Anda di halaman 1dari 19

Pengolahan Batu Bara

Kata Kunci: batu bara, coal washing, coalification, pembatubaraan,pencucian batu baram coal benification
Ditulis oleh Ratna dkk pada 15-01-2010
Seperti disebutkan dimuka, batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia
yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan
bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan
pembatubaraan (coalification).
Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat
tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan,
pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan
menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik
batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).
Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi
dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Berikut ini ditunjukkan contoh analisis dari masing
masing unsur yang terdapat dalam setiap tahapan pembatubaraan.


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pembatubaraan, maka kadar karbon
akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang. Karena tingkat pembatubaraan
secara umum dapat diasosiasikan dengan mutu atau kualitas batubara, maka batubara dengan tingkat
pembatubaraan rendah -disebut pula batubara bermutu rendah seperti lignite dan sub-bituminus
biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki tingkat
kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga kandungan energinya
juga rendah. Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta
warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan
kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.

Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara tertambang run-of-mine(ROM),
seringkali memiliki kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan
berbentuk pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian pengguna batu bara membutuhkan
batu bara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara juga disebut pencucian batu bara
(coal benification atau coal washing) mengarah pada penanganan batu bara tertambang (ROM
Coal) untuk menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna akhir
tertentu.
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan penggunaannya. Batu bara
tersebut mungkin hanya memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses
pengolahan yang kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. Untuk menghilangkan
kandungan campuran, batu bara terambang mentah dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam
pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan
menggunakan metode pemisahan media padatan. Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan dari
kandungan campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi
tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi ringan,
batu bara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan, sementara batuan dan kandungan
campuran lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah. Pecahan yang lebih
kecil diolah dengan melakukan sejumlah cara, biasanya berdasarkan perbedaan kepadatannya seperti
dalam mesin sentrifugal. Mesin sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan sangat
cepat, sehingga memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di dalam wadah tersebut.
Metode alternatif menggunakan kandungan permukaan yang berbeda dari batu bara dan limbah.
Dalam pengapungan berbuih, partikel-partikel batu.

Namun demikian, penting untuk menjaga keseimbangan antara perhatian terhadap lingkungan dan
prioritas pembangunan ekonomi dan sosial. Pembangunan berkelanjutan menggabungkan tiga hal
dan didefinisikan sebagai: pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengkompromikan kemampuan dari generasi penerus untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Sementara batu bara memberikan kontribusi yang penting bagi perkembangan ekonomi dan sosial di
seluruh dunia, dampak terhadap lingkungan hidup merupakan suatu masalah.
PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI MINYAK CPO
Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO,
ada proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada
masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dasar pengolahan TBS kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut;
1. STASIUN PENERIMAAN TBS
1 (satu) unit timbangan, jembatan timbangan (weighbridge) buatan USA dengan kapasitas 30.000 kg
menggunakan empat load cell, perlu disediakan dan dipasang di kantor. Loading Ramp (tempat
penimbun) dengan 7 pintu dan digerakkan secara hydraulic buatan USA dengan kapasitas + 12,5 ton TBS
per pintu dipasang di ujung bangunan.



Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Weighbridge/ Jembatan Timbang




Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Loading Ramp Area



2. STASIUN REBUSAN (STERILIZER)
2 (dua) unit sterilizer dengan ukuran diameter 2700 mm, dengan panjang + 22.000 mm yang memuat 7
(tujuh) lorry sekali merebus termasuk yang akan kami laksanakan. Lorry (fruit cages) mempunyai
kapasitas 5 ton TBS dan jumlah lorry yang kami usulkan 35 (tiga puluh lima) unit dengan memakai
bronze bushing dan Roller Bearing. Sterilizer akan dioperasikan secara automatic. Dengan system
automatic bisa melaksanakan perebusan triple peak yang kebanyakan dilaksanakan di pabrik-pabrik
minyak kelapa sawit di Sumatera Utara.


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Fruit Cages


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Horizontal Sterilizer

3. STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)
1 (satu) unit Hoisting Crane buatan Germany/USA yang dioperasikan di atas lantai Marshalling Yard
dengan ketinggian + 7 m. Fruit Cages hanya diangkat 50 cm diatas lantai jadi jauh lebih safety dari
pada hoisting crane yang tingginya 14,5 m.
1 (satu) unit Bunch Conveyor dan 1 (satu) unit mesin penebah (Thresher) diperlukan
dalam stasiun ini.


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Tippler




Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Inclined Fruit Bar Conveyor



Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Rotary Thresser Drum

4. STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)
2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan Malaysia atau bisa juga
buatan local Medan yang akan digunakan. Berikut dengan 2 (dua) unit mesin pelumat (Digester) dengan
kapasitas 3500 L.


