Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

BAHAN KONSTRUKSI KIMIA


POLIMER

Disusun oleh:
Kelompok III
4KA
Anggota

Beryl Kholif Arrahman


Raden Ayu Wilda Anggraini
Ridho Tri Julian

Dosen Pembimbing

Ir. Hj. Elina Margaretty, M.Si

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT.

Karena

berkat Rahmat dan Hidayat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Struktur Sifat Polimer dan Aplikasinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas pada semester II mata kuliah
Bahan Konstruksi Teknik Kimia. Makalah ini disusun berdasarkan referensi-referensi
yang telah kami baca.
Kami

menyadari

sepenuhnya

bahwa

makalah

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun


sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Semoga Makalah Struktur Sifat Polimer dan Aplikasinya ini dapat berguna bagi
perkembangan pendidikan.

Palembang, April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Tujuan ..................................................................................................

1
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polimer..............................................................................
2.2 Sifat Struktur Polimer..........................................................................
2.3 Penggolongan Polimer.........................................................................
2.4 Konsep Stress and Strain.....................................................................
2.5 Deformasi Polimer...............................................................................
2.6 Polimer Termoplastik...........................................................................
2.7 Polimer Termosetting...........................................................................
2.8 Proses Pembuatan Polimer................................................................. .
2.9 Bahan Tambah.................................................................................... .

2
5
5
10
12
15
24
24
29

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................

31
31

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

32

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang
berupa

molekul

identik

yang

disebut

monomer.

Meskipun

sebagian

besar

merupakan senyawa organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer anorganik.
Saat ini polimer banyak dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Biasanya polimer banyak dihasilkan di negara-negara berkembang dan harganya murah.
Contoh kegunaan polimer adalah untuk membuat botol, drum, pipa, perabotan rumah dan
sebagainya. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang polimer
dan aplikasinya agar kita lebih memahami mengenai polimer serta perkembangannya
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah Struktur Sifat Polimer dan Aplikasinya adalah sebagai
berikut
1. Untuk memahami pengertian polimer
2. Mengetahui sifat struktur polimer
3. M e n g e t a h u i p e n g g o l o n g a n p o l i m e r
4. Mengetahui konsep stress dan strain
5. M e n g e t a h u i d e f o r m a s i p o l i m e r
6. Membahas proses pembuatan polimer
7. Membahas tentang polimer termoplastik dan termosetting
8. Membahas tentang bahan tambah pembuatan polimer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Polimer dan Monomer
2.1.a. Polimer
Seringkali mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud secara
mendetail. Kadang, polimer identik dengan plastik..
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti many (banyak) dan
meros yang berarti part (bagian). Dari sini dapat kita katakan bahwa polimer adalah
susunan dari bagian-bagian yang banyak.

Secara lengkapnya, Polimer ialah rangkaian atom yang panjang dan berulang-ulang
dan dihasilkan dari sambungan beberapa molekul lain yang dinamakan monomer. Monomermonomer ini mungkin serupa, atau mungkin juga mempunyai satu atau lebih kumpulan kimia
yang diganti.
Polimer kadang disebut pula dengan plastik. Namun plastik sebenarnya hanya
sebagian saja dari polimer karena polimer begitu banyak ragamnya.
2.1.b. Monomer
Monomer merupakan sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer.
Sebagai contoh, etilen adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilen (lihat
reaksi di bawah

ini).

Asam

amino

termasuk

monomer

juga,

yang

dapat

dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air.


2

Tabel 2.1. Polimer, monomer, dan unit ulangannya

2.2.

Struktur Sifat Polimer

2.2.1. Struktur Sifat Polimer


Perulangan unit polimer dipengaruhi oleh sifat polimer. Sifat-sifat polimer tersebut
antara lain:
1. Pertumbuhan rantai polimer bersifat acak. Pengaruh penyusunan molekul polimer
mengakibatkan sifat struktur yang berbeda, dikarenakan massa atom relatif polimer
merupakan nilai rata-rata dari monomer-monomer penyusunnya, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan rantai menjadi acak.
2. Dalam satu bahan polimer dimungkinkan terdapat 2 daerah yaitu:
- Daerah teratur
- Daerah tidak teratur
Kalau rantai teratur disebut: kristal. Kalau rantai tidak teratur disebut: amorf. Salah
satu cara untuk mengetahui kristal dan amorf yaitu (secara visual): kristal: keras dan
amorf tak keras
3. Rantai polimer yang keras dapat saling mendekati dengan jarak yang lebih pendek
dibandingkan dengan rantai polimer yang bercabang.
4. Polimer dengan kesatuan yang teratur dengan gaya antaraksi yang tinggi akan
memiliki kekristalan dan gaya tegang.
2.3

Penggolongan Polimer
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan

berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi
pembentukannya.
a

Penggolongan Primer berdasarkan asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1 Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

No

Polimer

Monomer

Polimerisasi

Contoh

1.

Pati/amilum

Glukosa

Kondensasi

Biji-bijian, akar umbi

2.

Selulosa

Glukosa

Kondensasi

Sayur, Kayu, Kapas

3.

