Isi Laporan
Isi Laporan
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO) Cabang Madya Semarang
Jl. Pamularsih No. 12 Semarang 501485, Jawa Tengah Indonesia
Nama / NRP
/ 4112100029
Jurusan
: Teknik Perkapalan
Fakultas
Universitas
Tanggal
Mengetahui,
Kepala Cabang PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
Cabang Madya Semarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala karena atas karunia, rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat melaksanakan Kerja Praktek dan menyelesaikan
laporan kerja praktek di PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Madya
Semarang.
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) ini mempunyai tugas dan wewenang
yaitu mengeluarkan sertifikat dan dokumen-dokumen penting yang harus dimiliki
oleh setiap kapal guna menjamin keselamatan dan kelayakan kapal.
PT. Biro Klasifikasi Indonesia juga berperan serta dan bertanggung jawab
terhadap perkembangan teknologi dan keilmuan dalam bidang
kemaritiman
nasional maupun internasional. Oleh karena itu PT. Biro Klasifikasi Indonesia
(Persero) menjadi pilihan sasaran pilihan Kerja Praktek yang wajib ditempuh
sebagai persyaratan menyelesaikan Studi di Program Studi S1 Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan ITS kurun waktu yang telah ditentukan (1 Bulan).
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril atau materiil. Sehingga
Kerja Praktek dan penulisan dan penyusunan laporan ini dapat diselesaikan
dengan baik. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. I.K.A.P. Utama, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan S1 Teknik
Perkapalan ITS.
2. Bapak Nurul Misbah, ST., M.T. selaku koordinator Kerja Praktek.
3. Bapak Prof. Ir. I.K.A.P. Utama, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing Kerja
Praktek.
4. Bapak Benni Hermawan, S.T selaku Kepala Cabang
Klasifikasi
Indonesia
Cabang
Madya
Semarang
PT. (Persero)
yang
telah
Biro
banyak
Agustus 2015
Hormat saya,
Praktikan
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................8
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................10
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................12
1.1.
Latar Belakang................................................................................................................12
1.2.
1.3.
1.4.
Batasan Masalah............................................................................................................13
1.5.
1.6.
Sistematika Laporan.....................................................................................................14
Profil Perusahaan............................................................................................................16
2.2.
2.3.
Motto Perusahaan..........................................................................................................19
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
3.2.
3.3.
3.4.
Notasi.................................................................................................................................37
3.5.
3.6.
Waktu Pengedokan........................................................................................................40
3.7.
Sertifikat............................................................................................................................40
3.8.
3.9.
4.2.
4.3.
Survey Khusus.................................................................................................................65
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
5.8.
1.
2.
Pemeriksaan Propeller..........................................................................................................94
3.
Pemeriksaan Seachest...........................................................................................................95
5.
6.
7.
Kesimpulan.....................................................................................................................106
6.2.
Saran................................................................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................108
LAMPIRAN.......................................................................................................................................109
DAFTAR GAMBA
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biro Klasifikasi Indonesia juga dikenal sebagai BKI adalah Badan Usaha
Milik Negara ( BUMN) yang didirikan dengan tujuan mulia untuk mendukung
kemandirian industri perkapalan dan pelayaran nasional melalui pelayanan
jasa klasifikasi dan jasa jasa lainnya yang terkait. BKI dalam pelayanan
jasanya melakukan riset dan mempublikasikan serta menerapkan standar
teknik ( Rules and Regulations) dengan melakukan kegiatan desain,
konstruksi dan survei maritim terkait dengan fasilitas terapung, termasuk
kapal. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik.
Rules & Regulations yang dikembangkan tidak hanya struktur konstruksi
lambung, namun juga meliputi peralatan keselamatan, instalasi permesinan
dan kelistrikan.
Lingkup kerja dari BKI adalah melaksanakan survei dan sertifikasi
untuk menjamin bahwa Rules & Regulations yang telah dikembangkan,
diterapkan pada saat pembangunan kapal baru dan kapal yang sudah jadi.
Untuk mempertahankan kondisi kapal tersebut, maka dalam prosesnya kapal
diharuskan dilakukan perawatan dan perbaikan yang terjadwal, dimana
pelaksanaan ini akan dimonitori terus oleh BKI dengan melakukan survei
periodik dalam mempertahankan klasifikasinya.
Penilaian kondisi kapal dilakukan berdasarkan survei yang profesional
dan independen oleh surveyor klasifikasi yang memilki kompetensi dalam
melakukan penilaian kondisi kapal. Hasil dari pemeriksaan dan penilaian ini
berupa laporan dan sertifikat yang dijadikan acuan oleh pihak pihak
berkepentingan, antara lain pemilik kapal, pihak asuransi, pemilik cargo,
pencharter, galangan kapal, pemerintah/ syahbandar/PSC dan lain-lainnya.
PT.Biro Klasifikasi Indonesia ( Persero ) berkantor pusat di Jakarta,
dengan 4 buah cabang utama yaitu tanjung priok, Surabaya, Batam, dan
Balikpapan. Mempunyai 5 ( lima ) cabang madya yaitu Banjarmasin, Belawan,
Palembang, Semarang dan Singapura serta mempunyai 10 ( sepuluh ) buah
cabang yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu Dumai, Pekanbaru, Padang,
Cigading, Cirebon, Pontianak, Makasar, Bitung, Ambon, dan Sorong. BKI juga
mempuntai 2 ( dua ) buah kantor representative yaitu Jambi dan Kendari.
wawasan
mengenai
teknologi
perkapalan,
terutama
pada
data-data
yang
diperoleh
melalui
survey
langsung,
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan lokasi kerja
praktek, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
2.
3.
10
5.
6.
7.
Daftar Pustaka
8.
Lampiran
11
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juli
1964, adalah merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang
ditugaskan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk mengkelaskan kapal
niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara
reguler beroperasi di perairan Indonesia. Kegiatan klasifikasi itu sendiri
adalah merupakan pengklasifikasian kapal berdasar konstruksi lambung,
mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas laik
tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.
Beberapa pertimbangan dan alasan mengapa BKI didirikan (kemudian
disahkan oleh Peraturan Pemerintah PP 28/1964 tentang Pembentukan
Perusahaan Negara Biro Klasifikasi Indonesia:
1. Pemerintah masih menggunakan jasa klasifikasi milik asing
2. Dalam hal aspek teknis konstruksi kapal yang dibangun untuk
pengiriman domestik, kondisi yang ditetapkan oleh biro klasifikasi asing
kadang-kadang tidak tepat. Karena adanya perbedaan antara perairan di
Indonesia dengan di negara lain.
3. Dengan biro klasifikasi dari dalam negeri, diharapkan dapat
membuka peluang untuk insinyur dari Indonesia untuk mengembangkan
kreativitas
dan
kemampuan
di
bidang
Konstruksi,
Perawatan,
dan
pemeliharaan kapal.
Biro Klasifikasi Indonesia, juga dikenal sebagai BKI adalah Badan
Usaha Milik Negara yang didirikan dengan tujuan mulia untuk mendukung
kemandirian industri perkapalan dan pelayaran nasional melalui pelayanan
jasa klasifikasi dan jasa-jasa lainya yang terkait. BKI dalam pelayanan
jasanya melakukan riset dan mempublikasikan serta menerapkan standar
teknik (Rules & Regulation) dengan melakukan kegiatan desain, konstruksi
dan survey maritim terkait dengan fasilitas terapung termasuk kapal.
Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Rule
& Regulation yang dikembangkan tidak hanya struktur konstruksi lambung,
namun juga meliputi persyaratan keselamatan, instalasi permesinan dan
kelistrikan.
12
dan
kondisi
kapal
independen
dilakukan
oleh
berdasarkan
surveyor
klasifikasi
survey
yang
yang
memiliki
nirlaba,
namun
sejalan
dengan
perkembangan
usaha,
maka
otorisasi
dari
pemerintahan
Republik
Indonesia
Bertindak
sebagai
agen
dan
atau
mewakili
klasifikasi
asing/konsultasi asing.
13
Pencegahan korosi.
Indonesia
Departemen
cq
Direktorat
Perhubungan
untuk
Jendral
Perhubungan
melaksanakan
survey
Laut
dan
sertifikasi statutoria.
14
Pengelolaan
perusahaan
secara
efektif
dan
efisien
dengan
Reputasi
menerapkan
yang
kebijakan
senantiasa
manajeman
ditingkatkan,
dan
sikap
Tertib
dalam
pribadi,
Ilmu
JENIS KERJASAMA
Dual Class
15
Dual Class
Mutual
Representative
Dual Class
Mutual
Representative
Mutual
Representative
Mutual
Representative
Mutual
Representative
Mutual
DPR of Korea)
Representative
Dual Class
Mutual
Representative
Mutual
Representative
Mutual
Representative
Mutual
Representative
JENIS KERJASAMA
Offshore Services
16
Industrial Inspection
Industrial Inspection
Industrial Inspection
2.4.3.Kerjasama lainnya
INSTITUSI
Badan Standar Nasional (BSN)
Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan (DITJEN BINAWAS - DEPNAKER)
Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang
Teknik (B4T-Bandung)
Badan Tenaga Nulkir Nasional (BATAN)
Laboratorium Penelitian (LAPI-ITB)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
Universitas Hasanuddin (UNHAS)
Universitas Indonesia (UI)
Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia (APITINDO)
17
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
KEPALA
CABANG Indonesia (Persero)
Struktur Organisasi PT.
Biro Klasifikasi
Benni Hermawan, S.T
MANAGER KEU&OPS
Titik Budiarti
18
INSPECTOR
Sudibyo, ST
Bayu Aji W, Amd
Yohanis
Iskandar
Teguh Triwiyadi, ST
Miftakhul Qomar, ST
kegiatan
peningkatan
kemampuan/keprofesionalan
surveyor
2) Terselenggaranya kegiatan pemasaran jasa dan pelayanan jasa
3) Terselenggaranya pengelolaan manajemen di Cabang
4) Terlaksananya
penyusunan,
pemutakhiran
dan
perbaikan
berbagai
19
2.6.1.2. Tugas-Tugas:
1) Terselenggaranya
kegiatan
peningkatan
kemampuan
atau
dan
melaksanakan
sistem
manajemen
mutu
dan
dan
melaksanakan
kegiatan
verifikasi
petunjuk,
arahan
dan
rekomendasi
kepada
para
20
penyusunan,
pemutakhiran
dan
perbaikan
berbagai
kegiatan
pengendalian
atas
ketidak-sesuaian
yang
21
surat-surat
Cabang
sehubungan
dengan
tugas-
tugasnya
2.6.2.Surveyor
2.6.2.1. Bertanggung Jawab Atas:
1) Hasil dan mutu pelaksanaan kegiatan survey
2) Ketepatan
penggunaan
form
survey,
kebenaran,
dan
kecepatan
22
survey
dan
penyiapan
dokumen
pendukungnya
serta
secara
transparan,
mandiri,
kejelasan
fungsi/akuntabilitas
dapat
23
survey
dan
menerbitkan
sertifikat
atas
nama
Biro
24
Welding Inspector
Marine Surveyor
Crane Operator
Occupational Safety & Health
Internal Auditor ISM-Code
Radiography Operator
Ship Automation Survey
Draught Survey
On & Off Hire Survey
Damage & Repair Survey
Industrial & Marine Stagging
Ship Security Officer (ISPS-Code)
Company Security Officer (ISPSCode)
Towing and Lashing
Ship Condition
Rigging and Signalman
Jasa Marine
Jenis - jenis jasa marine yang disediakan oleh BKI Unit Konsultansi &
Supervisi antara lain :
Insurance Survey
25
Stability Calculation
Draught Survey
Environment Study
Vibration Measurement
Jasa Pengujian
Jenis - jenis pengujian yang disediakan oleh BKI Unit Konsultansi &
Supervisi
antara
lain
Gamma-ray Test
Ultrasonic Test
Tensile Test
Bend Test
Hardness Test
Macro Test
Impact Test
rancangan
berupa
gambar-gambar
dan
perhitungan
utama,
di
kapal,
hingga
kapal
tersebut
selesai
dibangun
dan
28
PT. Biro
memberikan
penilaian
yang
objektif
berdasarkan
peraturan-
peraturan teknis yang dipakai yang masih berlaku serta tidak memihak
dengan selalu up to date yang dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya.
Seperti halnya dengan Biro Klasifikasi Asing di dunia, walaupun
bentuk
perusahaan
ini
menganut
asas
non
marketing
(asas
yang
memperkenalkan suatu produk atau jasa tanpa melalui iklan) dengan kata
lain pemakai jasa teknis klasifikasi kapal bebas menggunakan peraturan dari
biro
klasifikasai
manapun.
Hal
ini
merupakan
prinsip
agar
tidak
memberatkan para pemakai jasa teknis klasifikasi kapal agar biro kelas ini
tetap menjaga posisi netralnya terhadap pemakai jasa.
