Anda di halaman 1dari 13

Raynzz Imagination

CARILAH MIMPI, JANGAN PERNAH TAKUT BERTEMU MIMPITEMUKAN DIA DAN


GAPAILAH DENGAN KERINGATMU. LIHAT!! TAK ADA YANG PERLU KAU
KHAWATIRKAN TENTANG HASIL USAHAMU, KARENA SCORE YANG KAMU
DAPAT LANGSUNG DARINYANO MATTER WHAT THEY SAY, NO MATTER HOW
HARD YOU TRY, THIS IS A TIME YOU TO SHOW WHO YOU ARETRUST YOUR
SELF !!
Menu
Skip to content
Beranda
My Self Details :)
formulasi bifonazole cream
JANUARI 22, 2016MITSUKORAYNZZ TINGGALKAN KOMENTAR
1. Tinjauan kimia
1. Monografi zat aktif
Nama IUPAC : 1 [fenil-(4-phenylphenyl) metil]-1H-imidazol
CAS Number: 60628-96-8
Formula molekul : : C22 H18 N2
310.3917

Berat Molekul
MOL File:

60628-96-8.mol

Kepadatan

1.07g/cm3

Titik didih

491.7C at 760 mmHg

Indeks bias

1.616

Titik nyala

251.2C

Sangat lipofilen. Larut dalam alkohol, dimethylformamide, dimetil sulfoxide.


Kelarutan dalam air pada pH 6: <0,1 mg/100 ml. Stabil dalam larutan pada
pH 1-12.
Syno
nym
s:

Amycor;Bedrid;A-OneL;Azolmen;Bedriol;Bifazol;bayh4502
;mycospor;bifonazol;BIFONAZOLE

CBN
umb

CB8138176

er:

1. Identifikasi
Ultra violet spectrophotometry
Bifonazole (200 mg) diambil dalam 100 ml labu ukur dan volume dibuat
dengan metanol. Satu ml larutan dipipet dan diencerkan sampai 100 ml
dengan metanol. Diperiksa antara 200-400nm. larutan menunjukkan serapan
maksimum pada 254,4nm

Evaluasi Krim bufonazole


1. Pemeriksaan organoleptis meliputi: penampilan, warna dan bau.
2. Pemeriksaan homogenitas
Pemeriksaan dilakukan setiap satu minggu selama delapan minggu. sediaan
krim dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
harus menunjukkan susunan yang homogen.
1. Pemeriksaan pH krim
Pemeriksaan dilakukan setiap satu minggu selama delapan minggu.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter digital.
Pertama alat ini dikalibrasi dengan menggunakan larutan pH 7 sehingga
pada alat menunjukkan nilai pH 7 lalu nilai pH disimpan (pengaturan alat).
Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, dikeringkan dengan kertas
tissue, dikalibrasi lagi dengan larutan pH 4 dan nilai pH 4 simpan (pada
pengaturan alat), setelah itu dicuci kembali elektroda dan dikeringkan.
Pengujian pH dilakukan dengan cara mengencerkan sediaan dengan air
(1:10), kemudiaan elektroda celupkan kedalam larutan tersebut dan angka
pada alat akan menunjukkan nilai pH sediaan.
1. Uji stabilitas terhadap suhu (Jellinek, 1970; Martin et al, 1993)
1. Untuk suhu dibawah 0 C
Caranya: sediaan ditimbang 20 gram dimasukkan kedalam wadah krim,
kemudian krim diletakkan dalam lemari es dengan temperatur 4 C, biarkan
selama 24 jam lalu dikeluarkan dan amati ada atau tidak terjadi pemisahan.
2. Untuk suhu kamar.
Caranya: sediaan ditimbang 20 gram, dimasukkan kedalam wadah krim, lalu
dibiarkan selama 2-3 bulan pada suhu kamar. Setelah itu dikeluarkan dan
amati ada atau tidak terjadi pemisahan.

