ANALISIS PRODUK
Produk yang akan dibuat berbahan dasar sagu. Perlunya diversivikasi pangan dari
beras ke sagu baik dilakukan untuk mendorong percepatan keanekaragaman dan
menggerakkan produksi pangan bersumber pangan lokal. Sagu sebagai bahan pangan dasar
diolah menjadi bentuk makanan yang khas dan sering ditemui di wilayah Indonesia Timur
berupa papeda. Papeda yang umumnya berupa bubur sagu yang biasanya disajikan dengan
ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit dibuat menjadi Papeda Instan. Papeda Instan
adalah produk yang akan dibuat dengan tujuan lebih praktis disajikan tanpa mengurangi
penyajian papeda secara umum. Selain itu, memudahkan penyajian dimanapun konsumen
berada dengan superkesibukan selama bekerja, serta mengenalkan produk secara domestik di
Indonesia dan non domestik diluar Negeri.
Papeda Instan, dengan bahan dasar sagu yang dikeringkan (diperkecil kadar airnya),
dilengkapi dengan bahan tambahan lainnya seperti bumbu serbuk (rasa ikan dan ayam),
bubuk cabai (dengan level kepedasan 1-3), sayuran kering (seledri, daun bawang, wortel, dan
kacang polong), irisan ayam, dan ikan. Semua bahan dikemas terpisah dan disatukan dalam
wadah tertutup hampa udara untuk menjaga kualitas Papeda Instan. Penyajiannya sangat
mudah dilakukan, sagu ditambahkan air hangat 70-80 oC, kemudian diaduk hingga merata,
dan ditambahkan dengan bahan pelengkap lainnya yang tersedia dalam produk kemasan,
sehingga makanan dapat langsung disantap.
Keunggulan produk Pepeda Instan, bisa disajikan diberbagai tempat (tempa wisata,
piknik keluarga, kampus, hotel, dan diluar rumah), penyajiannya tidak membutuhkan waktu
yang lama sehingga dapat ditinggal untuk mengerjakan aktifitas lain, tersedia dua varian rasa
(ikan dan ayam) disesuaikan dengan selera konsumen, dengan level kepedasan yang berbeda
1-3 memberikan kesedapan bagi pecinta makanan pedas, murah, dan higienis daya tarik yang
akan membuat konsumen ingin membeli dan mencobanya. Dibandingkan dengan produk
lain, produk ini jauh lebih unggul karena inovasi satu-satunya yang membuat masakan
papeda menjadi produk yang dibuat dengan lebih instan juga menyediakan rasa yang lebih
kreatif selain rasa ikan pada umumnya dengan membuat rasa kaldu ayam. Karena di pasaran
jarang sekali menemui produk papeda instan atau dalam kemasan, maka dengan adanya
produk ini akan secara langsung mengenalkan makanan kepada konsumen terhadap masakan
ANALISIS PASAR
Sagu sebagai komoditi perkebunan rakyat di wilayah Indonesia timur khususnya Irian
Jaya, selalu dipelihara tanamannya dengan baik karena sagu sebagai bahan pangan utama di
wilayah tersebut. Bila tidak maka akan terjadi ketidakseimbangan dan menurunnya produksi
sagu sehingga berdampak langsung terhadap konsumen seperti, asupan gizi yang rendah,
daya beli yang berkurang, sedikit penyimpanan sagu yang ada. Pentingnya pemeliharaan
sagu ini agar produksi ke pasar selalu tersedia, yang harganya disesuaikan atas pertimbangan
yang ada. Peluang terserapnya sagu dipasar cukup besar mengingat pembangunan sektor
pertanian dalam lima tahun kedepan (2015-2019) akan mengacu pada Paradigma Pertanian
untuk Pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian
sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup
transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola
pembangunan.
Sejalan dengan itu maka akan mudah sekali peluang terserapnya produk sagu (Papeda
Instan) di pasar. Strateginya secara langsung mendukung program NAWA CITA yang
mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar
Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara
berdaulat. Strategi ini nantinya yang akan mengangkat produk Papeda Instan yang berbahan
dasar sagu untuk diperkenalkan ke masyarakat luas terlebih lagi merambah ke luar negeri
sehingga akan mendorong majunya produksi sagu, dan meningkatnya permintaan terhadap
sagu melalui produk Papeda Instan serta secara langsung pendapatan petani sagu bertambah.
Rendanhnya permintaan produk inovatif berbahan dasar sagu dipengaruhi oleh sudah terlalu
seringnya produk dijual dengan harga yang lebih mahal untuk produk yang sedikit cita
rasanya. Namun, berbedahlnya dengan Papeda Instan sebagai produk inovatif yang menjual
makanan papeda dengan varian rasa dan tampilan yang beragam dengan harga yang
terjangkau untuk konsumen, diharapkan konsumen menyukainya dan secara langsung
mendukung program NAWA CITA juga diversifikasi pangan.