2.1.3.Instansi-instansi yang terkait
Banyak instansi-instansi yang menjalin kerjasama dengan PT. Biro
Klasifikasi Indonesia (Persero), hal ini dilakukan untuk mempermudah dari
kinerja mereka sendiri-sendiri. Instansi-instansi tersebut antara lain:
1) Direktorat Jendral Perhubungan Laut
a) Membantu
Direktorat
Jendral
Perhubungan
Laut
dalam
bidang
29
teknis
bangunan
kapal-kapal
baja,
kapal-kapal
produksi
minyak
di
Indonesia.
Sertifikat
kelayakan
dan
ijin
Klasifikasi
pemerintah
Indonesia
dalam
memajukan
secara
tidak
dunia
langsung
pendidikan,
membantu
seperti
halnya
membantu Mahasiswa untuk diterima dalam hal praktek kerja, dan bagi
yang ingin menjadi ahli dalam bidang pengelasan PT. Biro Klasifikasi
Indonesia (Persero) kerjasama dengan Departemen Tenaga kerja, serta
instansi-instansi yang terkait mengadakan kursus Welding Inspector.
BAB III
KLASIFIKASI KAPAL
3.1. Proses Survei Klasifikasi
Berdasarkan PP No. TH/17/12 tahun 1964, melalui surat menteri
Perhubungan laut, menyatakan bahwa semua kapal memiliki panjang 20
30
meter atau lebih dan atau mempunyai mesin bertenaga 100 PK atau lebih
harus diklaskan pada BIRO KLASIFIKASI INDONESIA. Diperkuat juga dengan
Keputusan Menteri No. 5/4/1 tahun 1956, yang menyatakan bahwa kapal
yang mempunyai panjang 20 meter, harus diklaskan pada Biro Klasifikasi
Indonesia dan dipertegas dengan instruksi Menteri Perhubungan No. TH.
8/A2407/Phb-81 tertanggal 20 Maret 1985, yang mewajibkan bagi kapal
berbendera Indonesia untuk mempunyai tanda klas dari Biro Klasifikasi
Indonesia dan untuk kapal-kapal yang mempunyai panjang 20 meter atau
lebih dan ukuran 100 BRT atau lebih.
Untuk mendapatkan kelas dari Biro Klasifikasi Indonesia, maka
prosedur-prosedur yang harus ditempuh setiap kapal harus dibangun
ataupun untuk kapal-kapal yang belum mempunyai klas Biro Klasifikasi
Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan surat permohonan kepada Biro Klasifikasi Indonesia secara
tertulis rangkap 3 oleh galangan atau pemilik kapal, dimana permohonan
tersebut dapat diperoleh dari biro Klasifikasi Indonesia.
2) Menyerahkan gambar-gambar dan dokumen kepada Biro Klasifikasi
Indonesia rangkap 3, dan untuk yang berbendera Indonesia dibuat
rangkap 4, karena untuk pemerintah.
3) Semua bahan yang digunakan untuk membangun kapal, misalnya mesin,
pompa-pompa, jangkar dan profil harus mempunyai sertifikat.
4) Menyerahkan keterangan mengenai seluruh bagian-bagian yang harus
disetuji, dan survey yang dikelurkan oleh cabang Biro Klasifikasi
Indonesia yang bersangkutan, berikut dikeluarkan sertifikat sementara
dan untuk sertifikat permanen akan dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia Pusat. Setiap kapal yang akan diklaskan ke Biro Klasifikasi
Indonesia akan didaftar di dalam buku register Biro Klasifikasi Indonesia
beserta tanda klas dan lambung timbul musim panas.
3.2. Tanda Kelas Kapal
Setiap kapal yang diklasifikasikan ke BKI memiliki notasi kelas yang
tercantum dalam sertifikat kelas. Penetapan tanda kelas tergantung pada
pembuktian terpenuhinya peraturan konstruksi BKI yang berlaku pada
tanggal permohonan. BKI berhak menambahkan tanda khusus dalam
sertifikat kelas. Dalam jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan
perlengkapan jangkar ditunjukkan dalam tanda kelas dan notasi yang
dibubuhkan pada tanda kelas.
31
Notasi
Lambung
+ A100
Oil Tanker
Mesin
+ SM
OT
Instalasi Pendingin
SMP
lambung
kapal
seluruhnya
sesuai
dengan
konstruksi
BKI
namun
kelas
tetap
dapat
32
lagi
sepenuhnya
memenuhi
keselamatan
dan
kondisi
laik
laut
dalam
pemakaian terpenuhi.
Atau
penerimaan
mesin
sama
dengan
kode
penerimaan
lambung
alat
apung
memenuhi
persyaratan
peraturan
33
pendingin.
Barang
Berarti
instalasi
pendingin
muatan
tidak
maupun
mesin,
instalasi
pendingin
Ikan
3.4. Notasi
Notasi merupakan tambahan pada tanda kelas yang dicantumkan
didalam sertifikat lambung maupun mesin. Notasi tambahan lambung bisa
berupa salah satu atau lebih dari notasi-notasi berikut:
3.4.1 Daerah pelayaran
Samudera
P
Samudera
Terbatas
pelayaran
ini
secara
umum,
adalah
Lokal
Tenang
Pedalaman
3.4.3 Material :
Steel
HTS
AL
Aluminium
FRP
Fiber Reinforced
Kayu
3.4.4 Notasi tambahan mesin bisa berupa salah satu atau lebih dari
notasi-notasi berikut:
1) Otomasi :
OT
yang
tidak
dijaga,
sehingga
tidak
diperlukan
35
kurang 24 jam.
OT-nh
Waktu
tanpa
penjagaan
di
kamar
mesin
dan
tanpa
kendali
jarak
jauh
dari
anjungan
untuk
mesin
menunjukkan
prosedur
yang
digunakan.
Beberapa
contoh
ketentuan
khusus
peraturan
konstruksi
kapal,
perihal
36
c) TUG, kapal untuk penggunaan khusus dan kapal dengan konstruksi khusus
akan diberikan catatan di belakang tanda klasnya; seperti kapal bijih
tambang; kapal tunda; kapal muatan curah; dan lain-lain.
d) RC, kapal ikan: instalasinya dilengkapi dengan sistem kendali jarak jauh
dari anjungan.
e) EXP, instalasi mesin kapal bagian yang lain yang penting telah dibangun
dengan sistem pembangunan baru, yang belum diperoleh pengalaman
penggunaan yang cukup. Biro Klasifikasi Indonesia menetapkan periode
waktu survey periodik yang disyaratkan waktu pelaksanaannya, jika
pelaksanaannya cukup lama, telah membuktikan efisiensi konstruksi
tersebut, maka notasi EXP akan dihapus.
f) FF1; FF12, instalasi mesinnya memenuhi peraturan Biro Klasifikasi
Indonesia untuk kapal-kapal pemadam kebakaran, tergantung dari ukuran
dan kegunaan peralatan alat pemadam kebakaran akan diberi tanda notasi
FF1; FF2; FF3, dibelakang tanda kelas untuk instalasi mesinnya.
