Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
laporan kegiatan survey ini untuk tugas psikomotor pertama penulis.
Dalam laporan ini, penulis mengupas mengenai kehidupan para tukang tambal ban di
Surabaya. Kehidupan wong cilik ini sering lupt dari perhatian masyarakat luas. Banyak yang
tidak mentahui selak-beluk kehidupan mereka. Maka, penulis mengangkat topik ini dalam
laporan ini. Di sini, penulis akan mengulas hubungan antara pendapatan tukang tambal ban di
Surabaya dengan pengeluarannya sekaligus menyediakan langkah-langkah untuk
mensejahterahkan hidup.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Indah Noor Aini, M. Pd., kepala SMA Katolik St. Louis 1, karena telah
memberi penulis kesempatan bersekolah.
2. Drs. Budi Santoso, guru Matematika sekaligus Wali Kelas XI-IA 11, atas
dukungan dan kesempatannya merealisasikan laporan ini.
3. Orang tua penulis atas cinta kasih yang tak henti-hentinya mendorong penulis
sejauh ini.
4. Tukang-tukang tambal ban yang berdedikasi penuh dalam profesi mereka.
5. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pembuatan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tentu, laporan ini tak luput dari ketidak sempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikannya untuk evaluasi dan mencegah
mengulangi kesalahan yang sama kedepannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan dapat
menyadari orang-orang kecil di sekitar kita yang membutuhkan bantuan kita.

Surabaya, 9 September 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
1

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I: PENDAHULUAN

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang
Rumusan Permasalahan
Tujuan Kegiatan Survey
Manfaat Kegiatan Survey

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


A.
B.
C.
D.

Ban
Tukang Tambal Ban
Metode Tambal Ban
Garis Kemiskinan (GK)

BAB III METODOLOGI SURVEY


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Metode Survey
Lokasi dan Waktu Survey
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Survey
Populasi dan Sampel
Tim Survey
Teknik Analisis

BAB IV: HASIL SURVEY

A. Respon Responden
B. Statistika 5 Serangkai
C. Rataan Data Hitung dan Simpangan Baku
BAB V: ANALISA HASIL SURVEY

10

A. Pendapatan
B. Pendapatan Pengeluaran Kebutuhan Hidup Sehari-Hari
BAB VI: PENUTUP

12

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak profesi orang kecil yang kurang dilirik. Sebut saja pedagang kaki lima
atau tukang tambal ban. Mereka setiap hari bekerja di bawah terik matahari di pinggir
jalan terkena hempasan debu dan kepulan asap kendaraan. Meskipun mereka banting
2

tulang tiap harinya, pengendara jalan dapat kerepotan tanpa kehadiran mereka. Ban
yang bocor takkan berjalan dengan baik sebelum ditambal oleh tukang tambal ban.
Oleh karena itu, tukang tambal ban sendiri merupakan satu potong puzzle yang tak
dapat dipisahkan dari masyarakat.
Jumlah kendaraan di Indonesia sendiri makin membeludak. Tiap tahunnya
terjadi penambahan 10 juta kendaraan darat bermotor. Berdasarkan data yang
dihimpun dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia, tercatat ada 104.118.969
kendaraan aktif pada tahun 2013. Dengan ini, kebutuhan akan tukang tambal ban
tentunya meningkat.
Ini dapat dicermati sebagai prospek usaha yang positif. Tetapi, apakah dengan
kesempatan pangsa pasar ini diimbangi dengan pendapatan yang cukup? Apakah
pendapatan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?
B. Rumusan Permasalahan
a. Apakah pendapatan mereka layak?
b. Apakah hubungan antara pemasukan dan pendapatan?
c. Apakah pendapatan yang mereka terima cukup?
C. Tujuan Kegiatan Survey
a. Mengetahui demografi tukang tambal ban
b. Mengetahui prospek bisnis tambal ban
c. Mengetahui tingkat kesejahteraan tukang tambal ban
d. Melihat hubungan antara pendapatan dan pengeluaran
D. Manfaat Kegiatan Survey
a. Mengetahui tingkat kesejahteraan tukang tambal ban
b. Menganalisa kebutuhan tukang tambal ban
c. Memberikan saran dan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan tukang
tambal ban
d. Meningkatkan rasa kepedulian pada orang kecil

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ban
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan
dan mempermudah pergerakan.

Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan


untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga
digunakan dari bahan lain seperti baja.
Ada tiga jenis ban, yaitu:
a. Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat
dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord
ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut
terhadap keliling lingkaran ban.
b. Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat
sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord
adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban
berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk
pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita
sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada
kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang
kecil.
c. Ban tanpa tube
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam.
Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Ban tubeless adalah ban
pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban pneumatik seperti
biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara
integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di
dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam.
Ada 4 komponen utama dalam ban itu sendiri, yaitu:
1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari
benturan, tusukan objek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat
banyak pola yang disebut Pattern.
2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat
dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan

di antara tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam


benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari
ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi seperti angkur yang melekat pada velg.
B. Tukang Tambal Ban
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tukang adalah orang yang pekerjaannya
melakukan sesuatu secara tetap. Tambal berarti melekatkan sesuatu untuk menutup
yang bocor. Ban sendiri, seperti yang sudah didefinisikan di atas, adalah benda bulat
dari karet yang dipasang melingkar pada roda (sepeda, mobil, dan sebagainya). Dapat
disimpulkan bahwa tukang tambal ban adalah orang yang pekerjaannya melekatkan
sesuatu untuk menutup ban yang bocor secara tetap.
C. Metode Tambal Ban
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Lepas ban dalam pada roda kendaraan sesuai dengan prosedur melepas ban
dalam.
2. Pasangkan pentil pada ban kemudian ban dalam tersebut diberi tekanan
angin menggunakan pompa manual atau kompresor, tekanan yang
disarankan adalah kurang lebih 3 kg/cm2.
3. Untuk mengecek adanya kebocoran atau tidak pada kendaraan, caranya
adalah dengan memasukkan ban dalam yang telah diberi angin tersebut ke
dalam bak berisi air. Putar ban tersebut sambil dilihat, hingga kita melihat
adanya gelembung udara yang keluar dari ban dan itu menunjukkan adanya
kebocoran.
4. Tandai posisi kebocoran pada ban dalam tersebut dengan menggoreskan
obeng atau apa saja yang dapat terlihat.
5. Lalu pasangkan alat pemanas (alat tambal ban) pada jala-jala listrik.
6. Keringkan terlebih dahulu ban dalam menggunakan kain lap hingga benarbenar kering agar nantinya hasil tambalan yang di dapat memuaskan.
7. Siapkan bahan parut penggosok dan gunakan parut tersebut untuk
menggosok bagian ban dalam yang bocor tadi hingga permukaannya
menjadi kasar.
8. Potong bahan penambal ban atau kompound dengan ukuran secukupnya
(sekitar 2x2 cm).
9. Oleskan lem pada bagian ban dalam yang akan ditambal dan oleskan lem
juga pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound tadi.
10. Tempelkan guntingan kompound yang telah diberi lem pada bagian yang
ban dalam yang bocor.
5