Protein

Asam amino

Kondensasi

Susu, Daging, Telur, Wol, Sutera

4.

Asam nukleat

Nukleotida

Kondensasi

Molekul DNA dan RNA (sel)


5

5.

Karet alam

Isoprena

Adisi

Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadangkadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alam
tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh
lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan
sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar
dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk
tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2

Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan

harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan
penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil
penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti
tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat
kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang
diharapkan. Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastis terhadap jalan raya. Ahli
kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk
tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No

Polimer

Monomer

Terdapat pada

1.

Polietena

Etena

Kantung, kabel plastik

2.

Polipropena

Propena

Tali, karung, botol plastik

3.

PVC

Vinil klorida

Pipa paralon, pelapis lantai

4.

Polivinil alcohol

Vinil alcohol

Bak air

5.

Teflon

Tetrafluroetena

Wajan atau panci anti lengket


Pipa rekam magnetik, kain

6.

Dakron

Metil tereftalat dan etilene glikol atau tekstil (wol sintetis)


Asam adipat dan heksametilena

7.

Nilon

diamin

Tekstil

8.

Polibutadiena

Butadiena

Ban motor

9.

Poliester

Ester dan etilena glikol

Ban mobil

10.

Melamin

Fenol frmaldehida
Piring dan gelas melamin
Metoksi benzena dan alcohol

11. Epoksi resin


sekunder
Penyalut cat (cat epoksi)
b Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan kopolimer.
1

Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan
protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan

membentuk polimer yang berikatan tunggal.


2

Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak

sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan


polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun
tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah
untuk mengendalikan proses pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur
sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh
struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9 produk polimerisasi tanpa katalis)
adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang
terbentukakan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk
polimerisasi dengan katalis)adalah sebagai berikut :
- Sistem blok : (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n (Kopolimer blok)
- Sistem berseling : (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n (Kopolimer berseling)

Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1 Polimer termoplas
7

Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur
ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
2

Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila

dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya
melamin dan bakelit.
d. Penggolongan polimer berdasarkan aplikasinya dibagi 3 kelompok yaitu:
-

Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar - besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4
jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan
Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94 g/cm3), dan
produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3). Perbedaan dalam massa jenis ini timbul
dari strukturnya

yakni: polietilena massa jenis tinggi secara esensial merupakan

polimer linier dan polietilena massa jenis rendah bercabang. Plastik - plastik
komoditi mewakili sekitar 90% dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya
terbagi diantara kopolimer stirena butadiena, kopolimer akrilonitril butadiena
stirena (ABS), poliamida dan poliester. Contoh plastik-plastik komoditi dan
penggunaannya dapat dilihat pada tabel 4.

Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya
mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai kira kira 1,5 x 109 kg/tahun diantaranya poliamida, polikarbonat, asetal, poli(fenilena
oksida)

dan

poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran. Yang tidak

diperhatikan adalah bahan - bahan berkualitas teknik dari kopolimer akrilonitril


butadiena stirena, berbagai polimer terfluorinasi
serta

bahan

paduan

polimer

yang

dan

sejumlah

kopolimer

meningkat jumlahnya. Ada banyak

kesamaan dalam pasaran plastik - plastik teknik tetapi plastik - plastik ini dipakai
terutama dalam bidang transportasi seperti (mobil, truk, pesawat udara), konstruksi
(perumahan, instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang - barang listrik dan
elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin - mesin industri dan barang- barang
konsumsi. Selain polimer - polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan
paduan polimer teristimewa

yang

disesuaikan

untuk

memperbaiki

sifat

(mutu) semakin bertambah jumlahnya. Pemasaran plastik - plastik teknik tumbuh


dengan cepat dengan proyeksi pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun.

Contoh Polimer teknik yang utama dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut:

Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik yang
unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh: alat-alat kesehatan seperti
termometer/timbangan.

2.4.

Konsep Stress dan Strain


Sifat mekanik polimer ditandai dengan menggunakan parameter yang sama dengan

logam, yaitu modulus elastisitas yield dan tensile strength. Kebanyakan material polimer
diuji dengan tes sederhana untuk mengetahui karakteristik stress-strain untuk beberapa
parameter yang sama. Sifat mekanik polimer sebagian besar memiliki sensitivitas

yang

tinggi terhadap deformasi (laju strain), suhu, dan sifat alami lingkungan (kesediaan unsur
air oksigen dan pelarut organik). Beberapa modifikasi untuk pengujian dan spesimen yang
biasa digunakan untuk logam juga digunakan untuk polimer khususnya untuk material
yang memiliki elastisitas tinggi seperti karet.

