Anda di halaman 1dari 32

1

BAB 1
PERENCANAAN PRODUK
1.1 Latar Belakang
Teh merupakan hasil perkebunan yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Rasanya
yang khas membuat daun tanaman ini menjadi bahan baku minuman yang
digemari masyarakat. Mengonsumsi teh bukan lagi sekedar untuk pemuas dahaga,
tetapi sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup masyarakat di berbagai tempat,
termasuk di Indonesia. Bahkan, di Indonesia, minuman seduhan teh nyaris menjadi
minuman wajib masyarakat saat pagi hari, saat bersantai dan saat setelah makan,
serta sangat sering ditawarkan di warung-warung makan dan angkringan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang-orang
mengetahui dan menyadari bahwa selain rasanya yang khas, daun teh juga ternyata
mengandung berbagai macam senyawa yang berkhasiat baik bagi kesehatan tubuh
manusia. Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa kandungan antioksidan yang
tinggi pada tanaman teh dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan
penuaan dini. Selain itu, juga terkandung kafein yang memberi banyak manfaat
kesehatan, seperti dapat mengurangi risiko penyakit diabetes (seduhan teh tanpa
gula) serta meningkatkan daya ingat, dan berbagai asam organik, vitamin serta
mineral yang bermanfaat bagi manusia (Sinija et al. 2007).
Teh memiliki kandungan komponen bioaktif dan flavour (aroma dan rasa) yang
beraneka ragam. Hal tersebut menyebabkan teh diolah dengan proses yang
bervariasi dan akhirnya terbagi ke dalam beberapa golongan utama, diantaranya
teh hitam (daun teh difermentasi sempurna), teh oolong (daun difermentasi dalam
jangka waktu yang lebih singkat / hanya setengah fermentasi), teh hijau (daun
dipanasi agar tidak terjadi fermentasi). Fermentasi yang terjadi dalam proses tersebut
merupakan tahap perubahan yang terjadi secara enzimatis tanpa bantuan
mikroorganisme. Proses yang bervariasi dalam pengolahannya berdampak pada jenis
flavour dan komponen bioaktif pada teh yang dihasilkan. Berbagai jenis teh yang
dihasil dari proses pengolahan yang bervariasi tersebut, selanjutnya diolah menjadi
produk-produk (seperti teh kering, teh serbuk, teh celup, dan teh siap minum) yang
banyak beredar di pasaran dengan berbagai merek (Hartoyo, 2003 dalam
Rinihapsari, 2009).
Pengetahuan akan manfaatnya yang cukup banyak bagi kesehatan, membuat
manusia di berbagai tempat dan kebudayaan di dunia (seperti Tiongkok, Jepang,

Korea dan juga Indonesia) mengembangkan lebih lanjut produk minuman dari teh
secara tradisional. Salah satu contoh pengolahan minuman teh yang sudah
dikembangkan secara tradisional tersebut yaitu dengan memfermentasi minuman teh
yang sudah siap minum (teh manis). Proses fermentasi yang dilakukan pada
minuman teh manis tersebut menggunakan bantuan mikroorganisme dari teh itu
sendiri dan akhirnya menghasilkan minuman yang disebut Kombucha (Jepang, Korea,
dan Tiongkok) atau di Indonesia biasa disebut teh cider. Kelebihan Kombucha
dibanding teh manis biasanya, yaitu:
-

Bercita rasa lebih segar

Mengandung lebih banyak senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh, yang
tidak dijumpai pada teh manis biasa (termasuk senyawa aktif yang terdapat
dalam teh manis yang digunakan)

Terkait asal-usulnya, banyak sumber yang mengatakan bahwa Kombucha


berasal dari Asia Timur dan tersebar ke Jerman melalui Rusia pada sekitar pergantian
abad 20. Di Indonesia, minuman yang serupa dengan Kombucha ini dikenal dengan
nama teh cider, banyak dijumpai di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Belum ada
informasi yang jelas terkait asal-usul minuman ini di Indonesia. Meski sudah ada di
beberapa daerah di Indonesia, masyarakat Indonesia secara umum masih banyak
yang belum mengenal Kombucha, padahal mengonsumsi seduhan teh merupakan
kebiasaan umum masyarakat Indonesia.
Dalam bidang industri minuman, produk teh merupakan produk minuman yang
sangat laris di pasaran, baik yang dalam bentuk teh kering/serbuk maupun teh
kemasan yang sudah siap diminum. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat meminum teh (hampir) dalam setiap aktifitas mereka. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Lembang (2010), diketahui bahwa dalam beberapa tahun
terakhir, persaingan di antara produsen teh (baik yang dalam bentuk teh kemasan
siap minum maupun teh kering / serbuk) semakin sengit. Persaingan yang sengit
terutama sangat nampak pada produsen minuman teh kemasan siap minum.
Mereka berlomba-lomba menciptakan produk siap minum yang dikemas dengan
kualitas terbaik dan terpopuler. Dari penelitian tersebut, Lembang menemukan
bahwa kualitas produk (termasuk manfaat dan cita rasa minuman), harga, promosi
dan cuaca sangat berpengaruh pada keputusan pembelian minuman oleh konsumen.
Menilik hasil dari penelitian Lembang (2010) dan fakta yang ada dalam
masyarakat Indonesia saat ini, maka dapat dikatakan bahwa hingga saat ini,
minuman seduhan teh yang umum dinikmati oleh masyarakat Indonesia adalah teh

manis dan (beberapa orang dengan alasan kesehatan lebih memilih teh tawar).
Minuman teh manis yang difermentasi (Kombucha) masih sangat jarang ditemukan,
dikonsumsi, dan dijual. Padahal dapat dikatakan, dari segi rasa dan manfaat,

Kombucha lebih unggul. Cara pembuatannya pun tak begitu sulit.


Kombucha dihasilkan dari proses fermentasi teh manis dengan menggunakan
starter Kombucha dan selembar jelly yang terbentuk dari simbiosis mutualisme antara
yeast dan mikroorganisme tertentu. Jelly ini biasa dikenal dengan nama SCOBY
(Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast). Pada proses fermentasi Kombucha, yeast
mengubah gula dari teh manis menjadi alkohol. Alkohol tersebut selanjutnya
dimakan oleh bakteri dan kemudian diubah menjadi berbagai jenis asam.
Adanya pengetahuan akan manfaat Kombucha, proses pembuatannya yang
tidak terlalu sulit serta potensinya sebagai minuman kesehatan diharapkan akan
memberikan alternatif pengolahan dan pemanfaatan teh untuk menambah mutu
minuman seduhan teh, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberi nilai tambah
produk dan menjadi peluang usaha baru dalam industri minuman teh. Hal inilah
yang mendorong Penulis untuk membuat analisis tentang topik ini.
1.2 Gambaran Produk yang Akan Dihasilkan
1.2.1

Karakteristik Produk
Secara fisik, bentuk minuman Kombucha terlihat sama seperti
minuman teh pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar yang
digunakan untuk kedua minuman tersebut sama persis. Hanya saja,

Kombucha mengalami proses lebih lanjut setelah didinginkan, yaitu


difermentasi. Proses fermentasi inilah yang akhirnya memberikan
perbedaan yang cukup besar pada rasa, aroma dan manfaat. Perbedaan
yang mencolok antara Kombucha dan teh manis biasa akan terasa pada
dicicipi. Kombucha memiliki rasa manis yang berasal dari gula pasir dan
sedikit rasa asam serta sensasi seperti minuman berkarbonasi yang
disebabkan oleh proses fermentasi.
Selain itu, jika diamati secara rinci pada saat proses pembuatannya,
pada permukaan Kombucha terdapat lapisan tipis, transparan dan
bertesktur kenyal seperti jelly. Lapisan ini merupakan lapisan yang
terbentuk dari simbiosis yeast dan bakteri yang digunakan dalam proses
fermentasi minuman teh. Jika lapisan tersebut dibiarkan dengan tidak
menggoyang atau mengaduk minuman Kombucha, maka lapisan jelly

tersebut akan menebal 0,3 cm 1,2 cm. Para ahli menyebut lapisan
tersebut sebagai SCOBY, yang merupakan singkatan dari Symbiotic
Culture of Bacteria and Yeast. Hal ini juga dapat diamati pada minuman

Kombucha yang telah dikemas atau dijual. Jika minuman tersebut


dibiarkan pada kondisi yang bersih, keadaan dan lingkungan yang
mendukung, serta tidak diaduk/digoyang/dikocok, maka akan muncul
lapisan jelly tipis pada permukaannya.
Berdasarkan beberapa penelitian dan tulisan yang telah dibuat oleh
berbagai pihak, Penulis mengetahui ada banyak zat-zat baik yang
terkandung dalam minuman Kombucha. Beberapa di antaranya yang
dapat kami rangkum, antara lain:
a. Vitamin B Kompleks, seperti Vitamin B1 (Tiamin), Vitamin B2
(Riboflavin), Vitamin B3 (Niasin Nicotinic Acid), Vitamin B6
(Piridoksin), Vitamin B12 (Sianokobalamin), dan Vitamin B15.
b. Vitamin C
c.

Berbagai jenis asam, seperti Asam Folat (Citroforum Factor atau


Leucovorin), Asam Glukoronat, Asam Asetat, Asam Hyaluronic (Asam
Hyaluronidase) dan Asam Chondroitin Sulfat, Asam Laktat (Asam 2Hidroksipropanoat)

d. Acetaminophen
e. Enzim
f.
1.2.2

Antibiotik

Kemasan
Kemasan yang kami gunakan untuk produk Kombucha ini adalah
kemasan botol transparan, berbahan kaca dengan kapasitas isi netto
sebesar 175 ml. Alasan kami menggunakan kemasan jenis ini adalah
karena alasan keamanan minuman, kebersihan, serta kemudahan untuk
dibawa dan disimpan. Seperti telah dijelaskan pada bagian awal,
dikarenakan adanya kandungan berbagai jenis asam dalam minuman

Kombucha ini, maka produsen harus tepat dalam memilih kemasan agar
senyawa pada kemasan tidak mencemari minuman. Untuk saat ini, kaca
merupakan bahan yang paling aman sebagai wadah penyimpanan dan
pengemasan minuman Kombucha. Selain itu, bentuk kaca yang menarik
dan transparan tersebut, sering menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam menilai suatu produk yang akhirnya


menimbulkan keputusan untuk memilih dan membeli produk tersebut.
Untuk syarat kapasitas sebesar 175 ml, dipilih karena alasan
kepraktisan.

Dalam

survey

kecil

yang

kami

lakukan

dengan

mengumpulkan testimoni dari konsumen Kombucha yang dikemas


dalam botol kaca ukuran 125 ml (seukuran botol minuman UC),
konsumen Kombucha yang dikemas dalam botol kaca ukuran 175 ml dan
konsumen Kombucha yang dikemas dalam botol kaca ukuran 375 ml
(hampir seukuran botol sirup Marjan), kami menemukan bahwa ratarata konsumen Kombucha saat ini lebih menyukai kemasan yang ukuran
175 ml karena berbagai alasan, antara lain:
a.

Ukuran 175 ml sudah mampu memenuhi kepuasan dalam


menikmati Kombucha dan cukup untuk melepaskan dahaga.

b.

Botol yang berukuran 175 ml lebih ringan dan mudah untuk dibawabawa.

c.

Harga untuk Kombucha yang dikemas dalam botol yang lebih kecil,
lebih terjangkau (bukan murah).
Selain itu, pada kemasan, kami juga berencana untuk memberikan

informasi yang jujur terkait bahan yang kami gunakan untuk membuat
minuman tersebut, proses pembuatannya dan manfaat yang diperoleh
dari minuman tersebut. Terkait manfaat ini, ada kendala yang kami
hadapi, yaitu mengenai penelitian secara rinci di laboratorium mengenai
setiap zat yang terkandung dalam minuman ini. Selain karena faktor
biaya yang cukup besar, kami juga tidak punya keahlian khusus
mengenai penelitian di laboratorium terkait Kombucha. Meski demikian,
sebenarnya sudah ada banyak tulisan dan penelitian yang telah
dilakukan untuk menguji kandungan dan manfaat dari Kombucha.
Beberapa di antara penelitian tersebut, digunakan Penulis dalam
membuat tulisan ini.
1.2.3

Gambaran Tampilan dan Dimensi Produk serta Kemasan


Di bawah ini merupakan gambar beberapa botol produk yang sudah
sempat kami produksi beberapa waktu yang lalu, dengan merek yang
berbeda.

