PRAKTIKUM
Mata Kuliah Patofisiologi
Semester Genap (II)
Kelompok 11
Tingkat 1 Reguler 1
ISI HALAMAN
HALAMAN DEPAN................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Capaian pembelajaran akhir praktikum ......................................................... 1
B. Sub capaian pembelajaran akhir praktikum................................................... 1
C. Deskripsi modul praktikum............................................................................ 1
BAB II MATERI PRAKTIKUM
A. Kegiatan Praktikum TM 12
1. Pendahuluan ........................................................................................... 2
2. Dasar teori ............................................................................................ 3
3. Pelaksanaan praktikum............................................................................ 6
a. Metode .................................................................................... ........ 6
b. Persiapan bahan atau alat................................................................. 6
c. Prosedur kerja .................................................................................. 7
BAB III HASIL PRAKTIKUM
A. Perubahan MorfologiSel, Jaringan atau Organ
B. Berbagai Gambar Morfologi Sel, Jaringan atau Organ dari makroskopis manifestasi
klinis penyakit pada bayi dan anak
BAB IVRINGKASAN
SOAL LATIHAN DAN KUNCI JAWABAN
REFERENSI
BAB I PENDAHULUAN
Praktikum pembelajaran mahasiswa dapat menunjukkan gambar perubahan morfologi sel/ jaringan
atau organ secara klinik meliputi : gambar IUGR, Penyakit Talasemia, Penyakit sindroma down,
Penyakit genetic,.
Infeksi perinatal adalah infeksi yang terjadi pada ibu hamil (infeksi maternal) yang dapat
ditransmisikan pada janin saat kehamilan, pada persalinan melalui jalan lahir dan pascasalin melalui
air susu ibu. Penularan penyakit dari ibu ke janin dapat melalui perambatan asendens dari vagina
melalui serviks ke cairan amnion atau hematogen dari viremia, bakteriemi atau parasitemia.
Pneumonia pada fetus dapat terjadi akibat infeksi cairan amnion ke paru janin. Pada infeksi asendens,
terjadi funisitis dan korioamnionitis yang sering menyebabkan pecah ketuban dini dan prematuritas.
Infeksi hematogen dapat menyebabkan desiduitis atau vilitis dan menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat atau infeksi pada fetus yang dapat menyebabkan kecacatan.
Ibu hamil yang terinfeksi sering tidak merasakan gejala atau hanya mempunyai gejala ringan
tetapi janin yang dikandungnya dapat terancam mendapat kelainan kongenital yang berat. Infeksi
maternal belum tentu selalu ditularkan pada janin, semakin tinggi usia kehamilan semakin tinggi
kejadian penularan, namun semakin muda usia kehamilan, semakin besar dampak buruk pada janin.
Infeksi maternal umumnya tidak memberatkan ibu, namun dampak pada janin yang terinfeksi dapat
sangat berat berupa kelainan kongenital, kelainan kongenital multipel sampai abortus atau kematian
janin.
Masalah yang terdapat di negara yang sedang berkembang adalah ketidak mampuan untuk
melakukan diagnosis yang akurat, sehingga keputusan yang diambil sebagai konsekwensi hasil
pemeriksaan klinik dan laboratorik sering merugikan janin yang sebenarnya belum tentu terkena
penyakit namun harus menerima akibat pengobatan dan sebaliknya.
Gejala umum seperti rasa cepat lelah, lesu, mual, sakit kepala, sedikit demam adalah keluhan
yang biasa terjadi pada berbagai infeksi perinatal. Keluhan ini sangat tidak spesifik, karena dapat
kapan saja dikeluhkan oleh ibu hamil dengan berbagai penyakit, bahkan dalam keadaan stres sehari-
hari tanpa penyakit pun ibu hamil dapat mengeluhkan gejala tersebut.
Banyak penyakit infeksi dengan akibat pada janin yang serius, sulit atau tidak mungkin untuk
didiagnosis hanya berdasarkan gejala klinis saja. Misalnya pada infeksi oleh virus rubela, CMV, T
gondii, HSV dan HIV, hanya 10 – 50 % wanita hamil yang menunjukkan gejala klinis.
