Anda di halaman 1dari 3

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL

Akuntansi sosial, atau sering juga disebut akuntansi lingkungan ataupun akuntansi
pertanggungjawaban sosial, diperlukan oleh perusahaan untuk melaporkan dan mengungkapkan
kinerja sosial/lingkungannya. Pengungkapan dan pelaporan kinerja sosial adalah bentuk
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Dalam hal mengungkapkan kinerja sosial diperlukan
suatu pengukuran yang merupakan bagian penting dari sistem manajemen lingkungan.
Munculnya akuntansi sosial tidak terlepas dari kesadaran perusahaan terhadap
kepentingan lain selain untuk memaksimalkan laba bagi perusahaan. Perusahaan menyadari
bahwa mereka selalu bersinggungan dengan berbagai kontroversi dan masalah sosial sehingga
perusahaan mulai memperhartikan hubungan dengan lingkungan sosial.
Akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan pertanggungjawaban
organisasi (perusahaan) diluar batas-batas akuntansi keuangan tradisional, yaitu menyediakan
laporan keuangan tidak hanya kepada pemilik modal khususnya pemegang saham. Perluasan ini
didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan
tidak sekedar mencari uang untuk para pemegang saham tetapi juga bertanggung jawab kepada
seluruh stakeholders. Hal ini terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia yang telah mengakomodasi hal tersebut, yaitu dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan no. 1 paragraph ke-9 :
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan
hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-
faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting
Laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemilik dan
kreditur ternyata belum mencukupi. Dapat dikatakan, entitas perusahaan tidak hanya dituntut
untuk menghasilkan laba sebanyak-banyaknya bagi entitas tetapi juga dituntut untuk
menghasilkan benefit yang maksimal bagi masyarakat umum dan lingkungan sosial, karena
pengguna laporan keuangan tidak terbatas kepada pemegang saham, calon investor, kreditur dan
pemerintah semata tetapi juga untuk stakeholder yang lain.
Dalam penerapannya, akuntansi pertanggungjawaban sosial mengalami berbagai kendala,
terutama dalam masalah pengukuran elemen-elemen sosial dan dalam rangka penyajiannya di
laporan keuangan yang bersifat kuantitatif. Masalah pengukuran timbul terutama karena tidak
semua elemen sosial dapat diukur dengan satuan uang serta belum terdapatnya standar akuntansi
yang baku mengenai pengukuran dan pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai mempedulikan lingkungan sosialnya,
mengingat pentingnya aspek sosial tersebut. Wujud perhatian itu tampak pada kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Akuntansi yang merupakan bagian dari dunia usaha ikut
memberikan kontribusi dalam merespon kepedulian sosial perusahaan dengan berkembangnya
akuntansi sosial termasuk didalamnya pengungkapan aktivitas sosial dalam laporan keuangan
tahunan perusahaan.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya secara langsung atau tidak
langsung berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dikatakan oleh Usmansyah (1989 : 6) bahwa
sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan semuanya berasal dari masyarakat dan
lingkungannya. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan pertanggungjawaban atas semua
sumber daya yang telah digunakan serta hasil-hasil yang telah dicapainya.
Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan penerapan akuntansi dalam ilmu
sosial, ini menyangkut pengaturan, pengukuran, analisis dan pengungkapan pengaruh kegiatan
ekonomi dan sosial dari kegiatan yang bersifat mikro dan makro pada kegiatan pemerintah
maupun perusahaan. Kegiatan pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur dan
mengungkapkan kegiatan ekonomi dan sosial suatu negara, mencakup akuntansi sosial dan
pelaporan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk
mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungan yang mencakup,
financial, managerial social accounting dan social auditing.
Definisi akuntansi pertanggungjawaban sosial atau yang disebut juga akuntansi sosio
ekonomi menurut Ramanathan seperti yang dikutip dan diterjemahkan oleh Katjep (1988 : 8-9)
yaitu :
Proses pemilihan variabel-variabel yang akan menentukan tingkat kinerja sosial perusahaan,
mengukur serta prosedur pengukuran, secara sistematis mengembangkan informasi yang berguna
untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan, dan mengkomunikasikannya kepada berbagai
kelompok masyarakat yang dipengaruhinya baik di dalam maupun diluar perusahaan.

Menurut Harahap (1995 : 184): Ilmu Socio Economic Accounting (SEA) merupakan
bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mencoba mengidentifikasi, mengukur, menilai,
melaporkan aspek-aspek Social Benefit dan Social Cost yang ditimbulkan oleh lembaga.
Definisi akuntansi pertanggungjawaban sosial menurut Belkaoui (1999:339) adalah
sebagai berikut : Proses pengurutan, pengukuran dan pengungkapan pengaruh yang kuat dari
pertukaran antara suatu perusahaan dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan menurut Lee
sebagaimana yang dikutip oleh Usmansyah (1989 : 33) menyatakan bahwa secara esensial
konsep akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah suatu perluasan dari prinsip, praktek, dan
terutama keahlian dari akuntan dan akuntansi konvensional.
Pertukaran antara perusahaan dan masyarakat, pada dasarnya terdiri dari penggunaan
sumber-sumber sosial. Apabila aktivitas perusahaan menyebabkan bertambahnya sumber sosial,
maka hasilnya adalah berupa faidah sosial.
Meskipun ada beberapa perbedaan dalam definisi tentang akuntansi pertanggungjawaban
sosial, pada prinsipnya memiliki persamaan dalam karakteristiknya seperti yang ditulis oleh Lee
dalam Usmansyah (1989:33) :
1. Menilai dampak sosial dari kegiatan-kegiatan perusahaan.
2. Mengukur efektifitas dari program perusahaan yang bersifat sosial.
3. Melaporkan sampai seberapa jauh perusahaan memenuhi tanggung jawab sosialnya.
Sistem informasi internal dan eksternal yang memungkinkan penilaian menyeluruh terhadap
sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai