PROSEDUR KLINIS
GOUT
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit :
Revisi :
Dibuat oleh :
Nama
:
Paraf
:
Diperiksa oleh :
Nama
:
Paraf
:
No. Dokumen :
Halaman : 159
Disetujui oleh :
Nama
:
Paraf
:
1. Tujuan
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan rematoid artritis untuk mengatasi
serangan akut, mencegah serangan , dan mencegah penimbunan kristal urat
2. Ruang lingkup
Semua pasien rawat jalan pria dan wanita pada umur pertengahan sampai usia
lanjut.
3.
Uraian Umum
Artritis dapat berupa osteoartritis ( OA ) atau arthritis rheumatoid ( AR ), tetapi
yang paling banyak dijumpai adalah osteoartritis. Pada OA faktor penyebab
utamanya adalah trauma atau pengausan sendi, sedangkan pada AR faktor
imunologi yang berperan.
Gejala arthritis bervariasi tergantung sendi mana yang terlibat. OA lebih
sering mengenai sendi penyokong berat badan. Oleh karena itu obesitas harus
dihindari. Sementara itu, AR mulanya lebih sering menyerang sendi sendi kecil
misalnya sendi pergelangan tangan atau kaki, tetapi dalam tingkat lanjut dapat
menyerang juga sendi sendi besar seperti sendi bahu dan panggul.
4. Prosedur
4.1 Perawat memanggil dan mengukur tekanan darah pasien.
4.2 Perawat mencatat BB, umur, dan keluhan utama dalam status.
4.3 Dokter menganamnesa : adanya gejala prodromal berupa badan lemah, hilang
nafsu makan, nyeri dan kaku seluruh badan yang bertahap setelah beberapa
minggu sampai bulan. Nyeri sendi pada AR bersifat hilang dan timbul, ada masa
remisi, bersifat simetris bilateral dan berhubungan dengan udara dingin. Nyeri
sendi pada OA biasanya resisi, gejala utamanya adalah nyeri sendi yang
berhubungan dengan gerak. Penderita juga merasakan kakau pada sendi yang
terserang.
4.4 Dokter melakukan pemeriksaan fisik : Sendi yang terserang biasanya bengkak,
merah dan nyeri. Pada pemeriksaaan radiology OA biasanya memperlihatkan
pelebaran sendi pada tahap awal, osteofit, sclerosis tulang, dan penyempitan
PROSEDUR KLINIS
GOUT
PUSKESMAS SINE
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN NGAWI
Tanggal Terbit :
Revisi :
Dibuat oleh :
Nama
:
Paraf
:
Diperiksa oleh :
Nama
:
Paraf
:
No. Dokumen :
Halaman : 159
Disetujui oleh :
Nama
:
Paraf
:
rongga antar sendi pada tahap lanjut. Deformitas dapat terjadi pada OA maupun
AR setelah terjadi destruksi sendi.
4.5 Dokter memberikan terapi :
4.5.1
4.5.2
4.5.3
4.5.4
4.5.5
4.5.6
5. Catatan Mutu
5.1 Form status pasien dalam rekam medik