Anda di halaman 1dari 13

PROSES PEMBUATAN TEMPE DAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI HINGGA STRATEGI

PEMASARAN
11:29
Indra SmartComcel
3
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh
masyarakat.Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi.
Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan
tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu,
tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat umum.

CARA PEMBUATAN TEMPE

a. Cara Sederhana
Carasederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para
pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih
kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu
perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya
berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman,
kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai
dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya
perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai
setelah didinginkan dan ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian
dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai
pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di
dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti
Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat
Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya masih
sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan
tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe
berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga
harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti
jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus
dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses
menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.

Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut


sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu
dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa
yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang
dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga proteinprotein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur
Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang
mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut
campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui
masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna
putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau
disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau
amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami
pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah dimasak,
sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama,
maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan
kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.

2. AlatDan Bahan
Alat :
Baskom.
Saringan.
Dandang.
Kipas Angin /Kipas.
Sotel kayu.
Tampah.
Kompor.
Peralatan lain yang diperlukan.
Bahan :
Kacang kedelai.
Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
3. Proses Pembuatan Tempe

1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian
dikeringkan.
2.
Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian
cuci hingga bersih.
3.
Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air
dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
4.
Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan
menggunakan air bersih.
5.

Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.

6.
Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah
yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diadukaduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
7.
Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit
sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8.
Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila
kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil
pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
8.
Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam
pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
9.

Proses fermentasi63256

10. kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga
seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Catatan:

Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan


meningkatkan kualitas tempeyang dihasilkan.
Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.

4. Perhitungan Biaya Produksi


Dalam sub bab ini dikemukakan biaya produksi yang dikeluarkan

untuk belanja dan membayar karyawan, berbeda dengan usaha lain yang memiliki
jadwal belanja bulanan dan bahan baku produksi yang disimpan digudang, pada
produksi tempe ini hampir setiap bahan merupakan hasil belanja harian. Atau paling
lambat belanja dilakukan tiga hari sekali.
Dan berikut adalah biaya yang dikeluarkan untuk produksi, dengan tingkat besaran
bahan baku yang digunakan per hari adalah 68kg bahan baku kedelai:
Bahan baku:
- kacang kedelai 68kg @ Rp 6.500,- ragi tempe 3 bungks @ Rp. 10.000
Sub total

= Rp.442.000,= Rp. 30.000,Rp. 472.000

Bahan tambahan:
-

1/4 kg plastik

= Rp.

7.500,-

Obat nyamuk bakar (alat bantu rekat)

= Rp.

1.500,-

3 ikat Daun pisang @1200

Gas 16000/3 (gas diisi ulang tiap 3 hari)

Sub total

= Rp. 3.600,= Rp.

5.400

Rp. 18.000,-

Gajih karyawan
-

Ongkos harian 4 orang x @Rp. 20.000,-

= Rp. 80.000,-

Uang rokok 4x Rp.5000

= Rp. 20.000,-

Sub total

= Rp. 100.000

Transportasi

= Rp. 40.000,-

Maka jumlah total biaya produksi harian adalah sebesar:


Bahan baku

= Rp. 472.000,-

Bahan tambahan

= Rp. 18.000,-

Gaji karyawan

= Rp. 100.000

Trasnportasi

= Rp. 40.000

Total biaya produksi

= Rp. 662.000

Dengan hari libur satu hari dalam seminggu dan rata-rata 30 hari dalam sebulan,
maka hari efektip produksi menjadi 26 hari, dan hari jumat adalah hari dimana
kegiatan produksi diliburkan.
Total biaya produksi dalam satu bulan menjadi:
26 (hari) x Rp. 622.000,- = Rp.16.172.000

Jumlah total biaya produksi bulanan adalah Rp.16.172.000

4.1 Hasil Produksi Dan Harga Jual


Dalam produksi ini (tempe Pak Yayan), dengan menggunakan bahan baku kacang
kedelai sebanyak 68kg bisa menghasilakan sebanyak 820 bungkus (yang biasa
terjual habis) dengan rincian:
-