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Digester & Screw Press


5. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)
3 (tiga) unit mesin Sludge Centrifuge buatan Malaysia dan 2 (dua) unit mesin Purifier dan 1 (satu) unit
mesin pengering Vacuum Dryer buatan Malaysia merupakan mesin-mesin yang di pasang, termasuk
perlengkapannya, seperti pompa vakum, pompa transfer dan lain-lain. Pemurnian secara terus-menerus
(continue) termasuk dalam system ini, dan di gunakan Integrated 5 in 1 Tank.
Dalam system ini 5 (lima) unit tangki dijadikan satu atau istilahnya Five in One, yaitu :
1. Continuous Settling Tank (C.S.T)
2. Sludge Oil Tank (S.O.T)
3. Hot Water Tank (H.W.T)
4. Pure Oil Tank (P.O.T)
5. Sludge Drain Tank (S.D.T)





Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Clarification Station & Oil Storage Tank

6. STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)
Cracked mixture akan diproses dengan memakai proses kering yaitu Dry Separation Coloumn. Pada
kolom pertama, yang dikerjakan yaitu kernel utuh dikirim langsung ke kernel silo dan pada kolom yang
kedua yaitu kernel dan sebagian cangkang (shell) akan dikirim ke hydrocyclone untuk pemisahan
selanjutnya. Jadi di sini terjadi 3 kali pemisahan antara kernel dengan cangkang yaitu di kolom LTDS
pertama, kolom LTDS kedua kemudian di Hydrocyclone atau claybath.


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Kernel Station

7. WATER SUPPLY
Yang termasuk dalam water supply adalah :
1. Raw Water Treatment Plant
2. Boiler Feed Water Treatment Plant
Secara umum apabila karakteristik dari air sungaibelum diketahui, ,maka pada Boiler Feed Water
Treatment Plant, memakai Demin Plant saja dan bukan Water Softener.
Namun seandainya air sungai yang di gunakan kadar silicanya (SiO2) kurang dari < 8 ppm, maka di
sarankan memakai Water Softener.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Thermal deaerator Platform


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Anion Cation


8. STEAM BOILER
1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler) diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan kapasitas
20.000 kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan Superheated
Steam dan mempunyai temperatur 260C dan tekanan 21 kg/cm.
Pada waktu mulai mengadakan Pengeringan (Drying Out) ketel waktu pertama kali bahan bakar (kayu)
dan chemical supaya disediakan sendiri oleh Owner. Kami akan menggunakan Boiler lisensi dari Inggris.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Boiler

9. PEMBANGKIT TENAGA LISTRI (POWER PLANT STATION)
1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW dan 2 (dua) unit diesel generator set 350 KW (400 KVA) dan 200
KW merupakan design yang di berikan untuk start up/shut down boiler gensetnya buatan Inggris. Turbin
memakai buatan USA. Namun selama pembangunan proyek Genset yang 200 KW akan kami pakai
dahulu untuk bekerja dan setelah proyek selesai akan dipakai untuk maintenance pabrik.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Steam Turbin Generator


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Back Pressure Vessel


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Generator Set

10. PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
Yang perlu diperhatikan adalah memasang dan menyediakan cooling tower, pompa recirculation,
surface aerator dan pipa-pipa dari PVC (Leaflet terlampir).
Pembuatan kolam-kolam di Effluent Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan
parit-parit menjadi tanggung jawab Pemilik. Akan ada limbah 8 (delapan) kolamyaitu masing-masing
untuk :

Kolam Pendingin ( Cooling Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Pendingin yang akan berfungsi juga untuk dapat melakukan
pengutipan minyak apabila terjadi kandungan minyak pada limbah tampak terlihat .
Kolam pendingin dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm ( pada bibir kolam atas )
dengan kedalaman 4.000 mm (finish level), dinding kolam dibuat miring 1:1 ( 45 derajat )
dan dilapisi pasangan batu ( riprap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula
untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu.
Pekerjaan penggalian tanah untuk kolam pendingin ini akan ditunjukkan lay out di site pada
posisi yang kontour tanah yang tinggi supaya dapat memungkinkan proses selanjutnya dari
kolam pendingin ke kolam berikutnya dengan cara aliran gravitasi.
Pengeluaran limbah cair yang sudah turun temperaturnya dengan pipa HDPE diameter 300
mm dialirkan ke kolam pembiakan bakteri/mixing pond, valve yang digunakan adalah
stainless steel ball valve.

Kolam Pembiakan Bakteri ( Mixing Pond )
3 ( tiga ) unit Kolam Pembiakan Bakteri ( mixing pond ) dibuat dengan ukuran 22.000 mm X
22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm ( finish level ), dinding
kolam dibuat miring 1: 1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( riprap ) dengan ukuran
batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan
batu. Pada kolam ini pH akan terkoreksi dari 4,2 akan menjadi 5,5 s/d 6.
Hal ini dilakukan pada waktu pertama kali effluent treatment dijalankan selanjutnya
menaikkan pH dapat dilakukan dengan daur ulang ( sirkulasi ) cairan yang sudah matang
dimana pH-nya sudah diatas kurang lebih 6.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas
kolam pendingin sekurangnya 3.000 mm ( perbedaan kontour ) sehingga dapat
memungkinkan aliran gravitasi . Untuk tahap pertama pabrik kapasitas 30 ton TBS per jam
hanya dibuat kolam 2 unit saja, tetapi area level tanah disini dibuat untuk memungkinkan
menjadi 4 kolam pada saat pengembangan kapasitas pabrik menjadi 60 ton TBS per jam.