Penetapan tanda kelas dan notasi tambahan pada tanda klas tergantung dari
bukti dipenuhinya peraturan kelas Biro Klasifikasi Indonesia yang berlaku.
Pemeriksaan tersebut ditunjukkan dalam lingkup pemeriksaan gambar dan
pelaksanaannya pemeriksaan kondisi oleh surveyor Biro Klasifikasi Indonesia.
3.5. Masa Berlakunya Kelas, Penangguhan Kelas, dan Kehilangan Kelas
1) Jangka berlakunya kelas bagi lambung, perlengkapannya dan instalasi
mesin serta instalasi listrik adalah 5 tahun. Untuk kapal dengan tanda
kelas A 90, masa berlaku sertifikat tidak lebih dari 4 tahun. Kelas dapat
dipertahankan selama lambung, instalasi mesin serta instalasi listrik dan
perlengkapannya selalu dalam pengawasan baik sesuai jadwal waktu
pengedokan yang digariskan oleh peraturan BKI.
2) Jika lambung kapal dan instalasi mesin tidak menjalani survey yang
ditentukan pada tanggal jatuh temponya, maka kapal akan ditangguhkan.
3) Kapal akan kehilangan kelasnya apabila terbukti bahwa lambung, instalasi
mesin, instalasi listrik dan perlengkapannya mengalami perubahan dan
tidak sesuai dengan peraturan BKI atas dasar mana kelas diberikan oleh
pemilik.
3.6. Waktu Pengedokan
37
meningkatkan
sistem
keamanan
kapal
dan
fasilitas
pelabuhan.
Amandemen tersebut adalah Chapter baru dari SOLAS yaitu XI-2 "Special
Measure to Enhance Maritime Security". IMO juga menyetujui pemberlakuan
International Ship Security and Port Facility Code (ISPS Code). Pemenuhan Part A
dari ISPS Code adalah
Membentuk
kerangka
kerjasama
internasional
antar
negara-negara
atau
fasilitas
pelabuhan
yang
dipergunakan
untuk
perdagangan internasional.
Menetapkan
(Contracting
peran
dan
tanggung
Government),
jawab
Badan-badan
setiap
negara
pemerintah,
anggota
Pemerintah
Menyediakan
suatu
metodologi
untuk
penilaian
keamanan
yang
39
ISPS Code ini diberlakukan secara internasional mulai 1 Juli 2004, untuk :
Sesuai dengan persyaratan ISPS Code, semua kapal yang terkena peraturan ini,
harus menetapkan Sistem Manajemen Keamanan kapal yang didokumentasikan
dalam manual Ship Security Plan (SSP) dalam rangka menjamin operasional kapal
dengan aman. Persyaratan tersebut, meliputi mendokumentasikan Ship Security
Assessment (SSA) & Ship Security Plan (SSP), menerapkan dan mempertahankan
Sistem Manajemen Keamanan yang pada akhirnya akan diverifikasi oleh
Pemerintah atau organisasi yang diakui (Recognized Security Organization / RSO)
dalam rangka penerbitan sertifikat International Ship Security Certificate (ISSC)
setelah dipenuhinya semua persyaratan ISPS Code. Masa berlakunya sertifikat
ISSC adalah 5 tahun. Kapal yang tidak dapat memenuhi persyaratan ISPS Code
akan
menghadapi
kesulitan
dalam
operasionalnya,
khususnya
diperairan
internasional.
BKI sebagai Organisasi keamanan yang diakui (RSO) oleh Pemerintah Indonesia
telah ditunjuk atas nama Pemerintah untuk melaksanakan approval, verifikasi
dan menerbitkan sertifikat ISSC Interim atau short term. Sedangkan sertifikat
ISSC permanen akan diterbitkan oleh Pemerintah cq Ditjen Perhubungan Laut.
Data perusahaan dan kapal yang telah disertifikasi akan didaftarkan dan
dipublikasikan
dalam
Buku
Register
ISPS
Code
oleh
BKI.
(SSO) kepada BKI Kantor Pusat cq Divisi Statutoria atau Kantor Cabang BKI
terdekat.
BKI akan melakukan approval atas manual SSP. Apabila ada kekurangan,
maka manual akan dikembalikan untuk diperbaiki.
Jika memenuhi syarat, maka BKI akan menerbitkan Laporan Verifikasi Awal
(Initial Verification Report) dan Sertifikat ISSC sementara (short term) yang
berlaku 5 bulan.
Setelah mendapatkan sertifikat ISSC, maka ada kewajiban dari Perusahaan dan
kapalnya
untuk
mempertahankan
sertifikat
tersebut
dengan
mengajukan
Selain itu, BKI diberi otorisasi untuk menerbitkan sertifikat ISSC Interim yang
ditujukan bagi kapal dengan kondisi sbb :
41
Kapal
ganti
perusahaan
induknya,
yang
sebelumnya
belum
Ship Security Plan (SSP) telah disusun, telah disetujui oleh Pemerintah
/RSO yang ditunjuk dan siap / sedang diimplementasikan.
Kapal dilengkapi dengan Ship Security Alert System (SSAS) sesuai dengan
pemberlakuannya.
Ship
Security
Officer
(SSO)
sesuai
dengan
persyaratan
ISPS
Code.
Masa berlaku ISSC Interim adalah 6 bulan dan tidak dapat diperpanjang.
3.9. Kegiatan Sertifikasi ISM-Code
Sesuai dengan kesadaran terhadap pentingnya faktor manusia dan
perlunya peningkatan manajemen operasional kapal dalam mencegah terjadinya
kecelakaan kapal, manusia, cargo dan harta benda serta mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan laut, maka IMO mengeluarkan peraturan tentang
manajemen keselamatan kapal & perlindungan lingkungan laut yang dikenal
dengan
Koda
dikonsolidasikan
International
Safety
dalam
Management
(ISM
SOLAS
Code)
yang
juga
Convention.
42
01 Juli 2002
01 Juli 1999
GT >= 500 untuk Kapal Tangki lainnya dan Kapal Tangki Gas
Cair
01 Juli 2000
01 Juli 2002
43
150 <= GT < 500 untuk Kapal Tangki Kimia, Kapal Tangki Gas
01 Juli 2003
01 Juli 2004
01 Juli 2006
Cair dan Kapal Barang Kecepatan Tinggi
Sesuai dengan persyaratan ISM Code, semua perusahaan yang memiliki atau
mengoperasikan
kapal-kapal
sesuai
dengan
penjadwalan
diatas,
harus
mendokumentasikan,
menerapkan
dan
mempertahankan
sistem
sertifikat
setelah
dipenuhinya
semua
persyaratan
ISM
Code.
internasional
maupun
domestik.