B. Dasar Teori : Penyakit pada bayi dan anak
1. Pengertian IUGR [1]
IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) adalah kondisi ketika pertumbuhan janin di dalam
kandungan terhambat. IUGR ditandai dengan ukuran dan berat badan lahir bayi yang rendah. Kondisi
ini dapat membuat bayi lebih lemah dan rentan terkena beberapa masalah kesehatan.
IUGR primer. Kondisi ini ditandai dengan ukuran organ dalam janin yang lebih kecil
dari yang seharusnya.
IUGR sekunder. Kondisi ini ditandai dengan kepala dan otak janin yang berukuran
normal, namun ukuran tubuhnya lebih kecil dari yang semestinya. IUGR jenis ini
umumnya baru terdeteksi saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
IUGR merupakan kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi kondisi bayi
saat proses persalinan yang meliputi:
IUGR yang sudah parah bahkan bisa menyebabkan bayi lahir dalam keadaan meninggal.
Kondisi ini juga bisa memengaruhi perkembangan bayi dan anak dalam jangka panjang.
2. Penyebab
Banyak faktor yang dapat memicu terhambatnya pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Namun, kondisi ini umumnya terjadi karena adanya gangguan pada plasenta. Plasenta yang tidak
berfungsi dengan baik akan menghambat pasokan oksigen dan nutrisi ke janin, sehingga
mengakibatkan janin gagal berkembang.
Selain masalah pada plasenta, ada banyak kondisi lain yang bisa menyebabkan bayi mengalami IUGR,
yaitu:
Selain beberapa kondisi medis di atas, bayi juga dapat mengalami IUGR jika saat hamil ibunya
sering kelelahan, mengalami stres berat, atau memiliki gaya hidup yang kurang sehat saat hamil,
seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan menggunakan narkoba.
Gejala utama dari intrauterine growth resctriction adalah ukuran janin yang lebih kecil
dari seharusnya. Janin yang mengalami IUGR berada pada rentang pertumbuhan paling kecil
dari janin lain seusianya. Dalam arti, besar janin berada pada 10% terbawah ukuran janin
seusianya.
Secara fisik, penampilan bayi yang mengalami IUGR akan terlihat pucat dengan kulit yang
tampak kering dan kendur. Ari-ari bayi juga akan terlihat tipis dan pucat, meski seharusnya
terlihat tebal dan mengkilat.
3. Perubahan morfologi
Kondisi IUGR yang dialami janin sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun. Saat hamil, ibu
mungkin bisa saja tidak merasakan adanya gejala atau keluhan yang mengganggu, sehingga tidak
menyadari bahwa janinnya mengalami IUGR.
tu sebabnya, kondisi janin perlu dipantau secara berkala dengan melakukan pemeriksaan kandungan
secara rutin ke dokter. Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan memantau kondisi janin di dalam
rahim dengan pemeriksaan USG.
Jika hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya tanda-tanda yang dicurigai sebagai IUGR, dokter
mungkin akan melakukan pemeriksaan lain, misalnya analisis cairan ketuban (amniocentesis).
Tidak ada pengobatan khusus yang dapat diupayakan untuk mengobati IUGR, terlebih jika kondisi ini
terlambat dideteksi. Karena itu, langkah pencegahan penting dilakukan sejak janin masih berada di
dalam kandungan.
Namun, ada beberapa langkah penanganan yang dapat diupayakan dokter untuk menangani IUGR:
Umumnya, jika kondisi ini dideteksi sejak dini, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan
kandungan lebih sering untuk melihat apakah terdapat peningkatan berat badan dan kemajuan
pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Jika janin tetap tidak tumbuh dengan semestinya, maka dokter mungkin akan menyarankan langkah
antisipasi dengan mempersiapkan ibu untuk melahirkan lebih cepat. Dokter akan menentukan apakah
persalinan sebaiknya secara caesar atau normal.
Janin yang mengalami IUGR berisiko lebih tinggi untuk meninggal di dalam kandungan. Oleh karena
itu, dokter akan menyarankan ibu hamil dengan janin yang IUGR untuk lebih rutin
memerhatikan pergerakan janin.
Jika gerakan janin melambat atau tidak bergerak sama sekali dalam waktu beberapa jam, maka ibu
hamil perlu segera ke dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi janinnya.
