Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH BUAH KURMA TERHADAP PENINGKATAN

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI POSYANDU


SIDOMUKTI SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR

PUTU SETIA WATI


5202302190

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
OUTLINE PENELITIAN

A. Judul Penelitian
Pengaruh buah kurma terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
Trimester III di Posyandu Sidomukti Sekampung Lampung Timur
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pada saat kehamilan kebutuhan oksigen lebih besar sehingga mengakibatkan
peningkatan produksi eritropoietin, serta volume plasma darah dan sel darah merah
meningkat. Akan tetapi, peningkatan volume darah ini proporsinya lebih besar dari
peningkatan sel darah merah sehingga terjadi konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat
hemodilusi tersebut (Prawirohardjo, 2020). Apabila tubuh tidak mendapatkan zat
besi yang cukup maka tubuh tidak bisa membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan
untuk menjadikan darah ekstra. Saat tubuh membutuhkan zat besi yang lebih banyak
dari yang telah tersedia maka, dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Proverawati,
2021).
Anemia pada kehamilan terjadi karena perubahan fisiologi selama kehamilan atau
sebelumnya ibu telah mengidap anemia sehingga dengan seiring perubahan fisiologi
yang terjadi, konsentrasi hemoglobin pada ibu hamil semakin rendah dan anemia
semakin parah (Irianti, 2015). Anemia pada kehamilan yang terjadi akibat
meningkatnya volume darah merupakan anemia ringan, akan tetapi secara signifikan
anemia yang terjadi selama dua trimester pertama maka dapat berisiko besar untuk
memiliki bayi lahir prematur dan berat badan bayi lahir rendah (Proverawati, 2021).
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi (defisiensi besi)
dikarenakan kurangnya pemasukan unsur besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi,
atau akibat banyaknya zat besi yang keluar dari dalam tubuh seperti perdarahan
(Astutik, 2018). Akan tetapi, penyebab yang mendasar yaitu asupan yang kurang
cukup, absorbsi yang tidak adekuat, serta bertambahnya zat gizi yang hilang
(Prawirohardjo, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian(Ike Ate Yuviska,dkk 2019) diketahui rata-rata kadar
hemoglobin sebelum dilakukan asuhan pemberian kurma pada ibu hamil sebesar
10.4 gr/dl dan rata-rata kadar hemoglobin sesudah dilakukan asuhan pemberian
kurma pada ibu hamil sebesar 11.5 gr/dl. Kurma mengandung zat besi yang tinggi
sehingga membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah anemia,
dengan mengkonsumsi kurma sebanyak 25 gr/hari selama 30 hari dapat
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil karna dalam 25 gr kurma
mengandung 0,225 zat besi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan pernyataan
penelitian “Apakah ada pengaruh pemberian Buah kurma terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Posyandu Sidomukti Sekampung
Lampung Timur
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
buah kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III
di Posyandu Sidomukti,Sekampung,Lampung Timur
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Posyandu
Sidomukti,Sekampung Lampung Timur Sebelum Pemberian buah kurma
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Posyandu
Sidomukti,Sekampung,LampungTimur sesudah diberi Buah kurma.
4. Untuk mengetahui pengaruh pemberian buah kurma terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Posyandu.

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman dan tambahan
pengetahuan serta pengalaman bagi peneliti mengenai terapi tambahan yang lebih
praktis dan ekonomis untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester III yaitu dengan menggunakan/mengkonsumsi buah kurma Selain itu
peneliti bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah baik di lingkungan
kerja maupun masyarakat, serta membandingkan dengan teori-teori dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Tempat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu
kebidanan khususnya dalam hal peningkatakan kadar hemoglobin pada ibu
hamil trimester III.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi sumber referensi dan sumber pengajaran di kampus
Stikes Estu Utomo, dan sumber bacaan bagi peneliti selanjutnya.
C. Kajian Pustaka
1. Kajian teori  menuliskan referensi buku maksimal 8 tahun terakhir (2016), bisa
juga dari jurnal maksimal 5 tahun terakhir (2019)

a. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan terjadi banyak gestasi (misalnya
terdapat kasus kembar atau triplet). Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari pembuahan. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lamanya kehamilan dihitung
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Masa kehamilan juga terbagi
dari 3 trimester yang dimana masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga
bulan menurut kalender. Pada trimester pertama berlangsung hingga minggu ke-
12, trimester kedua berlangsung hingga minggu ke-13 sampai minggu ke-27,
dan trimester ketiga berlangsung hingga minggu ke-28 hingga minggu ke-40
(Arum, 2021).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai dengan partus kira-kira 280 hari (40
minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Khairoh, 2019).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan, atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester
satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40
(Walyani, 2021).
b. Fisiologi Kehamilan
1) Fertilisasi, adalah peristiwa penyatuan sel telur dan sel sperma di tuba
fallopi. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/coitus), dengan
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria dalam vagina wanita, akan
dilepaskan cairan mani yang berisi sel-sel sperma ke dalam saluran
reproduksi wanita.
2) Pembelahan, dimulai dari zigot menjalani pembuahan awal mitosis sampai
beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran
lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Morula terdiri dari
inner cell mas dan outer cell mas yang menembus zona pelusida membentuk
ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan membentuk
blastokista dan trofoblas.
3) Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam
endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan
system pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang berfungsi
sebagai sumber nutrisi dan oksigen bagi janin.
c. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Selama hami terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi oleh karena itu,
pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Adapun macam-macam kebutuhan nutrisi selama hamil yaitu
1) Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ibu hamil
membutuhkan karbohidrat ekitar 1.500 kalori. Bahan makanan yang
merupakan sumber karbohidrat adalah biji-bijian, beras merah, roti gandum,
dan sejumlah sayuran.
2) Protein
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
janin. Bahan yang bersumber dari protein daging, telur, ikan, tahu, tempe,
dan kacang-kacangan.
3) Lemak
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan
serta perkembangan sistem syaraf janin. Bahan makanan antara lain kacang-
kacangan.
4) Vitamin
a) Vitamin A: Ikan, telur, wortel, kangkung, bayam, buah-buahan, dan
keju.
b) Vitamin D: Biji-bijian seperti kacang, gandum, nasi mera,susu,
yougurt,1sayuran seperti brokoli.
c) Vitamin E: Buah-buahan seperti buah kiwi, alpukat
d) Vitamin K: Sayur-sayuran hijau, alpukat dan kiwi
e) Vitamin C: Buah-buahan seperti jeruk, tomat, strawberry, pepaya, jambu
biji merah (guava) dan sayur-sayuran seprti kentang, bayam, brokoli dan
vabai merah
f) Mineral: Susu, youghurt, keju (Jenni, 2021).
a. Anemia Dalam Kehamilan
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 11 gr% .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II (Rosyidah & Azizah, 2019).
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Anemia dalam
kehamilan dapat diartikan bahwa suatu kondisi ibu hamil yang mengalami
defiensi zat besi di dalam darah yang dimana anemia sangat membutuhkan
perhatian serius sehingga disebut “potentional danger to mother and child”
(Potensi yang membahaykan ibu dan anak) Ibu hamil dapat dikatakan anemia
yaitu dengan kadar hemoglobin <11gr/dl pada trimester I dan III sedangkan
pada trimester II dengan kadar hemoglobin <10,5gr/dl (Astutik, 2018).
Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai kadar hemoglobin wanita
hamil < 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada trimester 2.
Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Supriyatiningsih, 2019).
b. Etiologi
Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi. Penyebab
lain termasuk infeksi, gangguan pembentukkan sel darah, defisiensi folat dan
vitamin B12. Adapun yang menjadi faktor resiko terjadinya anemia, diantaranya
adalah, status ekonomi dan sosial yang rendah, paritas ibu, di mana pada ibu
dengan paritas lebih dari 3 memiliki resiko lebih besar untuk mengalami
anemia, yaitu 8 hingga 9 kali (Proverawati, 2021). Akan tetapi, penyebab dari
anemia yang mendasar yaitu asupan yang kurang cukup, kebutuhan yang
berlebihan, absorbsi yang tidak adekuat, serta bertambahnya zat gizi yang
hilang (Prawirohardjo, 2020). Menurut Simbolon (2018) terdapat beberapa
penyebab terjadinya anemia yaitu :
1) Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan
2) Meningkatnya kebutuhan tubuh zat besi pada ibu hamil
3) Meningkatnya volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan
volume se darah merah.
4) Perdarahan karena infeksi, malaria dan haid yang berlebihan
5) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah saat pertengahan kehamilan.
6) Pada saat hamil terjadi perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum
tulang.