1.3 Segmen Pasar yang Dibidik


Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara
kreatif. Berikut adalah segmentasi pasar yang menjadi target produk Chaca
Kombucha:
1.3.1

Demografis
Demografis adalah cara memandang pasar dengan sasaran yang
merujuk pada data statistik penduduk, pendapatan, rata-rata umur,
jenis kelamin dan pendidikan. Berikut adalah sasaran pasar berdasarkan
demografis:

1.3.2

Gender

: Laki-laki dan perempuan

Usia

: 15 40 tahun

Pendidikan

: Perguruan Tinggi, Pekerja

Status ekonomi sosial

: Menengah ke atas

Geografis
Aspek geografis berarti memandang pasar berdasarkan wilayah
(negara, kawasan, provinsi, kota). Sasaran pasar Kombucha Tea
berdasarkan geografis yaitu masyarakat yang tinggal, beraktifitas,
bekerja di daerah perkotaan, khususnya di daerah Babarsari.

1.3.3

Psikologis
Psikografis menggunakan kata dasar psikologi yang artinya cara
memandang konsumen melalui tingkah laku, kebiasaan, kepribadian
dan lain lain menurut Subagyo (2010) psikografis termasuk dalam
dynamic

attribute

segmentation

atau

cara

memandang

pasar

berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan


(h.36). Berikut adalah sasaran pasar Kombucha Tea berdasarkan
psikografis:
Mahasiswa dan Pekerja memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
dan minuman siap saji dan sering membutuhkan suplemen kesehata
1.4 Analisis Keuggulan dan Kelemahan Produk
1.4.1

Keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis yang sudah ada


Saat ini ada beberapa jenis produk yang dapat menjadi saingan

Kombucha di pasaran, antara lain:


Minuman probiotik lain, seperti yoghurt.
Minuman kesehatan (sumber vitamin C), seperti UC 1000, dll.
Minuman rekreasi, seperti Fanta, Coca Cola, Big Cola, Sprite, dll.
Minuman teh kemasan, seperti Teh Botol Sosro, Teh Kotak, dll.
Meski memiliki banyak pesaing di pasar saat ini, Kombucha diyakini
tetap memiliki peluang untuk menang, karena kompleksitasnya yang
tidak hanya sebagai minuman rekreasi, atau minuman santai (seperti
teh manis), tetapi lebih dari itu, Kombucha mengandung berbagai zat
yang baik bagi tubuh. Seperti telah disebutkan sebelumnya, zat-zat yang
terkandung dalam Kombucha

sangat efektif untuk melancarkan

pencernaan (probiotik), antioksidan dan memperbaiki metabolisme


tubuh (peran vitamin dan berbagai jenis asam).
Selain unggul dari segi kualitas minuman, peluang usaha Kombucha
menjadi semakin besar karena pelaku usaha ini masih sedikit, bahkan
dapat dikatakan jarang. Hal ini pula yang membuat produk Kombucha
yang bereda saat ini di pasaran menjadi sangat mahal
1.4.2

Kelemahan

Meskipun memiliki keunggulan, rencana usaha Kombucha juga


memiliki beberapa kelemahan yang kemudian menjadi tantangan bagi
produsen yang ingin merambah usaha ini. Tantangan-tantangan kami
kelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut:
a.

Tantangan yang muncul dari Konsumen

Persepsi masyarakat tentang minuman fermentasi


Ada pro dan kontra dalam masyarakat di Indonesia mengenai
minuman fermentasi, termasuk Kombucha. Ada kelompok
masyarakat yang menganggap bahwa segala jenis minuman
fermentasi merupakan minuman yang haram, sebaliknya, ada
pula yang menganggap minuman fermentasi merupakan
minuman yang halal. Di antara kedua opini yang berseberangan
tersebut, ada pula yang separuh-separuh, yakni, untuk
beberapa kategori minuman fermentasi dianggap haram (karena
pertimbangan kadar alkohol yang cukup tinggi), dan beberapa
kategori minuman (dan makanan) fermentasi lainnya tetap halal
(juga karena pertimbangan kadar alkohol yang rendah dan
adanya manfaat bagi kesehatan).
Karena merupakan produk hasil fermentasi, maka Kombucha
juga mengandung alkohol tetapi dalam jumlah yang sangat
sedikit, yaitu kurang dari 2%, tergantung suhu lingkungan
fermentasi. Dengan kadar alkohol yang kurang dari 2% (di
Indonesia, kadar alkohol pada Kombucha hanya sekitar 1%,
bahkan kurang dari 1%), dapat disimpulkan bahwa Kombucha
masih dalam taraf halal untuk dikonsumsi (sesuai dengan standar
MUI). Tentu saja, agar masyarakat paham mengenai hal ini, harus
ada pemberian informasi yang jujur dan detil.

Preferensi rasa
Bagi Penulis, Kombucha memiliki rasa yang menarik dan unik,
karena selain adanya rasa manis akibat penambahan gula pada
saat menyeduh teh, juga terdapat rasa asam dan sedikit ada
sensasi seperti minuman berkarbonasi, yang merupakan dampak
dari proses fermentasi. Hal ini menyebabkan Kombucha terasa
sangat segar, terlebih diminum dalam keadaan dingin di siang
hari. Namun, bagi beberapa orang yang baru pertama kali

meminum Kombucha atau bagi mereka yang jarang/tidak suka


dengan rasa asam, tentu saja rasa Kombucha cukup mengganggu
lidah mereka, karena rasanya yang berbeda dengan teh manis
pada umumnya.
Untuk menyiasati hal tersebut, Kombucha dapat diberikan
nilai tambah lagi, yaitu dengan penambahan rasa. Penambahan
rasa ini berupa penambahan bahan alami berupa buah
(misalnya, strawberry, apel, nanas, mangga, dan buah naga),
daun mint atau rempah (jahe). Penambahan perasa tersebut
juga memberikan manfaat tambahan seperti yang dikandung
bahan tersebut, misalnya adanya tambahan vitamin.
b.

Tantangan yang timbul dari Produk itu sendiri


Tantangan yang timbul dari produk ini sendiri adalah terkait
rentang waktu kelayakan konsumsi. Kombucha memiliki sifat yang
sama seperti produk makanan dan minuman fermentasi lainnya
(seperti tempe, tape, yoghurt, kimchi, wine, dan lain-lain) yang
mengalami perubahan bentuk, rasa dan aroma, serta kandungan,
seiring

dengan

pertambahan

periode

waktu

penyimpanan

(fermentasi). Untuk Kombucha, periode fermentasi yang tepat


biasanya 5-7 hari hingga siap diminum. Setelah masa 7 hari tersebut,

Kombucha yang telah siap untuk diminum harus disimpan dalam


lemari es untuk memperlambat proses fermentasinya. Penyimpanan
dalam lemari es ini pun hanya dapat dilakukan hingga sebulan,
karena setelah itu Kombucha akan semakin asam.

