TINJAUAN PUSTAKA
kuning. Buahnya bulat, mempunyai 5-6 ruang, diameter 5-10 mm. Apabila masih
muda buah berwarna hijau setelah tua menjadi coklat. Biji buah berbentuk ginjal,
pipih berwarna coklat (Dalimartha, 2000).
Meniran tumbuh liar di tempat yang lembap dan berbau, seperti disepanjang
saluran air, semak-semak, dan tanah terlantar di antara rerumputan. Tumbuhan ini
bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna,
semusim, tumbuh egak, tinggi 30-50 cm, bercabang-cabang. Batang berwarna hijau
pucat (P.niruri) atau hijau kemerahan (P.urinaria). daun tunggal, letak berseling.
Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal
membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panjang sekitar 1,5 cm,
lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Dalam 1 tanaman ada bunga betina dan bunga
jantan. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di
atas ketiak daun. Buahnya buah kotak, buah pipih, licin, bergaris tengah 2-2,5 mm.
bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat (Dalimartha, 2000).
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi meniran adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Euphorbiales
Suku
: Euphorbiaceae
Marga
: Phyllanthus
Jenis
: Phyllanthus niruri L.
Nama umum
: Meniran
Herba ini rasanya agak pahit, manis, sifatnya sejuk, astringen. Berkhasiat
membersihkan hati, antiradang, pereda demam (antipiretik), peluruh kencing
(diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan dan penambah
nafsu makan (Dalimartha, 2000). Selain itu, herba meniran berkhasiat sebagai
antibakteri (Elva, 1991), dan antidiare (Sugiharti, 1992).
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Rodentia
Familia
: Muridae
10
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
11
folikel)
dengan
kekebalan
yang
bervariasi
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya.
b. Oviduk
Saluran ini terdapat sepasang dan merupakan penghubung antara ovarium
dengan uterus. Oviduk terdiri dari bagian iterstisialis, bagian ismika, bagian
ampularis dan infundibulum yang berfimbria. Oviduk berfungsi pada saat ovulasi
dimana ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang berfimbria. Fungsi lain dari oviduk
adalah kapasitasi sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio yang terjadi di bagian
ampula. Pengangkutan sperma ke tempat fertilisasi dan pengangkutan ovum ke uterus
diatur oleh kontraksi muskuler yang dikoordinir oleh hormon ovarial, estrogen dan
progresteron.
c. Uterus
12
fase
proestrus,
selama
pertumbuhan
folikel
ovarium,
terjadi
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Selama siklus estrus terjadi berbagai perunaham
baik pada organ reproduksi maupun pada perubahan tingkah laku seksual
(Akbar,2010).
Siklus adalah proses berulang yang menggambarkan perubahan kadar hormon
reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium di bawah pengaruh hormon
pituitari. Perubahan kadar hormon reproduksi selanjutnya menyebabkan perubahan
struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi. Siklus estrus ditandai dengan
adanya birahi pada hewan betina, sehingga akan bersifat reseptif terhadap hewan
jantan pada saat estrus. Hal tersebut dikarenakan, di dalam ovarium terjadi
pematangan sel telur dan uterus berada pada fase yang tepat untuk implantasi.
Panjang siklus estrus pada tikus adalah 4-5 hari (Marcondes et al., 2002).
relatif paling mudah dan murah untuk mempelajari kegiatan fungsional ovarium.
Melalui apus vagina dapat dipelajari berbagai tingkat diferensiasi sel epitel vagina
yang secara tidak langsung mencerminkan perubahan fungsional ovarium (Akbar,
2010).
veneris, pubis, dan labia, serta pertumbuhan mamae. Selain itu, pengaruh lainnya
adalah kelenjar mamae banyak menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat,
tumbuh rambut dan aksila, serta kulit menjadi lembut (Syaifuddin, 2011).
b. Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung jawab
sebagai perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan vagina
(Syaifuddin, 2011).
Progesteron menyebabkan perubahan-perubahan endometrium berupa perubahan
lapisan endometrium. Lapisan endometrium ini dipersiapkan untuk terjadinya
implantasi. Fase pembentukan lapisan ini terjadi pada lapisan metestrus. Pada fse
berikutnya yaitu diestrus, jika terjadi implantasi peningkatan kadar progesterone
penting untuk pertumbuhan plasenta. Plasenta dapat membentuk gonadotropin yang
pada manusia HcG (Human Chorionic Gonadothropin) untuk mempertahankan
korpus luteum. Korpus luteum akan mampu memproduksi estrogen dan progesterone
sendiri. Jika tidak terjadi implantasi maka tidak terbentuk plasenta sehingga kadar
estrogen dan progesteron akan menurun. Menurunnya kadar progesterone
menyebabkan terjadinya pengelupasan lapisan endometrium (Akbar, 2010).
Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode dimana folikel de graaf
dibawah pengaruh FSH. Fase ini berlangsung 12 jam. Setiap folikel mengalami
pertumbuhan yang cepat selama 2-3 hari sebelum estrus system reproduksi memulai
persiapan-persiapan untuk pelepasan ovum dari ovarium. Akibatnya sekresi estrogen
dalam darah semakin meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan
fisiologis dan saraf, disertai kelakuan birahi pada hewan-hewan betina peliharan.
Perubahan
fisiologis
tersebut
meliputi
pertumbuhan
folikel,
meningkatnya
Fase Estrus
19
Estrus adalah fase yang ditandai oleh penerimaan pejantan oleh hewan betina
untuk berkopulasi, fase ini berlangsung selama 12 jam. Folikel de graaf membesar
dan menjadi matang serta ovum mengalami perubahan-perubahan kearah
pematangan. Pada fase ini pengaruh kadar estrogen meningkat sehingga aktivitas
hewan menjadi tinggi, telinganya selalu bergerak-gerak dan punggung lordosis.
Ovulasi hanya terjadi pada fase ini dan terjadi menjelang akhir siklus estrus. Pada
preparat apus vagina ditandai dengan menghilangnya leukosit dan epitel berinti, yang
ada hanya epitel bertanduk dengan bentuk tidak beraturan dan berukuran besar
(Akbar, 2010).
2.4.3
Fase Metestrus
20
2.4.4
Fase Diestrus
21
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama siklus birahi pada ternak-ternak
dan mamalia. Fase ini berlangsug selama 48 jam. Korpus luteum menjadi matang dan
pengaruh progesterone terhadap saluran reproduksi menjadi nyata. Endometrium
lebih menebal dan kelenjar-kelenjar berhypertrophy. Serviks menutup dan lender
vagina mulai kabur dan lengket. Selaput mukosa vagina pucat dan otot uterus
mengendor. Pada akhirnya periode ini corpus luteum memperlihatkan perubahanperubahan retrogresif dan vakualisasi secara gradual. Endometrium dan kelenjarkelenjarnya beratrofi atau beregresi ke ukuran semula. Mulai terjadi perkembangan
folikel-folikel primer dan sekunder dan akhirnya kembali ke proestrus. Pada preparat
apus vagina dijumpai banyal sel darah putih dan epitel berinti yang letaknya tersebar
dan homogeny (Akbar, 2010).
22
Etinil estradiol meruoakan estrogen sintetik paling poten (Suherman, 1991). Etinil
estradiol merupakan estrogen steroid sintetik dimana terdapat penambahan gugus
etinil pada atom C 17 pada estradiol.
OH
24
2.8 Hipotesa
Adanya pengaruh infusa herba meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap aktivitas
estrogenik pada siklus estrus mencit putih betina.
25