7) Pada kehamilan bertambahnya sel-sel darah yang tidak sebanding dengan
bertambahnya plasma sehingga mengakibatkan pengenceran darah.
c. Tanda dan Gejala
Menurut Proverawati (2021) gejala umum anemia yang ditimbulkan pada
ibu hamil diantaranya adalah :
1) Mudah lelah
2) Sering pusing
3) Kulit pucat
4) Sesak napas
5) Konsentrasi terganggu
6) Denyut jantung cepat
Gejala tersebut muncul pada setiap kasus anemia dimana setelah
terjadinya penurunan kadar hemoglobin. Sedangkan tanda-tanda anemia pada
ibu hamil diantaranya adalah :
1) Meningkatnya kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi
oksigen yang lebih banyak ke jaringan
2) Meningkatnya kecepatan pada pernafasan karena tubuh berusaha
mempersiapkan lebih banyak oksigen pada darah
3) Pusing akibat kekurangan darah ke otak
4) Terasa lelah karena terjadinya peningkatan oksigenasi pada berbagai organ
salah satunya jantung
5) Mual kareana terjadi penurunan pada aliran darah saluran cerna dan susunan
saraf pusat
6) Terjadinya kulit pucat karena kurangnya oksigenasi
7) Terjadinya penurunan kualitas rambut dan kulit (Astutik, 2018).
d. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia pada ibu hamil dikategorikan dengan anemia berat dan
anemia ringan, dalam penentuan derajat anemia yaitu:
1) Derajat anemia berdasarkan kadar Hb menurut WHO :
a) Normal : ≥ 11 gr/dl
b) Anemia ringan : 9-10 gr/dl
c) Anemia sedang : 7-8 gr/dl
d) Anemia berat : < 7 gr/dl
e. Jenis Anemia pada Kehamilan
Menurut Wibowo, dkk (2021) terdapat beberapa jenis anemia pada
kehamilan diantaranya :
1) Anemia karena perdarahan
Anemia akibat perdarahan disebabkan saat terjadi selama masa
kehamilan atau perdarahan antepartum dan sering terjadi pula pada pasca
persalinan atau biasa disebut perdarahan postpartum. Penyebab perdarahan
antepartum secara umum terjadi akibat plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan saluran cerna akibat inflamasi sehingga mengakibatkan
kehilangan banyak darah yang memicu terjadinya anemia berat yang dapat
menyebabkan angka kelahiran preterm meningkat.
2) Anemia Hipoproliferatif
a) Anemia defisiensi besi
Dari berbagai tipe atau jenis dalam anemia, anemia defiesiensi besi
merupakan anemia yang sering terjadi saat kehamilan dimana terbukti
kondisi tubuh kekurangan besi dan tidak tercukupi cadangan besi yang
ada di dalam tubuh dengan disertai penurunan kadar hemoglobin
sehingga pada kehamilan paling rentan dimulai dari usia sekitar 20-24
minggu.
b) Defisiensi Asam Folat dan Vitamin B12
(1) Defisiensi Asam Folat
Anemia defisiensi asam folat jarang terjadi di negara industrial,
tetapi anemia ini dapat terjadi pada wanita yang diet tidak seimbang
dan penyalahgunaan alkohol dengan disertai gejala yang muncul
pada awal kehamilan seperti mual, muntah dan anoreksia yang buruk
seiring dengan terjadinya anemia.
(2) Defisiensi Vitamin B12
Pada kehamilan jarang terjadi anemia yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12, biasanya anemia ini disebabkan oleh faktor
intrinsic contohnya seperti riwayat operasi lambung akibat
malabsorpsi serta inflamasi pada saluran cerna.
f. Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil
1) Usia ibu
Perempuan yang memiliki usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun dapat mempunyai risiko tinggi pada saat hamil karena akan
membahayakan kesehatan serta keselamatan ibu dan janinnya, dimana dapat
terjadi perdarahan yang dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia
(Simbolon, 2018).
2) Paritas
Terjadinya kecenderungan karena semakin banyak jumlah kelahiran,
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia (Simbolon, 2018). Dapat
dikatakan paritas tinggi jika parita > 3 maka hal ini dapat mengakibatkan
risiko tinggi komplikasi kehamilan dan persalinan selain itu terjadinya
peningkatan pendarahan pada saat sebelum dan sesudah melahirkan dan
kematian janin (Maulidanitas & Raja, 2018).
3) Kurang Energi Kronis (KEK)
Ibu hamil yang menderita kurang energi kronis (KEK) dapat
diasumsikan bahwa berpeluang untuk resiko menderita anemia. Infeksi dan
penyakit pada ibu hamil dengan kondisi yang terinfeksi penyakit akan
mengalami kekurangan banyak cairan di dalam tubuh serta kekurangan zat
gizi (Simbolon, 2018).
4) Jarak kehamilan
Ibu hamil dengan jarak kelahiran yang terlalu dekat berisiko terjadinya
anemia dalam kehamilan karena cadangan zat besi ibu hamil telah pulih
sehingga mengakibatkan kekurangan zat besi untuk janin yang
dikandungnya (Simbolon, 2018).
g. Dampak Anemia Pada Masa Kehamilan
Dampak anemia yang terjadi pada ibu selama kehamilan diantaranya :
1) Abortus, Persalinan prematuritas
2) Hambatan tumbuh kembang janin di dalam Rahim
3) Mudah terjadi infeksi
4) Mola hidatidosa
5) Hiperemesis gravidarum
6) Perdarahan antepartum
7) Ketuban pecah dini (KPD) (Simbolon, 2018).
Dampak anemia yang terjadi pada ibu hamil saat persalinan diantaranya :
1) Gangguan his-kekuatan mengejan
2) Pada kala I dapat berlangsung lama
3) Pada kala II dapat berlangsung lama sehingga bisa melelahkan dan
memerlukan tindakan operasi kebidanan
4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena
atonia uteri.
5) Kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
(Simbolon, 2018).
Dampak anemia yang terjadi pada ibu hamil saat nifas diantaranya :
1) Terjadinya subinvolusi uteri yang menimbulkan pendarahan postpartum
2) Memudahkan infeksi puerperium