Kombucha yang sudah tua (telah difermentasi dalam


periode waktu yang lama) memiliki rasa yang lebih asam
dibandingkan Kombucha yang masih muda. Faktor keasaman
inilah yang menyebabkan orang-orang biasanya tidak kuat
meminum Kombucha yang sudah tua. Meski demikian, ada
beberapa orang masih memanfaatkannya sebagai cuka atau starter
untuk membuat Kombucha baru.
Untuk mengatasi masalah rentang waktu ini, ada beberapa
strategi yang dapat dilakukan, misalnya:

10

Memproduksi Kombucha dalam batas tertentu (hindari produksi


dalam jumlah yang besar/mass production). Hal ini untuk
mencegah

adanya

produk

yang

terlalu

lama

dalam

penyimpanan.

Memanen Kombucha pada usia yang relatif muda, misalnya


setelah 3 atau hari difermentasi. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi bertambahnya rasa asam akibat adanya proses
fermentasi lanjutan pada saat Kombucha sudah dikemas dalam
botol-botol kecil.

Memberikan bonus atau diskon bagi yang melakukan order


produk secara langsung dalam jumlah tertentu (mendorong job
order production). Tujuan dari strategi ini adalah agar
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian secara simultan
dan dalam jumlah yang agak banyak, sehingga produksi dapat
berjalan terus dan tidak terjadi penumpukan sediaan produk di
penyimpanan.

Menyimpan sediaan produk jadi dalam lemari pendingin yang


sudah dipastikan suhunya tepat untuk menghambat proses
terjadinya fermentasi lanjutan.

Memberikan informasi yang baik kepada konsumen agar


mereka mengkonsumsi minuman yang mereka beli sesegera
mungkin, atau menyimpannya di tempat yang tepat untuk
memperlambat proses fermentasi lanjutan

c.

Tantangan sebagai Produsen

Kemasan yang lebih baik akan lebih mahal

Kombucha berbeda dengan minuman teh biasa yang dapat


dikemas dalam kemasan plastik. Dikarenakan adanya kandungan
berbagai jenis asam akibat proses fermentasi, maka Kombucha
sebaiknya difermentasi, dikemas dan disimpan dalam wadah yang
tidak dapat bereaksi saat terkena asam. Wadah yang cukup baik
untuk kondisi seperti itu adalah kaca. Dalam pengalaman Penulis,
salah satu hal yang menyebabkan membengkaknya biaya
produksi Kombucha adalah botol-botol kaca yang digunakan
sebagai wadah kemasan minuman Kombucha.

11

Tantangan mengenai kemasan ini dapat diatasi dengan


beberapa strategi berikut:
i. Menerapkan sistem refill. Jadi, setiap orang dapat membeli

Kombucha tanpa kemasan dari produsen. Caranya, konsumen


perlu memesan beberapa hari sebelumnya, dan pada hari
yang telah dijanjikan, konsumen datang dengan membawa
wadahnya sendiri. Tentu saja, konsumen yang melakukan
pembelian dengan cara ini akan menerima potongan
sejumlah biaya yang tidak dikeluarkan karena tidak adanya
kemasan produsen yang digunakan. Selain itu, untuk
memotivasi konsumen, produsen juga dapat memberikan
tambahan diskon ataupun bonus produk.
ii. Mengakomodasi

pengembalian

botol

bekas.

Produsen

menerima kembali setiap botol bekas dari produk Kombucha


yang dipasarkan. Pengembalian botol ini akan disertai
dengan pengembalian dana dari produsen untuk mengganti
botol yang dikembalikan tersebut.

Lingkungan produksi harus terkontrol

Kombucha merupakan minuman yang diproduksi dengan


memfermentasi teh manis. Agar didapatkan rasanya yang pas,
suhu lingkungan sekitar harus dijaga pada tingkat tertentu.
Semakin hangat suhu lingkungan fermentasi, semakin cepat proses
fermentasi,

tetapi

rasa

yang

didapatkan

kurang

josss,

dikarenakan beberapa zat hilang karena menguap. Sebaliknya,


semakin rendah suhu lingkungan fermentasi, semakin lambat
proses fermentasi, tetapi rasa yang didapatkan sangat nikmat dan
josss, dikarenakan suhu dingin mengurangi proses penguapan
beberapa zat yang muncul dari proses fermentasi (seperti alkohol).
Untuk mengatasi hal ini, strategi yang dapat dilakukan,
antara lain:
i.

Membangun tempat produksi Kombucha di daerah yang agak


sejuk.

ii. Mengkondisikan lingkungan produksi Kombucha agar selalu


dalam

keadaan

dingin/sejuk,

tidak

terpapar

matahari

12

langsung dan bersih dari bakteri-bakteri yang tidak diperlukan


dalam proses produksi Kombucha.

Limbah
Dalam setiap industri, limbah merupakan tantangan yang
umum bagi produsen. Industri menyebabkan timbulnya limbah,
baik yang berupa limbah bahan baku (ampas teh, air, dan lainlain) maupun limbah kemasan. Oleh karena itu, setiap produsen
memiliki tanggung jawab atas setiap limbah yang dihasilkan dari
setiap produk yang mereka hasilkan.
Dalam industri Kombucha, limbah yang besar disebabkan oleh
kemasan dan ampas. Namun, dengan berbagai strategi usaha dan
kreatifitas, Penulis juga yakin tantangan ini dapat diatasi.
Terkait tantangan yang berhubungan dengan kemasan,
dapat diatasi dengan menerapkan strategi yang telah disebutkan
sebelumnya, seperti mendorong penjualan produk secara refill dan
mengakomodasi pengembalian botol bekas produk. Sedangkan
tantangan yang terkait dengan limbah ampas dapat disiasati
dengan mengolah lebih lanjut ampas teh menjadi pupuk kompos.

1.5 Strategi Pemasaran


Untuk pemasaran, perusahaan saat ini menggunakan media sosial.

1.6 Analisis Produksi Produk


1.6.1

Gambaran Umum Produksi


Berikut ini adalah gambaran Peta Proses Operasi (PPO) dari proses
produksi Kombucha.

