PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks
warna dan kejernihan urine, berat jenis, protein, glukosa dan pemeriksaan
sedimen (Gandasoebrata,2013).
Proteinuria (protein urine) adalah protein yang terdapat dalam urine, pada
keadaan normal tidak didapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urine, protein
dalam urine sangat kecil kurang dari 100 mg protein/24 jam. 2/3 dari jumlah
tersebut adalah protein yang di keluarkan dari tubulus biasanya protein yang
sudah melebihi batas lebih dari 150 mg protein /24 jam sudah tidak normal ,
1
kompensasi untuk mengubah volume cairan tubuh, ini juga berakibat protein
Pada Ibu hamil trimester II tekanan vena pada ginjal semakin meningkat
dan terjadi pertumbuhan janin yang cepat. Oleh karena itu, pemeriksaan urine
kesehatan Ibu sehinggaa pabila terjadi kelainan dapat segera diatasi, seperti
preeklampsia.
hasil survey demografi dan kesehatan di Indonesia pada tahun 2015 AKI di
Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. (dr. Arika Aboebakar
salah satunya di Provinsi Aceh, walaupun angka kematian ini setiap tahunnya
sudah mulai menurun. Penyebab terbesar kematian ibu hamil di provinsi aceh
masih didominasi oleh perdarahan yaitu 55 kasus (32.5%), disusul oleh pre
2
eklampsi/eklampsi sebanyak 36 kasus (21.3%) dan penyebab lain yang tidak
gejala meningkatnya tekanan darah dan kadar protein urine yang positif.
tahun 2019 yaitu113 orang dengan jumlah kasus ibu hamil yang mengalami
pada saat kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi (hipertensi), edema,
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Gambaran hasil pemeriksaan kadar protein urine pada Ibu hamil trimester II
B. Rumusan Masalah
3
pada Ibu hamil trimester II dengan menggunakan meode carik celup di
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
protein urine pada Ibu hamil trimester II sehingga dengan penelitian ini
2. Institusi
3. Responden
preeklamsia
4
E. Keterbatasan Penelitian
tentang hasil pemeriksaan protein urine yang diperiksa, maka kita tidak dapat
hasil pemeriksaan yang objektif dan akurat. Ini sangat tergantung pada
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Klasifikasi Umur kehamilan
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
et all, 2016)
Pada tahap awal ini, kondisi tubuh mengalami banyak perubahan, ini
embrio.
7
Embrio mendapatkan nutrisi dari ibu yang ditransfer ke
kaki.Ukuran embrio pada akhir bulan kedua adalah 2,54 cm, berat
seluruh tubuh
8
reproduksi sudah mulai mengembang, tetapi jenis kelamin belum
Pada masa ini, janin laki-laki sudah memiliki prostat dan janin
sudah tampak pola rambut. Sementara itu pada bagian wajah, mata
9
sesaat ketika janin akan lahir. Otot janin sudah berkembang di
halus yang akan hilang menjelang minggu kedua setelah bayi lahir.
suara dari luar.Jari tangan dan kaki janin pun sudah tampak.Pada
Pada masa ini janin sedang berada di dalam tahap penyempurnaan dan
rahim.
10
2) Bulan kedelapan (32-36 minggu)
dengan makin tuanya usia janin. Bayi bergerak lebih aktif ditandai
Pada saat ini tubuh janin, baik bagian luar maupun dalamnya,
11
Pada waktu hamil ukuran dan berat ginjal akan meningkat dan
rektosigmoid di sebelah kiri maka pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
1) Trimester I
uterus.
2) Trimester II
12
Uterus yang mulai membesar menyebabkan tekanan pada
bergeser keatas
berdarah.
3) Trimester III
(PAP)
lancar
13
4. Keadaan Patologis Pada Ibu Hamil
ketidaknyamanan seperti:
a. Konstipasi
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi penurunan peristaltik
mempunyai efek rileks pada otot polos pada usus besar. Akibat
anemia. Pada usia 24 minggu, komposisi darah dalam tubuh ibu mulai
kondisi pusing ini apakah karena anemia atau bukan, apalagi jika
c. Heart Burn
Heart burn atau nyeri ulu hati biasanya timbul menjelang akhir
14
progesteron terhadap organ pencernaan. Makanan menjadi lambat
panggul saat ibu hamil duduk atau berdiri dan penekanan vena pada
e. Nyeri Ligamen
trisemester ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq perliter akibat hemodelusi darah dan kebutuhan
15
mineral yang dibutuhkan janin. Kebutuhan protein ibu hamil untuk
dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0.5
g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori yang
lemak, dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil seperti kalsium
1,5 gram per hari dan 30-40 gram untuk pembentukkan tulang janin, fosfor
rata rata 2 gram dalam sehari, zat besi dalam 800 mg atau 30-50 mg per
janin serta mengurangi resiko lahir kurang bulan (preterm), adapun fungsi
untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta
untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita
protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-
16
perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu postpartum
normal tidak dapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urine, protein dalam
urine sangat kecil kurang dari 100 mg protein/24 jam . 2/3 dari jumlah
yang sudah melebihi batas lebih dari 150 mg protein /24 jam sudah tidak
17
melalui seleksi perbedaan berat molekul dan muatan listrikProteinuria
terbentuk proteinura.(Anna,2016)
a. Fungsional Proteinuria
protein.