3) Pengeluaran ASI berkurang
4) Anemia kala nifas
5) Mudah terjadi infeksi mamae (Simbolon, 2018).
Dampak anemia yang terjadi pada janin diantaranya :
1) Abortus, dapat terjadi kematian intra uteri
2) Berat badan lahir rendah
3) Kelahiran dengan anemia
4) Dapat terjadi cacat bawaan
5) Bayi mudah mendapat infeksi
6) Inteligensia rendah (Simbolon, 2018).
h. Pencegahan Anemia Kehamilan
Nutrisi terbaik untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan dengan
makan-makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah dimana makanan ini dapat
menjaga pasokan besi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C bersama dengan zat besi
juga dapat meningkatkan penerapan zat besi.
Tetapi jika mengambil minuman berkafein bersama dengan makanan
tinggi zat besi akan mengurangi jumlah besi yang di serap dalam tubuh
contohnya kopi dan teh. Beberapa makanan juga ada yang dapat menghalangi
penyerapan zat besi termasuk susu, kuning telur dan protein kedelai. Antasida
dan beberapa obat lainnya yang mengandung kalsium juga dapat menghalangi
penyerapan zat besi (Proverawati, 2021). Upaya dalam mengatasi anemia pada
ibu hamil dapat dilakukan secara medis maupun non medis (komplementer).
Adapun secara non medis (terapi komplementer) adalah jenis terapi alternative
yang dapat digunakan sebagai tambahan pengobatan secara konfesional. Terapi
herbal biasanya sangat diminati oleh masyarakat dikarenakan merasa nyaman
dan aman terhadap bahan yang berasal dari alam (Meilinda, 2022).
a. Pengertian Kadar Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu metalloprotein yaitu protein yang mengandung
zat besi di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen
dari paru ke seluruh tubuh (Nidianti et al, 2019). Hemoglobin yang mengikat
oksigen disebut dengan oksihemoglobin yang berwarna merah tua. Darah arteri
mengandung oksigen sedangkan darah vena mengandung karbondioksida,
dengan demikian hemoglobin dalam sel darah merah akan mengikat oksigen ke
paru-paru dan melepaskan di jaringan untuk diserahkan dan digunakan di sel-sel
jaringan (Ersila, 2016).
Hemoglobin (sel darah merah) yang di singkat dengan Hb adalah
metaloprotein atau protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah
yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu
hemoglobin juga mempunyai peran yaitu menjaga bentuk sel darah merah.
Kadar Hb wanita sehat seharusnya dengan kadar Hb sekitar 12 mg/dl, apabila
kekurangan Hb biasa disebut anemia. Sedangkan anemia dalam kehamilan yaitu
dimana kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester II
dan III (Oktaviani, 2016).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe sebagai penyebab
warna sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen (O2) ke
dalam jaringan dan mengambil gas CO2 dari jaringan ke paru-paru. Bila kadar
hemoglobin berkurang di bawah normal maka akan mengganggu aktivitas
dalam tubuh. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal
disebut sebagai anemi. Hemoglobin yaitu suatu senyawa protein dengan Fe
yang dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dengan rangka
protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah
karena Fe (Irianti, dkk, 2015).
b. Kegunaan Hemoglobin
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakaia sebagai bahan bakar.
3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolism ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan daraha atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kada hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah sehingga di sebut anemia (Irianti, 2015).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb
1) Kecukupan besi dalam tubuh
Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga
merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang
berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk
dieksresi ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada
system enzim pernafasan. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam
sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kurang lebih 4% besi di
dalam tubuh berada sebagai myoglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai
enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya
sangat kecil namun memounyai peranan yang sangat penting (Irianti, 2015).
2) Metabolisme besi dalam tubuh
Menurut Wirakusumah, besi yang terdapat di dalam tubuh orang
dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-
sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg),
bhorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (<200-1500 mp). Ada
dua bagian besi dalam tubuh yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk
fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan.
Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan,
pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran (Irianti, 2015).
d. Pengukuran Kadar Hemoglobin
Hb Easy Touch GCHB merupakan alat kesehatan digital multicheck yang
digunakan untuk mengukur hemoglobin yang penggunaanya akurat, tidak sakit,
kapan saja dan dimana saja. Alat ini cukup terbukti akurat karena sudah lulus
uji dan prosesnya mengetahui hasil dengan cepat serta sangat mudah dalam
penggunaannya. Keakuratan dari alat ini dijadikan sebagai standar patokan
dalam pengukuran Hb karena mendekati hasil yang sebenarnya bila
dibandingkan dengan alat yang lain (Kusumawati, 2018)
e. Definisi kurma

