Diusulkan oleh:
NIM. 14307144003
Angkatan 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dua puluh tahun terakhir, telah ditemukan berbagai macam teknlogi
DNA, dimana para ahli dapat mengungkap berbagai misteri dibalik kehidupan
makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena molekul DNA di dalam sel merupakan
unit terkecil dan komponen penentu kehidupan dengan berbagai keragamannya,
dimanipulasi, dapat diisolasi, serta dipindahkan dari satu organisme ke organisme
lain. Sejalan dengan kemajuan bioteknologi modern sebagai teknologi rekayasa
genetika khususnya DNA, mengakibatkan penggunaan teknik isolasi DNA dalam
berbagai bidang semakin meluas. (Muladno, 2002: 52).
Teknik awal isolasi DNA digunakan untuk tanaman transgenik, DNA
rekombinan, kloning DNA, proyek genom manusia, deteksi penyakit keturunan,
pemetaan sidik jari forensik, penentuan jenis kelamin dan lain-lain. Adapun
teknik isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Ekstraksi
DNA dari organisme eukariot dilakukan melalui penghancuran dinding sel,
penghilangan protein dan RNA, pengendapan DNA, dan pemanenan DNA.
Secara kimiawi, penghancuran sel dilakukan dengan memanfaatkan senyawa
kimia untuk merusak membran sel, dan enzim protease untuk menghancurkan
protein serta membersihkan kotoran akibat lisis sel (Sulandari, 2003: 47-48).
Protease merupakan enzim yang diguanakan untuk mengkatalisis
penguraian ikatan-ikatan peptida molekul protein. Oleh karena itu, protease
disebut C-N hidrolase. Penggunaan enzim protease pada umumnya untuk industri
deterjen, makanan, minuman, tekstil dan obat-obatan. Enzim protease ini dapat
diperoleh dari hewan, tanaman dan mikroorganisme, misalnya pepsin, tripsin,
dan kimotripsin adalah proteaseprotease berasal dari mamalia (Supartono 2004).
Enzim protease pada pencernaan ini berfungsi untuk memutuskan ikatan
peptida pada gugus karboksil, sehingga dibentuk peptida yang lebih kecil dan
asam amino bebas (Iswari, 2006: 109). Papain dan bromelin masing-masing
berasal dari pepaya dan nanas dapat digunakan untuk melunakkan daging. Papain
dan bromelin merupakan sumber protease pada isolasi DNA, karena dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptide dengan cara merusak struktur
primer protein, yaitu ikatan antar asam amino pada rantai polimer asam amino
(Herdyastuti, 2006).
Sumiyati (2009) berhasil mengisolasi DNA daun pisang dengan teknik
Kitchen preparation menggunakan jus nanas sebagai sumber enzim protease dan
dihasilkan DNA dengan tingkat kemurnian 1,4. DNA dikatakan murni jika
tingkat kemurniannya 1,8-2,0 (Muladno, 2002:21). Maka dari itu,
perlu
dilakukan modifikasi pada isolasi DNA menggunakan ekstrak enzim papain dari
buah pepaya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi dari
protein-protein lain penyusun sel. Penggunaan ekstrak enzim papain dalam
diharapkan dapat menghasilkan DNA dengan kuantitas dan kualitas yang lebih
baik dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Enzim papain tergolong
protease sulhidril. Aktivitasnya tergantung pada adanya gugus sulfhidril pada
sisiaktifnya. Enzim ini dapat dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator, dan
logam barat. Enzim papain mempunyai daya tahan panas paling tinggi diantara
enzim-enzim proteolitik lainnya. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja
secara optimum pada suhu 50-60 oC dan pH 5-7, serta memiliki aktifitas
proteolitik antara 70-100 unit/gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh
proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang
digunakan (Murni, 2008).
B. Rumusan Tujuan
Adapun rumusan tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara pembuatan ekstraksi enzim papain dari buah pepaya?
2. Bagaimana isolasi DNA menggunakan ekstrak enzim papain dari buah
pepaya?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui cara pembuatan ekstraksi enzim papain dari buah pepaya.
2. Mengetahui isolasi DNA menggunakan ekstrak enzim papain dari buah
pepaya.
D. Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah :
1. Memberikan solusi alternatif tentang isolasi DNA dengan bahan alam.
2. Isolasi lebih terjangkau.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Enzim Papain
Enzim papain merupakan enzim proteolitik yang ada pada getah tanaman
pepaya (cacica papaya L). Semua bagian pepaya, seperti buah, daun, tangkai
daun, dan batang mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang
paling banyak mengandung enzim papain adalah buahnya. Pepaya merupakan
jenis tanaman dari famili caricacea yang mudah tumbuh dan banyak terdapat di
daerah tropis. Famili caricacea terdiri dari 4 genus yaitu carica, jarilla,
jacaratia, dan cylicomorpha. Diantara keempat jenis genus tersebut buah yang
enak dimakan dan banyak ditanam adalah genus (Murni, 2008).
Tabel 1. Sifat-sifat enzim dalam getah pepaya
Jenis Enzim
Papain
BM (gr/gmol)
21000
Titik isoelektris
Jumlah dalam
(pH)
lateks (%)
8,75
10
Khimopapain 36000
10,10
45
Lisosim
10,50
20
25000
B. DNA
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan suatu materi yang terdapat
pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun
menurun. Semua sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar
terdapat pada nukleus. DNA juga dapat ditemukan pada mitokondria (Campbell
et al., 2004).
Struktur dari DNA terdiri dari gugus fosfat, gula deoksiribosa dan basa
nitrogen. Informasi yang dibawa oleh DNA bergantung pada urutan basa
nitrogen yang terdiri dari Adenin (A), Timin (T), Guanin (G) dan Sitosin (C).
Basa pada DNA selalu berpasangan yaitu A-T dan G-C (Stansfield et al., 2002;
Lewis, 2003). Masing-masing pasangan basa melekat pada molekul gula
(deoksiribosa) dan fosfat membentuk unit nukleotida. Nukleotida tersusun
berpasangan pada baris panjang yang berbentuk spiral yang sering disebut double
helix (Suryo, 2011).
DNA dapat bereplikasi dan memperbanyak jumlahnya ketika akan terjadi
pembelahan sel sehingga tiap sel baru akan memiliki DNA yang sama seperti sel
yang lama. Proses replikasi DNA dimulai ketika untaian DNA dibuka dan
dipisahkan oleh enzim helikase sehingga terjadi pemisahan antara untaian satu
dengan untaian lainya (Stanfield et al., 2002). Selanjutnya, tiap untaian DNA
yang terpisah tersebut menjadi dasar cetakan (template) pasangan basa baru yang
prosesnya dibantu oleh enzim DNA polymerase. Enzim ini akan memasangkan
basa-basa yang sesuai dengan templatnya (Yuwono, 2005). Fungsi DNA adalah
untuk bereplikasi dan mensintesis protein. Replikasi diperlukan untuk
memberikan informasi yang sama pada tiap sel baru ketika terjadi pembelahan.
Dalam proses sintesis protein, DNA menyediakan informasi genetik yang
diperlukan oleh sel untuk dapat berfungsi secara fungsional dan struktural.
Informasi dari DNA diturunkan dari generasi ke generasi dan merupakan
kombinasi dari ayah dan ibu (Butler, 2005).
C. Isolasi DNA
Sel terdapat di semua bagian tubuh makhluk hidup mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Oleh karena itu, DNA dapat diekstrak dari segala
macam organ yang terdapat di dalam tubuh seperti daging, darah, sperma, ginjal,
jantung, hati, limfa, dan lain-lain. Demikian juga untuk tanaman, DNA dapat
diambil dari semua bagian yang ada selnya. Walaupun cara ekstraksi DNA dari
berbagi sumber tersebut pada prinsipnya sama, namun ada beberapa modifikasi
tertentu yang dilakukan untuk menghancurkan inhibitor yang ada didalam
masing-masing sumber tersebut (Muladno, 2002: 19).
Teknik awal isolasi DNA digunakan untuk tanaman transgenik, DNA
rekombinan, kloning DNA, proyek genom manusia, deteksi penyakit keturunan,
pemetaan sidik jari forensik, penentuan jenis kelamin dan lain-lain. Ekstraksi
DNA dari organisme eukariot dilakukan melalui penghancuran dinding sel,
penghilangan protein dan RNA, pengendapan DNA, dan pemanenan DNA.
