Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor pada awal kehidupan janin dalam kandungan ibu, bahkan sejak fase
prakonsepsi. Janin atau fetus adalah nama yang diberikan untuk si
Kecil yang belum lahir dari minggu ke-8 setelah pembuahan hingga saat
kelahiran. “Di periode ini, Ibu memasuki trimester kedua kehamilan.
Perkembangan janin sangat mempengaruhi untuk tumbuh kembangnya
kelak. Berikut perkembangan janin dari trimester 1 -3. Perkembangan janin
trimester pertama Bulan Pertama (Saat bulan pertama setelah pembuahan,
tahapan awal perkembangan embrio) Bulan Kedua (Saat bulan kedua, tulang
rawan janin telah berganti menjadi tulang. Selain itu, jaringan sistem saraf
pusat seperti otak, jaringan saraf, dan sumsum tulang belakang telah
terbentuk. Ukuran pada embrio di akhir bulan kedua 2,54 cm dengan berat
9,45 gram.)Bulan Ketiga (Perkembangan janin pada bulan ketiga, yaitu organ
mulai berkembang.) Perkembangan Janin Trimester Kedua Bulan Keempat
(Saat ini, janin laki-laki telah memiliki prostat dan janin perempuan mulai
menampakkan folikel pada ovariumnya. Sementara di bagian wajah, mata
janin mulai bisa bergerak. Panjang janin di usia 14 minggu telah mencapai 85
mm dengan berat kurang lebih 40 g.) Bulan Kelima (Di bulan ini, seluruh kulit
janin tertutup lapisan putih yang dapat melindungi janin dari cairan ketuban).
Bulan Keenam (Pada bulan keenam, janin sudah terlihat jelas dan mata bisa
terbuka. Pembuluh vena tampak melalui kulit janin dengan tekstur tipis
keriput berwarna kemerahan. Denyut nadi juga meningkat sebagai tanda janin
menanggapi rangsangan bila mendengar suara dari luar dan panjang janin
sekitar 190 mm dengan berat 460 g). Perkembangan Janin Trimester Ketiga
Bulan Ketujuh (Bulan ketujuh, janin sudah dapat menanggapi cahaya,
mendengar suara, merasakan sakit, dan mengubah posisi tubuh. Panjang janin
mencapai 36 cm dengan berat sekitar 900-1.800 g). Bulan Kedelapan (Saat

1
bulan kedelapan, janin sudah berkembang lebih baik. Bagian yang telah
terbentuk tapi belum sempurna adalah paru-paru. Bayi bergerak lebih aktif
dengan ukuran 46 cm, dan berat 2,27 kg). Bulan Kesembilan (Mata dan
telinga telah berfungsi semestinya pada bulan kesembilan. Bagian paru-paru
hampir berkembang dengan sempurna. Panjang janin telah mencapai 46-51
cm dan berat 3,2 kg).
Menurut Rusli (2013) bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan.
Setiap bayi mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam masa
hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
berkesinambungan, bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari
proses perkembangan (Wong, 2009).
Tinggi badan bayi saat di lahirkan dapat menjadi acuan berapa tinggi badan
nya di masa depan. Rata – rata tinggi badan bayi saat lahir sekitar 50 cm.
Sejak baru lahir, perkembangan tubuh bayi sudah diukur untuk
memastikannya berada di rentang normal. Selain berat badan dan lingkar
kepala, perkembangan lain yang tidak kalah penting untuk diketahui yakni
tinggi atau panjang badan bayi.
Berdasarkan tabel who bayi laki-laki Panjang normal Usia 0 bulan atau
baru lahir: 46,1-55,6 sentimeter (cm) berdasarkan tabel who bayi perempuan
usia 0 bulan atau baru lahir: 45,4-54,7 cm. Panjang atau tinggi badan bayi saat
lahir yang kurang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah
kondisi kesehatan ibu saat hamil. Biasanya ibu mengalami gangguan
kesehatan saat hamil.
Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin (Prawirohardjo, 2005). Kehamilan adalah masa di mana
seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Masa
kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yang masingmasing terdiri dari 13
minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Trimester pertama secara
umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12
minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu, dan
trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu). Selama