1. Pemeriksaan daya tercuci krim (Jellinek, 1970)


Sediaan ditimbang 1 gram, oleskan pada telapak tangan kemudian dicuci
dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari
buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim
yang tersisa pada telapak tangan, catat volume air yang terpakai.
1. Uji daya menyebar (Voigt, 1994)
Sediaan sebanyak 0,5 gram diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik
yang dilapisi kaca transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan dihitung luas
daerah yang diberikan oleh sediaan, kemudian diberi beban tertentu (1g, 3g,
5g, 7g, 9g, 11g, 13g, 15g) dan dibiarkan selama 60 detik, lalu dihitung
pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan.
1. Uji iritasi kulit
Ditimbang 0,1 gram krim, dioleskan 4 cm pada kulit lengan bagian dalam
kemudian ditutupi dengan kain kasa dan diplaster, setelah itu dilihat gejala
yang ditimbulkan setelah 24 jam pemakaian. Uji iritasi ini dilakukan untuk
masing-masing formula pada 5 orang panelis selama 3 hari berturut-turut.

2. Tinjauan farmakologi
1. Farmakokinetik
Menghambat HMG-CoA reduktase dan sitokrom P450
(https://www.wikigenes.org/e/chem/e/5459391.html)
Bifonazole, merupakan turunan imidazol dengan spektrum antimikotik yang
luas dari tindakan yang mencakup dermatofit, ragi, jamur dan jamur lain
seperti Malassezia furfur. Hal ini juga efektif pada Corynebacterium
minutissimum. Bifonazole menghambat biosintesis ergosterol pada dua
tingkat yang berbeda, membedakan bifonazole baik dari turunan azole
lainnya dan dari antijamur lain yang bertindak hanya pada tingkat tunggal.
Penghambatan sintesis ergosterol menyebabkan gangguan struktural dan
fungsional dari membran sitoplasma.
Penyerapan oral Bifonazole ditemukan menjadi 1,55% 0,95. dan
metabolisme dilaporkan hati. Plasma setengah hidup 1-2hrs.
Bifonazole, sebuah imidazol derivatif baru-baru ini dikembangkan, pameran
dalam kondisi konvensional in vitro tes (antijamur) properti terkenal dan
klasik azoles:

1 Sebuah spektrum yang luas yang terdiri dari antimycotic dermatofit, ragi,
jamur, dan jamur biphasic
2. intensitas tinggi aktivitas antimikotik
3 Situasi ketahanan memuaskan dengan insiden rendah resistensi primer,
sekunder dan resistensi yang tidak dapat dideteksi sampai sekarang
4. Sangat baik dalam efek vivo setelah aplikasi topikal menggunakan
model trichophytosis di guinea pig
5. Efek setelah pemberian oral dalam model murine candidiasis
Selain itu, bifonazole ditandai dengan waktu retensi yang lama pada kulit,
seperti yang ditunjukkan dengan model profilaksis infeksi, dan oleh aktivitas
fungisida meningkat pada elemen jamur berfilamen, khususnya dermatofit,
karena penghambatan ganda pada biosintesis ergosterol di jamur Sel
Penyerapan dari bifonazole ke dalam sel jamur mencapai maksimum setelah
hanya 20-30 menit, dan obat tetap ada selama sekitar 120 jam, terus
menghambat biosintesis ergosterol. Jadi dalam sel jamur bifonazole
terkontaminasi kerugian diucapkan virulensi diamati, yang akhirnya
mempengaruhi berbagai langkah dari kontaminasi infeksi pada
macroorganisms dan konversi dari saprophytic ke tahap parasit dalam
jamur. Berdasarkan sifat eksperimental in vitro dan in vivo, bifonazole
memungkinkan untuk aplikasi sekali sehari dan durasi pengobatan.

Farmakokinetik
Setelah satu aplikasi (topikal) dari 15.2mg [14C] cream bifonazole, dan oklusi
berikutnya untuk
enam jam, 0,6 0,3% dari dosis diserap. Tingkat penyerapan adalah sekitar
0.008mg / 100cm2 per jam. Pada kulit yang meradang nilai-nilai ini lebih
tinggi dengan faktor empat. Mirip
Hasil yang diperoleh setelah penerapan bifonazole sebagai solusi 1%.
Kadar plasma hingga 16ng / ml diperoleh pada bayi dengan ruam popok
setelah aplikasi 5g tunggal krim.
Setelah pemberian intravena 0.016mg / kg [14C] bifonazole, penyerapan
jaringan itu cepat.

