Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB III
ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN
SANITASI KOTA
3.1 Enabling and Sustainibility Aspect
3.1.1

Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk


aspek Kebiijakan Daerah dan Kelembagaan, isu strategis tersebut antara lain :
1. Sudah terbentuk Pokja PPSP Kabupaten Madiun.
2. Terbentuknya perangkat organisasi Pemerintah Kabupaten Madiun.
3. Pemerintah Kabupaten Madiun sudah mempunyai dokumen RPIJM Kabupaten
Madiun tahun 2011 2016 .
4. Mempunyai Perda tentang RTRW, RUTRK dan RDTRK .
5. Belum tersedia kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan pihak
swasta/investor dalam pengelolaan sanitasi;
6. Koordinasi antar SKPD yang terlibat sanitasi belum maksimal;
7. Koordinasi intensif antara tim teknis dengan tim pengarah belum maksimal
8. Pemahaman Legislatif tentang sanitasi kurang.
9. Kurangnya sosialisasi pemahaman tentang sanitasi.
10. Sudah ada Pokja Sanitasi/PPSP di tingkat Propinsi Jatim dan ada TTPS ditingkat
Pemerintah Pusat yang mendukung program Sanitasi di daerah.
11. Kewajiban pemerintah daerah (kota) dalam memenuhi SPM (PP No. 65 Tahun
2005)
12. Adanya pedoman dan keterlibatan peran masyarakat.
13. Adanya dukungan dana Propinsi.
14. Program RTRW mengakomodir Program Sanitasi.
15. Kelembagaan sanitasi dtingkat masyarakat desa/kelurahan belum ada.

III-1
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN


3.1.2 Keuangan
Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk aspek
Keuangan, isu strategis tersebut antara lain :
1. Dialokasikannya anggaran sanitasi di SKPD terkait dalam APBD setiap tahunnya
dengan prosentase penyerapan anggaran maksimal.
2. Sistem penganggaran APBD (proses perencanaan dan penjadwalan pencairan dana)
sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan SKPD untuk
melaksanakan program .
3. Ada swadaya masyarakat dalam pembangunan sanitasi lingkungan.
4. Anggaran sanitasi dalam APBD Kabupaten Madiun masih kecil.
5. Terjadinya rasionalisasi anggaran yang berdampak pada kurang sesuainya
kecukupan anggaran dengan kebutuhan riil di lapangan sehingga berpengaruh
dalam pelaksanakan kegiatan fisik yang harus memenuhi standar teknis
perencanaan ;
6. Proses pencairan anggaran sangat birokratis.
7. Dialokasikannya dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi mulai tahun 2010
dari APBN bagi pengembangan sanitasi daerah.
8. Kesediaan masyarakat untuk berswadaya dalam pembangunan sanitasi dalam
bentuk tunai dan non tunai.
9. Pertambahan penduduk yang cukup tinggi memerlukan peningkatan anggaran
untuk sektor sanitasi.
10. Anggaran sektor sanitasi belum menjadi prioritas oleh para pengambil kebijakan.
3.1.3 Komunikasi
Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk aspek
Komunikasi, isu strategis tersebut antara lain :
1.

Pemerintah Kabupaten Madiun mempunyai kewenangan untuk memobilisasi


masyarakat ;

2.

Adanya anggaran rutin untuk komunikasi yang bersumber dari APBD


Kabupaten;

3.

Ketersediaan Koran lokal atau media cetak.

4.

Terjalinnya kemitraan antara Humas (bidang Hubungan Masyarakat Sekda)


dengan media cetak dan radio lokal ;

5.

Adanya kelompok PKK, kader lingkungan.


III-2

POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN


6.

Adanya lembaga yang menangani diseminasi informasi di lingkungan Kabupaten


Madiun.

7.

Media kurang dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran informasi sanitasi.

8.

Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan komunikasi program ke berbagai


pihak;

9.

Belum adanya rubrik sanitasi di website Pemda.

10. Kurangnya kapasitas SKPD dalam melakukan komunikasi program ke berbagai


pihak;
11. Kurang dimanfaatkannya kegiatan PKK, Kader lingkungan untuk sosialisasi.
12. Rendahnya anggaran Diseminasi Informasi pada Dishubkominfo Kabupaten
Madiun.
13. Biaya Publikasi di media massa mahal sehingga menghambat upaya
penyebarluasan menggunakan media massa;
14. Terbatasnya efektifitas media dalam menyampaikan pesan (berkaitan dengan jam
tayang dan oplah).
15. Masyarakat miskin dan budaya membaca rendah.

3.1.4

Keterlibatan Pelaku Bisnis

Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk aspek
Keterlibatan Pelaku Bisnis, isu strategis tersebut antara lain :
1. Banyak pelaku bisnis di Kabupaten Madiun.
2. Ada inisiasi kerjasama antara Pemerintah daerah dengan pihak swasta dalam
pengelolaan sanitasi.
3. Belum adanya regulasi yang secara khusus mengatur CSR di Kabupaten Madiun.
4. Terdapat hambatan proses komunikasi dan promosi sanitasi dari Pemerintah
kepada Pelaku Bisnis.
5. Belum optimalnya penyerapan dana dari pihak swasta/ pelaku bisnis karena
mekanisme koordinasi yang lemah.

