Anda di halaman 1dari 4

PENGOLAHAN GONDORUKEM HIDROGENASI SEBAGAI PRODUK

DERIVAT GONDORUKEM DARI HASIL PENYULINGAN GETAH


PINUS
Getah pinus merupakan bahan baku dalam pembuatan gondorukem dan
terpentin. Gondorukem selama ini banyak dimanfaatkan untuk bahan industri
kertas, batik, sabun, vernis, semir sepatu, isolasi alat listrik dan tinta cetak.
Gondorukem digunakan pula sebagai bahan perekat yang berfungsi sebagai
tackifier, pemacu perekatan (adhesion promoter) atau pemacu kekentalan
(viscosity promoters) untuk memperbaiki sifat-sifat produk akhir. Dalam industry
tinta cetak gondorukem kayu dan getah memberikan pelekatan, kehalusan
permukaan, kekerasan, antibloking dan sifat lainnya. Gondorukem tall oil tidak
dapat digunakan untuk tinta cetak karena kandungan sulfurnya yang tinggi
(Wiyono 2010).
Penggunaan gondorukem ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
sifatnya yang cenderung mengkristal, mudah teroksidasi oleh oksigen di udara
karena sifat ketidakjenuhannya, dan mudah bereaksi dengan garam-garam logam
berat seperti pemanfaatannya dalam pernis (Kirk-Othmer 1972). Kesulitan ini
dapat ditanggulangi dengan memodifikasi ikatan rangkap dan gugus karboksil
pada senyawa asam dalam gondorukem, dapat memperbaik sifat-sifatnya kearah
yang lebih baik (Kirk-Othmer 2005). Proses modifikasi dapat dilakukan salah
satunya melalui fortifikasi, disproposionasi, dehidrogenasi, polimerisasi,
esterikasi, hidrogenasi, dll. Modifikasi gondorukem melalui proses fortifikasi
sudah dilakukan, menjadi gondorukem maleat maupun gondorukem fumarat
(Wiyono 2010).
Gondorukem merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari 80%-90%
asam-asam resin dan sekitar 10% bah an netral. Asam-asam resin ini terbagi
dalam dua golongan, yaitu tipe abietat dan tipe pimarat. Dalam proses hidrogenasi
ini, dengan menggunakan katalis dilakukan penambahan molekul hidrogen pada
senyawa asam resin yang ada di gondorukem. Proses hidrogenasi dapat dilakukan
secara dekstruktif mau pun non dekstruktif. Proses hidrogenasi secara dekstruksif,
rantai hidrokarbon dipecah tertebih dahulu, baru ditambahkan molekul hidrogen.
Sedangkan proses hidrogenasi tanpa dekstruktif dilakukan dengan cara
menambahkan molekul hidrogen pada rantai tak jenuh dan akan menghasilkan
molekul yang lebih stabil.
Menurut Shahidi (2005) dan 0' Brien (2009) tujuan proses hidrogenasi untuk
merubah karakteristik fungsional alami yang dibutuhkan untuk tujuan penggunaan
tertentu. Proses ini terjadi dengan adanya gas hydrogen, sampel, katalis nikel yang
ditempatkan pada ketel yang didisain sedemikian rupa di bawah control tekanan
dan suhu tertentu (Shahidi, 2005). Produk hidrogenasi ini merupakan campuran
yang kompleks karena terjadi reaksi simultan, yang meliputi saturasi ikatan
rangkap asam resin, cis-/trans- isomerisasi ikatan rangkap, dan penempatan lokasi
ikatan rangkap, biasanya ke energi yang lebih rendah (0'Brien, 2009).
Berkaitan dengan pemanfaatannya, gondorukem hidrogenasi digunakan
dalam industri perekat untuk meningkatkan daya adesi pada perekat hotmelting
dan perekat sensisitif terhadap tekanan. Gondorukem ini digunakan pula dalam
industri makanan, solder, softener dan farmasi. Gondorukem hidrogenasi
digunakan pula sebagai bahan dasar permen karet. Ada pun gondorukem

hidrogenasi yang dapat digunakan sebagai ingradient dalam permen karet atau
dalam emulsi penstabil.
Dalam penelitian yang dilakukan Wiyono 2010, proses produksi gondorukem
hidrogenasi meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Persiapan alat hidrogenasi
Sebelum dilaksanakan penelitian, peralatan utama yang harus dipersiapkan
adalah alat pengolah hidrogenasi. Alat ini mempunyai ketebalan dinding
ekstraktor 5 mm, diameter dalam ektraktor 12 em dan ketinggian dalam 10 em
dengan kapasitas 0.8-1 liter. Suhu maksimum 450C dan tekanan maksimum
sekitar 20 bar.
2. Proses Hidrogenasi Gondorukem