Bifonazole, bagaimanapun, dengan cepat dimetabolisme dengan hanya 30%


dari dosis intravena tersisa berubah 30 menit pasca-dosis.
Penghapusan metabolit adalah biphasic (T delapan dan 50 jam). Dalam
waktu lima hari administrasi 45% dari dosis yang diberikan telah dikeluarkan
renally, dengan 40% yang dieliminasi melalui hati dan empedu (feses)

1. Farmakodinamik
Komposisi: 1 g cream contains 10 mg bifonazole in inert cream base (O/W)
Inidikasi : krim antijamur topikal digunakan untuk mengobati infeksi kulit
seperti tinea, kaki Atlet, atlet gatal, kurap infeksi tubuh dan kulit lainnya
yang disebabkan oleh jamur dan ragi.
PO: sekali sehari pada malam hari. Oleskan tipis.
Efek samping : Kadang, reaksi kulit seperti kemerahan, terbakar, gatal, iritasi
dan mengelupas dapat terjadi.
kehamilan dan menyusui :
Data keamanan praklinis dan data farmakokinetik pada manusia tidak
memberikan indikasi bahwa efek yang merugikan pada ibu dan anak harus
diantisipasi ketika Bifonazole digunakan selama kehamilan. Namun, tidak
ada data klinis yang tersedia. Dalam 3 bulan pertama kehamilan Bifonazole
tidak boleh digunakan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Penyerapan sistemik obat dari aplikasi topikal rendah tetapi merupakan
potensi bahaya bagi janin. Tidak diketahui cuaca obat ini diekskresikan
dalam air susu manusia. Perhatian harus dilakukan ketika Mycospor diberikan
kepada seorang ibu breasfeedinq.
3. Alasan pemilihan
Bentuk sediaan obat yang dipilih adalah Cream bifonazole Pertimbangan
farmasetika/biofarmasetika
1. Bufonazole bersifat praktis tidak larut dalam air, jadi dibuat dalam
bentuk cream dengan menggunakan perpaduan minyak didalam air

untuk mengurangi tegangan permukaan antara dua sifat yang tidak


menyatu.
2. Sediaan cream ini dibuat untuk semua kalangan pasien.
1. Kenyamanan dan keefektivitas dalam pemakaian atau penggunaan
dibanding bentuk sediaan lain. Misalnya bentuk salep yang kurang
efektif dalam adsorbsi dibanding cream.

4. Tinjauan formulasi
1. Preformulasi
Asam stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam
heksadekanoat, C16H32O2 (Ditjen POM, 1979).
Asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, wujudnya padat pada suhu
ruang. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan
air
pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari
hidrogenasi
minyak nabati. Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan
pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet
(Anonim
a, 2010).
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih
atau kuning pucat; mirip lemak lilin
Titik lebur : 540

Titik didih : 3840


Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; benzena
kloroform; aseton; karbon tetraklorida; karbon disulfida; amil
asetat dan toluen (Merck, 1976 ).

Trietanolamin
Trietanolamin (TEA) (Handbook of Excipients 6th edition hal. 663)
Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.

Kelarutan : bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut dalam


kloroform, bercampur dengan etanol.
Konsentrasi : 2-4%
Kegunaan: Zat pengemulsi
OTT : akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan
ester dengan adanya asam lemak tinggi.
Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan udara
dan cahaya.

Adeps lanae
Adeps Lanae ( Farmakope Indonesia IV hal. 57)
Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.

Kelarutan : tidak larut dalam, air dapat bercampur dengan air lebih kurang
2x beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.
Kegunaan : Emulsifying agent, basis salep.

OTT : dapat mengandung pro oksidan dan dapat mempengaruhi stabilitas.


Stabilitas : dapat mengalami autooksidasi selama penyimpanan. Untuk
mencegah ditambahkan antioksidan.
Wadah dan penyimpanan : di tempat yang tertutup, terlindung dari cahaya,
sejuk, dan kering.

Parafin

cair
Paraffin Liquidum (Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6 hlm. 445,
FI IV hlm. 652)
Pemerian
: Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak
berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingin
dan berbau ketika dipanaskan.
Kelarutan

: Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air.