11. Pasang kertas timah pada bagian atas guntingan kompound.


12. Letakkan ban dalam di alat pres ban dengan posisi kompound tadi
menempel secara terbalik pada alat pengepres ban.
13. Putarlah ulir pres ban sampai dengan kompound menempel kuat pada ban
dalam.
14. Hidupkan tombol On yang ada pada alat pres, dan filamen atau elemen
pemanas akan memanaskan tambalan ban.
15. Tunggu sekitar 10 menit sampai kompound menyatu dengan ban dalam
yang bocor tadi secara kuat.
16. Matikan terlebih dahulu peralatan tambal ban dengan cara menekan tombol
off.
17. Teteskan air pada sekitar tambalan ban tadi denan pelan atau sedikit demi
sedikit, hal ini agar bagian tambalan bisa terlepas dari alat pres ban.
18. Kemudian pasang kembali pentil ban dan isilah ban dengan angin dengan
tekanan kurang lebih 3 kg/cm2.
19. Cek juga hasil tambalan ban dengan cara yang sama seperti di atas yaitu
memasukkan ban ke dalam bak air, dan jika tidak ada gelembung udara,
maka berarti proses tambalan berhasil. Setelah itu kempeskan kembali ban
dalam tersebut agar memudahkan pemasangan ban dalam pada ban
luarnya.
20. Pasang lagi ban dalam pada roda dan pompa kembali sesuai dengan
tekanan kerja yang telah ditentukan pada masing-masing kendaraan.
D. Garis Kemiskinan (GK)
Menurut Badan Pusat Statistik, Garis Kemiskinan didefinisikan sebagai representasi dari
jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum
makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok
bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Garis Kemiskinan dirumuskan dari garis kemiskinan makanan dijumlah dengan garis
kemiskinan nonmakanan.
Garis Kemiskinan ini digunakan sebagai indicator kemiskinan seperti jumlah dan
persentase penduduk miskin (headcount index-Po), indeks kedalaman kemiskinan
(poverty gap index-P1), dan indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2)
Di Surabaya, Garis Kemiskinan dipatok pada angka Rp. 393.151,00 (2014).
Secara global sendiri, Garis Kemiskinan dipatok World Bank (Bank Dunia) pada angka
USD 1.90 (2016). Dengan kurs yang dipatok Kementrian Keuangan untuk penyusunan
6

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 sebesar 13.900 IDR/USD, Garis
Kemiskinan Bank Dunia dipatok pada angka Rp. 26.410,00, jauh lebih rendah daripada
Garis Kemiskinan yang dipatok BPS Surabaya (7%).

BAB III
METODOLOGI SURVEY
A. Metode Survey
Dalam survey kali ini, metode yang digunakan adalah cross-sectional
survey dimana survey hanya dilaksanakan sekali. Metode lain yang juga
digunakan adalah metode sampling dimana hanya sekian responden dari
populasi disurvey untuk mewakili populasi.
B. Lokasi dan Waktu Survey
Lokasi
: Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Tanggal
: 1 Agustus 7 September 2016
C. Teknik Pengumpulan Data
Survey dilakukan secara random sampling dimana surveyor mewawancara
subjek secara acak.
D. Prosedur Survey
1. Menentukan topik survey
2. Menentukan populasi dan sampel
3. Menyiapkan daftar pertanyaan
4. Mensurvei lapangan
5. Mewawancarai tukang tambal ban yang dijumpai secara acak
6. Merekam dan mentabulasi hasil survey
E. Populasi dan Sampel
Populasi dari survey ini adalah tukang tambal ban di Kota Surabaya,
Indonesia. Untuk sampel, kami mengambil secara acak 40 orang berprofesi
sebagai tukang tambal ban di Surabaya.
F. Tim Survey
Seluruh anggota tim berperan sebagai surveyor/pewawancara.
a. Anastasia Ellen Muliawan
b. Aurelia Surya
c. Edward Manhattan
d. Gabriel Bryan Lirungan
e. Karina
f. Matheus Aaron
g. Richardo
h. Steven Adrian
G. Teknik Analisis
a. Analisa Deskriptif
Dalam laporan ini, hubungan antara pendapatan dan pengeluaran
kebutuhan hidup sehari-hari akan dianalisa secara deskriptif.
b. Analisa Korelasional
8

Dalam laporan ini, akan dilihat apakah hubungan antara pendapatan


dan pengeluaran dilihat bersifat sebab-akibat, korelasional, atau hanya
kebetulan.