BKI sebagai Organisasi yang diakui (RO) oleh Pemerintah Indonesia telah ditunjuk
atas nama Pemerintah untuk melaksanakan approval, verifikasi dan menerbitkan
sertifikat DOC & SMC Interim atau short term. Sedangkan sertifikat permanen
akan diterbitkan oleh Pemerintah cq Ditjen Perhubungan Laut. Data perusahaan
dan kapal yang telah disertifikasi akan didaftarkan dan dipublikasikan dalam
Buku
Register
ISM
Code
oleh
BKI.
44
BKI
akan
melakukan
approval
atas
manual
Sistem
Manajemen
untuk
diperiksa
kesesuaian
antara
manual
dengan
Jika memenuhi syarat, maka BKI akan menerbitkan Laporan Audit dan
Sertifikat DOC sementara yang berlaku 5 bulan.
Jika memenuhi syarat, maka BKI akan menerbitkan Laporan Audit dan
Sertifikat SMC sementara yang berlaku 5 bulan.
Setelah mendapatkan sertifikat, baik DOC atau SMC, maka ada kewajiban dari
Perusahaan dan kapalnya untuk mempertahankan sertifikat tersebut dengan
mengajukan permohonan verifikasi periodik kepada BKI dengan jadwal sbb :
Sertifikat
Verifikasi Periodik
DOC
SMC
berlaku sertifikat.
Selain itu, BKI juga diberi otorisasi untuk menerbitkan sertifikat DOC atau SMC
Interim yang ditujukan bagi perusahaan atau kapal dengan kondisi sbb :
Tipe Kapal baru ditambahkan pada dokumen DOC yang sudah ada.
Masa berlaku DOC Interim adalah 6 bulan dan sertifikat SMC Interim adalah 6
bulan (dapat diperpanjang maksimal 6 bulan lagi.)
46
BAB IV
JENIS JENIS SURVEY
Sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang layanan jasa klasifikasi
yang mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan survey yang berhubungan
dengan bidang klasifikasi. PT. Biro Klasifikasi Indonesia diharapkan mampu
memberikan jaminan atas keselamatan pemakai jasa transportasi laut. Oleh
karena itu untuk mempermudah tugas PT. Biro Klasifikasi Indonesia yang berupa
pelaksanaan survey maka diadakan pengelompokan survey yang terbagi atas :
4.1. Survey Penerimaan Kelas
Survey penerimaan kelas berlaku baik untuk kapal bangunan baru
maupun kapal sudah jadi yang sesuai dengan PP No. TH1/17/12 tahun 1964,
melalui surat putusan Menteri Perhubungan Laut yang dipertegas dengan
Keputusan Menteri No. 5/4/1 tahun 1965 dan diperkuat lagi dengan instruksi
Menteri Perhungan No. TH8/A2407/Phb-81 tertanggal 23 Maret 1985, maka
setiap kapal yang sesuai dengan peraturan diatas harus mendapatkan kelas
dari BKI dengan jalan harus menjalani setiap tahapan survey yang dikenal
dengan survey penerimaan kelas. Survey ini dibagi atas :
4.1.1.
47
Engine/Equipment
Bed
(Konstruksi
Pondasi
Mesin/Peralatan Bantu)
Single/Double
Bottom
Construction
(Konstruksi
Dasar
Tunggal/Ganda)
Superstructure & Deck House (Bangunan Atas & Rumah Geladak)
Hawse Pipe & Anchor Equipment (Urlup & Perlengkapan Jangkar)
David Construction (Konstruksi Dewi-dewi Sekoci)
Mast Construction (Konstruksi Tiang Mast, termasuk Boom, Gosse
Neck dan Rigging Plan)
b) Gambar mesin :
Lay Out Engine Room (Rencana Kamar Mesin)
Piping Sistem (Sistem Perpipaan) untuk bilga, ballast, air tawar, air
laut, pemadam kebakaran, bahan bakar & minyak lumas termasuk
pipa udara, pipa duga & pipa isi
Steering Gear & Emergency Steering Gear (Sistem Kemudi &
Kemudi Darurat)
Shafting Arrangement (Rencana Sistem Poros)
Propeller Shaft (Poros Baling-baling) & Intermediate Shaft (Poros
Antara, bila ada)
Stern Tube & Stern Tube Bearing (Tabung Poros & Bantalannya)
Propeller (Baling-baling)
Electrical Instalation (Instalasi Listrik) terdiri dari : Wiring Diagram
(Diagram Pengawatan), Power Balance (Balans Daya), Main
Switchboard (Papan Hubung Utama).
48
Stability Booklet
Inclining Test
5) Pekerjaan
pembangunan
baru
boleh
dilaksanakan
setelah
semua
gambar/ perhitungan telah disetujui oleh BKI Pusat. Gambar yang telah
disetujui dijadikan sebagai referensi dalam pemeriksaan kapal oleh
Surveyor, dan pembangunan oleh galangan.
6) Sebelum
pekerjaan
dimulai
agar
dipastikan
bahwa
material
dan
sertifikasi
material/komponen
bahan/komponen).
Tagihan
ke
untuk
BKI
(lihat
sertifikasi
prosedur
material/
lapangan
dan
mengadakan
pertemuan
pendahuluan
untuk
Sea trial dilaksanakan dengan prosedur yang ada dan telah disetujui
BKI.
49
14)
periode
kelas
tertentu
sesuai
dengan
periode
kelas
sebelumnya. Untuk kapal yang tidak memiliki kelas yang diakui oleh BKI,
maka survey dilakukan dengan cara mencocokan gambar dengan konstruksi
kapal yang telah disetujui oleh BKI. Demikian juga untuk instalasi beserta
kelengkapannya. Untuk survey penerimaan kelas bukan bangunan baru
dibagi menjadi dua macam yaitu :
4.1.2.1.
Surat ukur atau Gross akte (catatan : bila gross akte belum terbit
untuk sementara dapat menggunakan surat laut sementara, Builder
certificate / IMO Number).