Bungkus besar

Bungkus kecil

= 252 bungkus
= 568 bungkus

Dengan harga jual bungkus kecil Rp. 1000 dan bungkus besar Rp.1500 (pedagang
pasar biasa memotongnya kembali dalam bentuk yang lebih kecil, dengan tujuan
margin menjadi lebih tinggi).
Dengan harga tersebut maka nilai penjualan akan menjadi :
Bungkus besar

= 252 x 1500 = Rp. 378.000,-

Bungkus kecil

= 568 x 1000 = Rp. 568.000,-

Total penjualan

Rp.946.000,-

Perhitungan total penjualan bulanan menjadi :


26 (hari) x Rp.946.000 =Rp.24.596.000,Jadi penjualan total dalam satu bulan adalah Rp.24.596.000,Barang dihitung habis karena memang pada kenyataanya produk yang terbungkus
slalu terjual habis, jikapun tersisa tidak mencapai 5% dan jika ada sisa dari jumlah
tersebut tempe akan diolah menjadi bahan pembuat ragi tempe dan akan
menjadikan pembelian ragi tempe tertutupi. Maka siklus barang habis adalah
perhitungan misti.
5. Strategi Pemasaran Tempe
Tempe merupakan nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, dari tingkat
pedesaan hingga tingkat kota. Kini konsumen tempe tidak hanya rakyat biasa,
melainkan mencangkup pula masyarakat kelas menengah ke atas. Hampir setiap
hari dari berbagai pengelola produksi tempe terus memproduksi usahanya tersebut,
maka tak heran lagi bila kita menemui tempe dari berbagai bentuk dan ukurannya.
Disamping nilai gizinya tinggi juga harganya pun murah, serta mudah
memperolehnya.
Dengan melihat kandungan nilai gizi tersebut, yang dulunya tempe hanya dijadikan
konsumsi kelas rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala lapisan-bahkan di
restoran elit dan hotel berbintang pun tak luput menyajikan tempe dalam ragam
penyajian yang lebih canggih.

Target yang kami tuju dari produksi tempe ini adalah Swalayan, Pasar, hingga
pedagang asongan. Kami yakin untuk tahun-tahun berikutnya produksi kami akan
meningkat, hal ini disebabkan karna mayoritas masyarakat kita merespon positif
tentang tempe, jika produksi kami meningkat, kami akan mentargetkan atau
memasarkan ke dunia Internasional. Hal ini disebabkan karena sebagian
masyarakat dunia pernah merasakan kelezatan dari tempe tersebut, maka tak
heran jika masyarakat dunia terutama Amerika Serikat, Jepang, Korea ingin meneliti
pembuatan tempe tersebut. Selain usaha tempe kami terkenal, nama bangsa kita
akan dikenal di dunia Internasional.
Peluang pasar tempe yang prospektif ini, kiranya dapat mendorong dan memacu
parajin tempe untuk dapat lebih memanfaatkan peluang tersebut. Tidak menutup
kemungkinan kesempatan berusaha tempe ini mengundang orang-orang lain yang
selama ini belum memahami dunia pertempean, usaha tempe kedelai ini menjajikan
keuntungan.
6. Perhitungan Laba Rugi
perhitungan laba rugi ini didapat dari selisih harga jual dan biaya produksi, baik
harian ataupun bulanan. Dengan demikian selisih tersebut menjadi dua bagian,
yakni perhitungan laba rugi harian dan perhitungan laba rugi bulanan sebagaimana
berikut:
Laba rugi = Harga Jual-Biaya Produksi

a.

Perhitungan laba/rugi harian

Rp.946.000 Rp.662.000 = Rp.284.000,Maka keuntungan bersih yang diperoleh setiap hari adalah sebesar Rp.284000,b.