BAB IV
HASIL SURVEY
A. Respon Responden
#

Usia
(tahun
)

Pendapatan
(/hari)

Pengeluaran (/hari)

Laba (/hari)

Jarak
(km)

28

Rp

175,000.00

Rp

30,000.00

Rp

160,000.00

0.05

32

Rp

150,000.00

Rp

50,000.00

Rp

120,000.00

0.10

45

Rp

300,000.00

Rp

150,000.00

Rp

250,000.00

1.00

55

Rp

70,000.00

Rp

40,000.00

Rp

50,000.00

0.10

59

Rp

60,000.00

Rp

30,000.00

Rp

40,000.00

0.20

32

Rp

500,000.00

Rp

80,000.00

Rp

450,000.00

0.20

19

Rp

30,000.00

Rp

10,000.00

Rp

20,000.00

1.00

55

Rp

150,000.00

Rp

200,000.00

Rp

30,000.00

0.10

36

Rp

500,000.00

Rp

350,000.00

Rp

400,000.00

2.00

10

28

Rp

100,000.00

Rp

50,000.00

Rp

80,000.00

1.00

11

40

Rp

150,000.00

Rp

100,000.00

Rp

100,000.00

2.00

12

60

Rp

75,000.00

Rp

50,000.00

Rp

75,000.00

1.00

13

54

Rp

50,000.00

Rp

50,000.00

Rp

25,000.00

25.00

14

45

Rp

300,000.00

Rp

100,000.00

Rp

200,000.00

0.20

15

39

Rp

100,000.00

Rp

60,000.00

Rp

60,000.00

15.00

16

56

Rp

300,000.00

Rp

50,000.00

Rp

250,000.00

9.00

17

52

Rp

70,000.00

Rp

70,000.00

Rp

40,000.00

1.00

18

43

Rp

150,000.00

Rp

75,000.00

Rp

110,000.00

0.25

19

55

Rp

50,000.00

Rp

30,000.00

Rp

35,000.00

0.20

20

44

Rp

100,000.00

Rp

85,000.00

Rp

50,000.00

10.00

21

65

Rp

150,000.00

Rp

60,000.00

Rp

90,000.00

10.00

22

60

Rp

60,000.00

Rp

40,000.00

Rp

50,000.00

0.20

23

55

Rp

200,000.00

Rp

50,000.00

Rp

150,000.00

4.00

24

33

Rp

100,000.00

Rp

30,000.00

Rp

70,000.00

1.00

25

68

Rp

70,000.00

Rp

60,000.00

Rp

50,000.00

2.00

26

59

Rp

250,000.00

Rp

50,000.00

Rp

185,000.00

10.00

27

38

Rp

750,000.00

Rp

150,000.00

Rp

500,000.00

5.00

10

28

26

Rp

100,000.00

Rp

75,000.00

Rp

15,000.00

0.50

29

54

Rp

125,000.00

Rp

100,000.00

Rp

20,000.00

0.40

30

45

Rp

100,000.00

Rp

70,000.00

Rp

75,000.00

0.00

31

58

Rp

40,000.00

Rp

50,000.00

Rp

30,000.00

0.50

32

30

Rp

50,000.00

Rp

30,000.00

Rp

40,000.00

5.00

33

33

Rp

125,000.00

Rp

80,000.00

Rp

100,000.00

5.00

34

35

Rp

100,000.00

Rp

55,000.00

Rp

80,000.00

1.00

35

51

Rp

100,000.00

Rp

80,000.00

Rp

80,000.00

25.00

36

39

Rp

100,000.00

Rp

100,000.00

Rp

80,000.00

1.00

37

36

Rp

200,000.00

Rp

100,000.00

Rp

175,000.00

1.50

38

60

Rp

200,000.00

Rp

150,000.00

Rp

175,000.00

0.00

39

27

Rp

140,000.00

Rp

60,000.00

Rp

115,000.00

13.00

40

20

Rp

80,000.00

Rp

40,000.00

Rp

65,000.00

0.20

B. Statistika 5 Serangkai
Qn
Y0

Usia
(tahun

Pendapatan (/hari)

Pengeluaran (/hari)

Laba (/hari)

Jarak
(km)