Papeda Instan dapat dikonsumsi oleh siapa saja, dengan harga yang terjangkau semua
lapisan masyarakat kelas atas dan bawah. Dengan memposisikan sektor pertanian dalam
pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan Indonesia yang maju dan
mandiri. Karena produksi sagu yang dimanfaatkan sebagai olahan seperti papeda instan
maka, dengan banyaknya permintaan pasar terhadap produk papeda instan, maka akan
berdampak terhadap peningkatan produksi sagu.
Media promosi penjualan dilakukan dengan dua cara yaitu direct selling dan indirect
selling. Direct selling yang dilakukan dengan berjualan dan menawarkan produk langsung ke
konsumen juga distributor. Jadi, informasi papeda instan akan langsung diberikan ke
konsumen untuk meyakinkan bahwa produk aman dan baik dikonsumsi. Sehingga konsumen
pun tahu produk yang dipasarkan. Selain itu, dengan indirect selling produk dipasarkan
melalui media online atau forum-forum online lainnya tujuannya selain memperkenalkan
produk inovasi olahan sagu juga menawarkan baik dalam jumlah banyak dan kecil
permintaan terhadap barang. Rencana penjualan satu tahun kedepan yaitu permintaan pasar
terhadap papeda instan sebanyak 600 barang yang terjual.
ANALISIS PRODUKSI
Papeda instan dihasilkan dengan memanfaatkan bahan dasar berupa sagu yang telah
sedikit dihilangkan kadar airnya. Sagu diperoleh dari penjual di pasar tradisional. Bahan
tambahan lainnya seperti bumbu bubuk (rasa kuah ikan dan ayam) diperoleh dengan
membelinya di pasaran. Namun, memiliki target untuk memproduksinya sendiri dengan
campuran rempah-rempah yang telah dikeringkan dan dibuat menjadi bubuk halus. Sayuran
kering dan irisan ayam juga ikan diperoleh dengan pembekuan dingin atau freeze drying
terhadap makanan itu. Bahan baku dari semua yang digunakan tersedia dan diambil dari pasar
tradisional. Wadah yang digunakan berupa wadah plastik yang tahan panas yang berukuran
650mL diperoleh dari produsen plastik. Jumlah produksi papeda instan dalam satu tahun
ditargetkan mencapai 600 buah dengan tiap bulannya memproduksi sekitar 50 buah
(disesuaikan dengan permintaan pasar).
ANALISIS KEUANGAN
Investasi yang diperlukan (kebutuhan modal) untuk memproduksi papeda instan
sebesar Rp4.500,000. Harga poko penjualan dari setiap wadah berbentuk mangkok yaitu
Rp9000 /mangkok, disesuaikan dengan harga dari bahan-bahan yang dipakai sesuai dengan
harga pasaran. Rencana neraca awal diperlukan investasi sebesar Rp4.000.000 dengan
batasan produksi yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat menutup modal yang
telah terpakai dengan tambahan keuntungan dari penjualan produk. Rencana akhir tahun,
ketika bertambahnya permintaan produk papeda instan maka diperlukan investasi yang lebih
besar lagi dengan persediaan yang lebih banyak juga produksi yang jauh lebih besar dari
sebelumnya.
diberikan oleh karyawan pada perusahaan atau pemilik usaha, Karyawan yang memiliki
prestasi atau memiliki pencapaian yang berdampak baik ada perusahaan layak mendapat
imbalan berupa bonus disamping gaji pokok karyawan.
Nama
Wadah plastik
50 buah
50 buah
Rp26.000/25pcs x 2
Rp52.000
50 sendok
Rp12.000/pcs x 50
Rp600.000
Sendok plastik
transparan
Harga
Rp200.000/25pcs x
2
Total Harga
Rp400.000
Freeze dryer
1 mesin (sewa)
Rp45.000/sampel
Rp45.000
Sagu
5 Kg
Rp8.000/Kg x 5
Rp40.000
Sayuran :
3 Kg
8 Ikat
2 Kg
Rp17.000/Kg x 3
Rp4.500/ikat x 3
Rp55.000/Kg x 2
Wortel
Seledri
Bawang kering
7.
Baso ayam
Baso ikan
2 Kg
2 Kg
Rp45.000/Kg x 2
Rp40.000/kg x 2
Rp170.000
8.
3 Kg
Rp45.000/Kg x 3
Rp135.000
Rp1.616.500
Lain-lain
N
Rp174.500
Nama
Harga
Total Harga
Transportasi
Rp250.000/org x 2
Rp500.000
Dana Simpanan
Rp1.500.00
Rp1.500.000
Rp2.000.000
Total Investasi
Rp3.616.500