Penetasan Telur Ikan Tawar
Penetasan Telur Ikan Tawar
133
embrio dan kegagalan penetasan. Suhu yang baik untuk penetasan ikan 27
30oC
Kelarutan oksigen terlarut dan intensitas cahaya akan mempengaruhi proses
penetasan. Oksigen dapat mempengaruhi sejumlah organ embrio. Cahaya yang
kyat dapat menyebabkan laja penetasan yang cepat, kematian dan pertumbuhan
embrio yang jelek serta figmentasi yang banyak yang berakibat pada
terganggunya proses penetasan.
Menurut Nelson dalam Sumantadinata (1983), proses pembelahan sel pada
binatang bertulang belakang meliputi :
Cleavage
Blastulasi
yang
membentuk
blastocoel.
blastoderm
notochordal,
akan
Pada
terdiri
meso-dermal,
rongga
akhir
dari
dan
penuh
blastulasi,
neural,
cairan
sel-sel
epidermal,
endodermal
yang
Glastrulasi
Organogenesis
lipatan-lipatan
sirip
(Balinsky,
1948
dalam
Sumantadinata (1983).
1. Cara Penetasan Telur Ikan
Teknik penetasan telur beberapa jenis ikan berbeda-beda sesuai dengan sifat
telur
134
memijah,
(kakaban) diangkat untuk ditetaskan di bak penetasan. Induk ikan yang telah
selesai memijah harus ditangkap dan dikembalikan lagi ke kolam pemeliharaan
induk. Bak penetasan telur dapat berupa kolam tembok, fiberglas kolam dan
sebagainya. Bak penetasan diisi air bersih setinggi 30 50 cm. Air bisa berasal
sumur pompa, sumur timba atau sumber air lainnya, yang penting air tersebut
tidak mengandung kaporit atau zat kimia berbahaya lainnya.
Seluruh telur yang ditetaskan harus terendam air, tentunya proses ini
memerlukan kakaban. Kakaban yang penuh dengan telur diletakan terbalik
sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan demikian telur akan terendam
air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan,
sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam proses
penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi
kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak penetasan di pasang
aerasi.
Pada beberapa telur ikan waktu penetasan berbeda-beda. Telur akan menetas
tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara. Jika suhu semakin
panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika suhu
rendah, menetasnya semakin lama. Telur ikan lele dumbo, ikanpatin dan bawal
akan menetas menjadi larva antara 18 24 jam dari saat pembuahan.
Sedangkan telur ikan ikan mas menetasa setelah 36 48 jam dari pembuahan.
Sumantadinata (1983) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas
telur adalah :
1. Kualitas telur. Kualitas telur dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan
pada induk dan tingkat kematangan telur.
2. Lingkungan yaitu kualitas air terdiri dari suhu, oksigen, karbon-dioksida,
amonia, dll.
3. Gerakan air yang terlalu kuat yang menyebabkan terjadinya benturan yang
keras di antara telur atau benda lainnya sehingga mengakibatkan telur pecah.
Blaxter dalam Sumantadinata (1983), penetasan telur dapat disebabkan
oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya atau pengurangan
135
Namun demikian, tidak semua air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan air
tawar. Sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan air tawar harus
memenuhi persyaratan parameter fisika, kimia maupun biologi. Sifat fisika air
136
merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak. Sifat kimia merupakan
penyedia unsur hara, vitamin, mineral, gas-gas terlarut dan sebagainya, sifat
biologi air merupakan media untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan
penguraian bahan-bahan organik. Sehingga kondisi ketiga hal tersebut harus
sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan berkembangnya ikan yang
dipelihara.
a) Parameter fisika air
Parameter fisika air yang banyak berperan dalam penetasan telur ikan adalah
suhu, warna, kecerahan dan kekeruhan air (turbidity).
1)
Suhu air
Suhu air merupakan salah satu parameter fisika yang perlu diperhatikan karena
dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Secara garis besar,
suhu air dapat mempengaruhi kegiatan metabolisme, perkembangbiakkan,
pernapasan, denyut jantung dan sirkulasi darah, kegiatan enzim dan proses
fisiologi lainnyan pada ikan dan organisme perairan lainnya.
Selain
mempengaruhi pertukaran zat seperti yang telah disinggung di atas, suhu juga
akan mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air dan daya racun suatu
bahan pencemar.
Semakin tinggi suhu suatu perairan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya
sedangkan kebutuhan oksigen setiap 10C oleh organisme perairan naik hampir
dua kali lipat. Contoh lain yakni daya racun potasium sianida terhadap ikan akan
naik dua kali lipat setiap kenaikkan suhu 10C. Sesuai hukum Van Hoff bahwa
untuk setiap perubahan kimia, kecepatan reaksinya naik dua sampai tiga kali
lipat setiap kenaikkan suhu sebesar 10 C. Suhu yang baik untuk pembenihan
ikan air tawar berkisar antara 25 - 31 C.