19

Rp

30,000.00

Rp

10,000.00

Rp

15,000.00

Q1

33

Rp

73,750.00

Rp

50,000.00

Rp

47,500.00

0.2

Q2

44.5

Rp

100,000.00

Rp

60,000.00

Rp

80,000.00

Q3

55

Rp

181,250.00

Rp

88,750.00

Rp

152,500.00

Y40

68

Rp

750,000.00

Rp

350,000.00

Rp

500,000.00

25

Laba (/hari)

Jarak
(km)

C. Rataan Data Hitung dan Simpangan Baku


Usia
(tahun
x
S

Pendapatan
(/hari)

Pengeluaran (/hari)

44.2

Rp. 160.500

Rp. 77.250

Rp. 117.250

13.1

Rp. 144.336.6791

Rp. 58.964,89612

Rp. 114.135.2661

11

3.8675
6.2858
1

BAB V
ANALISA HASIL SURVEY
A. Pendapatan
Jika data dianalisa, tukang tambal ban yang mendapatkan pendapatan terendah saja
(Y0 = Rp. 30.000,00/hari) masih mampu menghasilkan pendapatan di atas Garis
Kemiskinan, baik yang ditentukan BPS Surabaya maupun Bank Dunia dengan asumsi
ada 21 hari kerja dalam sebulan. Tetapi, angka itu masih jauh lebih rendah daripada
Upah Minimum Kota Surabaya 2016. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 68 Tahun 2015 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur 2016,
UMK Kota Surabaya sebesar Rp. 3.045.000,00. Jika pendapatan per hari itu dikali
dengan 21 hari kerja, ganya 12.5% tukang tambal ban yang bergaji di atas UMK.
B. Pendapatan-Kebutuhan Sehari-Hari

Hubungan Pendapatan dan Pengeluaran


Rp800,000.00
Rp700,000.00
Rp600,000.00
Rp500,000.00
Rp400,000.00
Rp300,000.00
Rp200,000.00
Rp100,000.00
RpY0

Q1

Q2
Pendapatan

Q3

Pengeluaran

Grafik 5.1: Hubungan antara pendapatan dan pengeluaran sehari-hari.

Dapat dilihat di Grafik 5.1, pengeluaran selalu lebih rendah daripada


pendapatan. Secara umum, peningkatan pengeluaran selalu sebanding dengan
peningkatan pendapatan.

12

Y40

Hubungan Pendapatan dan Pengeluaran


Rp800,000.00

Rp700,000.00

Rp600,000.00

Rp500,000.00

Rp400,000.00

Rp300,000.00

Rp200,000.00

Rp100,000.00

RpRp-

Rp100,000.00

Rp200,000.00

Rp300,000.00

Rp400,000.00

Grafik 5.2: Hubungan antara pendapatan dan pengeluaran sehari-hari.

Jika data dilihat satu demi satu, maka terlihat terjadi peningkatan yang sebanding
Antara pengeluaran dan pendapatan. Ada beberapa data yang menyatakan pengeluaran lebih
besar daripada pendapatan (sebesar 5%) dan yang pendapatan dan pengeluarannya sama besar
(7,5%). Meskipun ada beberapa data anomali, mereka tidak mempengaruhi data secara umum.
Alasan atas kasus anomali ini tidak tercakup dalam penelitian ini dan dibutuhkan penelitian
yang lebih komprehensif untuk memahami kasus-kasus seperti ini.
Fakta lain yang dapat ditemukan di Grafik 5.2 adalah bahwa tidak ada korelasi yang
jelas antara persentase pengeluaran dan pendapatan. Datanya cenderung tidak konstan. Ini
mungkin disebabkan karena faktor keluarga dimana ada tukang tambal ban yang hanya
menghidupi diri sendiri dan ada yang harus menafkai keluarganya. Survey ini tidak mencakup
sampai latar belakang keluarga sehingga alasan ketidak-konstanan data inkonklusif dan
dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
13