Perhitungan laba/rugi bulanan

Rp.24.596.000,- Rp.16.172.000,- = Rp.8.424.000,Dengan demikian keuntungan bulanan yang diperoleh adalah sebesar Rp.
8.424.000,-

Dari perhitungan diatas jelas menunjukan bahwa usaha pembuatan tempe yang
dijalani oleh pak yayan terbukti menguntungkan
di 11:29
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Label: kampus, sekolah, serbaserbi
Facebook

Twitter
Google Plus
Stumbleupon
Digg
Delicious
Linkedin
Reddit
Technorati

Next
FAKTOR FISIK DAN NONFISIK YANG MEMPENGARUHI KERUSAKAN EKOSISTEM

Previous
BUKTI SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI SUMATERA UTARA

Related Posts

BELAJAR TENTANG BAHAYA AIDS DAN CARA PENCEGAHANNYA


04 September 2015Indra SmartComcel0

Empat Prinsip dalam menyusun Sistem


Akutansi
24 January 2016Indra SmartComcel0

Pengertian Sistem Akutansi


24 January 2016Indra SmartComcel0

KONSEP, PRINSIP DASAR DAN FALSAFAH


PENDEKATAN ASUHAN KESEHATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
04 September 2015Indra SmartComcel1
3 komentar:

Endy Ernawan25 March 2016 at 23:49


klo untuk membuat ragi tempe sendiri gimana mas caranya...
ReplyDelete

Solikhin Muhammad1 June 2016 at 03:43


Terimaksih info nya,,sangat inspiratif untuk memcoba berwirausaha,,!!
ReplyDelete

Solikhin Muhammad1 June 2016 at 03:44


Terimaksih info nya,,sangat inspiratif untuk memcoba berwirausaha,,!!
ReplyDelete
Add comment

Click to see the code!


To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Load more...
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular
Comments
Archive
Popular Posts

Tarian Daerah di Indonesia beserta Level, Gambar dan Asalnya


1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh Tari Seudati, Kata seudati berasal dari bahasa
Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti ke...

MAKALAH PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP KOLONIAL BELANDA


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kedatangan Belanda ke
Indonesia adalah akibat meletusnya perang delapan pu...
Recent Comments

Archive
2016 (33)
August (20)
February (1)
January (12)
2015 (4)
September (4)
2014 (45)
November (15)
October (11)
PROSES PEMBUATAN TEMPE DAN PERHITUNGAN BIAYA PRODU...
BUKTI SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI SUMATERA UTARA
KUMPULAN RAGAM HIAS SUMATERA UTARA
LAPORAN PENELITIAN TOPOLOGI JARINGAN PADA WARNET S...
PROSES FERMENTASI TAPE DAN JENIS-JENIS BAKTERI (MI...
PENGOPERASIAN BAHASA PEMROGRAMAN TURBO PASCAL 1.5
CONTOH PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN PENGADAAN KANTO...
MANFAAT AGAMA DI ERA GLOBALISASI
EKSISTENSI AGAMA DI ERA GLOBALISASI
MEMENANGI PERSAINGIN BISNIS DENGAN STRATEGI HARGA
KOTA KISARAN
May (9)
April (10)

Terima Kasih Atas Kunjungannya


ZONA SCM KISARAN [hide]

Google+ Followers
Labels
biologi
dalam_negeri
kampus
kimia
liburan
medan
paket
peternakan
psikologi
sekolah
serbaserbi
undangan

Total Pageviews
402127

<a href="http://www.histats.com" target="_blank"><img


src="http://sstatic1.histats.com/0.gif?2648436&amp;101" alt="simple hit counter"
border="0" /></a>

Copyright 2016 ZONA SCM KISARAN All Right Reserved


Blogger Designed by IVYthemes | MKR site
Posts RSS Comments RSS

Read more: http://zonakisaran.blogspot.com/2014/10/proses-pembuatan-tempedan-perhitungan-biaya-produksi.html#ixzz4K6z1BwSV

Anda mungkin juga menyukai