Kurma atau dalam bahasa ilmiahnya Dactylifera Phoenix, merupakan buah asli

dari Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara. Warna kurma beragam,

dari coklat terang hingga mendekati warna hitam. Bentuknya pun berbeda-beda,

mulai dari persegi panjang, bulat kecil, hingga buah yang berukuran

panjang.Kebanyakan kurma yang diekspor berupa kurma kering. Kurma kaya

akan gizi, fitokimia, air dan gula alamiah yang dapat digunakan untuk

mempertahankan kesehatan. Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma

merupakan sumber energi yang kaya akan asam amino (Irmawati dan Rosdiana,

2020:54).

Dilansir dari situs ke sehatan ibu dan anak Babyologist, kurma mengandung

kadar serat tinggi, fosfor, kalium, zat besi, mangan, kalsium, belerang dan magnesium.

Berbagai zat tersebut sangat baik untuk menjaga kesehatan kehamilan. Oleh sebab itu,

mengonsumsi kurma memang terbukti sangat baik untuk meningkatkan kadar Hb ibu

hamil Dengan cara ini ibu hamil bisa terhindar dari anemia atau kekurangan darah. Bila

dikonsumsi saat hamil, buah kurma juga dapat meringankan kram, menguatkan dinding
rahim, menambah asupan energi dan mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan.

1. Macam-macam kurma

a. Ruthab (kurma basah)

Ruthab (kurma basah) bermanfaat mencegah terjadinya perdarahan bagi wanita

melahirkan, mempercepat proses persalinan dan mempercepat proses pengembalian

posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu kehamilan yang berikutnya. Hal ini

karena didalam kurma basah terkandung hormon yang menyerupai hormon oksitosin

yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oksitosin adalah hormon yang salah

satu fungsinya membantu ketika wanita melahirkan dan menyusui.

b. Tamr (Kurma kering)

Kurma kering berkhasiat menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu

melancarkan saluran kencing, karena mengandung serabut-serabut yang bertugas

mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim, ketika melahirkan. (Irmawati dan

Rosdiana, 2020:54)

2. Manfaat kurma

Berikut ini 7 khasiat buah kurma untuk kesehatan tubuh : (Irmawati dan

Rosdiana, 2020)

a. Sumber Energi

Dalam buah kurma terkandung gula alami glukosa, sukrosa, dan fruktosa

tinggi yang dapat meningkatkan energi. Untuk itu, kurma sangat bagus dikonsumsi

saat berbuka puasa karena dapat menggantikan kalori kita yang berkurang sesudah

puasa. Kurma juga kaya akan mineral dan mengandung fitonutriwn, zat yang

berkhasiat meningkatkan stamina dalam tubuh.


b. Mencegah Anemia

Kurma kering mengandung zat besi yang tinggi sehingga membantu

meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah anemia. Kurma merupakan sumber

zat besi yang sangat baik.Zat besi adalah komponen dari hemoglobin di dalam sel

darah merah yang menentukan daya dukung oksigen darah.

c. Mencegah Kanker

Usus Besar Buah kurma kaya serat yang mencegah penyerapan kolesterol

LDL dalam usus. Kandungan serat kurma juga membantu melindungi selaput lendir

usus dengan mengurangi paparan dan mengikat bahan kimia yang menyebabkan

kanker usus besar. Kurma yang berserat tinggi juga mampu mencegah terjadinya

kanker usus besar.

d. Mengatasi Masalah Sembelit

Sebagai makanan laksatif (laxative food), kurma bermanfaat melancarkan

buang air besar dan mencegah konstipasi. Kandungan seratnya yang tinggi dapat

membantu membersihkan usus besar dan melancarkan pencernaan.

e. Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke

Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan cairan tubuh

yang membantu mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga

memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu,

kurma jugamengandung mineral potasium 260 persen lebih tinggi dari pada jeruk dan

64 persen lebih tinggi dibanding pisang. Dalam terapi hipertensi, kurma membuat

dinding pembuluh darah tetap elastis serta mengikat karbon dioksida dalam darah.
Kaum Arab Badui, yang makan kurma secara teratur, menunjukkan tingkat kejadian

yang sangat rendah dari kanker dan penyakit jantung.

f. Mencegah Kanker Paru-paru dan Kanker Rongga Mulut

Kurma kaya akan zat antioksidan flavonoid sepeti beta-karoten, lutein, dan

zeaxanthin. Zat-zat antioksidan ini memiliki kemampuan melindungi sel-sel tubuh

terhadap radikal bebas sehingga melindungi tubuh terhadap kanker paru-paru dan

rongga mulut. Kurma juga merupakan sumber vitamin A yang diketahui membantu

melindungi dari kanker paru-paru dan rongga mulut.

