Sifat-Sifat Selentingan
Meskipun penelitian tentang sifat-sifat selentingan tidak ekstensif, sifat-sifat
selentingan cukup lengkap seperti digambarkan berikut ini (W. L. Davis dan
OConnor, 1977):
1. Selentingan berjalan terutama melalau interaksi mulut ke mulut.
2. Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan posisi.
3. Selentingan meyebarkan informasi dengan cepat.
4. Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai suatu rantai kelompok karena
setiap orang menyampaikan selentingan cendrung mengabarkannya kepada
sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja.
5. Para peserta dalam jaringan kerja selentingan cendrung menjalankan satu dari
tiga peranan berukut: penghubung, penyendiri, atau pengakhir (dead-enders)
-mereka yang biasanya tidak melanjutkan informasi.
6. Selentingan cenderung lebih merupakan produk suatu situasi daripada produk
orang-orang dalam organisasi tersebut.
7. Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi,
semakin besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang-orang lainnya.
8. Bila suatu informasi yang disampaikan pada seseorang menyangkut sesuatu
yang menarik perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan
informasi tersebut kepad orang-orang lainnya.
9. Aliran utama informasi dalam selentingan cenderung terjadi dalam kelompokkelompok fungsional daripada antara kelompok-kelompok tersebut.
10. Umumnya, 75% - 90% dari rincian pesan yang di sampaikan oleh selentingan
adalah cermat; namun, seperti dikemukakan Keith Davis (1967) orang-orang
cenderung beranggapan bahwa selentingan kurang cermat daripada yang
sebenarnya, karena kesalahan-kesalahannya lebih dramatik dan akibatnya lebih
bekesan dalam ingatan daripada kecermatan rutin seha-harinya. Selanjutnya,
bagian-bagian yang kurang cermat seringkali lebih penting.
11. Informasi selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan
interpretasi bahkan bila rinciannya cermat.
12. Selentingan cenderung mempengaruhi organisasi, apakah untuk kebaikan atau
keburukan; jadi pemahaman mengenai selentingan dan bagaimana selentingan ini
dapat memberi andil positif kepada organisasi merupakan hal yang penting.
HUBUNGAN
Salah satu ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah konsep
hubungan(relationship). Goldbahler(1979) mendefenisikan organisasi sebagai
sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung (interperndent). Bila sesuatu
saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling mempengaruhi dan
dipengaruhi satu sama lainnya.
Hubungan Antar Pesona
Hubungan paling intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi,
antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan
antar persona. Suatu anailisis khusus (Pace&Boren,1973) tentang hubungan antar
pesona menyatakan bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi dalam
organisasi bila melakukan hal-hal berikut ini:
1) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
2) Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain
tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3)Menyampaikan informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan,
kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja
4) Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap
mbertahan atau menghentikan proses
5) Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona
dan antar pesona yang efektif
6) Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat
Hubungan antar pesona cenderung menjadi lebih baik bila kedua belah
pihak melakukan hal-hal berikut yaitu menyampaikan perasaan secara langsung
dan dengan cara yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam
lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman
yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan responsrespons yang relevan dan penuh pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain
dengan menunjukan sikap menerima secara verbal maupun non verbal, selalu
menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam
perbincangan yang tidak menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa
menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam
perbincangan yang tidak menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
Jad, hubungan antarpesona memiliki pengaruh yang besar dan menembus
kehidupan organisasi. Bila kondisi hubungan antar pesona yang baik hadir, kita juga
cenderung menemukan respon-respon positiv terhadap penyelia, sikap tanggap
atas keperluan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap perasaan pegawai dan
kesediaan untuk berbagi informasi; semua ini adalah persyarat komunikasi kebawah
dan keatas yang efektif.