Anda di halaman 1dari 11

TUTORIAL

INTRA UTERINE GROWTH RESTRICTION

Pembimbing :
dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG (K)

Disusun oleh :
Boyke Triono Prabowo

(03011056)

BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI
KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Periode 11 April 2016 18 Juni 2016

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

Boyke Triono Prabowo

(03011056)

Universitas

Universitas Trisakti

Fakultas

Fakultas Kedokteran

Tingkat

Program Studi Profesi Dokter

Diajukan

April 2016

Bagian

Ilmu Kebidanan dan Kandungan

Judul

Intra Uterine Growth Restriction

Telah diperiksa dan disetujui tanggal :

Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan


RSUD Kota Bekasi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG (K)

DAFTAR ISI
2

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
I.
II.

III.

PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
II.1............................................................................................................DEFINISI 2
II.2...............................................................PERTUMBUHAN JANIN NORMAL 2
II.3................................................................................................EPIDEMIOLOGI 3
II.4....................................................................................................KLASIFIKASI 3
II.5..........................................................................................................ETIOLOGI 3
II.6...............................................................................................GEJALA KLINIS 5
II.7.......................................................................PEMERIKSAAN PENUNJANG 5
II.8................................................................................................TATALAKSANA 5
II.9......................................................................................................PROGNOSIS 6
PENUTUP................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Berat saat lahir pernah dipertimbangkan sebagai bukti prematuritas (berat
kurang dari 2500 gr) dan postmaturitas (berat lahir lebih dari 4500 gr). Kriteria ini
selanjutnya direvisi ulang saat disadari bahwa pertumbuhan janin yang abnormal bisa
direfleksikan terhadap faktor lain selain berat lahir. Standar normatif kemudian
dikembangkan yang meliputi berat lahir, panjang badan, dan lingkar kepala yang
sesuai dengan usia kehamilan.
Pertumbuhan janin yang abnormal sekarang didefinisikan sesuai dengan
persentil. Janin yang dikatakan mengalami IUGR terletak pada persentil 10 th atau
lebih rendah dan yang dikatakan besar berbanding umur kehamilan (LGA) terdapat
pada persentil 90th atau lebih.
Baik IUGR maupun LGA memiliki risiko yang meningkat mengalami
gangguan paska persalinan serta kematian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi IUGR
Menurut WHO, janin yang mengalami hambatan pertumbuhan adalah janin yang
mengalami kegagalan dalam mencapai berat standar atau ukuran standar yang sesuai
dengan kehamilannya.
IUGR adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi
semua parameter baik lingkar kepala, berat badan dan panjang badan yang terletak pada
persentil 10th atau lebih rendah dibandingkan usia kehamilannya. Terjadi gangguan
nutrisi terhadap janin. IUGR juga dapat didefinisikan sebagai Kecil untuk Masa
Kehamilan (Small for Gestational Age (SGA).1
Pertumbuhan janin bergantung pada :

Kecukupan suplai nutrien ( terutama glukosa ) dan oksigen dari ibu.


Kecukupan transfer nutrien melalui plasenta, yang bergantung pada suplai

darah yang baik dan mencapai plasenta.


Sirkulasi janin yang baik.
Fungsi sel beta pankreas janin, karena insulin merupakan pengatur
pertumbuhan janin utama, asalkan tersedia zat nutrisi.

Dari semua faktor di atas, suplai darah yang adekuat sehingga pertukaran zat nutrisi
melalui plasenta dapat berlangsung, tampaknya merupakan hal yang paling penting.
2.2. Pertumbuhan Janin Normal
Pada 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan untuk menandai bahwa pada
periode tersebut organ utama tubuh terbentuk. Setelah 8 minggu barulah digunakan
istilah fetus dikarenakan setelah 8 minggu sampai aterm terjadi pertumbuhan janin dan
pematangan organ.
Pertumbuhan janin yang normal dapat dideskripsikan per 4 minggu sebagai berikut :2
1. 8 Minggu : panjang embrio 2.1-2.5 cm dan memiliki berat 1 gr.
2. 12 Minggu : panjang fetus 7-9 cm dan berat 12-15 gr
3. 16 Minggu : panjang fetus 14-17 cm dan berat sekitar 100 gr
4. 20 minggu : berat fetus sekitar 300 gr
5. 24 minggu : berat fetus sekitar 600 gr
6. 28 minggu : berat fetus sekitar 1050 gr dan panjang sekitar 37 cm

7. 32 minggu : berat fetus sekitar 1700 gr dan panjang sekitar 42 cm. Apabila
dilahirkan saat usia kehamilan 32 minggu, sekitar 5 dari 6 neonatal dapat
bertahan hidup
8. 36 minggu : berat fetus 2500 gr dan panjang 47 cm. Kemungkinan bertahan
hidup baik.
9. 40 minggu. Aterm. Berat fetus 3200-3500 gr dan panjang fetus 50 cm. Diameter
biparietal sekitar 9.5 cm

Gambar 1 : Perkembangan embrio dan janin


2.3. Epidemiologi
Kejadian IUGR bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara
berkembang. Prevalensi di dunia 3-10%/ dan di Indonesia, pada penelitian pendahuluan,
2004-2005: 4,40%.

2.4 Klasifikasi

IUGR tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20
minggu,terjadi

gangguan

potensi

tubuh

janin

ntuk

memperbanyak

sel

(hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi.


2

IUGR tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.terjadi pada kehamilan
24-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel
(hipertrofi), misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi
plasenta.

2.5. Etiologi
2.5.1. Faktor Ibu
a

Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).


Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium
trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi
tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang
terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam
uterus. Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel
trophoblas sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk
menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka.
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan
arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran
darah dalam bentuk iskemia retroplasenter. Dengan demikian dapat terjadi
bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan
gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi
aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.

Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.

Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin
tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen
bayi kembar.

d . Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk
cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu
4

yang kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu
yang gemuk dalam masa kehamilan. Faktor terpenting pemasukan makanan
adalah lebih utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dari pada
komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan gizinya baik perlu
mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum hamil setiap hari.
Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil menyebabkan
kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
e

Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi
yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat
badan lahir ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan
substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin.
2)

Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang

menyebabkan

vasokonstriksi

yang

berkepanjangan

sehingga

terjadi

pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke


dalam ruang intervillus.1
2.5.2. Faktor Anak
a. Kelainan congenital
b. Kelainan genetik
c. Infeksi janin
d

Faktor Plasenta

2.6. Gejala Klinis


Gejala Klinis pada Pertumbuhan Janin Terhambat adalah:
1

Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4

minggu
TFU paling sedikit kurang dari 2cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia

kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya


3 Kekurangan penambahan berat bdan ibu
4 Gerakan janin yang kurang
5 Kekurangan volume cairan amnion
6 Lingkar abdomen kecil
7 Tungkai yang kurus (masa otot menurun)
8 Kulit keriput (lemak subkutis menurun)
2.7. Pemeriksaan Penunjang
5

USG
Tinggi Fundus Uteri
Taksiran Berat Janin
Non Stress Test pada Cardiotocography
2.8. Tatalaksana
Terminasi mutlak bila umur kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu,
dan untuk usia 32-36 minggu lakukan konservatif sampai paru matang, dan apa bila
usia kehamilan kurang dari 32 minggu lakukan perawatan konservatif tidak
menjanjikan, sebagian kasus berakhir dengan terminasi. Kematangan paru janin perlu
di perhatikan dengan pemeriksaan rasio lesitin/sfingomielin air ketuban.Bila ternyata
paru-paru janin telah matang (rasio L/S =2 atau lebih) kadang-kadang persalinan awal
dianjurkan meskipun janin premature. Hal ini dilakukan apa bila mempertahankan
kehamilan lebih beresiko tinggi dari bersalin lebih awal.
Dapat dilakukan bedrest apabila ada tanda tanda IUGR tipe 2 atau asimetris
dikarenakan pada bedrest dan posisi miring dapat memperlancar aliran arteri uterina
sehingga dapat memperbaiki aliran darah ke janin. Aspirin dosis rendah juga dapat
diberikan pada beberapa kasus kehamilan dengan IUGR dikarenakan regimen tersebut
menurunkan sintesis tromboksan A2 dan menghasilkan peningkatan prostasiklin yang
merupakan vasodilator poten. Dikarenakan kehamilan dengan kecenderungan IUGR
dapat mengakibatkan morbiditas terhadap janin maka dapat ditingkatkan analisis
terhadapfrekuensi gerakan janin dan intensitasnya, ada atau tidaknya kontraksi dan
tanda tanda rupturnya membran. USG juga dapat dilakukan setiap 4-6 minggu yang
meliputi penghitungan biparietal diameter (BPD), Head Circumference (HC), dan
panjang femur/ Femur Lenght (FL) Terutama pada janin dengan kecenderungan
IUGR tipe asimetris. Perbandingan FL/AC (Abdominal Circumference) normal
berkisar 0.20 0.24. IUGR tipe asimetris cenderung memiliki rasi FL/AC lebih dari
0.24
Persalinan pada janin dengan kecenderungan IUGR dioptimalkan dimana
janin mampu bertahan hidup paska persalinan. Pemberian kortikosteroid untuk
pematangan paru pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu harus diberikan untuk
memperbaiki kemungkinan hidup di luar kandungan. Apabila terdapat tanda tanda
distress fetal maka harus segera diterminasi untuk mencegah terjadinya kematian
janin.
2.9. Prognosis
Intra Uterine Growth Restriction sendiri tidak mengancam bagi sang ibu,
kecuali ada penyebab lain yang menjadi dasar terjadinya IUGR seperti hipertensi
6

maupun gangguan ginjal. Pada anak dengan IUGR terjadi peningkatan morbiditas dan
mortalitas. Apabila berat lahir kurang dari persentil 3 rd terdapat kecenderungan
kematian neonatal, Apgar 5 menit < 3, pH arteri umbilal < 7, kejang pada hari
pertama kelahiran dan dan insidensi intubasi meningkat.

BAB III
KESIMPULAN

Intra Uterin Growth Retardation (IUGR) memiliki berat fetus <10 th persentil untuk
kehamilan tertentu. Berat lahir <2 SD dari berat rata-rata untuk umur kehamilan tertentu.
Insiden dari IUGR adalah 3-10% dari semua persalinan, tergantung dari kriteria diagnosis
yang dipergunakan.
Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila berat janin kurangd ari 10% berat yang
harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan terhambat diketahui
setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan. Dahulu IUGR disebut sebagai intrauterine growth
retardation tetapi istilah retardation kiranya tidak tepat. Tidak semua IUGR adalah hipoksik
atau patologik karena ada 25-65% yang berkaitan dengan konstitusi etnik dan besar orangtua.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rahimian J, Varner MW. Disproportionate Fetal Growth. Decherney AH,
Nathan L (eds). Current Obsteric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, 9th
ed. New York: Lange-Mcgraw-Hill; 2003. pp. 301-9.
2. Fetal Growth and Development. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Hauth JC, ROuse DJ, Spong CY (eds). Williams Obstetrics, 23rd ed. New
York: Mcgraw-Hill; 2010. pp. 79-81.

Anda mungkin juga menyukai