g. Menjaga Kesehatan Mata

Kurma mengandung Vitamin A yang diketahui memiliki sifat antioksidan dan

merupakan mikronutrien yang penting bagi kesehatan mata. Kurma juga mengandung

zeaxanthin yang penting untuk kesehatan mata dan melindungi mata terhadap

degenerasi makula.

h. Menjaga Kesehatan Gigi dan Tulang

Kurma kaya akan kalsium dan mineral penting lainnya seperti magnesium,

fosfor, kalium, tembaga, mangan, danselenium yang berkhasiat dalam pembentukan

tulang serta sendi. Kurma juga mengandung flour yang memperlambat proses

kerusakan gigi. Fluor juga diketahui mencegah pembentukan plak gigi karena

memperkuat enamel gigi. Enamel gigi terdiri dari hidroksiapatit (hydoxyapatite),

yang jika kontakdengan fluor membentuk hidroksifluorapatit (hydroxyfluorapatite)

yang tahan terhadap kerusakan gigi. Fluor tidak dapat mengembalikan kerusakan gigi,

namun dapat mencegah kerusakan gigi lebih lanjut (Irmawati dan Rosdiana, 2020:55)

3. Kandungan Nutrisi Buah Kurma


Buah kurma mengandung karbohidrat sekitar 60% pada buah kurma basah dan

70% pada buah kurma kering, 20% protein, 3% lemak dan sisanya zat garam mineral

dan besi.Hasil Standar Data Nutrisi (2010), buah Kurma mengandung gula alami paling

banyak (70 %) diantara semua jenis buah-buahan (Rosdiana, 2020) Dalam Studi

penelitian Mesir, sebutir buah kurma mengandung sekitar 23 kalori dan sebanyak 5- 6

butir kurma sama dengan nutrisi dalam 1 porsi buah lainnya. Satu butir kurma kaya akan

energy dalam bentuk karbohidrat (6,1 g), serat, potasium (54,3 mg), dan zat besi. Satu

atau dua butir kurma sudah cukup mengganti energi yang berkurang saat berpuasa.

Kandungan nutrisi dalam 100 gram (± 13 butir) buah kurma,Energi 290 kkal,

Karbohidrat 75 gr, Protein 3.3 gr, Lemak 0.45 gr, Serat 8 gr, Glucose 41 gr, Fructose

29 gr, Air 21 gr Mineral : Kalsium 32 mg, Zat Besi 2.6 mg, Magnesium 35 mg Fosfor

40 mg, Potasium 652 mg, Sodium 3 mg, Copper 0.288 mg, Manganese 0.298 mg,

Selenium 1.9 mcg Vitamin : Vitamin C 3 mg , Vitamin A 50 IU, Vitamin E 0.1 mg,

Vitamin B1 0.03 mg, Vitamin B3 0.06 mg, Vitamin B6 0.09 mg, Riboflavin 0.1 mg,

Niacin 2.2 mg, Panthothenic 0.78 mg, dan Folate 13 mcg (Irmawati dan Rosdiana,

2020:58)

2. Kerangka Teori

Perubahan Fisiologis Dalam Kehamilan

Ibu Hamil Trimester 1. Sistem Reproduksi


III 2. Sistem Kardiovaskular
3. Sistem Endokrin
4. Sistem Musculo Skeletal

Anemia Kehamilan
Cara Meningkatkan Kadar Hemoglobin

Buah kurma

Buah kurma mengandung


vitamin A dan C yang
berperan dalam
pembentukan hemoglobin
dan dapat membantu
penyerapan zat besi

Absorpsi Zat
Besi Meningkat

Peningkatan Kadar
Hemoglobin

Keterangan :
: Diteliti

: Tidak diteliti
3. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Kadar Hemoglobin
Pemberian Buah Ibu Hamil
kurma Trimester III

4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
(`, 2017).
H1 : Ada pengaruh pemberian buah kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin
pada ibu hamil trimester III di Posyandu Sidomukti,Sekampung,Lampung Timur
H0 : Tidak ada pengaruh pemberian buah kurma terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu hamil trimester III di Metode Penelitian di Posyandu
Sidomukti,Sekampung,Lampung Timur

1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan metode pre experimental design dengan
rancangan one group pre-test post-test design.
2. Populasi
Seluruh ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan
di Posyand Sidomukti,Sekampung,Lampung Timuri pada saat penelitian dilaksanakan.
3. Sampel dan teknik sampling
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil memeriksakan kehamilan di Posyand
Sidomukti,Sekampung,LampungTimur pada saat penelitian berlangsung.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode accidental sampling
4. Definisi operasional
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Buah kurma Satu butir kurma kaya akan
energy dalam bentuk
karbohidrat (6,1 g), serat,
potasium (54,3 mg), dan zat
besi.
Kadar Nilai hemoglobin dalam darah Kadar hemoglobinKadar Rasio
hemoglobin Ibu ibu hamil yang diukur sebelum diukur dengan hemoglobin
hamil trimester dan sesudah pemberian menggunakan alat dalam satuan
III konsumsi buah kurma rutin hemoblobin meter gr/dl
selama 30 hari. merk Easy Touch