2)
137
sebagian lagi diserap ke dalam air. Cahaya yang diserap dan tingkat kekeruhan
(bahan organik dan plankton) menentukan kecerahan suatu perairan.
Kecerahan yang baik untuk penetasan telur ikan adalah kecerahan dengan
jumlah cahaya matahari yang masuk tidak terlalu besar sehingga proses
fotosintesa dapat berjalan seimbang dan jumlah fitoplankton memadai untuk
kehidupan ikan. Kisaran kecerahan perairan untuk kehidupan ikan khususnya
penetasan telur ikan air tawar adalah 25 40 cm.
b) Parameter kimia air
Parameter kimia air yang banyak berperan adalah oksigen terlarut, kandungan
karbondioksida bebas (CO2), pH air (derajat keasaman), alkalinitas, ammonia
(NH3 dan NH4), asam sulfida (H2S) dan salinitas.
1) Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan organisme perairan,
bila kadar oksigen rendah dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis dan
lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan kematian organisme.
Oksigen juga tidak hanya berfungsi untuk pernapasan (respirasi) ikan, tetapi juga
untuk penguraian atau perombakan bahan organik yang ada di dasar kolam.
Setiap hari konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi.
Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh (dini hari) kemudian meningkat
pada saat matahari terbit dan menurun kembali pada malam hari. Perbedaan
konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada perairan yang mempunyai
kepadatan planktonnya tinggi dan sebaliknya. Kadar oksigen terlarut dalam air
yang baik untuk kehidupan benih ikan adalah 5 ppm.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu,
kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan arus air, luas daerah permukaan
perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya.
Bila pada suhu yang sama konsentrasi oksigen terlarut sama dengan jumlah
kelarutan oksigen yang ada di dalam air, maka air tersebut dapat dikatakan
sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Bila air mengandung lebih banyak oksigen
138
terlarut daripada yang seharusnya pada suhu tertentu, berarti oksigen dalam air
tersebut sudah lewat jenuh (super saturasi).
Apabila dikaitkan dengan tekanan udara dan suhu, maka kelarutan oksigen
dalam air akan menurun dengan menurunnya tekanan udara dan suhu. Pada
usaha pembenihan ikan air tawar di kolam kadar oksigen terlarut dapat
dioptimalkan dengan bantuan aerator seperti kincir atau turbo.
2) Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida atau zat asam arang dibutuhkan secara tidak langsung oleh
organisme perairan. Dengan kata lain karbondioksida dibutuhkan pada proses
fotosintesa
fitoplankton
dan
penentu
derajat
keasaman
(pH)
perairan.
H2CO3
H+ + HCO3-
2H+ + CO3-
139
persiapan wadah penetasan, mengelola kualitas air, menebar telur ikan pada
wadah penetasan. apa tidak, jelaskan alasannnya
Apakah yang akan anda lakukan bila dalam penetasan, telur ikan tidak
menetass?
telur ikan?
Bagaimana kualitas dan kuantitas air yang baik yang digunakan dalam
Alat apa yang akan anda pilih untuk menambah oksigen terlarut dalam air,
jelaskan alasannya.
2). Mengenal Fakta
140
Observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
bagaimana
masyarakat
rencana
141
penetasan telur ikan yang akan dilaksanakan, waktu pencapaian dan jadwal
kegiatan serta pembagian tugas kelompok
pengamatan
dan
dilaksanakan.
pencatatan
Lembar
data
pengamatan
kegiatan
persiapan
disiapkan
peserta
wadah
diklat
yang
setelah
142
dan hasil perumusan tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk penetasan telur ikan, wadah
penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan dan proses penetasan telur
ikan pada penetasan telur ikan.
Hasil refleksi tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
Hasil analisis tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
Hasil sintesis tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
implementasi) tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
kuantitas air untuk penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat
penebaran telur ikan dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur
ikan.
Hasil evaluasi ketercapaian tentang sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas
air untuk penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran
telur ikan dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
Hasil evaluasi ketercapaian sifat telur ikan, kualitas dan kuantitas air untuk
penetasan telur ikan, wadah penetasan telur ikan, padat penebaran telur ikan
dan proses penetasan telur ikan pada penetasan telur ikan.
143
kualitas dan kuantitas air untuk penetasan telur ikan, wadah penetasan telur
ikan, padat penebaran telur ikan dan proses penetasan telur ikan pada
penetasan telur ikan.
144