Teknik isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini
harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada
DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan
dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik
maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau
penggerusan menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi
penghancuran sel dilakukan dengan memanfaatkan senyawa kimia seperti EDTA
dan SDS. EDTA berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion
magnesium (ion ini berfungsi untuk mempertahankan aktivitas integritas sel
maupun mempertahankan aktivitas enzim nuklease yang merusak asam nukleat),
SDS merupakan sejenis deterjen yang berfungsi merusak membran sel, melalui
ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak
pada membran yang membentuk senyawa lipid protein-deterjen kompleks.
Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung
hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka kesimpulan makalah ini adalah:
1. Pembuatan ekstrak enzim papain dilakukan dengan cara mengisolasi bagian
buah pepaya dengan menentukan aktivitas enzim protease papain dengan cara
Kunitz termodifikasi dan metode yang digunakan untuk analisis aktivitas
enzim adalah metode spektrofotometri.
2. Teknik isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Untuk
mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding
sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun
secara kimiawi.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka kesimpulan makalah ini adalah:
1. Perlu adanya kajian lebih mendalam mengenai efketivitas enzim protease
papain dari buah pepaya untuk isolasi DNA.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abcam plc. 2009. Proteinase K protein (Active) (ab51501) On line at
www.abcam.com/index.html?pageconfig=catalog_byproducttype&intpro
ducttypeid=1 [accessed 05 Juni 2016].
A.G.Scientific.
2009.
Proteinase
K
[P1265].
On
line
at
www.agscintific.com/group/uq2fxfnfjgy30z23 [accessed 05 Juni 2016].
Aldrich, Inc. 2009. Proteinase K. On line at www.sigmaaldrich.com/lifescience/
metabolomics/enzyme-explorer/analytical-enzymes/protease-k.html
[accessed 05 Juni 2016].
Bioshop Canada Inc . 2009. Sodium Chlorida. On line at www.bioshop-canadainc.
com/showroom/product-list/catalog1.html [Accessed 05 Juni 2016].
Butler, J.M. 2005. Forensic DNA Typing, Elsevier Academic Press. SandiegoFlorida.
Champbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga. Stansfield, W. D
dan S. L. Elrod., 2002. Schaums Outlines Teori dan Soal-Soal Genetika,
Edisi Keempat. Terjemahan Damaring Tyas W. dan A. Safitri. Jakarta:
Erlangga.
Geno Technology Inc. USA. 2009. Proteinase K. On line at
www.gbiosciencest.com/protease-k.aspx [accessed 05 Juni 2016].
Herdyastuti N. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari
Batang Nanas (Ananas comusus L.merr). Berk. Penel. Hayati vol. 12:
7577.
Iswari RS & A Yuniastuti. 2006. Biokimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawan K. 2008. Produksi, Identifikasi dan Karakterisasi Protease Ekstrasel dari
Bacillus subtilis M 10 (Skripsi) Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Bioimia. Terjemahan Maggy Thenawijaya, 1993.
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lewis, 2003. Human Genetics Cocepts And Aplication. Second Edition. WEB, USA.
P. 189-191.
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor: Pustaka Wirausaha
Muda.
Murni, 2008. Pemanfaatan Enzim Papain Sebagai Penggumpal Dalam Pembuatan.
Yogyakarta: AKPRIND.
Sulandri, Sri dan M. Syamsul Arifin Zein. 2003. Panduan Praktis Laboratorium
DNA Pusat Penelitian Biologi. Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Sumiyati. 2009. Modifikasi Metode Isolasi DNA Pisang dengan Teknik Kitchen
Preparation (Skripsi). Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Supartono. 2004. Karakterisasi Enzim Protease Netral dari Buah Nenas Segar.
Jurnal MIPA Universitas Negeri Semarang 27 (2): 134-142.
Suryo. 2011. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Thermo Fisher Scientific Inc. 2009. Proteinase K Ideal for isolating high quality
nucleic
acids.
On
line
at
13
14