2
kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam yang meliputi
perubahan fisiologis dan psikologis (Varney, dkk, 2007).
Macam – macam kondisi kesehatan ibu saat hamil (penyakit yang diderita
saat hamil) Anemia (Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah
yang berfungsi menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini umum terjadi
pada ibu hamil karena meningkatnya volume darah selama kehamilan).
Preeklamsia (tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan. Masalah
kesehtan ini menyebabkan pembuluh darah menyempit dan merusak organ –
organ vital di tubuh seperti ginjal, hati, otak). Diabetes gestasional
(peningkatan gula darah yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil yang
memiliki riwayat keluarga diabetes dan obesitas berisiko tinggi mengalami
salah satu komplikasi kehamilan ini). TBC (infeksi bakteri menular yang
menyerang paru-paru. Bagi ibu hamil, penyakit ini cukup membahayakan dan
dapat menular pada janin. Apabila ibu hamil tidak memperoleh perawatan
yang tepat dan dibutuhkan untuk TBC, tidak hanya keselamatan ibu hamil
yang menjadi taruhannya, namun juga janin dalam kandungan). Kanker
(penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal
yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke
tempat lain dalam tubuh penderita. Dilansir dari laman Healthline, secara
umum, kanker saat hamil adalah kondisi yang tidak biasa).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu saat hamil. Status
kesehatan ibu hamil ini akan dipengeruhi oleh beberapa faktor seperti umur
ibu saat hamil, tinggi badan ibu saat hamil, Pendidikan ibu hamil, Psikologis
ibu saat hamil, Pengetahuan ibu saat hamil, Gizi Status ibu saat hamil,
Aktivitas ibu saat hamil, Berat badan ibu saat hamil.
Pola makan saat hamil harus benar – benar di perhatikan mulai dari
kuatitas makanan sampai dengan keteraturan makan. Hal ini di karenakan
Penting bagi setiap ibu hamil untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi selama
hamil. Kualitas makanan untuk ibu hamil adalah Sayur dan buah adalah
bahan makanan utama dalam pola makan sehat bagi ibu hamil, Daging tanpa
lemak, ikan, dan telur, Kacang-kacangan, Makanan sumber karbohidrat, Susu

3
dan produk olahannya. Para ibu hamil dianjurkan untuk makan teratur tiga kali
sehari dengan menu makanan sehat dan seimbang. Sesekali, ibu juga
dianjurkan untuk ngemil sehat. Sebab tak dapat dimungkiri, meski ibu sedang
tidak lapar bukan berarti janin juga merasakan hal yang sama, keteraturan
makan harus di jaga sebaik mungkin.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah saya lakukan di desa bangsri
dan palon dimana dari 2 desa tersebut di ambil 30 responden, dilakukan
wawancara kepada responden tentang bagaimana kondisi ibu saat hamil, dan
hasilnya 20 dari 30 respon mengalami gangguan kesehatan saat hamil dan
Panjang tubuh bayi saat lahir kurang dari Panjang bayi normal . Masih
banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan kondisinya saat hamil yang
dapat berpengaruh pada Panjang bayi saat lahir atau pertumbuhan bayinya di
dalam kandungan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian di
daerah tersebut dengan judul “ pengaruh kondisi ibu saat hamil dengan Tinggi
bayi saat lahir “ di desa bangsri dan palon.
Dari data diatas menjadi acuan sehingga saya tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Pengaruh Tentang Kondisi Ibu Saat Hamil dengan
Tinggi Bayi Saat Lahir “ Di Desa Bangsri Dan Palon.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dapat di rumuskan masalah
yaitu apakah terdapat pengaruh tentang kondisi ibu saat hamil dengan
Panjang bayi saat lahir di ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ibu saat hamil
dengan Tinggi bayi saat lahir di Desa Bangsri Dan Palon.

1.4 Hipotesis Penelitian


Diduga adanya hubungan yang signifikan antara kondisi ibu saat hamil
dengan tinggi badan bayi saat lahir di Desa Bangsri Dan Palon.

Anda mungkin juga menyukai