50
c) Lambung
d) Mesin
51
4.1.2.2.
yang
dikelaskan
di
BKI
harus
melaksanakan
survey
dari
setiap
survey,
termasuk
persyaratan
khusus
untuk
52
Keterangan
SS
AS
IS
DS
53
Pemeriksaan ventilasi
Pemeriksaan hydrant
Pemeriksaan pipa duga
Pemeriksaan marka garis muat
Pemeriksaan sekat-sekat
Pemeriksaan frame, web frame, bracket, deck beam, strong beam
Pemerksaan tangki-tangki
Pemeriksaan man hole
Pemeriksaan tangga
Pemeriksaan bow port
Pemeriksaan pintu sekat
Pemeriksaan pintu pompa
b. Instalasi mesin termasuk instalasi listrik
Mesin utama
Mesin Bantu
Generator listrik
Compressor
Pompa-pompa
Pipa-pipa
Pemeriksaan poros
Pemeriksaan propeller
54
Untuk kapal yang beroperasi dilaut dalam survey dilaksanakan tidak lebih
dari tiga tahun dihitung dari suvey pembaruan kelas. Survey dapat
dilaksanakan pada saat kapal terapung dan akan mencakup secara umum
pengecekan bagian luar konstruksi utama lambung kapal dan semua
komponen yang penting bagi keselamatan kapal seperti peralatan kemudi,
instalai mesin, termasuk instalasi listrik dan bejana tekan dengan peralatan
pengamannya. Secara terperinci intermediate survey meliputi :
a. Survey lambung
Sea chest
Chain locker
Tangki-tangki ceruk
Poros baling-baling
kapal. Meliputi
bagian
lambung,
instalasi
mesin,
instalasi listrik
dan
kelas I.
Semua tanki kecuali fuel oil tank dan lubrication oil tank
c.
klas II.
d.
Cylinder line
Cylinder head
Connecting rod
Crank shaft
Camp shaft
Cylinder jacket
b.
Mesin Bantu
Survey meliputi semua objek yang tersurvey pada instalasi penggerak
utama juga disurvey pada mesin bantu.
c.
d.
Sistem kemudi
e.
Pompa-pompa
f.
g.
Instalasi listrik
Generator
h.
Periode kelas yang baru akan dimulai pada akhir tanggal survey.
57
Pada
akhir
periode
kelas,
untuk
melaksanakan
pembaharuan
kelas
sistem
pembaruan
kelas
bersambung
tidak
dikecualikan
dari
terhadap
instalasi
mesin,
termasuk
instalasi
listrik
58
59
Survey mencakup pemeriksaan pelat alas dan pelat sisi dari pelat
kulit, termasuk beberapa komponen yang melekat, dari kemudi, pipa
pembuangan dan pipa pengering air, termasuk penutupnya.Plat kulit
diatas dan dibawah garis air
b. Sistem Kemudi
Bila
dianggap
perlu
sesuai
pengamatan
dari
hasil
60
Kapal dengan notasi IWS (In Water Survey), survey didalam air
untuk
pelaksanaan
kerja
yang
disyaratkan
dengan
bantuan
penyelam
yang
pelaksanaanya
dikendalikan
oleh
memberikan
informasi
memungkinkan
teknis
yang
dapat
dipermukaan harus
diandalkan
sehingga
disurvey.
11)
dapat mensyaratkan bagian tertentu dari badan kapal bawah air ditambah
pemeriksaanya dari dalam.
61
13)
Ketel uap
Ketel uap harus menjalani pemeriksaan dari luar pada selang waktu 1
tahun dan untuk pemeriksaan dari dalam pada selang waktu nominal 2,5 tahun
yang dikaitakan dengan survey antara dan/atau survey pembaruan kelas
sesudah itu. Untuk kapal dengan hanya satu ketel uap utama, pemeriksaan dari
dalam ditetapkan setiap 2,5 tahun sampai dengan umur 10 tahun setelah
disahkan beropersi dalam setiap tahun.
1) Pemeriksaan bagian luar
Kemampuan
operasional
dan
kondisi
umum
dari
ketel
uap
secara
62
dalam
ditambah
pengujian
hidrolik,
jika
disyaratkan
dengan
yang
diakui
harus
dijadikan
referensi
untuk
penentuan
Pipa Uap
Pipa uap harus diperiksa secara teratur setiap lima tahun, dinjurkan untuk
dikaitkan dengan survey pembaruan kelas. Dimulai dari survey pembauran
kelas II. Pipa uap harus diperiksa bagian dalamnya dan disarankan juga
pemeriksaan kondisi bagian luarnya dengan pengujian tak merusak, bila
dianggap perlu.
Pipa uap dengan temperature kerja melebihi 500 C harus diperiksa untuk
pemuaian pada selang waktu 5 tahun, dihitung sejak survey pembaruan kelas
II. Pipa uap dengan temperature uap sampai dengan 350 C dengan diameter
lebih dari DN 75, harus diperiksa secara acak. Pemeriksaan kondisi pada
bagian pipa, pemeriksaan lebih rinci dapat disyaratkan.
Sebagai pengganti
64
Bejana Tekan
Bejana tekan yang harus diperiksa bagian dalam dan bagian luarnya
setiap lima tahun, sebaiknya dikaitkan dengan survey pembaruan kelas.
Bejana tekan yang mempunyai hasil perkalian dengan kapasitas dalam kubik p
x 1 200 (p dalam bar) harus diperiksa pada kesempatan pemeriksaan yang
berhubungan dengan sistem pipa. Pengujian periodik botol CO 2 dan botol halon
yang digunakan untuk tujuan pemadam kebakaran harus dilaksanakan tidak
melebihi 10 tahun. Sekurang-kurangnya 10% dan botol halon yang tersedia
harus menjalani pemeriksaan bagian dalam dan pengujian hidrostatik.
Botol CO2 dengan tekanan rendah untuk sistem pemadam kebakaran dan
tangki gas halon harus diperiksa dari dalam pada selang waktu tidak melebihi
10 tahun. Bejana tekan pada sistem kontrol hidrolik atau pneumatic harus
diperiksa selama perawatan dan perbaikan pada sistem, botol angin dengan
hasil perkalian tekanan dengan kapasitas dalam kubik p x 1 1000 harus
menjalani pemeriksaan pada selang waktu tidak melebihi 5 tahunan.
Kumparan pemanas dalam tangki minyak dan bejana harus menjalani
pengujian tekan 1,5 kali tekanan kerja yang diinginkan. Cara yang sama
diberlakukan untuk kumparan pemanas dalam tangki muatan.
Pengujian tambahan: bilamana bejana tekan tidak dapat diperiksa dari
dalam dengan memuaskan dan bilamana kondisi yang tidak disetujui tidak
dapat dengan jelas ditentukan pada waktu pemeriksaan bagian dalam,
metode pengujian tak merusak (NDT) yang diakui harus diterapkan dan/atau
uji tekan hydrolik harus dilaksanakan pada tekanan 1,5 kali tekanan kerja yang
diijinkan PB.