10

Gambar 2.5. grafik stress vs strain


Ada tiga jenis stressstrain yang biasa ditemukan pada polimer, seperti ditampilkan
pada gambar di atas. Kurva A mengilustrasikan karakteristik stress-strain untuk polimer
rapuh. Kurva B mengilustrasikan karakteristik stressstrain untuk plastik. Kurva C
mengilustrasikan karakteristik stress-strain untuk material karet.
Modulus elastisitas (tensile modulus) dan persen elongasi ditentukan oleh kesamaan
sifat antara polimer dan logam. Untuk polimer plastik, titik yield diambil dari nilai maksimal
kurva yang terjadi diluar wilayah linear elastis. Stress pada nilai maksimal ini disebut
dengan yield strength (y). Selain itu tensile strain (TS) menerangkan tegangan yang terjadi
di fraktura. Tensile stress nilainya mungkin lebih besar atau lebih kecil dari y. Strength
untuk polimer plastik biasanya diambil dari nilai tensile stress.

Gambar 2.6. Kurva sistematik stressstrain untuk polimer plastik


Polimer secara mekanis berbeda dengan

logam. Sebagai contoh modulus untuk

polimer yang memiliki elastisitas tinggi nilainya dibawah 7 Mpa ( 103 psi) tetapi juga dapat
bernilai diatas 4 GPa. Tensile stress maksimal untuk polimer bernilai sekitar 100 MPa.

11

Sebagaimana logam yang memiliki sifat elongasi diatas 100%, beberapa polimer juga
memiliki sifat yang sama diatas 1000%.
Untuk tambahan, sifat mesin polimer secara umum lebih sensitif terhadap perubahan
suhu. Penambahan suhu mengakibatkan penurunan elastisitas, pengurangan tegangan
tensile stress dan peningkatan ductility pada 40C, material sangat rapuh ketika
memperhatikan defomasi plastik pada suhu 50-600C. Pengaruh deformasi pada sifat
mekanik sangat penting. Umumnya, pengurangan deformasi memiliki pengaruh yang
sama dengan sifat stressstrain seiring penambahan suhu dimana material akan menjadi
lebih lunak dan dapat dibentuk.
2.5.

Deformasi Polimer
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek yang

terjadi karena adanya gaya pada material tersebut. Deformasi dapat berupa hasil dari
gaya tarik, tekan, geser, atau torsi (memutar). Deformasi sering digambarkan sebagai
strain.
Deformasi terjadi akibat internal antar-molekul yang muncul dari kekuatan-kekuatan
yang menentang gaya diterapkan pada material. Jika gaya yang diberikan tidak terlalu
besar, kekuatan-kekuatan ini mungkin cukup untuk menolak kekuatan, tetapi jika gaya
diterapkan yang lebih besar dapat menyebabkan deformasi permanen dari objek atau
bahkan kegagalan struktural.
Dari gambar berikut dapat dilihat bahwa beban kompresi (ditandai dengan tanda
panah) telah menyebabkan deformasi dalam silinder sehingga bentuk asli (garis putusputus) telah diubah

menjadi satu dengan sisi menonjol. Tonjolan sisi terjadi karena

walaupun materi cukup kuat untuk tidak retak atau gagal tetapi tidak cukup kuat untuk
mendukung beban tanpa perubahan, sehingga material dipaksa keluar lateral.
Gambar

2.7.

Diagram

stress-regangan

kurva, yang menunjukkan hubungan antara


stress (gaya yang diberikan) dan regangan
(deformasi) dari logam yang ulet. Konsep
benda tegar dapat diterapkan jika deformasi
diabaikan.
Pengaruh terjadinya strain pada kerja alat
adalah penting. Umumnya, mengurangi kecepatan terjadinya deformasi memiliki pengaruh

12

yang sama pada karakteristik stress-strain dengan menaikkan suhu sehingga bahan menjadi
lebih lunak dan bisa dibentuk.
Fraktur Polimer
Kekuatan retak bahan polimer relatif rendah jika dibandingkan dengan logam maupun
keramik. Pada umumnya, sifat polimer termosetting rapuh. Dalam istilah sederhana,
selama proses fraktur, bentuk retakan di konsentrasi local stress misalnya goresan, takik.
Seperti logam stress diperkuat di ujung retakan ini menuju perambatan retak dan patah.
Struktur crosslinked putus selama fraktur. Untuk polimer termoplastik,memiliki sifat yang
dapat dibentuk dan rapuh. Faktor yang mengakibatkan terjadinya fracture adalah
penurunan suhu, peningkatan laju regangan, kehadiran takik tajam, peningkatan ketebalan
spesimen dan setiap modifikasi struktur polimer yang meningkatkan suhu transisi gelas
(Tg). Kaca termoplastik rapuh dibawah temperatur gelas. Namun ketika suhu dinaikkan
akan dapat dibentuk. Suatu fenomena yang sering mendahului fracture di beberapa polimer
termoplastik adalah crazing. Crazes merupakan daerah deformasi plastik.
Karakteristik Mekanik Lainnya
Dampak Kekuatan
Tingkat ketahanan bahan polimer terhadap beban tekan perlu diperhatikan. Metode
yang dipakai untuk mengukur beban tekan adalah Izod atau tes Charpy. Seperti logam,
polimer bisa dibentuk atau patahan yang rapuh merupakan dampak di bawah kondisi
beban tekan tergantung pada suhu, spesimen ukuran, laju regangan dan cara pemuatan.
Semikristal dan polimer amorf rapuh pada temperatur rendah dan memiliki kekuatan
pengaruh yang relatif rendah. Namun bisa dibentuk untuk rapuh
Fatigue
Polimer mungkin mengalami kegagalan dalam kondisi fatigue siklik saat terjadinya
loading. Seperti logam, fatigue terjadi pada tingkat stres yang rendah relatif terhadap
kekuatan luluh. Pengujian fatigue dalam polimer belum ekstensif hampir sama seperti
logam, namun fatigue diplot dengan cara yang sama untuk kedua jenis bahan dan hasil
kurva memiliki bentuk umum yang sama. Fatigue kurva untuk beberapa polimer umum
seperti stress versus jumlah siklus kegagalan. Beberapa polimer memiliki batas fatigue.
Seperti yang diharapkan kekuatan fatigue dan batas fatigue untuk bahan polimer jauh
lebih