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan tukang tambal ban memang menyelamatkan tukang tambal ban
dari garis kemiskinan. Tetapi, pendapatan mereka rata-rata masih di bawah Upah
Minimum Kota Surabaya 2016. Tentu, meskipun prospek usaha tambal ban positif,
jumlah pendapatannya tidak mampu menyaingi pendapatan buruh-buruh pabrik di area
yang sama.
Bahkan, ditemukan ada tukang tambal ban yang tidak mampu menutupi
pengeluaran kebutuhan sehari-harinya dari usaha tambal ban saja. Mereka sampai
buka warung dan usaha lainnya untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Fakta lainnya yang ditemukan adalah seiring meningkatnya pendapatan,
pengeluaranpun juga ikut meningkat. Marginnyapun ikut semakin besar yang dapat
digunakan untuk tabungan, investasi, atau bahkan ekspansi usaha.
B. Saran
Meskipun pendapatan mereka tak seberapa, mereka masih dapat mendapatkan
pendapatan yang untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan langkahlangkah yang penulis sarankan berikut ini:
1.
Menyisihkan uang untuk ditabung
Dengan menyisihkan uang untuk ditabung, tukang tambal ban dapat menyimpan
uang untuk banyak hal. Misal, pensiun, BPJS, atau mebmbiayai anak kuliah.
Alangkah baiknya bila uang itu ditabung dalam bank atau Credit Union agar
2.

uang tersebut berbunga.


Investasi
Investasi adalah salah satu cara aman untuk melipatgandakan uang secara jangka
panjang. Tukang tambal ban disarankan untuk belajar mengenai pilihan-pilihan
investasi saat ini seperti asuransi dan deposito supaya saat sudah pension ada

uang ekstra.
3.
Diferensiasi Jasa
Untuk menambah keuntungan, tukang tambal harus kreatif dalam menjadikan
dirinya unggul dari kompetitor. Tukang tambal ban bisa saja menyediakan kursi
tunggu yang nyaman atau membersihkan kendaraan yang ditambal dengan
kemoceng secara cuma-cuma. Dengan ini, tukang tambal ban menjadi berbeda
dengan yang lain dan dapat membangun loyalitas dengan konsumen untuk tetap
setia menambal bannya yang lubang di tukang tambal ban itu.
4.
Diversifikasi Jasa dan Produk
Tukang tambal ban disarankan untuk menambah ilmu untuk menyediakan jasajasa lain seperti ganti oli agar pangsa pasarnya lebih lebar dari yang awalnya
hanya tertutup untuk konsumen dengan ban berlubang ke konsumen dengan
14

kendaraan-kendaraan bermasalah. Hal sederhana ini dapat menambah


pendapatan. Tukang tambal ban juga dapat menjual hal-hal lain yang menunjang
pekerjaannya seperti bahan bakar kendaraan untuk kendaraan yang nyaris
kehabisan bahan bakar di tengah jalan atau camilan untuk konsumen yang
menunggu bannya ditambal. Hal sederhana ini juga dapat memberi kenyamanan
ke konsumen sekaligus menambah pundi-pundi pendapatan.
5.
Bekerja sama dengan GO-JEK dalam program GO-AUTO
PT. Gojek Indonesia membuka layanan baru berupa GO-AUTO, layanan panggil
mekanik untuk memperbaiki kendaraan bermasalah. Tukang-tukang tambal ban
dapat ikut menjadi mekanik dan terhubung dengan ratusan ribu pelanggan GOJEK untuk menambah pendapatan dengan memberi layanan tambal ban.

15

DAFTAR PUSTAKA

Bank Dunia. http://www.worldbank.org/en/topic/poverty/overview


Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
http://www.guruotomotif.com/2016/04/cara-tambal-ban-kendaraan-yang-benar.html
Kantor Kepolisian Republik Indonesia
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. http://www.kemenkeu.go.id/apbn2016
Badan Pusat Statistik Surabaya https://surabayakota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/511

16

Anda mungkin juga menyukai