Larut dalam jenis minyak lemak hangat.


Stabilitas

: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.

Khasiat

: Laksativ (pencahar)

Dosis

: Emulsi oral : 15 45 ml sehari (DI 88 hlm. 1630)

HLB Butuh
OTT

: 10 12 (M/A). 5 6 (A/M)
: Dengan oksidator kuat.

Penyimpanan
dan sejuk.

Nipagin

: Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering

Nipagin / Methylis Parabenum (Excipient Hal 441)


Rumus Molekul : C8H8O3
Berat Molekul : 152,15
Pemerian
: hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal putih,
tidak berbau atau berbau khas lemah, dan mempunyai rasa sedikit panas.
Kelarutan
: mudah larut dalam etanol, eter; praktis tidak larut dalam
minyak; larut dalam 400 bagian air
OTT
: surfaktan non-ionik seperti polisorbat 80, bentonit,
magnesium trisilikat, talk, tragakan, dan sodium alginat
Kegunaan

: antifungi

Konsentrasi

: 0.020.3% untuk topikal

Nipasol

Nipasol / Propylis Parabenum ( Handbook of Pharmaceutical Excipients hal


411 )
Pemerian
: Kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan
air dan etanol 30 %
Konsentrasi

: sukar larut dalam etanol ( 95 % ), mudah larut dalam

: 0,01-0,6 %

OTT

: surfaktan non-ionik

Kegunaan

: pengawet

pH

: stabil pada ph 3-6

Wadah &penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan


kering

1. Formula standar
Tabel I. Formula dasar krim tipe minyak dalam air m/a (Anonim, 1971)
Bahan

Dasar krim

Asam stearat

14,5 g

Trietanolamin

1,5 g

Adeps lanae

3g

Parafin cair

25 g

Nipagin

0,1 g

Nipasol

0,05 g

Air suling hingga

100 mL

1. Sediaan yang beredar


Mycospor : 1 gram krim mengandung 10 mg bifonazol, 1 ml cairan
mengandung 10 mg bifonazol (mengadung alkohol). PT Bayer Indonesia
Canesten : Bifonazole 1% w/w. BAYER AUSTRALIA LTD
1. Formula yang direncanakan
10 mg dalam 1gram cream, dirancang dengan membuat 10 gram cream
dalam tube.
1. Alasan pengambilan bahan
N
o
1

Nama Zat
BIFONAZ
OLE

Juml
ah
10
mg/
!
gra
m

Alasan
zat aktif
yang
digunakan
sebagai
anti jamur
spektrum
yang luas

dalam
pengobata
n yang
efektif
untuk
kondisi
kulit jamur
seperti
cacing
cincin,
atlet gatal,
ragi
infeksi
pada kulit,
tinea dan
kaki atlet
dengan
pengguna
an satu
hari.

Asam
stearat

pengemuls
i,
solubilizing
agent. (120%)

Trietanola
min

agen
pengalkali,
agen
pengemuls
i

Adeps
lanae

zat
pengikat.

Parafin
cair

Nigapgin

antimikrob
a untuk
sediaan
topikal
0,02%0,3%

Nipasol

Aquadest
biasa
digunakan
sebagai
pelarut
pada
sediaan
farmasi
nonparenteral.

Air suling

1. Formula akhir
Bahan

Dasar krim

Bufonazole

1 gram

Asam stearat

14,5 g

Trietanolamin

1,5 g

Adeps lanae

3g

Parafin cair

25 g

Nipagin

0,1 g

Nipasol

0,05 g

Air suling hingga

100 mL

1. Cara kerja
Cara pembuatan untuk dasar krim :
Semua bahan yang diperlukan ditimbang. Bahan-bahan yang terdapat dalam
formula dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu fase minyak dan fase air. Fase
minyak (parafin cair, adeps lanae, asam stearat, nipasol) dan fase air
(trietanolamin, nipagin). Setiap fase dipanaskan pada suhu 60 C-70 C
ditangas air. Pindahkan fase minyak ke dalam lumpang panas dan
tambahkan fase air aduk sampai dingin hingga terbentuk massa krim.

5. Etiket brosur

Anda mungkin juga menyukai