rendah

dibandingkan dengan logam. Perilaku fatigue polimer jauh lebih peka

terhadap frekuensi daripada pada logam. Polimer pada frekuensi tinggi atau relatif besar
13

tegangan dapat menyebabkan daerah pemanasan mengalami kegagalan disebabkan oleh


pelunakan dari bahan yang bukan sebagai proses fatigue. .
Tear Strength and hardness
Sifat mekanik lain yang kadang-kadang berpengaruh pada kesesuaian suatu polimer
untuk beberapa aplikasi adalah strength dan hardness. Tear strength, parameter
mekanis

yang diukur adalah energi

yang dibutuhkan untuk memecah belah

pemotongan spesimen yang memiliki standar geometri. Besarnya strength tarik saling
berhubungan. Seperti logam, kekerasan merupakan bahan perlawanan terhadap menggaruk,
penetrasi, maan seterusnya. Polimer lebih lembut dari logam dan keramik dan sebagian
besar tes kekerasan dilakukan oleh teknik penetrasi. Untuk polimer digunakan tes rockwell.
Deformasi dan Mekanisme untuk Memperkuat Polimer
Sangat penting memahami mekanisme deformasi polimer dalam mengelola
karakteristik bahan-bahan. Deformasi untuk dua jenis polimer-semikristal dan elastomerik
patut kita perhatikan. Kekakuan dan kekuatan semycristalline penting untuk diperhatikan,
mekanisme terjadinya deformasi plastis dan elastis akan dibahas dibawah ini.
Deformasi Polimer Semikristal
Banyak polimer semikristal dalam bentuk bulk memiliki struktur spherulitic yang
terdiri dari banyak rantai-pita dilipat atau lamel yang memancar ke luar dari pusat.
Mekanisnme deformasi elastis polimer yang relatif rendah terjadi pada tingkat stress pada
kurva tegangan dan regangan. Terjadinya deformasi elastis untuk semikristal merupakan
hasil dari rantai polimer molekul dalam daerah amorf. Sedangkan mekanisme deformasi
plastik transisi dari elastis ke deformasi plastis terjadi pada tahap tiga. Deformasi
semikristal tarik polimer menghasilkan struktur yang sangat berorientasi. Proses orientasi
ini disebut sebagai menggambar dan umumnya yang digunakan untuk memperbaiki sifat
mekanik polimer serat dan film. Selama deformasi yang spherulites perubahan bentuk
untuk tingkat moderat dari elongasi. Namun untuk deformasi besar maka struktur
spherulitic hampirhancur. Jika deformasi dihentikan pada suatu tahap dan spesimen
dipanaskan ke suhu tinggi titik lelehnya dekat.

14

Deformasi Elastomer
Salah satu yang menarik dari sifat elastomerik bahan karet adalah memiliki kemampun
untuk menjadi cacat deformasi yang cukup besar dan kemudian kembali ke bentuk semula.
Ini hasil dari silang dalam polimer yang memberikan kekuatan untuk mengembalikan
rantai yang undeformed konformasi. Elastomeric perilaku mungkin pertama kali diamati
pada karet alam, telah membawa sintesis sejumlah besar elastomer dengan berbagai sifat.

Kristalisasi
Kristalisasi kimia juga merupakan pemisahan padat-cair teknik, di mana transfer
massa zat terlarut dari larutan cair murni fase kristalin padat terjadi.

2.6.

Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap

panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan
mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam
berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang
baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik
ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur
molekul linear atau bercabang.
Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut:

Berat molekul kecil


Tidak tahan terhadap panas
Jika dipanaskan akan melunak
Jika didinginkan akan mengeras
Mudah untuk diregangkan
Fleksibel
Titik leleh rendah
Dapat dibentuk ulang (daur ulang)
Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
Memiliki struktur molekul linear/bercabang
15

2.6.a. Contoh Plastik Termoplastik dan Penggunannya


1.

POLYPROPYLENE (PP) merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari


proses polimerisasi gas propilena. Propilena mempunyai specific gravity rendah
dibandingkan dengan jenis plastik lain. Sebagai perbandingan terlihat pada Tabel.