Kolam Anaerobic ( Anaerobic Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Anaerobic primer dengan bentuk bulat lingkaran, ukuran bibir atas
kolam adalah 44.000 mm diameter dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 5.000 mm.
Dinding kolam dilapisi dengan pasangan batu ukuran minmal 200 mm, kemiringan dinding
adalah 1: 1 ( 45 derajat ), lantai dasar kolam dilapisi dengan pasangan batu.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas
kolam mixing sekurangnya adalah 3.500 mm, karena untuk dapat memungkinkan aliran
proses effluent treatment dengan aliran gravitasi.
Aliran gravitasi dari kolam mixing ke kolam anaerobic ini dengan menggunakan pipa HDPE
diameter 300 mm dan valve jenis sounder yang digunakan.
Untuk proses sirkulasi umpan bakeri aktif ke kolam mixing ( back mixing ) dengan
menggunakan pompa type centrifugal pump ( 2 unit ) dengan kapasitas minimal 40 m
3
per
jam, pipa yang digunakan adalah pipa HDPE diameter 152 mm.

Kolam Pengendapan ( contact pond )
2 ( dua ) unit Kolam pengendapan ( contact pond ) yang berfungsi untuk mengendapan
solid terbawa cairan dari kolam anaerobic. Kolam ini dibuat dengan ukuran 18.000 mm X
18.000 mm dengan kedalaman 3.000 mm, dimana dinding kolam dibuat miring dan dilapisi
pasangan batu (riprap) ukuran batu 200 mm, perbandingan kemiringan adalah 1 : 1 ( 45
derajat ).
Elevasi tanah area ini dibuat lebih rendah dari elevasi tanah area kolam anaerobic tidak
kurang dari 1.500 mm, hal ini untuk pengeluaran aliran limbah yang diproses di kolam
anaerobic dapat dialirkan secara overflow.
Dua unit kolam pengendap ini bekerja secara seri yaitu aliran overflow dari kolam anaerobic
akan masuk dulu ke kolam pengendapan no 1 dan dari kolam pengendapan no 1 akan
overflow ke kolam pengendapan no 2 . Diantara dua unit kolam ini disediakan 2 unit pompa
jenis slury pump untuk digunakan mengembalikan endapan solid kembali ke kolam
anaerobic.
Jenis pompa dengan kapasitas tidak kurang dari 40 m
3
dan pipa yang digunakan untuk
mengembalikan solid dengan pipa HDPE diameter 152 mm dan sounder valve yang
digunakan.
Sedangkan pengeluaran aliran cairan dari kolam pengendapan no 2 ke kolam selanjutnya
dengan aliran overflow.

Kolam Aerasi ( areasi pond )
1 ( satu ) unit Kolam Aerasi dipakai untuk memperkaya cairan limbah dengan oksigen dan
membunuh bakteri anaerob.
Kolam tanah ini dibuat dengan kedalaman tidak kurang dari 3.000 mm dan panjang
150.000 X lebar tidak kurang dari 50.000 mm, dinding kolam dibuat dengan kemiringan 1:
1 ( 45 derajat ).
Untuk memperkaya pemasukan oksigen terhadap cairan limbah ini, maka di kolam ini
dilengkapi dengan 3 unit Arerator system 3Kw.
Elevasi tanah area kolam ini dibuat lebih rendah dari area kolam pengendapan ( contact
pond ), karena aliran yang diharapkan adalah dengan overflow.

Kolam Pelepasan
Satu ( 1 ) unit Kolam pelepasan dipakai untuk memberikan kesempatan perbaikan pH
sebelum limbah dilepaskan keluar.
Kolam tanah ini dibuat dangkal dengan isi 3.000 m
3
dan kedalaman 2 m.
Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air limbah, selanjutnya cairan dibuang ke
sungai dengan cara over flow, dan dilengkapi dengan basculator untuk perhitungan debit
pembuangan limbah.

11. PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan Listrik meliputi :

5.15.1. Panel Induk
5.15.2. Kabel Distribusi & Kontrol
5.15.3. Panel Motor & Distribusi
5.15.4 Penerangan Pabrik
5.15.5 Stop Kontak
5.15.6 Earthing and Grounding
5.15.7 Ligthning Protection System

12. WATER RESERVOIR (WADUK)
Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung air + 30.000
M
3
, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan air. Untuk pabrik kapasitas 30 60 Ton TBS per
jam diperlukan + 60 m
3
air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari kerja, berarti cukup
menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Waduk

Anda mungkin juga menyukai