Anda di halaman 1dari 3

INTERVENSI TEKNIK KONSELING

I.

IDENTITAS
1. Subjek
Nama (Inisial)

Jenis Kelamin

Tempat / Tanggal Lahir

Suku Bangsa

: Jawa

Latar Belakang Budaya

: Jawa Tenagh

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Pendidikan Terakhir

: SD

Pekerjaan

: Pelajar

Urutan Kelahiran

Tujuan Pemeriksaan

: Menentukan Problem Solving

Pemeriksa

2. Masalah yang dihadapi (Keluhan Utama)


(MASALAH YANG DIHADAPI KONSELEE MENURUT KALIAN
SENDIRI)
I.

HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI


Hasil dari Konselor
Dan untuk yang observer bisa diberi hasil menurut observer (di
compare) Jadi 2 ya..

II.

KESIMPULAN ASESMEN + KONSELING


Metode asesmen yang digunakan adalah dengan wawancara kepada
subjek.
Contoh :

Hasil dari asesmen tersebut mengungkapkan bahwa subjek memiliki


kecemasan dalam menghadapi ujian dimana beberapa waktu yang lalu
subjek melaksanakan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Subjek tidak hanya cemas dalam menghadapi UN, namun
dalam beberapa ujian akhir semester dan ujian tengah semester pun
mengalami kecemasan. Nilai raport subjek seringkali kurang memuaskan
padahal subjek tergolong siswa yang pintar di kelas. Subjek dikatakan
pintar di kelas dari hasil tugas-tugas yang diberikan dan juga subjek
seringkali menjawab beberapa pertanyaan dengan benar.
Subjek dapat dikatakan memiliki potensi yang bagus dalam hal
akademik namun kecemasan seringkali menghambat potensi yang dimiliki
tersebut. Selain dari bidang akademik, subjek juga memiliki potensi di
bidang seni seperti seni suara (grup karawitan), seni tari (tari tradisional
berkelompok), dan seni musik (gitar). Subjek seing mengikuti lomba
karawitan dan beberapa kali mendapat juara. Subjek juga pernah
mengikuti lomba Jambore Nasional dan menampilkan tari tradisional
berkelompok. Subjek tergolong siswa yang aktif di sekolah namun
keaktifan subjek tersebut berada di luar akamdemik, seperti OSIS,
Pramuka, dan ekstrskurikuler seni.
Hasil asesmen diatas dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki
kecemasan ketika berhadapan dengan hal-hal yang berbau akademik,
khusunya ujian. Nilai subjek seringkali jelek padahal subjek telah
mengikuti beberapa les privat dan mengikuti kelompok belajar. Subjek
saat ini mengkhawatirkan perihal nilai UN SMP nya karena nilai tersebut
akan menentukan pilihan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang akan
dimasuki subjek.
Untuk observer dicompare ya. Menurut kalian dan menurut
konselor.

III.

SARAN DAN REKOMENDASI


Konselor mengkritisi hasilnya sendiri
Dan observer mengkritisi hasil konseling menurutnya sendiri
Contoh :
Dari hasil konseling bersama subjek selama kurang lebih satu jam, ada
beberapa saran yang perlu diperhatikan:
1. Perlu adanya pembentukan raport yang lebih baik untuk membangun
keprcayaan subjek kepada terapis.
2. Lebih memperhatikan komunikasi nonverbal, seperti misalnya gesture,
postur, dan intonasi suara, karena itu merupakan salahsatu sumber
informasi yang penting.
3. Fokus pada masalah yang dialami klien perlu di gali lebih mendalam
sehingga bisa diketahui sumber penyebab masalahnya.
4. Konselor harus lebih menekankan bahwa subjek yang mampu
menyelesaikan masalahnya, sedangkan terapis hanya membantu.

Potensi keberhasilan dalam konseling adalah terbangunnya rapport dengan


baik pada awal konseling dilakukan. Pembentukan rapport ini bertujuan agar
subjek memiliki kepercayaan kepada konselor sehingga subjek akan menceritakan
semua masalahnya tanpa rasa ragu. Dalam konseling ini, konseli juga harus tetap
ikut serta dalam jalannya konseling. Sifat yang kooperatif dari konseli sangat
dituntut agar alternative pemecahan masalah yang diambil benar-benar mampu
menyelesaikan masalah kecemasan yang sedang dialami oleh subjek

IV.

RANCANGAN PROGRAM INTERVENSI (KONSELING)


Kajian teoritisnya => Pengertian, Tokoh, Konsep, dan Prinsip

Lampiran Landscape
menit

verbatim

Tahap/ teknik

koreksi

Anda mungkin juga menyukai