Tabel 2 : Perbandinagan specific gravity dari berbagai material plastik

Tabel 3 : Temperature Leleh Proses termoplastik

16

Polypropylene mempunyai titik leleh yang cukup tinggi (190 200 Oc), sedangkan titik
kristalisasinya antara 130 135 C. Polypropylene mempunyai ketahanan terhadap
bahan kimia ( hemical Resistance) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul (impact strength)
nya rendah.
2.

POLYSTIRENE (PS) adalah hasil polimerisasi dari monomer-monomer stirena,


dimana monomer stirena- nya didapat dari hasil proses dehidroge nisasi dari etil
benzene (dengan bantuan katalis), sedangkan etil benzene-nya sendiri merupakan hasil
reaksi antara etilena dengan benzene (dengan bantuan katalis).

Sifat-sifat umum dari polistirena :


-

Sifat mekanis
Sifat-sifat mekanis

yang menonjol dari bahan ini adalah kaku, keras,

mempunyai bunyi seperti metallic bila dijatuhkan.


-

Ketahanan terhadap bahan kimia


Ketahanan PS terhadap bahan-bahan kimia umumnya tidak sebaik ketahanan yang
dipunyai oleh PP atau PE. PS larut dalam eter, hidrokarbon aromatic dan
chlorinated

Hydrocarbon. PS juga mempunyai daya serap air yang rendah, dibawah o,25%.

Abrasion resistance
PS mempunyai kekuatan permukaan relative lebih keras dibandingkan dengan jenis
termoplastik yang lain. Meskipun demikian, bahan ini mudah tergores.

Transparansi

Sifat optis dari PS adalah mempunyai derajat transparansi yang tinggi, dapat
melalui semua panjang gelombang cahaya (90%). Disamping itu dapat
memberikan kilauan yang baik yang tidak dipunyai oleh jenis plastic lain, dimana
bahan ini mempunyai indeks refraksi 1,592.

Sifat elektrikal
Karena mempunyai sifat daya serap air yang rendah maka PS digunakan untuk
keperluan alat-alat listrik. PS foil digunakan untuk spacers, slot liners dan
covering dari kapasitor, koil dan keperluan radar.

Ketahanan panas

17

PS mempunyai softening point rendah (900C) sehingga PS tidak digunakan


untuk pemakaian pada suhu tinggi, atau misalnya pada makanan yang panas.
Suhu maksimum yang boleh dikenakan dalam pemakaian adalah 750C. Disamping
itu, PS mempunyaisifat konduktifitas panas yang rendah.
PS dibuat dalam berbagai grade yang dapat digunakan untuk membuat produk jadi.
Pemilihan grade sangat penting dan disesuaikan dengan produk jadinya. Grade-grade PS
yang umum dipakai adalah: general purpose, light stabilized, heat resistance, Impact grade.
Polistrena dapat diproses dengan cara pengolahan yang umum digunakan untuk PP atau
PE, yaitu: cetak injeksi, extrusion, thermoforming.

3. ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS) termasuk kelompok engineering


thermoplastic yang berisi 3 monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan
terhadap bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap
sifat ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin
kekakuan (rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang
mempunyai karakteristik yang berfariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang
mempunyai impact resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga
dapat diperoleh dengan penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat
menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar UV, dll.
ABS mempunyai sifat-sifat :
- tahan bahan kimia
- liat, keras, kaku
- tahan korosi
- dapat didesain menjadi berbagai bentuk.
- biaya proses rendah
- dapat direkatkan
- dapat dielektroplating
- memberi kilap permukaan yang baik
ABS dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi, ekstrusi, thermoforming, cetak tiup,
roto moulding dan cetak kompresi. ABS bersifat higroskopis, oleh karena itu harus
dikeringkan dulu sebelum proses pelelehan.
18

Penggunaannya :
-

Peralatan
Karena keunggulan sifat-sifatnya maka banyak digunakan membuat peralatan
seperti : hair dryer, korek api gas, telepon, intercom, body dan komponen
mesin ketik elektronik maupun mekanik, mesin hitung, dll.

Otomotif
Karena sifatnya yang ringan, tidak berkarat, tahan minyak bumi, maka ABS
digunakan untuk radiator grill, rumah-rumah lampu, emblem, horn grill, tempat
kaca spion, dll.

Barang-barang tahan lama :

ABS dengan grade tahan nyala api digunakan untuk cabinet TV, kotak
penutup video, dll.

Grade tahan pukul pada suhu rendah dan tahan fluorocarbon dapat digunakan
untuk pintu dan body kulkas.
Penggunaan lain : komponen AC, kotak kamera, dudukan kipas angina meja,
dll.
-

Bangunan dan perumahan : dudukan kloset, bak air, frame kaca, cabinet, kran
air, gantungan handuk, saringan, dll.

Elektroplated ABS : regulator knob, pegangan pintu kulkas, pegangan


paying, spareparts kendaraan bermotor, tutup botol, dll.

4. POLYVINYL CHLORIDE (PVC) merupakan hasil polimerisasi monomer vinil


klorida

dengan

bantuan

katalis.