Bagaimanapun pengujian tekan tidak boleh kurang dari PB + 1bar. Baja
tekan yang dibuat standar DIN 4810 menurut standar tersebut harus diuji 1,3
kali tekanan kerja yang diijinkan. Pengujian tekanan harus dalam hal ini tidak
melebihi pengujian tekanan awal.
Sistem pemadam kebakaran CO2 tekanan rendah dan tangki halon:
permukaan tangki harus diperiksa terhadap korosi sesuai petunjuk surveyor.
Bejana tekan yang diisolasi harus dibuka pada beberapa yang dipilih,
agar dapat memberi kesan umum tentang kondisi bagian luar bejana. Setelah
menjalani uji tekan hidrolik, bejana dan/ atau botol-botol harus dikeringkan
dengan seksama. Dalam hal bejana untuk bahan pemadam kebakaran berupa
serbuk, pengujian tekan periodik dapat ditiadakan dengan syarat pemeriksaan
bagian dalam bejana tidak menunjukan adanya defisiensi.
65
Perlengkapan Optimasi
dan/atau
pencocokan
kembali
setelah
perombakan
besar
atau
perbaikan. Peralatan monitor dan fungsi otomasi dari instalasi mesin harus
dikenakan pengujian operasional pada kondisi kerja di pelabuhan, peralatan
kendali jarak jauh di anjungan dari sitem propulsi harus diperiksa sebagaimana
disyaratkan. Untuk rinciannya lihat program OT-4.
dalam
hal
mencocokan
kembali
perombakan
besar
atau
Kondisi gas inert dari daerah tangki muat pada kapal tangki harus
diperiksa setiap tahun termasuk kemampuan operasionalnya. Kapal tangki
dengan notasi kelas INERT harus disurvey pada selang waktu nominal 2,5 tahun
pada setiap survey pembaruan kelas dan survey antara.
4.2.2. Survey Tidak Berkala
4.2.2.1. Suvey Kerusakan dan Perbaikan
Survey kerusakan dan survey perbaikan berlaku bila lambung kapal,
instalasi
memberitahu
BKI
sebelum
perbaikan
dapat
menyebabkan
Waktu
Nama Kapal
Jenis Kapal
: Container
Lokasi
Jenis Survey
: Annual Survey
Surveyor
Jenis Inspeksi
: UT Thickness
67
Inspector
: Yohanis
Alat
Object
Tahapan Survey
68
Hasil Survey:
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ketebalan pelat kulit
lambung kapal KM. Hijau Jelita yang sedang melakukan annual survey di
galangan PT. Janata Indah Marina. Menurut dari peraturan dari BKI jika
suatu kapal memeliki pelat yang tebalnya kurang dari 20% pelat
originalnya maka pelat tersebut direkomendasikan untuk diganti. Setelah
dilakukan uji ultrasonic pada kulit lambung kapal ini, kondisi pelatnya
masih cukup baik dan masih memenuhi standard yang diberikan oleh BKI.
Hanya dibagian beberapa saja yang harus diganti.
69
Waktu
Nama Kapal
Jenis Kapal
: Container Ship
Lokasi
Jenis Survey
: Annual Survey
Surveyor
Jenis Inspeksi
Inspector
: Yohanis
Alat
: - Cleaner (SKC-S)
70
Object
Tahapan Survey
71
akan
material akan tetapi tidak dapat mendeteksi crack yang terjadi di dalam
material hanya terbatas pada permukaan saja.
Setelah dilakukan tes, tidak ada indikator cacat pada material.
Dengan demikian, kondisi dari poros propeller dan poros kemudi masih
bagus dan layak untuk dipakai.
Waktu
Tempat
Nama Kapal
Owner
: SPIL
Jenis Kapal
: Container Ship
Jenis Survey
: Annual Survey
Surveyor
Item Survey
Object
Deskripsi Kapal
73
Hasil Survey
74
diperiksa
dan
bagaimana
cara
yang
benar
untuk
poros
kapal
ini
menggunakan
minyak
sehingga
75
dilakukan
untuk
mengetahui
indikasi
adanya
crack
di
Setelah
melakukan
pemeriksaan
pada
poros,
Pemeriksaan Ruang Muat pada survei kali ini hanya meliputi pelat
dinding pada ruang muat ke-1. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
mengetuk pelat tersebut dengan palu untuk mengetahui bagian
pelat dan konstruksi.
3. Pemeriksaan Seal
76
77
Waktu
Nama Kapal
: BIMA 315
Jenis Kapal
: Tug Boat
Lokasi
Jenis Survey
: Special Survey
Surveyor
Object
78
Hasil Survey
79
80
81
82
Waktu
Tempat
Nama Kapal
: Tb. Mega
Jenis Inspeksi
Type Kapal
: Tug Boat
Inspector
Obyek
: Pelat Lambung
Alat
: 1. Probe
2. Couplant
3. UT Tester (Krautkramer DMS 2)
4. Blok Kalibrasi
5. Buku Catatan
6. Pena
7. Palu
8. Kapur Tulis
9. Pitting Gauge
pulsa
yang
mengindikasikan
cacat.
Pengujian
UT
ini
akan diuji sehingga mendapatkan nilai ketebalan plat pada monitor. Hasil
dari UT direkap dan diserahkan pada klas untuk diadakan replating pada
bagian plat yang tidak memenuhi standar BKI .
3. Dokumentasi pelaksanaan
84
Untuk uji ketebalan yang mengalami cacat akibat korosi misalnya pitting,
undercut, underfill maka perlu dilakukan tes visual:
85
4. Hasil Inspeksi :
Dari inspeksi yang dilakukan, terdapat beberapa pelat yang
ketebalannya sudah berkurang dari 20% dari ketebalan pelat awal dan
waajib dilakukan replating.
86
Waktu
Tempat
Owner
Jenis Inspeksi
: Vaccum test
Inspektor
: Sudibyo, S.T.
Iskandar P.S., S.T.
Yohanis
Object
: 1. Vacuum pressure
2. Compressor
3. Wire brush
4. Wax
5. Water Soap
6. Flash light
7. Hammer
Tahap Inspeksi
87
Hasil Inspeksi:
Vacuum test ini dilakukan pada bagian sambungan pengelasan maupun
pada pelat yang terindikasi adanya kebocoran. Dengan metode vacuum
test dapat terlihat adanya cacat kebocoran pada sambungan pengelasan
dengan adanya indikasi gelembung-gelembung udara yang akan muncul
ketika dilakukan vacuum pressure test. Dimana tekanan vacuum test
yang diminta oleh pihak Pertamina adalah sebesar 7.5 bar.
Dari hasil vacuum test yang dilakukan banyak ditemukan bagian
sambungan pengelasan yang mengalami kebocoran. Hasil ini kemudian di
sketsa yang nantinya akan dilaporkan kepada pihak Pertamina.