13

1.6.2

Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan Kombucha
dalam ukuran kecil (1 L air putih), meliputi:
-

1 liter

Air putih

75 100 gr

Gula pasir (10% dari volume air)

4 - 8 sdt

Lembaran SCOBY dan cairan starter

Teh Hitam/Hijau (tergantung selera)

Selain keempat bahan tersebut, dapat pula ditambahkan buah


(seperti kiwi, strawberry, nenas, markisa, sirsak, srikaya, dll) atau
tanaman herbal (seperti mint, serai, kenanga, dll) sebagai pemberi aroma
dan penambah kandungan vitamin. Penambahan perasa dari buah

14

alami atau tanaman herbal ini dilakukan pada masa fermentasi,


tepatnya pada 3 atau 2 hari terakhir masa fermentasi (sebelum dipanen).
Buah atau tanaman yang akan dimasukkan ke dalam fermentasi

Kombucha dibersihkan terlebih dahulu, lalu dipotong, dan kemudian


dimasukkan ke dalam larutan fermentasi.
1.6.3

Alat
Alat yang diperlukan dalam membuat Kombucha meliputi:

1.6.4

1 set

Alat untuk membuat teh manis

Toples kaca

Kain bersih untuk penutup toples

Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)


Proses pembuatan Kombucha relatif sederhana. Oleh karena itu,
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi tidak begitu
banyak, terlebih jika industri ini masih dalam level industri rumahan. Dari
pengalaman Penulis di lapangan, di pabriknya, Kombucha hanya
dikerjakan oleh 2 hingga 3 orang. Tenaga yang besar justru lebih banyak
dibutuhkan dalam proses pemasaran (promosi). Tetapi di jaman
sekarang, keterbatasan dalam menggaji karyawan pemasaran dapat
diatasi dengan penggunaan media sosial yang gratis dan efektif.

1.6.5

Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam industri ini merupakan bagian dari
teknobiologi dengan memanfaatkan mirkroorganisme tertentu untuk
meningkatkan mutu/kualitas/nilai gizi makanan/minuman. Teknologi ini
lebih dikenal dengan nama fermentasi. Fermentasi sebenarnya sudah
lama dikenal masyarakat dalam berbagai peradaban dan kebudayaan,
tetapi pada jaman dahulu proses pengolahan makanan dan minuman
masih dilakukan dengan cara yang sangat sederhana dan belum
terkontrol. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, teknik fermentasi pun dilakukan dengan cara yang
lebih profesional dan lebih terkontrol.
Terkait usaha yang akan dijalankan ini, kami menggunakan berbagai
alat modern untuk mengendalikan faktor penentu keberhasilan proses

15

fermentasi. Salah satu alat modern yang kami gunakan adalah lemari
pendingin untuk mengendalikan suhu pada penyimpanan produk jadi
dan pengatur suhu ruangan pada proses produksi.
1.6.6

Cara Pembuatan
Secara

umum,

cara pembuatan

Kombucha dimulai dengan

pembuatan teh manis (ekstraksi teh), selanjutnya melakukan proses


fermentasi untuk teh manis yang telah dibuat tersebut. Setelah 5 hari
(bisa juga 3 hari, tergantung jumlah starter yang dimasukkan),

Kombucha dapat dipanen. Secara detail, proses pembuatannya akan


dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembuatan teh manis
Rebus1 liter air hingga mendidih, kemudian tambahkan gula pasir
dan teh kering. Setelah diaduk dan gula larut, biarkan saja beberapa
waktu hingga agak dingin.
b. Pendinginan
Suhu teh dibiarkan turun hingga mencapai suhu kamar (25 27 C).
c.

Penyaringan
Setelah cukup dingin, teh disaring untuk memisahkan air atau
kestraksi teh dari ampas teh. Penyaringan lebih baik dilakukan
dengan menggunakan kain bersih atau saringan stainles yang rapat,
agar serbuk teh dapat terpisah dengan baik dari larutan teh manis.

d. Inokulasi
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit dan/atau koloni

Kombucha ke dalam larutan teh manis. Penambahan atau


penanaman bibit dan/atau koloni Kombucha harus benar-benar
dilakukan pada saat suhu larutan teh sudah mencapai suhu kamar.
Suhu yang panas akan menyebabkan bakteri dan yeast mati.
e. Fermentasi
Fermentasi dilakukan dengan menaruh larutan teh yang telah
ditanami bibit dan/atau koloni Kombucha pada wadah kaca yang
ditutup oleh kain bersih dan diikat oleh karet. Selanjutnya, wadah
yang bersih larutan teh manis yang siap difermentasi tersebut,
disimpan dalam ruangan yang bersih, tidak terlalu lembab dan tidak
terlalu kering, sejuk dan tidak terkena matahari langsung.

16

Proses fermentasi normal berlangsung dalam 5 10 hari (tergantung


komposisi larutan dan starter). Selama proses fermentasi berlangsung,
toples yang berisi agen Kombucha tidak perlu dipindah dan jangan
digoyang, karena kan merupakan baby Kombucha (SCOBY) yang
akan muncul. Selama proses fermentasi, gula akan diubah oleh yeast
menjadi alkohol dan gas (CO2). Selanjutnya, alkohol diubah lagi oleh
bakteri (mikroorganisme) menjadi sejumlah asam organik yang
berguna bagi tubuh. Setelah mencapai tingkat keasaman yang
dikehendaki (pH 3 5,5), Kombucha dapat dipanen. Proses
fermentasi yang lebih panjang akan menyebabkan Kombucha
menjadi lebih asa (pH menjadi turun).
f.

Penyimpanan

Kombucha yang sudah jadi sebaiknya disimpan dalam wadah kaca


yang bersih. Setelah ditutup rapat, wadah tersebut disimpan dalam
lemari es agar proses fermentasi lanjutan berjalan lebih lambat.
Penyimpan ini dapat berlangsung selama 3 4 minggu setelah panen
(usia panen 5 hari). Meski demikian, rasa Kombucha juga akan
mengalami perubahan setiap hari, seiring dengan aktifitas yeast dan
bakteri yang terdapat dalam Kombucha.