Guna memastikan kondisi janin dalam kandungan selalu sehat dan tumbuh sesuai usia kehamilan, ibu
hamil dianjurkan untuk rutin melakukan kontrol ke dokter kandungan. Jika kondisi ini terdeteksi sejak
dini, dokter dapat memberikan pertolongan sesegera mungkin dengan harapan janin dapat tumbuh
dengan normal.
Namun jika IUGR terlambat terdeteksi, akan semakin sulit untuk ditangani, karena bisa saja bayi
sudah mengalami komplikasi dan kondisinya juga cenderung lebih lemah. Bayi IUGR biasanya
membutuhkan perawatan di NICU setelah lahir, sampai kondisinya stabil dan berat badannya
meningkat.
C. Pelaksanaan praktikum
1. Metode
Diskusi dalam kelompokdengan collaboration learning.
Resposif
Seminar
Pelaporanhasilpraktikum.
2. Persiapan bahan atau alat
Petunjuk praktikum mahasiswa.
Buku-buku referensi maupun daring sesuai bahan kajian praktikum.
3. Prosedur kerja
a. Lakukan review bahan kajian praktikum.
b. Telaah kembali dasar teori makroskopis manifestasi klinis penyakit pada bayi dan anak
yang telah dipelajari, meliputi deskripsi defines, penyabab, pathogenesis, perubahan
morfologi sel/ jaringan maupun morfologi organ yang tampak secara klinis.
c. Tentukan gambar perubahan morfologi sel/ jaringan maupun organ, kemudian lakukanlah
analisis penyebab dan patogenesisnya.
d. Buatlah laporan praktikum dan dikumpulkan sesuai kesepakatan.
e. Tulskan Referensi orisional: dari buku, e-book, dan internet dengan urutan pengutikan
menggunakan nomor urut.
BAB III HASIL PRAKTIKUM
Gambar Atropi…..(sebutkan)
a. Pengertian
Atropi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengdiskripsikan hilang atau
berkurangnya ukuran salah satu bagian dari tubuh.pengurangan ukuran ini secara
langsung juga dapat mengurangi fungsi bagian yang terdampak.
b. Penyebab
Atropi bisa disebabkan oleh berbagai faktor baik genetik,lingkungan,gaya hidup atau efek
samping dari penyakit tertentu.gejala paling umum dari atropi yakni bagian tubuh yang
tampak mengecil atau pelemahan dibeberapa sisi tubuh.ada banyak kondisi penyakit atau
kecelakaan yang bisa menimbulkan efek samping berupa atropi
c. Patogenesis
Proses berjangkitnya penyakit yang dimulai dari permulaan terjadinya infeksi sampai
dengan timbulnya reaksi akhir.
2. GambarHipertropi
a. Pengertian
Hipertropi adalah peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen
sel.ia harus dibedakan dengan hiperplasia,yangg dalam kondisi ini ukuran sel tetap akan
tetapi jumlah sel yang bertambah
b. Penyebab
Terjadinya hipertropi akibat dari peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam
setiap serat jadi menyebabkan pembesaran masing-msing serat yang secara sederhana
disebut hipertrofi srat.
c. Patogenesis
Patogenesis terjadi hipertofi patologis karena adanya stimulasi primer berupa regangan
mekanik jantung dan atau faktor neuromoral yang akan diterjemahkan didalam sel sebagai
perubahan biokimia.
3. Gambar
4. Gambar…..
5. GambarNekrotik
BAB IVRINGKASAN
Tuliskanringkasanmateriteoridanpraktikum 1 halaman.
SOAL LATIHAN DAN KUNJI JAWABAN
SoalLatihan
(Buatlahsoal, jenis essay singkat/ terstruktur 2 soaldan multiple choice 8 soal)
SoalEssai
Isilahsoalberikutinidenganringkas
1. ….
2. ….
SoalPilihan Ganda
Petunjukmengerjakansoal
1. …
2. .
Soal:
1. ….
2. ….
3. …
4. dst
Kisi-kisiJawabanSoalEssai
1. ….
2. …..
SoalPilihan Ganda
1. A
2. …
3. dst
REFERENSI
[1] Sharma, D., Shastri, S., & Sharma, P. (2016). Intrauterine Growth Restriction: Antenatal and
Postnatal Aspects. Clinical Medicine Insights: Pediatrics. 10, pp. 67–83.