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Nama Kapal
Jenis Inspeksi
: Sea Trial
Type Kapal
: Container Ship
Surveyor
Obyek
: 1. Pena
2. Senter
3. Peredam Suara Telinga
belum.
Getaran yang terjadi apakah masih dalam batas normal.
Main Engine dan Auxilliary Engine apakah sudah berfungsi
dengan baik
Speed Test
Steering Cycle Test
Manuver Test
Stopping Test
Reserving Test
Crash Stop Astern
Anchor Lowering
Noisy Level
Overload Trial
Minimum Revolution Trial
Overhoul One Cylinder
Main Engine Adjustment
Diskripsi Kapal
: Umur 22 tahun
LOA
: 101.3
LPP
: 92.60
Lebar
: 17.00
89
Tinggi
: 32.40
: 9.00
: 5.40
Gambar 26. Naik Perahu Motor menuju Kapal Mentaya River yang sedang
berlabuh
90
91
4. Hasil Survey
Hasil Survey diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan
adanya kerusakan dan dinyatakan mesin layak untuk beroperasi.
93
Waktu
Tempat
Nama Kapal
Owner
Jenis Kapal
: Passenger Ship
Jenis Survey
Surveyor
Item Survey
Object
Deskripsi Kapal
94
Hasil Survey
Surveyor memasuki bengkel dan memeriksa kelengkapan valve yang pada hari
sebelumnya sudah diminta untuk dilakukan penggantian. Valve yang baru datang dari supplier ini
kemudian dicocokkan dengan gambar rancangan dari pihak owner. Jika ada yang tidak sesuai
maka harus diganti sesuai spesifikasi
95
2. Pemeriksaan Propeller
3. Pemeriksaan Seachest
Pada bagian seachest KM SWARNA CAKRA ini, surveyor memeriksa dan memastikan
bahwa pompa yang digunakan untuk memompa air masih berfungsi dengan baik dan lubang
96
seachest tempat air masuk tidak mengalami korosi berlebih yang bisa menghambat proses
masuknya air ke dalam double bottom sebagai ballast.
4. Pemeriksaan Ketebalan Pelat Lambung
97
Pemeriksaan bow thruster ini dilakukan hanya dengan metode visual dan tanpa
menggunakan peralatan khusus. Pemilik kapal meyatakan bahwa tidak ada masalah dalam
penggunaan bow thruster ini selama berlayar, maka surveyor memastikan bahwa tidak terjadi
korosi yang berlebihan dalam thruster yang dimaksud agar kapal tetap aman berlayar.
98
Ruang mesin diperiksa oleh surveyor dalam segi kinerja mesin dan progress pekerjaan
yang telah dilakukan sebelumnya. Terdapat pekerjaan panas yang sedang dilakukan di dalam
ruang mesin yaitu pengelasan pipa yang membuat akses jalan menjadi sulit dilewati. Semua
pompa berjalan dengan baik dan berfungsi sebagai mana mestinya.
7. Pemeriksaan Bow Thruster Room
99
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Nama Kapal
: TB. MEGA
Owner
: PT. PERTAMINA
Jenis Kapal
: Tug Boat
Jenis Survey
Surveyor
: Basarudin
Inspector
Alat
: 1. Cleaner (SKC-S)
2. Permanent Yoke
3. White Contrast Paint (WCP-2)
4. Magnetic Particle Ink (MPI) 7HF
5. Kain Majun
Object
Deskripsi Kapal
100
Tahapan Inspeksi :
1. Mempersiapkan seluruh peralatan yang telah disebutkan di atas
2. Membersihkan permukaan objek yang akan diuji dari kotoran
menggunakan sikat kawat dan majun.
3. Menyemprotkan cleaner pada permukaan objek yang telah
dibersihkan
4. Membersihkan permukaan objek dari cleaner dengan menggunakan
majun yang masih bersih.
5. Menyemprotkan (WCP-2) pada permukaan objek
6. Letakkan yoke secara bersebrangan yang dipisahkan dengan garis
yang dibentuk oleh semprotan MPI.
7. Pindahkan salah satu yoke ke beberapa titik namun masih dalam
daerah medan magnet untuk mencari cacat las yang terjadi.
8. Jika ada MPI yang mematahkan area medan magnet, maka
mengindikasikan adanya cacat.
KEGIATAN:
1. Inspeksi Poros Propeller
101
102
103
Hasil Inspeksi:
Dalam inspeksi Magnetic Penetrant Test yang dilakukan pada Azimuth
Thruster TB MEGA ini, tidak terdapat indikasi cacat pada propeller sebelah kiri.
Namun lain halnya dengan propeller yang di sebelah kanan, terdapat indikasi
cacat berupa crack yang terlihat samar-samar saat di inspeksi menggunakan
yoke permanen dan cairan 7HF. Inspektor memperlihatkan indikasi yang
dimaksud kepada pihak owner dan memberi saran untuk galangan agar
permukaan digerinda untuk memastikan bahwa indikasi yang terbentuk
merupakan indikasi palsu atau bukan. Setelah digerinda dan diinspeksi ulang,
dapat dilihat bahwa indikasi yang tadinya muncul sudah tidak muncul lagi.
104
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Nama Kapal
: Samudra Bintan 90
Type Kapal
: Tongkang
Jenis Survey
Jenis Inspeksi
Surveyor
: 1. Pena
2. Senter
3. Palu
105
1. Hasil Survey
Dari survey yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan ketebalan pelat
lambung dan pelat geladak kondisi pada TK Samudra Bintan 90 sebagian
tidak memenuhi syarat dan tidak dalam kondisi normal. Sehingga perlu
106
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Dalam pengklasifikasian suatu kapal banyak pihak yang terlibat seperti
owners
ship
dan
pihak
galangan
dimana
masing-masing
mempunyai
adalah
sistem
kemudi,
terutama
pada
bagian
propeller
dan
Saran
BKI adalah instansi yang berwenang mengawasi pembangunan dan
perbaikan kapal di Indonesia, maka kinerja BKI harus lebih ditingkatkan lagi
mengingat BKI telah memperoleh sertifikat ISO 9001 dan berniat bergabung
dalam gabungan biro klasifikasi asing (IACS).
Pelayanan jasa yang dilakukan BKI harus selalu ditingkatkan demi
tercapainya kepercayaan dan kepuasan dari para pemakai jasa BKI.
BKI hendaklah selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada
terutama mengenai teknologi perkapalan, sehingga diharapkan BKI tidak
hanya menguasai yang sudah ada tetapi juga ikut mengambil bagian dalam
perkembangan teknologi yang akan datang.
108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
109