1.7 Mapping Market


Pasar produk makanan dan minuman di Indonesia saat ini didominasi oleh
beberapa jenis produk, salah satunya adalah minuman teh siap minum. Teh
merupakan salah satu komoditi utama Indonesia dari sektor perkebunan.
Berdasarkan sumber dalam surat kabar Suara Pembaharuan 27 Juli 2009,
Indonesia menduduki peringkat ke enam dalam produksi teh atau memenuhi
sekitar 6% kebutuhan teh dunia. Selain itu produksi teh dalam negeri terus
meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun 2008 produksinya mencapai
154.000 ton per tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan
produksi teh Indonesia adalah meningkatnya konsumsi pasar dalam negeri.
Berikut adalah gambaran kondisi peningkatan permintaan pasar internal hingga
tahun 2008:

17

Berdasarkan sumber dari Euromonitor yang diolah oleh ASRIM, terjadi


peningkatan pertumbuhan minuman ringan siap saji berbahan dasar teh. Dalam
kurun waktu 11 tahun terjadi peningkatan lebih dari 100% dari 995.2 juta liter
pada tahun 2004 menjadi 2191 juta liter pada tahun 2015. Berikut adalah
gambaran kondisi pertumbuhan beberapa minuman siap saji di Indonesia (20042015):

Peningkatan permintaan pasar internal tersebut secara tidak langsung


menggambarkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap produk
minuman olahan berbahan baku teh yang sebagian besar berupa produk teh siap
minum. Namun tingginya permintaan ini diikuti dengan tingginya persaingan
dalam produksi teh siap minum. Oleh sebab itu, diperlukan adanya inovasi

18

pengolahan produk teh untuk mendapatkan pasar yang berbeda dengan produk
teh siap minum yang sudah ada.
Selain bahan baku teh, peluang pasar yang besar juga dapat dilihat dari
tingginya tingkat penjualan minuman kesehatan. Tidak hanya jumlah merek
minuman kesehatan yang meningkat pesat, namun juga jumlah penjualan
minuman kesehatan yang terus meningkat. Berdasarkan survei, bahkan salah
satu merek produk minuman isotonik kesehatan, mengalami pertumbuhan
penjualan hingga 30 40% dalam tiga tahun terakhir. Kedua hal tersebut
menggambarkan potensi pasar yang luar biasa bagi inovasi produk minuman
kesehatan berbahan baku teh.

BAB 2
PERALATAN KEBUTUHAN USAHA
2.1. Alat
Alat yang diperlukan dalam membuat Kombucha meliputi:
- 1 set

Alat untuk membuat teh manis

- Toples kaca
- Kain bersih untuk penutup toples
Berikut ini adalah daftar seluruh peralatan yang diperlukan untuk dapat
memulai usaha ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Alat
Toples Kaca
Kain
Serbet
Kompor dan rangkaiannya
Panci ukuran sedang
Panci ukuran besar
Pisau
Kulkas minuman
Kulkas buah
Alat Penutup Botol
Saringan
Pitcher
Timbangan
Sendok kayu
Baskom
Corong

Jumlah Satuan
10
bh
5
m
5
bh
1
set
3
bh
1
bh
2
bh
1
bh
1
bh
1
bh
5
bh
10
bh
3
bh
5
bh
3
bh
3
bh

Kami menganggarkan sekitar Rp 10.000.000 untuk pengadaan seluruh


peralatan yang diperlukan untuk start-up usaha ini.
2.2. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan Kombucha dalam
ukuran kecil (1 L air putih), meliputi:
- 1 liter

Air putih

- 75 100 gr

Gula pasir (10% dari volume air)

- 4 - 8 sdt

Teh Hitam/Hijau (tergantung selera)

- Lembaran SCOBY dan cairan starter


Selain keempat bahan tersebut, dapat pula ditambahkan buah (seperti kiwi,
strawberry, nenas, markisa, sirsak, srikaya, dll) atau tanaman herbal (seperti mint,
19

20

serai, kenanga, dll) sebagai pemberi aroma dan penambah kandungan vitamin.
Penambahan perasa dari buah alami atau tanaman herbal ini dilakukan pada
masa fermentasi, tepatnya pada 3 atau 2 hari terakhir masa fermentasi (sebelum
dipanen). Buah atau tanaman yang akan dimasukkan ke dalam fermentasi

Kombucha dibersihkan terlebih dahulu, lalu dipotong, dan kemudian


dimasukkan ke dalam larutan fermentasi.

BAB 3
LOKASI USAHA
3.1. Peta Lokasi Usaha
Berikut ini adalah Peta Lokasi Usaha Chacha Kombucha.

Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah:


a. Mendekati konsumen potensial
Pemilihan

lokasi

di

wilayah

Tambak

Bayan

bertujuan

untuk

mendekatkan lokasi usaha kepada target konsumen potensial, yaitu

21

22

mahasiswa. Tambak Bayan berdekatan dengan beberapa kampus serta


menjadi wilayah pemondokan mahasiswa.
b. Tingkat kepadatan penduduk
Wilayah Babarsari (termasuk di dalamnya Tambak Bayan) merupakan
salah satu wilayah yang memiliki tingkat kepadatan cukup tinggi.
Semakin tinggi kepadatan penduduk, maka semakin tinggi pula peluang
untuk mendapatkan konsumen.
c.

Tingkat kompetisi
Survei yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daerah Babarsari
belum memiliki jenis usaha yang sejenis sehingga tingkat kompetisi yang
terjadi cukup rendah.

BAB 4
NAMA USAHA DAN MEREK DAGANG
4.1. Nama Usaha
Perusahaan kami bernama Chacha Kombucha. Terkait kata Chacha dalam
nama perusahaan kami, disebabkan oleh usul dari salah seorang teman kami,
yang juga merupakan founder dari kelompok/perusahaan kecil ini. Menurutnya,
dalam dunia seni tari dikenal sebuah jenis tarian yang bernama Cha Cha.
Tarian yang berasal dari Amerika Latin (Kuba) ini merupakan sebuah tarian
enerjik, menyenangkan, serta ringan dan riang. Oleh karena itu, penambahan
kata Chacha dalam nama kelompok kami diharapkan dapat memberi aura
enerjik, menyenangkan, serta ringan dan riang pada segala aspek kelompok
kami, mulai dari interaksi di antara kami sendiri, kinerja kami, budaya
perusahaan kecil kami, bahkan produk yang kami hasilkan.
Selain itu, kata Chacha juga sebenarnya merupakan singakatan dari Cha
dan Kombucha. Dalam masyarakat Asia Timur, teh biasanya dikenal dengan
nama ocha atau cha, sedangkan Kombucha (dalam pandangan masyarakat
Asia Timur) berarti Teh yang difermentasi. Meskipun demikian, Kombucha bagi
perusahaan kami dipandang sebagai produk.
Chacha Kombucha merupakan perusahaan kecil yang baru ingin memulai
usaha Kombucha. Meski baru ingin memulai, perusahaan kami optimis akan
peluang usaha ini, mengingat besarnya minat dan kebiasaan masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat Jawa dalam mengonsumsi minuman teh.
Chacha Kombucha pertama kali terbentuk sekitar akhir tahun 2015. Hal itu
dimulai dari keisengan salah seorang teman kami yang sedang mencoba
mengembangkan sendiri minuman yang pernah dia beli dengan harga Rp
25.000 per 175 ml. Menurutnya, harga itu tidak wajar untuk produk dengan
ukuran seperti itu. Karena meskipun khasiatnya banyak dan baik bagi tubuh,
akan tetapi sebetulnya minuman tersebut sangat mudah dan murah untuk
dikembangkan dan bahan baku serta alatnya pun murah dan mudah
ditemukan. Tak disangka, eksperimen iseng teman kami berhasil dan ternyata
ada orang yang ingin memesan dan bersedia untuk membeli minuman tersebut
dalam ukuran tertentu. Sejak saat itu, mulailah kami membuat dalam skala
yang sangat kecil. Pada perkembangan selanjutnya, adanya tugas kuliah yang
berhubungan dengan kewirausahaan, memacu kami untuk lebih menata