Pemilihan

katalis

tergantung

pada

jenis

proses polimerisasi yang digunakan.


Untuk mendapatkan produk-produk dari PVC digunakan beberapa proses pengolahan
yaitu :
-

Calendering
Produk akhir : sheet, film, leather cloth dan floor
covering.

Ekstrusi
Merupakan carapengolahan PVC yang banyak digunakan karena dengan proses ini
dapat dihasilkan bermacam-macam produk. Extruder head dapat diganti dengan
bermacam bentuk untuk menghasilkan :
19

pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.


Isolasi kabel listrik dan telepon.
Barang berongga dan blown film.
-

Cetak injeksi
Produk yang diperoleh adalah :
sol sepatu, sepatu, sepatu boot
container, sleeve (penguat leher baju), valve.
Fitting, electrical and engineering parts.

5. POLYACETAL ATAU POLYOXYMETHYLENE (POM) merupakan salah satu


engineering plastic yang penting yang banyak digunakan di bidang teletronik,
bangunan dan sector alat-alat tehnik. Ada 2 tipe poliasetal yaitu homopolimer dan
kopolimer. Asetal homopolimer merupakan polimer kristalin yang dibuat dari
formaldehida Resin ini secara tehnis disebut polioksi metilena (POM).

Asetal

homopolimer dapat dicampur daengan aditif seperti : antioksidan, lubrikan, filler,


pewarna, UV stabilizer, dll. Resin ini aslinya berwarna putih buram.
Sifat-sifat umum resin asetat adalah:
-

Strength
Tanpa adanya modifikasi, resin ini mempunyai kekuatan tarik, kekuatan kompresi
dan ketahanan gesek yang tinggi. Resin ini halus dan deformasinya rendah jika
diberi beban. Resin ini mempunyai batas lelah bengkukan (flexural fatique) yang
tinggi sehingga baik digunakan sebagai bahan baku pegas.

Toughness
Resin ini umumnya liat, tahan pukul meskipun pada suhu rendah, kemulurannya
pada suhu kamar mencapai 12% dan pada suhu yang lebih tinggi mencapai 18%.

Thermal
Titik

leleh

homopolimer

asetal

lebih

rendah

daripada

engineering

thermoplastic lainnya.
-

Elektrikal
Sifat

elektrikalnya dipengaruhi

oleh kandungan

uap

air.

Konstanta

dielektrikalnya bervariasi dari frekwensi 102-106 Hz, dan dielectric strength-nya


tinggi.
-

Chemical

20

Tahan terhadap bermacam-macam pelarut, eter, minyak pelumas, minyak,


bensin, bahan baker dari methanol, dll.
-

Friksi/umur pakai
Sifat pakai dan friksi baik karena permukaannya lebih keras dan koefisien
gesekannya rendah.

Flameability
Resin asetal homopolimer ini merupakan material yang terbakar pelan-pelan
dan berasap sedikit.

Stabiliants dimensi
Karena asetal menyerap sangat sedikit uap air, maka perubahan dimensinyapun
sangat kecil.

6. POLYCARBONATE (PC) merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi


kondensasi bisphenol A dengan fosgen (phosgene) dalam media alkali. Polikarbonat
mempunyai sifat-sifat : jernih seperti air, impact strengthnya sangat bagus, ketahanan
terhadap pengaruh cuaca bagus, suhu penggunaannya tinggi, mudah diproses,
flameabilitasnya rendah. Untuk menghasilkan produkproduknya melalui proses
dengan tehnik pengolahan thermoplastic pada umumnya, yaitu: cetak injeksi, ekstruksi,
cetak tiup, dan structural foam moulding. Sheet polikarbonat dapat diproses dengan
tehnik thermoforming menggunakan tekanan maupun vakum. PC juga dapat dikenai
proses finishing meliputi pelarut dan adhesive bonding, pengecatan, printing, hotstamping, ultrasonic welding, dll.
Penggunaan PC di berbagai sektor sangat luas, antara lain:
1.Sektor otomotif. PC memberi performance tinggi pada lensa lampu depan/belakang.
PC opaque grade digunakan untuk rumah lampu dan komponen elektrik. Glass
reinforced grade digunakan untuk grill.
2.Sektor makanan, PC digunakan untuk tempat minuman, mangkuk pengolah makanan,
alat makan/minum, alat masak microvwave, dll, khususnya yang memerlukan
produk yang jernih.
3.Bidang medis : filter housing, tubing connector, peralatan operasi yang
harus disterilisasai.
4.Industri elektrikal. PC digunakan untuk membuat konektor, pemutus arus, tutup
baterai,light concentrating panels untuk display kristal cair, dll
21