5. Jenis dan Teknik Pengumupulan Data


a. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumbernya dengan
melakukan pengukuran, menghitung sendiri dalam bentuk angket, observasi,
wawancara dan lain-lain (Hardani, 2020). Data primer digunakan untuk
memperoleh data tentang kadar hemoglobin yang diperoleh melalui pemeriksaan
langsung menggunakan alat hemoblobin meter merk Easy Touch terhadap sampel
yang diambil.
Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari orang lain, kantor
yang berupa laporan, profil, buku pedoman, atau pustaka. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah jurnal, website resmi pemerintahan, buku penunjang materi
(Harrdani, 2020). Data sekunder didapatkan dari buku register pasien, buku KIA
dan kohort ibu hamil untuk memperoleh data tentang identifas diri dan
karakteristik pasien (nama, umur, pendidikan dan pekerjaan).
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari register
pasien, buku KIA dan kohort ibu hamil dan mengukur kadar hemoglobin pada
ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah pemberian buah kurma.
c. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang di gunakan oleh peneliti
untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Kelana, 2017).
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk
mengetahui data diri responden dan pengukuran kadar hemoglobin dengan alat
hemoblobin meter merk Easy Touch.
d. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi 3 tahapan yaitu
sebagai berikut :
1) Tahap persiapan penelitian
a) Pengajuan judul penelitian kepada dosen pembimbing lalu ACC judul
penelitian.
b) Meminta surat izin penelitian dari pengelola program studi sarjana
Kebidanan STIKes Estu Utomo.
c) Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada
pimpinan Posyandu Sidomukti Sekampung Lampung Timur yang
digunakan sebagai tempat penelitian.
d) Memberikan penjelasan kepada pimpinan Posyandu Sidomukti Sekampung
Lampung Timur
2) Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Melakukan penarikan sampel.
b) Peneliti mendatangi responden dan memberikan penjelasan, tujuan
penelitian, prosedur penelitian kepada responden memenuhi kriteria
inklusi, kemudian memberikan formulir informed consent untuk menjadi
subjek penelitian. Bagi subjek penelitian yang menyetujui langsung
menandatanganinya.
c) Peneliti melakukan anamnesa dan menulis data dilembar observasi untuk
melengkapi data yang terdiri dari identitas ibu (nama, usia, pendidikan,
pekerjaan).
d) Peneliti melakukan pengukuran kadar hemoglobin pada responden
e) Penelitian memberikan intervensi kepada ibu hamil trimester III dengan
cara mengonsumsi. Satu butir kurma kaya akan energy dalam bentuk
karbohidrat (6,1 g), serat, potasium (54,3 mg), dan zat besi. Peneliti melakukan
pengukuran kadar hemoglobin kembali pada responden setelah intervensi
pemberian buah kurma selama 7 hari.
3) Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir penelitian ini didapatkan hasil kadar hemoglobin pada ibu
hamil trimester III sebelum dan sesudah pemberian buah kurma di Posyandu
Sidomukti Sekampung Lampung Timur. Setelah data diperoleh lengkap,
langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian pada pasien selanjutnya
dengan prosedur yang sama pada setiap responden, kemudian dilakukan
analisis melalui format penilaian.

6. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam suatu
penelitian. Hal ini karena data yang diperoleh langsung dari penelitian yang masih
mentah, belum memberikan informasi dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo,
2018). Langkah- langkah pengolahan data yang dipakai adalah Pengolahan Data
Komputer adalah sebagai berikut :
a. Editing
Editing atau Penyuntingan Data hasil wawancara, angket, atau
pengamatan dari lapangan dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuisioner tersebut untuk dilengkapi (Notoatmodjo, 2018)
b. Coding
Setelah semua kuisioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng
“kodean” atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018).
c. Processing (Data Entry)
Data, yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk
“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software”
komputer. Software komputer tersebut bermacam-macam, masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket program yang paling
sering digunakan untuk “entry data” penelitian adalah paket program SPSS for
window (Notoatmodjo, 2018)
d. Cleaning
Cleaning merupakan pembersihan data dari sumber data atau responden
selesai memasukkan, perlu dicek kembali, setelah pembersihan data selesai
selanjutnya mulai proses analisis data yang dilakukan oleh pakar program
komputer itu sendiri (Notoatmodjo, 2018)

7. Teknik Analisa Data


a. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah mencari nilai mean atau rata-rata
kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah pemberian
buah kurma di Posyandu Sidomukti Sekampung Lampung Timur
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji t-test dependent. Terlebih
dahulu harus menguji normalitas pretest dan posttest, apabila data yang diperoleh
berdistribusi normal maka menggunakan uji paired t test. Namun jika dapat yang
diperoleh berdistribusi tidak normal maka menggunakan analisis statistik uji
wilcoxon.
Daftar Pustaka

Arantika M, dan Fatimah. 2019. Patologi Kehamilan Memahami Berbagai Penyakit dan
Komplikasi Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Aryanto, E., Sugiarto, A. D., Darmawan, P. H., & Pande, N. P. Y. A. (2021). Gambaran
anemia pada kehamilan trimester III di bagian obstetri dan ginekologi RSUD
Waikabubak, Nusa Tenggara Timur periode 2019–2020. Intisari Sains Medis, 12(2), 463-
467.