23

24

kegiatan iseng dari teman kami tersebut menjadi sebuah kegiatan usaha yang
lebih terorganisir dan terarah.
4.2. Merek Dagang
Mereka dagang usaha ini adalah Chacha Kombucha, yang disertai dengan
gambar berbentuk 2 helai daun teh yang masih menempel pada tangkainya.
4.3. Logo
Berikut ini adalah Logo dari Chacha Kombucha.

Deskripsi Logo:
-

Tulisan Chaca Kombucha merupakan merek dagang yang digunakan untuk


bisnis ini.

Tulisan Minuman Teh fermentasi merupakan deskripsi singkat mengenai


jenis produk yang ditawarkan.

Gambar daun teh menyatakan bahan baku utama yang digunakan dalam
produk ini

BAB 5
PERIZINAN USAHA
Untuk memulai usaha ini, ada beberapa surat perizinan yang harus dimiliki,
meliputi:
5.1. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) merupakan salah satu kelengkapan
izin usaha yang dikeluarkan oleh kantor kelurahan ataupun kantor kecamatan
dimana usaha tersebut didirikan. Surat Keterangan Domisili Usaha ini biasanya
dibuat untuk mengurus berbagai dokumen lainnya terkait dengan pendirian
sebuah badan usaha, seperti SIUP, TDP, NPWP, dan lain-lain. Biasanya hanya
diperlukan waktu satu hari untuk mengurus surat keterangan ini jika
persyaratannya sudah lengkap.
5.2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan

nomor yang diberikan

kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana administrasi perpajakan yang


dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Nomor wajib pajak biasanya
akan dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan. Hal ini bertujuan untuk
menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi
perpajakan.
5.3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan, perusahaan, dan badan
usaha untuk memperoleh izin tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah
yang diperlukan dalam rangka penanaman modal. Dasar hukum untuk SITU
biasanya dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berupa Perda. Masa berlaku SITU
umumnya paling lama 3 (tiga) tahun dan bila telah habis masa berlakunya bisa
diperpanjang apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan sepanjang subjek
dan/atau objek tidak mengalami perubahan.
5.4. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)

25

26

Merupakan surat Izin untuk pengusaha menengah kecil yang membutuhkan


legalitas atau pemenuhan berkas untuk mendukung usaha yang bergerak di
bidang industri. Izin usaha ini wajib dimiliki oleh usaha yang memiliki modal
sebesar Rp 5 juta sampai Rp 200 juta. Untuk mendapatkan surat ini pengusaha
dapat mengajukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Tingkat II
Kabupaten atau Kota. Sedangkan bila usaha sudah berkembang dan meliputi
usaha besar dapat mengajukan di Pelayanan Perizinan Terpadu Tingkat I
Provinsi atau BKPM. Setiap daerah terkadang terdapat perbedaan dalam
kepengurusan Izin Usaha Indsutri. Untuk itu diperlukan pencarian informasi lebih
lanjut tentang syarat pengajuan di daerah serta dokumen yang dibutuhkan
sesuai jenis industri yang dijalankan
5.5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Adalah surat izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi,
persekutuan maupun perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan
domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Usaha Chacha Kombucha ini digolongkan ke dalam SIUP kecil. SIUP Kecil,
diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan kekayaan bersih di
bawah Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan.
5.6. Tanda Terdaftar Industri (TDI)
Merupakan izin untuk melakukan kegiatan industri yang diberikan kepada
semua jenis industri dalam kelompok industri kecil dengan investasi perusahaan
sebesar Rp. 5.000.000 Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.
Perusahaan yang ingin mendapatkan TDI, dapat mengajukan permohonan
kepada dinas perindustrian setempat di setiap kabupaten/kota.
5.7. HO Surat Izin Gangguan
HO (Hinderordonnantie) atau yang sering disebut Surat izin gangguan adalah
surat keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas
lokasi usaha yang dijalankan oleh suatu kegiatan usaha di suatu tempat. Surat
izin ini di keluarkan oleh Dinas Perizinan Domisili Usaha di daerah tingkat dua
(Kabupaten/Kota), biasanya setiap daerah memiliki aturan yang berbeda dalam

27

mengeluarkan Surat Izin Gangguan. Izin ini dikeluarkan untuk mereka yang
memiliki kegiatan usaha, baik usaha pribadi maupun badan usaha di lokasi
tertentu yang berpotensi menimbulkan bahaya kerugian dan gangguan,
ketentraman dan ketertiban umum.
5.8. Izin BPOM
Izin BPOM merupakan surat izin yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan guna melindungi masyarakat terhadap bahaya konsumsi
suatu produk makanan dan minuman serta obat-obatan. Produsen makanan,
minuman serta obat yang disajikan dalam suatu kemasan tertentu, wajib
mendaftarkan produknya ke BPOM guna memperoleh izin penjualan dan
peredaran di masyarakat. Pendaftaran produk makanan tersebut dilakukan
dengan cara datang langsung ke kantor Badan POM yang terletak di Jln.
Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat pada jam kantor. Registrasi produk
obat dilakukan di Gedung B atau Gedung Biru yang merupakan layanan satu
atap.