5.Alat/mesin bisnis. PC dapat digunakan untuk membuat : rumah dan komponen


bagian dalam dari printer, mesin fotokopi, konektor telepon, dll.
7. POLIAMIDA (NYLON) merupakan istilah yang digunakan terhadap poliamida
yang mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastic. Struktur nylon
ditunjukkan oleh gugus amida yang berkaitan dengan unit hidrokarbon ulangan yang
panjangnya berbeda-beda dalam suatu polimer.
Sifat-sifat nylon :
1. Secara umum nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.
2. Berat molekul nylon bervariasi dari 11.000-34.000
3. Nylon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570 Of. Titik leleh erat
kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom karbon makin besar, kosentrasi
amida makin kecil, titik lelehnyapun menurun.
4. Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai, karena sifat
mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh kelembaban relative dari admosfir.
5. Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum eter, benzene,
CCl4 maupun xylene.
6. Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan nitrobenzene
panas.
7. Nylon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu kamar. Tetapi
pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi menjadi berwarna kuning dan
rapuh. Demikian juga sinar matahari yang kuat akan kurang baik terhadap sifat
mekanikalnya.
8. Penambahan aditif dalam nylon dimaksud untuk memperbaiki sifat-sifat nylon.
Teknik pengolahan nylon yang utama adalah cetak injeksi dan ekstrusi. Tehnik lain
seperti cetak tiup, rotational moulding, reaction injection moulding (RIM) . Adapun
penggunaannya adalah sebagai berikut :
-

Industri listrik dan elektronika.


Nylon 6, baik yang diberi pengisi maupun tidak, mempunyai sifat-sifat yang
cocok untuk industri, elektronika maupun telekomunikasi, antara lain yaitu :
tahan suhu tinggi pada pengoperasian yang kontinu.
Bersifat isolasi
Ketahanan pukulnya tinggi
22

Mobil
Nylon 6 dapat digunakan untuk membuat : pelampung tangki bahan baker, blok
bantalan, komponen motor, speedometer, gear, pengisi udara karburator, kerangka
kaca, penutup tangki bahan baker, reflector lampu depan, penutup stir, dop roda
mobil, dll.

Tekstil
Di industri tekstil, nylon 6 digunakan untuk membuat : bobbin (gelondong benang),
perkakas tenun, ring yang dapat dipindah-pindah, gear, dll.

Peralatan rumah tangga


Nylon digunakan untuk furniture, peralatan dapur, folding door, komponen
mesin jahit, kancing, pegangan pisau, kerangka pencukur elektrik.

Mesin- mesin industri


Mesin- mesin yang dibuat dari nylon 6 antara lain : gear, bantalan (bearing), pulley,
impeller pompa motor, sprocket, rol, tabung, alat pengukur pada pompa bensin.

Kemasan
Dapat digunakan untuk mengemas makanan seperti : ikan, daging, saus, keju,
coklat, kopi, dll.

8. POLYETHYLENE PEREPHTALATE (PET) dibuat dari glikol (EG) dan


terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam terepthalat (DMT).
Sifat-sifat PET :
PET merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat diberi
penguat fiber glass, atau filler mineral. PET film bersifat jernih, kuat, liat, dimensinya
stabil, tahan nyala api, tidak beracun, permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air
rendah.
PET engineer resin mempunyai kombinasi sifat-sifat: kekuatan (strength)-nya tinggi,
kaku (stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan kimia dan panas, serta mempunyai sifat
elektrikal yang baik. PET memiliki daya serap uap air yang rendah, demikian juga daya
serap terhadap air. PET dapat diproses dengan proses ekstrusi pada suhu tinggi 518-608 Of,
selain itu juga dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi maupun cetak tiup.

23

Sebelum dicetak sebaiknya resin PET dikeringkan lebih dahulu (maksimum


kandungan uap air 0,02 %) untuk mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan.
Penggunaan PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft
drink, kemasan sirup, saus, selai, minyak makan.
2.7.

Polimer Termosetting
Polimer termosetting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika

polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk
ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali
(pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau
diperbaiki lagi.
Polimer termosetting memiliki ikatan-ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini menyebabkan polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan
silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan
untuk kedua kalinya maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.
Sifat polimer termosetting sebagai berikut.

Keras dan kaku (tidak fleksibel)

Jika dipanaskan akan mengeras

Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang)

Tidak dapat larut dalam pelarut apapun

Jika dipanaskan akan meleleh

Tahan terhadap asam basa

Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul


Contoh plastik termosetting adalah bakelit, asbak, fitting lampu listrik, steker listrik,

peralatan fotografi, radio, dan perekat plywood.


2.8. Proses Pembuatan Polimer
Reaksi Pembentukan Polimer
Polimerisasi merupakan suatu reaksi pembentukan polimer dari monomernya. Dua
jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya.
Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya,

24

sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena


terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
1

Polimer Adisi
Polimerisasi adisi adalah perkaitan langsung antar monomer berdasarkan reaksi adisi.

Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap dua. Polimerisasi
dapat berlangsung dengan bantuan katalisator.
Perhatikan Gambar 1 yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan
rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.

Gambar 1. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan
sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan
rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru
menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap
dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai
panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari
monomer awal. Berdasarkan Gambar 1, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer
yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh
adisi dari monomer-monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak
disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 2. Suatu film plastik yang
tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.