b. Organik Proteinuria
18
2) Renal proteinuria
setempat.
penyakit, ginjal karena adanya sejumlah kecil albumin dan globulin dalam
urine, untuk mendeteksi jumlah protein yang lebih besar di perlukan urine
a. Semi Kuantitatif
19
Asam sulfosalisilat dapat di gunakan untuk uji urine sebagai
penentu ada tidaknya protein dalam urine karena, ikatan kimia yang
20
3) Metode Carik Celup (Dipstik)
carik celup ini hanya sensitif pada albumin saja, globulin dan
(Gandasoebrata,2013)
b. Kuantitatif
1) Metode Esbach
Pada cara Esbach tidak menggunakan serbuk batu apung dan hasil
adanya kandungan protein dalam urin yang dapat berdampak pada komplikasi
berbahaya. Khususnya, bagi ibu hamil, hal ini bahkan bisa menyebabkan
adanya gangguan pada janin dalam kandungan. Ibu hamil patut waspada jika
21
terdapat kandungan protein sebanyak 300 mg/d yang bisa dipicu oleh beban
ginjal selama hamil. Selain itu, adanya peningkatan volume darah juga dapat
Untuk pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh dibutuhkan
butuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil. (Jenni Mandang,
et all, 2014)
tersebut dapat mengalami kelemahan atau sistem imun yang kurang baik,
sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Biasa juga janin di
dan protein urin yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini umunya karena
Jika endotel mengalami gangguan oleh berbagai hal seperti stress oksidatif
pengaturan menjadi abnormal dan disebut difungsi endotel. Pada keadaan ini
22
hipertensi. Disfungsi endotel juga menyebaban permeabilitas vaskular
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
mengalami spasme (radang), maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha
dapat dicukupi, sedangkan kenaian berat badan dan edema disebabkan oleh
air dan garam. Proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
1) Preeklamsi ringan
kenaikan tekanan darah diastolic 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali
2) Preeklamsi berat
23
proteinuria 715 gram atau secara kualitatif 3+ dan 4+ disertai dengan
pada bayi dapat berupa kelahiran premature, gawat janin, berat badan lahir
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur,
B. Hipotesa
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran
Definisi Alat
Variabel Parameter Kategori
Operasional Ukur
Protein urine Protein urine Membandingkan Observasi a. Negatif (-)
ibu hamil yang ditemukan dengan standar laboratorium b. Positif (+)
trimester II dalam urine ibu warna yang c. Positif (++)
hamil. Untuk terdapat pada d. Positif (+++)
mengidentifikasi label wadah carik e. Positif (++++)
status protein
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
gambaran hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil trimester II yang
Wilayah kerja Puskesmas Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2020
a. Alat
b. Bahan
Sampel urin
26
D. Metode dan Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
terbuat dari bahan plastic, tidak mudah pecah dan dapat di tutup
2. Prosedur Penelitian
a. Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera
tutup wadah.
strip.
tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika
secara visual.
karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan
27
seperti yang tertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang
agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip
1. Rancangan Percobaan
Sampel
urine
28
2. Metode Analisis
urin). Sebuah carik celup atau dipstik merupakan alat diagnostik dasar
urinalisis standar. Carik celup berupa carik plastik tipis kaku yang pada
sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai sembilan kertas isap atau
semikuantitatif.
Tes carik celup dapat terdiri dari hingga 10 bantalan kimia yang
berbeda atau reagen yang bereaksi (berubah warna) ketika direndam, dan
carik celup biasanya sangat cepat, mudah dan spesifik. Uji kimia yang
urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit esterase.
Tes ini dapat dibaca antara 60 dan 120 detik setelah pencelupan. Cara
setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urine
dan menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein, dsb.) atau
29
Interpretasi hasil pemeriksaan protein urine berdasarkan perubahan
gr/L)
gr/L)
(≥20 gr/L)
F. Penyajian Data
bentuk angka
4. Data dalam penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan
30
DAFTAR PUSTAKA
Elizabet puspa kirana, 2018 . Ibu Hamil Rentan Terserang Protein Uria
https://review.bukalapak.com/mom/90313(diakses pada tanggal 3 April
2020)
Mansjoer, Arief , 2011, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid I, Jakarta:
Media Aesculapius
Manuaba, Ida Bagus, 2016, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC
Rukiyah, A.Y dan Yulianti, L, 2014, Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta: CV.
Tran Info Media
31
32