BAB 6
MODAL USAHA
Modal usaha yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini lebih banyak ditujukan
untuk membeli aset tetap seperti alat dan sewa gedung, serta promosi produk.
Berikut ini adalah rinciannnya.
No
Keterangan
1 Pembelian alat produksi
2 Sewa tempat usaha
3 Marketing
Total

Jumlah
Sumber Modal
10.000.000 Pinjaman Koperasi Marendeng
6.000.000
Modal Sendiri
1.000.000
Modal Sendiri
17.000.000

Rincian rencana penggunaan dana sebesar Rp 10.000. untuk start-up usaha,


adalah:
Keterangan
Aset Tetap
Toples
Kain
Serbet
Kompor set
Pisau
Panci sedang
Panci besar
Kulkas minuman
Kulkas buah
Pengemas botol
Saringan
Baskom
Corong
Ceret Kaca
Ceret Teh
Lain-lain

Litbang
Gula
Teh
Air
Apel
Nanas
Strawberry

Total

10
5
5
1
2
3
1
1
1
1
5
3
3
10
1

bh
mtr
bh
set
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh

Rp 31.000
Rp 15.000
Rp 10.000
Rp 500.000
Rp 15.000
Rp 75.000
Rp 150.000
Rp 2.500.000
Rp 3.500.000
Rp 2.000.000
Rp 30.000
Rp 50.000
Rp 15.000
Rp 13.500
Rp 36.000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

4
4
14
1
1
1

kg
bks
ltr
kg
bh
bks

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

14.000
5.000
1.000
10.000
7.000
9.000

28

310.000
75.000
50.000
500.000
30.000
225.000
150.000
2.500.000
3.500.000
2.000.000
150.000
150.000
45.000
135.000
36.000
28.000
9.884.000

56.000
20.000
14.000
10.000
7.000
9.000
116.000 Rp 10.000.000

29

BAB 7
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEBUTUHAN KARYAWAN
7.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Oleh karena perusahaan ini masih sangat baru, maka struktur organisasi
perusahaannya pun masih sangat sederhana, dan hanya terdiri dari 3 orang
pengurus inti ditambah 2 orang yang membantu pemasaran. Adapun struktur
organisasinya sebagai berikut:

Perusahaan kecil ini merupakan perusahaan patungan dan terbentuk dari


swadaya setiap anggota. Oleh karena itu, tidak ada pemilik tunggal dari
perusahaan ini. Adapun koordinator ditunjuk secara aklamasi karena dianggap
dapat membantu mengkoordinir anggota-anggota yang lain. Pada dasarnya
semua bekerja bersama-sama dalam perusahaan ini, tetapi secara spesifik,
ditunjuk seseorang untuk bertanggung jawab pada bagian tertentu. Untuk
pemasaran, perusahaan ini memanfaatkan media sosial sebagai media promosi
yang efektif dan efisien
7.2. Kebutuhan Karyawan
Untuk kondisi saat ini, perusahaan merasa cukup dengan tenaga kerja yang
ada, sehingga tidak memerlukan perekrutan karyawan baru. Meskipun ada
beberapa orang yang merangkap dalam mengerjakan berbagai tugas dan
tanggung jawab dalam perusahaan, namun kondisi tersebut belum terlalu
membutuhkan adanya karyawan baru.

BAB 8
PERHITUNGAN HARGA POKOK DAN ANALISIS FINANSIAL
8.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Berikut ini adalah perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) untuk 1 Liter
Kombucha, yang produk akhirnya dikemas dalam botol kecil dengan kapasitas
140 mL.
HPP per liter
Gula
Teh
Air
Buah
Biaya isi kombucha

0,167
0,125
1
0,25

kg Rp
bks Rp
ltr Rp
Rp

14.000
5.000
1.000
9.000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

2.333
625
1.000
2.250
6.208

Rp
Rp

887
3.387

9.884.000 Rp
116.000 Rp
Rp

549.111
6.444
555.556

1 liter = 7 botol (140 ml)


Harga isi per botol
Biaya variabel per botol (1 botol kaca = 2500)
Biaya tetap
Biaya depresiasi AT
18
18
Biaya Litbang
Total biaya tetap per bulan
Jumlah produksi per liter
Jumlah produksi per 10 hari
Jumlah produksi per bln

7
40
3

bln
bln

btl
ltr

Rp
Rp

7
280

Alokasi biaya tetap per botol

280 botol
840
Rp
Rp
Rp

Biaya variabel per botol


Biaya produksi per botol

661
3.387
4.048

Pada perencanaan yang digambarkan dalam tabel tersebut, ketersediaan


barang jadi siap jual hanya 3x selama sebulan. Hal ini dikarenakan proses
pembuatan Kombucha memerlukan waktu beberapa hari untuk fermentasi.
Pada gambaran kasar tersebut, produsen merencanakan waktu fermentasi
selama 10 hari. Namun pada setiap hari ke 7 atau 8 fermentasi calon Kombucha
gelombang sebelumnya, pembuatan calon Kombucha gelombang selanjutnya
dilakukan lagi dan menunggu 10 hari untuk siap dipanen.

30

31

Dari berbagai proses perhitungan, pertimbangan dan estimasi, didapatkan


harga pokok produksi untuk setiap botol Kombucha sekitar Rp 4.048,-. Jika
dibulatkan, sekitar Rp 4.500,-. Dengan berbagai pertimbangan pula, produsen
berencana untuk menjual produk tersebut Rp 7.500,- / botol.
8.2. Analisis Finansial
8.2.1. Payback Period

Payback Period (PP) menunjukkan berapa suatu investasi akan bisa


kembali. PP diperoleh dengan cara membandingkan total investasi awal
dengan aliran kas yang masuk tiap tahun atau bulan (tergantung dari
penggunaannya). Pada perhitungan ini, produsen menganalisis PP
menggunakan satuan waktu bulan.
Berikut ini adalah estimasi PP investasi Chacha Kombucha.

Investasi awal
Penjualan per bulan
(840 botol x Rp 7.500)
PP (Investasi awal / Penjualan per bulan)

Rp 17.000.000
Rp 6.300.000

2,698

Dari tabel tersebut, diketahui PP investasi pada Chacha Kombucha adalah


2,698 bulan, atau 2 bulan dan 7 hari. Jika dibulatkan, periode hampir sama
dengan 3 bulan. Hal ini berarti, investasi yang dilakukan di Chacha
Kombucha akan impas (kembali modal) setelah bulan ketiga.

Anda mungkin juga menyukai