3. Uji titik lunak


Contoh uji yang telah jadi dibuat serbuk hal us dicairkan pada suhu rendah,
kemudian dimasukkan ke dalam ring selanjutnya permukaannya diratakan. Lalu
ring yang berisi contoh uji diletakkan pada ring holder dan bola baja diletakkan di
atas contoh uji terse but. Setelah itu gelas piala berukuran 1000 ml diisi aquades

hingga mencapai volume 800 ml dan ketinggiannya kira - kira 10,16-10,78 em


dan dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu awal 40C, kemudian ring beserta
bola baja dimasukkan dan termometer ke dalam gelas piala. Pemanasan ini
dilanjutkan sampai gondorukem tersebut melunak dan bola baja turun menyentuh
plat dasar. Titik lunak adalah suhu rata-rata dari hasil pembacaan pada waktu bola
baja turun menyentuh plat dasar. Gondorukem hidrogenasi mempunyai titik lunak
yang berbeda beda seiring dengan berbedanya tekanan dan suhu pengolahan.
4. Ketidak larutan dalam alkohol
Contoh dibuat serbuk sehingga lolos pad a saringan 10 mesh, serbuk
sebanyak 50 gram dilarutkan dalam gelas piala dengan etil alkohol absolut atau
toluena teknis di atas penangas air sambil diaduk. Setelah terlarut segera disaring
melalui cawan Gooch dengan penyedotan, kemudian dicuci dengan etil alkohol
absolut atau toluena teknis panas beberapa kali. Cawan beserta isi dipanaskan
dalam oven bersuhu 105 - 11 0C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam
eksikator dan ditimbang sampai bobot tetap. Persentase kadar kotoran dihitung
dengan penambahan berat cawan. Kadar kotoran dihitung dengan rumus :

di mana W adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram; W1 adalah berat
cawan Gooch = isi sebelum dipanaskan, dinyatakan dalam gram; W2 dalah berat
cawan Gooch = isi setelah dipanaskan, dinyatakan dalam gram.
5. Uji bilangan asam
Contoh uji gondorukem yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 5 gram
dalam erlenmeyer 300 ml yang sudah diketahui beratnya. Dalam erlenmeyer lain
dididihkan 100 ml alkohol dan selama suhunya masih di atas 70C ditambahkan
indicator phenolfphtalein sebanyak 0,5 ml kemudian alkohol dinetralkan dengan
larutan kalium hidroksida 0,5 N. Alkohol yang telah dinetralkan dituangkan ke
dalam contoh uji dan masih dalam keadaan panas dititrasi dengan larutan kalium
hidroksida 0,5 N. Titik akhir titrasi dicapai bila penambahan 1 tetes basa
menghasilkan sedikit perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda
yang jelas dan dapat bertahan selama 15 detik. Bilangan asam gondorukem
hidrogenasi yang dihasilkan berkisar 181-188.
Perhitungan bilangan asam dengan rumus :

di mana :
V: adalah volume kalium hidroksida 0,5 N yang diperlukan, dinyatakan dalam ml;
N : adalah normalitas kalium hidroksida ;
W: adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram; 56,1 adalah berat molekul
KOH.

DAFTAR PUSTAKA
Wiyono B. 2010. TEKNOLOGI PENGOLAHAN GONDORUKEM
HIDROGENASI DARI HASIL PENYULINGAN GETAH PINUS. Laporan
Akhir Program Intensif Riset Terapan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.
O'Brien, RD., 2009. Fat and oils: Formulating and processing for application.
Third edition. CRC Press, Taylor and Francis group, London.
Shahidi, F., 2005. Edrble Oil and Fat Products: Processing Technologies. Volume
5 Sixth Edition. A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
Kirk-Othmer. 1972. Radioactive Drugs and Tracers to Semiconductors.
Encyclopedia of Chemical Technology, Volume 17.
__________. 2005. Recycling to silicon and silicons alloy. Encyclopedia of
Chemical Technology, Volume 21. Fourth editon.

Anda mungkin juga menyukai