III-3
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN


3.1.5 Partisipasi Masyarakat dan Jender
Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk aspek
Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Aspek Jender dan Kemiskinan, adalah sebagai
berikut :
1. Kontribusi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi yang secara mandiri dikelola
oleh kelompok masyarakat, khususnya dalam pengangkutan persampahan
permukiman dari tingkat rumah tangga ke TPS serta pengelolaan Sanimas.
2. Terdapat perlombaan sanitasi/kebersihan di berbagai tingkatan masyarakat dan
instansi.
3. Terdapat kegiatan- kegiatan sosial skala RT (rukun tetangga) baik bapak maupun
ibu dalam menjaga kebersihan lingkungan.
4. Peraturan daerah tentang partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan
sanitasi belum ada sehingga kurang mendorong keterlibatan aktif masyarakat
dalam pembangunan sanitasi.
5. Kurangnya keterlibatan perempuan dalam kepengurusan LPMK (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) dan proses perencanaan Musrenbang.
6. LSM (lembaga Swadaya Masayarakt) yang fokus dan bergerak dalam
pembangunan sanitasi belum ada.
7. Kondisi sosial budaya masyarakat yang masih mengutamakan prestise atau juara
mendorong

keterlibatan

aktif

masyarakat

untuk

mengelola

sanitasi

lingkungannya.
8. Perlunya pemicuan tingkat kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih
dan sehat dengan beberapa kasus KLB (Kejadian Luar Biasa).
9. Beragamnya standart kemiskinan yang tersedia menyulitkan pihak terkait untuk
menentukan secara pasti jumlah penduduk miskin sebagai sasaran penerima
program.

3.1.6

Monitoring/Pemantauan dan Evaluasi

Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk aspek
Monitoring/Pemantauan dan Evaluasi, isu strategis tersebut antara lain :
1. Pokja PPSP sebagai tim Ad-Hoc sanitasi dapat berperan dalam mengkoordinir
pelaksanaan Monev sanitasi ke depan.
III-4
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN


2. Terdapat perangkat kerja yang memadai dalam pelaksanaan Monev secara
umum.
3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi saat ini belum dilaksanakan secara optimal.
4. Belum tersedia format Monitoring dan Evaluasi khusus sektor sanitasi yang dapat
diterapkan.
5. Pendokumentasian data yang lemah menjadi faktor kendala dalam proses
Monitoring dan Evaluasi (Monev).
6. Belum adanya keterlibatan aktif stakeholder kota (masyarakat, ormas, LSM,
media, Perguruan Tinggi) dalam melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan sanitasi.

3.2. Subsektor dan Aspek Utama


3.2.1. Air Limbah
Berdasarkan analisas SWOT diperoleh bahwa isu strategis untuk sub sektor air
limbah, adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan air limbah industri Tahu untuk akan ternak.
2. Sudah ada mobil tinja milik swasta
3. Pemanfaatan sebagaian air limbah industri untuk pertanian
4. Belum ada resapan/pengolahan tersendiri air limbah
5. Air limbah industri kecil ( tahu tempe) belum ada IPALnya
6. Belum ada pihak swasta yang berperan dibidang limbah
7. Rumah Sakir Caruban belum meiliki IPAL sesuai tipe Rumah Sakit
8. Masih banyak yang buang air besar sembarangan
3.2.2. Persampahan
Berdasarkan analisas SWOT diperoleh bahwa isu strategis untuk sub sektor
persampahan, adalah sebagai berikut :
1. Ada 3 R di TPST di 2 lokasi
2. Pemanfaat limbah sampah di TPA oleh masyarakat
3. Tempat gembala hewan dan pembuatan pupuk organik
4. Pengelolaan swasta belum ada
5. Kebiasaan sampah dibakar menimbulkan asap
6. Pembuangan sampah di saluran
III-5
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

3.2.3. Drainase
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh bahwa isu strategis untuk sub sektor drainase
lingkungan, adalah sebagai berikut :
1. Studi drainase sudah ada (masih dalam penyelesaian)
2. Kemiringan lahan mendukung
3. Adanya saluran irigasi pertanian
4. Ada swadaya masyarakat untuk drainase permukiman
5. Pembangunan jalan juga sebagian pembangunan drainase
6. Satgas penanganan bencana banjir
3.2.4. Hygene
Berdasarkan analisa SWOT ditemukan isu strategis pembangunan sanitasi untuk sub
sektor Higine, adalah sebagai berikut :
1. Penerapan pola hidup sehat dan bersih melalui sekolah, PKK dan Darma
Wanita
2. Sudah ada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan masyarakat.
3. Pembuatan taman sekolah
4. Kebiasaan masyarakat BABs.
5. Sarana CTPS tempat umum sangat minim.
6. Dokter Kecil d sekolah masih minim.

III-6
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN

Anda mungkin juga menyukai