25

Gambar 2. Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui
polimerisasi adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme
polimerisasiadisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena:


a

Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul
monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas
yang terbentuk dari inisiator sebagai R, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 =
CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:

b Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi.

26

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan
rangkap C = C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C C pada
polimer polietilena

Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh
dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 + R CH2
CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya,
sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2 + CH2(CH2)n-RR(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R. Beberapa contoh polimer yang terbentuk
dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.

Polivinil kloridan
CH2 = CHCl [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida
Poliakrilonitriln
CH2 = CHCN[ - CH2 - CHCN - ]n
Polistirena

2. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama
atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi polimerisasi
yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun
demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu
molekul kecil biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap
monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap
ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi. Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus -OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
27

Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada Gambar
3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 diaminoheksana
dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama
menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom
karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.

Gambar 4. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.


Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dandracon,
yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape audio dan tape
video, dan kantong plastik. Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara
kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH;
-COOH; dan NH3.

28

2.9.

BAHAN TAMBAH (ADITIF)


-

Penstabil

(Stabillizer)
Stabilizer berfungsi untuk mempertahankan produk plastik dari kerusakan, baik selama
proses, dalam penyimpanan maupun aplikasi produk. Ada 3 jenis bahan penstabil yaitu :
penstabil panas (heat stabilizer) penstabil terhadap sinar ultra violet (UV Stabilizer) dan
antioksidan.
- UV stabilizer
UV stabilizer berfungsi mencegah kerusakan barang plastic akibat pengaruh sinar
matahari. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultra violet dengan
panjang gelombang 3000-4000A yang mampu memecah sebagian besar senyawa kimia
terutama senyawa organik.
-

Antioksidan
Antioksidan berfungsi mencegah atau mengurangi kerusakan produk plastk karena
pengaruh oksidasi yang dapat menyebabkan pemutusan rantai polimer. Tanda-tanda
yang terlihat apabila produk plastik rusak adalah :
-polimer menjadi rapuh
-kecepatan alir polimer tidak stabil dan cenderung menjadi lebih tinggi.
-Sifat kuat tariknya berkurang
-Terjadi retak-retak pada permukaan produk
-Terjadi perubahan warna

2.9.a. PEWARNA ( COLORANT )


Bahan pewarna berfungsi untuk meningkatkan penampilan dan memperbaiki sifat
tertentu dari bahan plastik. Pertimbangan yang perlu diambil dalam memilih warna
yang sesuai meliputi :
-

Aspek yang berkaitan dengan penampilan bahan plastik selama pembuatan


produk warna, meliputi daya gabung, pengaruh sifat alir apada system dan daya
tahan terhadap panas serta bahan kimia.

Aspek

yang

berkaitan

dengan

produk

akhir,

antara

lain

meliputi

ketahanan terhadap cuaca, bahan kimia dan solvent.


29

Colorant dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu :


- Dyes
Bahan ini larut dalam bahan plastik sehingga menjadi satu system dan
terdispersi secara merata setelah melalui proses pencampuran. Dyes mempunyai
light fastness dan ketahanan panas kurang baik dan dapat mengalami migrasi
(bergerak ke permukaan) sehingga mengurangi daya tarik dan kadang-kadang dapat
meracuni kulit. Penggunaan dyes dalam plastik jumlahnya terbatas.
- Pigment
Bahan ini tidak larut dalam bahan plastik tetapi hanya terdispersi diantara rantai
molekul bahan plastik tersebut. Pencampuran bahan tersebut dengan bahan plastik
kadang-kadang memerlukan tehnologi dan peralatan khusus. Derajat disperse
pigmen dalam bahan plastik tergantung pada suhu, waktu pencampuran dan alat
pencampur serta ukuran partikel pigmen dan berat molekul bahan plastik.
Pigmen dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu pigmen anorganik dan pigmen
organik. Pigmen anorganik mempunyai molekul yang lebih besar dan luas
permukaanya lebih kecil, permukaannya buram karena menyebarkan sinar. Contoh
pigment anorganik : titanium dioksida yang memberi warna putih, besi oksida
memberi warna kuning, coklat, merah dan hitam, cadmium yang memberi
warna kuning terang dan merah, dll. Pigmen organik ukuran partikelnya lebih kecil,
warna lebih kuat, dan dispersinya lebih mudah namun harganya lebih mahal.

30

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan kita sehari-hari

maupun dalam industry. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa
penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam
nukleat juga merupakan polimer. Kita akan melihat bahwa polimer adalah suatu makro
molekul yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana yang kita sebut sebagai monomer.
Proses pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai polimerisasi. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang reaksi pembantukan polimer, penggolongan polimer, serta
kegunaan dan dampak polimer.
3.2

Saran
Dengan adanya tugas tentang materi polymer yang telah diberikan oleh dosen, semoga

dapat menambah dan mengembangkan wawasan mahasiswa tentang pengertian polymer,


penggolongan polimer, pembentukan polimer dan lain-lain. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, mohon kritik dan saran dari pembaca.

31

DAFTAR PUSTAKA

32

Anda mungkin juga menyukai