rw 01 Sukolilo Pati : 087832032745 : 3 jam/minggu Anggota Kelompok 3,

Nur Jannatu Naimah NIM 4301411146

12

Anggota Kelompok 4 Nama NIM TTL Fakultas/Jurusan/Prodi Semester Alamat Rumah Contact Person Waktu pelaksanaan PKM : Vicihayu Dyah Mulyaningrum : 4301410059 : Grobogan, 04 September 1992 : MIPA/Kimia/Pendidikan Kimia :5 : Gubug RT 4 / RW IV : 085727573839 : 3 jam/minggu

Anggota Kelompok 4,

Vicihayu Dyah M. NIM 4301410059

13

3. Biodata Dosen Pembimbing Nama Golongan/NIP NIDN Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Fakultas/Jurusan Perguruan Tinggi Bidang Keahlian Alamat No. Telp/HP Waktu pelaksanaan PKM : Dra. Sri Mantini R. S., M. Si. : IV C / 19501017 197603 2 001 : 0017105005 : Lektor Kepala :: MIPA / Kimia : Universitas Negeri Semarang : Kimia Anorganik : Jalan Tanggul Mas I/280, Semarang : 08156596292 : 2 jam/minggu

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Dra. Sri Mantini R. S., M.Si NIDN 0017105005

Anda mungkin juga menyukai