Ani, S. 2020. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil & Hamil. Jakarta: EGC
Arum, S., Erlinawati, dkk. 2021. Kehamilan Sehat Mewujudkan Generasi Berkualitas di
Masa New Normal. Cirebon: Insania.
Astutik, R. Y., & Ertiana, D. 2018. Anemia Dalam Kehamilan. Jember : CV Pustaka
Abadi.
Dinas Kesehatan Provinsi lampung. 2023. Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2023.
Lampung.
Erslia, W, & Prafitri L.D., (2016). Efektifitas Pemberian Tablet Zat Besi Ditambah
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri Anemia Di Stikes Muhammadiyah Pekajangan Tahun 2016
Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/7778/MIPA%20DAN
%20KESEHATAN_9.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Herdiani, T.P., Desi Fitriani, dkk. 2019. Manfaat Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap
Kenaikan Nilai Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Jurnal SMART Kebidanan.
Vol. 6 (2), 101-105
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb/article/view/291
Irianti, dkk. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Ani, S. 2020. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil & Hamil. Jakarta: EGC
Arum, S., Erlinawati, dkk. 2021. Kehamilan Sehat Mewujudkan Generasi Berkualitas di
Masa New Normal. Cirebon: Insania.
Astutik, R. Y., & Ertiana, D. 2018. Anemia Dalam Kehamilan. Jember : CV Pustaka
Abadi.
Dinas Kesehatan Provinsi lampung. 2023. Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2023.
Lampung.
Erslia, W, & Prafitri L.D., (2016). Efektifitas Pemberian Tablet Zat Besi Ditambah
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri Anemia Di Stikes Muhammadiyah Pekajangan Tahun 2016
Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/7778/MIPA%20DAN
%20KESEHATAN_9.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Herdiani, T.P., Desi Fitriani, dkk. 2019. Manfaat Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap
Kenaikan Nilai Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Jurnal SMART Kebidanan.
Vol. 6 (2), 101-105
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb/article/view/291
Irianti, dkk. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Jenni. (2021). Asuhan kebidanan kehamila. In Media.

Khairoh, dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya. CV. Jakad Publishing
Kusumawati, E. et al. 2018. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Remaja menggunakan Metode Sahli dan Digital (Easy Touch GChb). Jurnal of
Health Science and Prevention, 2(2).
Maulidanitas, R. & Raja, S. 2018. Hubungan Karakteristik Ibu hamil dengan Status
Anemia pada Trimester II dan III di Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai. Jurnal Bidan Komunitas,1(2), 86-94.
Meilinda, V., & Natasya, N. D. 2022. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga (Hylocereus
Polyrhizus) dan Madu Dengan Kombinasi Tablet Fe Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin. Maternal Child Health Care, 5(1), 842-847.
Nidianti, E., dkk (2019). Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Metode POCT (Point
of Care Testing) sebagai Deteksi Dini Penyakit Anemia Bagi Masyarakat Desa
Sumbersono, Mojokerto. Jurnal Surya Masyarakat. Vol. 2 (1), 29-34
http://repository.unpas.ac.id/15634/
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur’Afani, F., (2016). Pengaruh Perbandingan Jambu Biji (Psidium Gajava L) Dengan
Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) dan Jenis Jambu Biji Terhadap Krakteristik
Jus. Institutional Repositories & Scientific Journals Universitas Pasundan.
http://repository.unpas.ac.id/15634/
Oktaviani, I., Makalew, L., & Solang, S. 2016. Profil Hemoglobin Ibu hamil Dilihat dari
Beberapa Faktor Pendukung. Jurnal Ilmiah Bidan. 4(1). 22-30. DOI:
https://doi.org/10.47718/jib.v4i1.345
Prawirohardjo, S. 2020. Ilmu Kebidanan. Jakarta Pusat: Bina Pustaka.
Proverawati, A. 2021. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rosyidah, & Azizah. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Obstetri Pathologi (Pathologi
Dalam Kehamilan). UMSIDA PRESS. https://doi.org/10.21070/2019/978-602-
5914-88-1
Rukiah, & Yulianti. (2018). Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Trans Info Media (TIM).
Rusdi, PH., dkk (2018). Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Gajava L)
Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferrintin Serum Penderita Anemia Remaja
Putri. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 7 (1), 74-79
http://repository.unpas.ac.id/15634/
Simbolon. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan
Anemia Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai