Anda di halaman 1dari 113

Disusun oleh :

Anita Dwi Rachmawati

{IX Ax/03}

Arista Putri Rakhmana Sari {IX Ax/04}


Ayunda Ajeng Shyea

{IX Ax/05}

SMP N I MUNTILAN
2007/2008

HALAMAN PENGESAHAN
Makalah tentang hama dalam pelajaran biologi ini, kami buat dengan sungguh-sungguh
dan berdasarkan beberapa sumber yang disusun secara sistematis.

Mengetahui

Muntilan,

Kepala SMP Negeri 1 Muntilan

Guru Biologi

Drs. H. Muh Rofi, M. Pd.

Widiyanti Dwi Astuti

NIP 131835997

Januari 2007

KATA PENGANTAR
Puji dan syuikur saya panjatkan kepada Tuhanyang Maha Esa karena atas
izinNya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kelainan Tulang.
Makalah ini disusun berdasarkan data yang dikumpulkan dari beberapa sumber,
dan disusun secara sistematis dan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta mudah dipahami
Makalah ini dilengkapi data data yang sesuai dengan materi yang dibahas
sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Mudah mudahan makalah ini
berguna dan bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Akhirnya saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
untuk menyelesaikan laporan ini baik secara moril atau spirituil.
Semoga kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT amin.
Penulis

Anita Dwi
Rachmawati

DAFTAR ISI
PEMBUKAAN
A. Halaman Pembuka . 2
B. Kata Pengantar ... 3
C. Daftar Isi 4
ISI
A. Pembukaan . 5
B. Pembahasan .... 7
PENUTUP
A. Kesimpulan . 23
B. Saran 23
C. Daftar Pustaka . 24

Mata
.

Diagram mata manusia. Tidak semua mata makhluk hidup memiliki kesamaan
anatomi dengan mata manusia

Secara metafora, mata manusia sering dianggap "jendela jiwa"


Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual.

Organ mata manusia


Organ luar

Bulu mata

Alis mata

Kelopak mata

Organ dalam

Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari


sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagianbagian tersebut adalah:

Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber
cahaya.

Pupil dan Iris


Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar
jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan
terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai
diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.

Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi
lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada
bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh),
lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya
datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

Retina
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian
retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf
optik.

Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

Penyakit mata

Kerabunan dan kebutaan


Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa
saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya
dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun
biasanya "membaca" dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille.

Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat
membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan
putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang
buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna.

Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram dan
terjadi pada orang lanjut usia (lansia).

Mata majemuk
Mata majemuk ditemukan di antara arthropoda (kerabat serangga), dan terdiri
dari banyak sisi sederhana yang putus berpiksel citra (tak ada tampilan lipat ganda
seperti yang sering dipercaya).

Penyakit Mata

Jumlah penyakit dan gangguan mata lebih dari 200. Sebagian menimpa kaum
berusia 40 tahun keatas. Untungnya hampir semua masih mungkin dicegah. 1. Tak
seorang pun bisa luput kena 'mata tua'. Pasti kemampuan melihat dekat seseorang
semakin menurun sejak muda. Puncaknya pada usia 40-an. Oleh proses menua, normal
lensa mata semakin hari kian tak cukup kuat lagi mencembung. Itu berarti kemampuan
melihat dekat berangsur menurun. Kita menyebutnya rabun dekat menua (presbyopia).
Mata tua butuh kacamata baca atauplus untuk mengoreksinya.
Semakin tua, bertambah ukuran plusnya. Ini lumrah dan tak bisa di cega. Sering
pusing, nyeri kepala tak kunjung hilang, tak kuat membaca lama, untuk umur diatas 40
obatnya umumnya kacamata baca. 2. Rabun jauh, resiko orang kutu buku. Boleh jadi.
Jika salah menggunakan mata, Visus atau ketajaman mata menurun. Cara bacanya
mungkin benar, namun turunan berkacamata, bisa rabun jauh juga. Tak awas ketika
melihat jauh , tapi awas untuk membaca. Untuk mengoreksinya butuh kacamata minus.
Mungkin saja perlu lensa silinder. Artinya kelainan refraksi mata ada (juga) di lengkung
korneanya. Rabun jauh sebab turunan tak tercegah. Minusnya, biasanya lekas
bertambah. Sedang yang bukan turunan dicegah dengan cara sehat menggunakan mata.
3. Glaukoma, si pencuri penglihatan. Waspada, tekanan bolamata mendadak bisa
meninggi. Jika melebihi 20 mmHg muncul glaukoma.
Ada glaukoma turunan, ada juga yang didapat. Glaukoma turunan tak bisa
dicegah. Sedangkan yang didapat, dengan meniadakan semua penyakit yang mendasari
munculnya glaukoma, tak perlu glaukoma terjadi. Jika dibiarkan, glaukoma menuju
puncaknya. Tekanan bolamata melonjak tinggi. Bolamata mengeras seperti batu. Lebih
mengerasnya bolamata pada perabaan iseng-iseng, salah satu cara menduga
kemungkinan glaukoma. 4. Infeksi mata orang dewasa. Jenis infeksi jumlahnya lebih
dari 40. Bisa kuman, virus, atau jamur penyebabnya. Tidak semua berbahaya,
kebanyakan bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi ada juga jenis yang membutakan
misalnya trachoma dan herpes mata. Trachoma adalah jenis penyakit mata yang kuno.
Kini lebih sering herpes zoster mata, selain herpes simplex. Dua-duanya penyakit kulit
dan kelamin yang bisa menyerang mata. Umumnya suka menyerang orang berusia 50an. Herpes Simplex dimata tampak seperti infeksi mata umumnya.
Mata merah bengkak, terasa mengganjal, mungkin terasa demam dan kurang
enak badan. Herpes Zoster mata lebih ganas. Virus zoster hanya menyerang sesisi
tubuh. Begitu juga pada mata. Awalnya timbul cacar merah bergerombol mirip lepuhan

luka bakar di kulit sekitar mata, sesisi. 5. Katarak itu lumrah, bisa juga akibat penyakit.
Boleh jadi, kebanyakan katarak bagian dari proses menua. Awalnya pada usia 50-an.
Kejernihan lensa berkurang dengan bertambahnya usia. Cairan dan protein dalam lensa
yang membuata lensa keruh, semakian tahun akan semakain mengeruh. Akhirnya isi
lensa bisa meleleh, lensa pecah, lalau tumpah ke ruang-ruang dalam bagian bola
matayang bisa menimbulkan komplikasi. Tetes katarak bukan penyembuh, melainkan
cuma memperlambat matangnya katarak. 6. Retina koyak bisa membutakan juga. Hal
ini bisa terjadi karena tempat cahaya direkam bisa terkelupas dan koyak. Ada bagian
bayangan yang hilang dari lapangan penglihatan. Penyebabnya banyak. Penyakit retina,
gangguan aliran darah retina, cedera mata, sampai akibat rabun jauh yang kelewat
tinggi.
Mendadak seperti melihat tirai yang menutupi sebagian penglihatan. Mungkin
diawali kilatan-kilatan cahaya melintas dilayar pandangan, beberapa hari sampai
beberapa minggu menjelang kejadian. Koyakan retina perlu 'disolder' laser sebelum
terlanjur meluas menambah lebar kebutaan, atau terkomplikasi. 7. Buta dadakan perlu
diwaspadai. Tiba-tiba buta, mungkin didahului ketajaman penglihatan yang berangsur
menurun atau bisa juga langsung buta. Penyebabnya sumbatan pembuluh darah retina.
Penyumbatnya bisa berasal dari jantung. Ada butiran gumpalan darah emboli yang yang
terhanyut dari luar mata yang menyumbat pipa pembuluh retina. Atau bisa jadi
pembuluh mata retina sendiri sudah berkarat lemak, sehingga terjaadi sumbatan
setempatan. Kemungkinan lain, aliran darah retina berkurang. Gejala buta dadakan
mungkin bagian dari (awal) stroke. Pada satu atau kedua mata mendadak kehilangan
penglihatan sebagai atau total beberapa detik sampai beberapa menit (amourosis fugax).
8. Separo komplikasi kencing manis, membutakan juga. Besar kemungkinan begitu.
Pada kencing manis lama tak terkontrol, pembuluh darah kapiler retina mengalami
kerusakan. Pipa pembuluh retina tersumbat 'karat' lemak, selain menebal dan kaku.
Aliran darah retina lama-lama tak lancar, sehingga retina kekurangan makanan.
Akibatnya ketajaman penglihatan berangsur terus menerus menurun. Jika
dibiarkan, kapiler dan pembuluh balik retina menjadi abnormal. Piapa pembuluh bocor
dan mudah pecah. Timbul bintik pendarahan retina menjadi abnormal. Pipa pembuluh
darah bocor dan mudah pecah . Timbulnya bintik pendarahan retina yang semakain
memperburuk fungsi penglihatan. Ini keadaan yang kita sebut retinopati. 9. Kerusakan
saraf mata. Saraf mata bermuara di retina, dan bisa rusak oleh lebih sepuluh
pengganggu. Antara lain, jika tekanaan bolamata meninggi, punya penyakit retina, kena

radang, kurang pasokan darah, keracunan zat (oksigen bertekanana tinggi), dan kencing
manis. Umumnya akibat proses degeneratif, perubahan selama proses menua. Bis juga
sebab keturunan. Penglihataan semakin memburuk, selain kemungkinan buta warna jika
turunan sebabnya. 10.
Mata sebagai gejala kanker hidung-tenggorakan. Selain itu kebutaan oleh oleh
karena stroke , beberapa gejala lain pada amata mencerminkan adanya tumor otak,
keganansan otak, atau kanker hidung tenggorokan (nasopharynx carcinoma). Kanker
nasopharynx tergolonhg ganas. Banyak menyerang pria usia paroh baya. Gejalanya bisa
muncul pada mata. mendadak juling dan melihat bayangan dobel. Mungkin didahului
hidung tersumbat tapi bukan pilek, mendadak tuli, muncul gangguan keseimbangan.
Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Menjaga indra penglihatan ini tak
rumit, tapi banyak yang tersandung karena menganggapnya remeh-temeh. Banyak
faktor yang membuat mata jadi tak berfungsi baik.
"MATA bukan segala-galanya, tetapi tanpa mata segalagalanya tidak ada
artinya." Ungkapan ini rasanya tak dapat dibantah. Bagaimana tidak, ketika mata
terganggu maka bersiaplah untuk kehilangan keindahan seluruh dunia. Dengan mata
yang sehat, banyak hal yang normal dan wajar dapat dinikmati.
Meski demikian, tak sedikit orang yang tak merasa penting menjaga kesehatan
matanya. Data yang dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa dari 200 juta
penduduk Indonesia, 1,5 persen atau sekitar 3 juta orang menderita kebutaan. Sebuah
jumlah yang tidak kecil.
Penyakit mata yang berdampak pada kebutaan ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti degeneratif, pola makan yang tidak sehat, lingkungan hidup, pola hidup,
ras, dan faktor genetik Selain faktor tersebut, penyakit mata juga dapat menjadi faktor
ikutan karena penyakit lain yang diderita.
Dari banyak kasus, diabetes adalah penyebab paling dominan gangguan pads
mata. Diabetes menyebabkan gangguan pada retina atau biasa disebut retino diabetika.
Mereka yang mengalami gangguan retina, 80 persen di antaranya disebabkan
oleh diabetes. Diabetes menyebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan
pada retina mata bagian belakang Pembuluh darah yang melemah ini dapat bocor dan
menyebabkan keluarnya cairan atau darah yang dengan sendirinya membuat bagian
tertentu pada retina membesar. Dan, karena retina adalah tempat cahaya difokuskan,
maka cahaya yang masuk melalui lensa mata tersebut akan membentuk bayangan kabur.

Gambar bayangan kabur itulah yang akan dikirim ke otak, sehingga tidak dapat
diterjemahkan dengan sempurna. Untuk mengatasi penyakit mata jenis ini, yang paling
penting untuk diperhatikan adalah menjaga pola makan. Makanan, terutama yang
memiliki kadar gala tinggi, sedapat mungkin harus dijauhi.
Jenis penyakit mata lainnya yang harus diwaspadai adalah ablasvo retina yaitu
penyakit mata akibat lepasnya retina. Meskipun dalam banyak kasus terjadi pada
manusia usia lanjut, sebenarnya penyakit jenis ini berpotensi terjadi pada semua
tingkatan usia.
Lepasnya retina dapat terjadi akibat benturan keras yang dialami oleh kepala.
Selain itu, meskipun tak banyak, dapat merupakan faktor turunan sehingga sangat
munglan terjadi pada bayi dan anak-anak Apabila tidak mendapatkan penanganan
dengan cukup serius, bisa menyebabkan kebutaan permanen,
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cambridge University dan London
College University menunjukkan bahwa tinggal bersama dengan perokok selama lima
tahun dapat menyebabkan kebutaan pada seseorang yang telah berumur. Penyakit mata
tersebut adalah Age related Macular Degeneration (AMD).
AMD adalah penyakit mata yang berkembang di atas usia 50 tahun. Penyakit ini
melemahkan retina pusat, Meskipun tidak selalu, penyakit ini cenderung mengarah ke
kebutaan. Dan saat ini 500 ribu orang di Inggris tengah resah karena terkena penyakit
ini. Dalam penelitian yang dipublikasikan British Journal of Opthamology tersebut
menunjukkan bahwa risiko terkena penyaldt mata AMD bagi perokok pasif tiga kali
lipat, sedangkan untuk perokok aktif dua kali lipat.
Sebuah persoalan yang cukup serius dalam penanganan penyakit mata adalah
hingga saat ini ilmu dan teknologi kedokteran belum dapat mendeteksi semua gangguan
pada mata. Hal ini jelas merupakan sebuah persoalan. Hal ini jugalah yang membuat
banyak orang menganggap remeh penyakit mata sehingga risiko kebutaan menjadi
cukup besar karena penanganan yang terlambat. Dan, bukan hal aneh bahwa orang
justru sering tersandung pada hal yang remeh-temeh. 

Dakriosistiti

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata
yang berada di dekat hidung. Infeksi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan
pembengkakan pada kelopak mata bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata
berlebihan (epifora). Radang ini sering disebabkan obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri
S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas.

Terapi
Dakriosistitis diobati dengan kompres air hangat, dekongestan nasal, antibiotika
topikal dan sistemik. Dalam keadaan tertentu dapat dipertimbangkan tindakan
dakriosistorinostomi.

Dakriosistitis

ICD-10
ICD-9
DiseasesDB

3432

eMedicine

oph/708

Koloboma

Koloboma adalah istilah yang menggambarkan lubang yang terdapat pada


struktur mata, seperti lensa mata, kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus.
Lubang ini telah ada sejak lahir dan dapat disebabkan adanya jarak antara dua struktur
di mata. Strukturini gagal menutup sebelum bayi dilahirkan. Koloboma dapat terjadi
pada satu atau kedua mata.
Kloboma mempengaruhi pandangan, tergantung dari tingkat keparahan sesuai
dengan ukuran dan lokasi. Misalnya, bila hanya sebagian kecil dari iris yang rusak,
pandangan mungkin saja normal. Namun bila terjadi pada retina atau saraf optik, maka
pandangan pasien akan rusak dan sebagian besar lapangan pandang akan hilang.
Kadang-kadang mata dapat mengecil atau mikroftalmos, dan bahkan pasien dapat
menderita penyakit mata lainnya seperti glaukoma.
Beberapa anak yang menderita koloboma dapat memiliki malformasi pada
bagian tubuhnya, seperti yang terjadi pada sindrom CHARGE.
Penyakit konjungtivitis adalah satu penyakit berjangkit.Konjungtivitis adalah
suatu peradangan pada konjungtiva.

Koloboma

ICD-10

Q10.3, Q12.2, Q13.0, Q14.2, Q14.8

ICD-9

377.23, 743.4, 743.46, 743.52,


743.57

DiseasesDB 29894

Konjungtivitis Gonokokal

Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari
ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes
mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin)
untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan
seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya
konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.
Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes
mata yang mengandung antibiotik.

Tempoh pengeraman
Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.

Gejala
Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata
mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan
tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan
kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi
mengeluarkan kotoran yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis
karena alergi.
Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika
bangun pada pagi hari.

Pencegahan
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.

2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata
yang sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik
pembuatnya

Xerophtalmia
Xerophtalmia : atau xerosis, penyakit mata yang disebabkan oleh keringnya
konjungtiva dan kornea mata akibat kekurangan vitamin A. Salah satu gejala awal dari
penyakit ini adalah rabun senja, berkurangnya kemampuan melihat pada saat hari senja.

BELEKAN

Penyakit mata merah alias belekan mewabah di beberapa wilayah sejak


triwulan kedua tahun ini. Pangkal sebabnya cukup jelas: virus. Kalau hanya virus
memang tidak apa-apa. Tapi ketika virus menyerang seseorang yang sedang lemah
kondisi fisiknya, maka infeksinya akan berbahaya karena ditunggangi kuman.
Gara-gara ditunggangi kuman, penyakit mata merah menjadi bengkak, merah
membara, disertai rasa nyeri pada bola mata. Ketika menjadi infeksi, produksi tahi
mata (belek) bertambah. Saat bangun tidur, penderita bahkan sulit membuka
matanya. Banyak kotoran di seputar tepi kelopak mata. Proses ini berlangsung cepat,
menyebabkan penglihatan kabur dan terasa ada ganjalan di bola mata.

Sangat menular
Penyakit mata merah sangat menular. Semua alat yang dipakai dan menyentuh
mata seperti kaca mata, sapu tangan, handuk, lensa kontak, perias mata, menjadi
sumber penular. Tanpa sadar penularan bisa berlangsung lewat jemari tangan yang
sudah tercemari kuman atau virus. Orang yang pekerjaannya banyak memegang
uang, misalnya kasir, mudah tertular infeksi mata. Kalau salah seorang anggota
keluarga ada yang terkena penyakit ini, maka anggota lain dalam keluarga mudah
terkena.
Virus penyakit mata merah ini bertebaran di udara dan siap hinggap di tempattempat keramaian, seperti pasar, terminal, bioskop, dan sekolah. Itulah sebabnya,
pasien penyakit mata merah tidak dianjurkan tetap sekolah atau bekerja. Selain
menambah buruk proses penyakitnya, juga membahayakan orang sekitarnya,
sekalipun sudah berkacamata.

Tak mempan obat warung


Tidak semua infeksi mata perlu diobati jika penyebabnya virus. Namun, jika
penyebabnya kuman, baik sejak awal maupun kuman yang menunggangi kemudian,
diperlukan antibiotika. Terlebih jika infeksinya oleh trachoma yang komplikasinya
bisa mengakibatkan kebutaan.
Sayangnya, obat tetes mata yang bisa dibeli di warung tidak mampu

menyembuhkan. Banyak pasien tertunda penyembuhannya karena mengandalkan


obat mata asal warung.
Obat mata warung hanya membersihkan bola mata dari polusi debu dan iritasi,
tapi tidak membunuh bibit penyakit. Lebih-lebih jika penyakitnya jamur. Perlu jenis
obat khusus, baik yang mengandung antijamur - selain antibiotika baik dalam bentuk
salep atau tetes.
Apa perbedaan salep dengan tetes? Untuk penyakit infeksi mata yang berat,
daya kerja salep lebih bertahan lama. Sebab, sesuai bentuknya, obat berbentuk salep
lebih mudah menempel dan bertahan lama pada selaput lendir mata dibandingkan
dengan obat tetes. Obat tetes lekas habis masa kerjanya karena mudah mengalir
keluar lagi bersama air mata.
Untuk itu kalau memakai obat tetes, perlu pemberian obat tetes lebih sering
dibandingkan dengan pemakaian salep, mungkin setiap 3 - 4 jam sekali. Atau bisa
lebih dari itu, sesuai tingkat keparahan infeksinya.
Salep kurang disukai sebab mengganggu pandangan dan memberikan rasa
kurang enak di mata, selain kurang sedap dipandang. Lagi pula tidak semua pasien
memakai salep mata secara benar. Mereka mengoleskan salep pada selaput lendir
merah kelopak mata, bukan langsung pada biji mata, sehingga berlepotan mengenai
bulu mata. Caranya mirip dengan cara mengoleskan odol pada sikat gigi. Di depan
cermin, salep dioleskan pada sisi dalam kelopak mata bagian bawah dengan cara
menarik kelopak mata bawah.
Semua obat infeksi mata harus ditebus dengan resep dokter. Tidak semua
penyakit mata merah sama penyebabnya dan sama pula obatnya. Pemakaian obat
mata sembarangan bisa membahayakan mata. Untuk infeksi mata yang dinilai parah,
dokter mempertimbangkan pemberian obat minum, selain salep atau obat tetes mata.

Ada yang mengandung kortikosteroid


Obat mata yang diresepkan dokter banyak jenisnya. Kandungan obatnya pun
beraneka. Selain ada berbagai pilihan jenis antibiotikanya, ada obat mata yang berisi

tambahan obat kortikosteroid. Obat ini dipilih untuk membantu mempercepat


peradangan.
Namun tidak semua penyakit mata merah boleh memakai obat mata yang
mengandung bahan ini. Jika penyakit mata sudah mengenai bagian kornea (hitam
mata), obat jenis ini tidak boleh dipakai. Begitu juga jika penyakit mata merah
disebabkan oleh virus herpes, ada luka tusukan, atau borok pada kornea. Oleh karena
itu, penderita penyakit mata merah yang kelihatannya sama belum tentu boleh
memakai obat mata yang sama.

Tidak semua karena infeksi


Benar, tidak semua mata merah disebabkan oleh infeksi. Mungkin juga suatu
glaucoma (meningkatnya tekanan di dalam bola mata sehingga merusak pandangan
dan berakhir dengan kebutaan). Atau bisa pula alergi mata, peradangan tirai mata,
atau akibat penyakit otoimun pada mata.
Bedanya, pada infeksi mata disertai dengan keluhan dan gejala infeksi
umumnya, seperti demam, tidak enak badan, rasa nyeri pada mata, ada peradangan
pada bola mata dan kelopaknya, disertai dengan bertambah banyaknya kotoran mata.
Sedangkan pada bukan infeksi mata, gejala dan tanda infeksi itu tidak ada. Yang
terlihat adalah sama-sama merahnya.
Mata merah karena alergi biasanya hilang timbul dan sudah berlangsung lama
disertai rasa gatal dan mereda jika tidak berkontak dengan debu, angin, atau serbuk
alergen lainnya. Pasien sendiri harus melacak faktor pencetus alergi pada bola
matanya, termasuk apakah faktor itu akibat kosmetika perias mata yang tidak cocok.
Pengidap TBC, campak, difteria, cacingan pun dapat memperlihatkan gejala mata
merah. Tapi tentu tidak sembuh dengan obat antibiotika karena harus
menyembuhkan dulu penyakit yang menjadi akar penyebabnya.

Pterigium

Pterigium merupakan penyakit mata yang ditandai dengan adanya pertumbuhan


daging di kornea mata. Daging tersebut merupakan konjungtiva (membran yang
menyelimuti bagian putih mata) yang tumbuh tidak normal ke dalam kornea. Pterigium
bisa berukuran kecil atau bisa pula tumbuh membesar dan mengganggu penglihatan.

KATARAK
Katarak adalah sejenis kerosakan mata yang menyebabkan kanta mata
berselaput dan rabun. Kanta mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya.
Keadaan ini menjejaskan penglihatan seseorang dan akan menjadi buta sekiranya lewat,
atau tidak dirawat. Masalah katarak berbeza dengan masalah mata Glaukoma.
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada
lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya
dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu
terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi
buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa meneruskan
cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas
karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan
bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata
dapat bervariasi.
Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan
katarak apabila kekeruhan tidak terletak dibagian tengah lensa matanya. Katarak terjadi
secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur.
Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua
mata pada saat yang bersamaan. Katarak tidak disebabkan oleh pemakaian mata yang
berlebihan dan tidak mengakibatkan kebutaan permanen apabila diatasi dengan
pengobatan atau operasi. Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.


Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada
saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi :

Faktor keturunan.

Cacat bawaan sejak lahir.

Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

Operasi mata sebelumnya.

Trauma (kecelakaan) pada mata.

Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

Golongan berisiko
Golongan yang berisiko mengidap katarak adalah seperti berikut :1. Pesakit kencing manis yang gagal mengawal penyakitnya.
o

Kandungan gula dalam darah menjadikan kanta kurang kenyal dan


membentuk katarak.

2. Orang dewasa yang berusia 60 tahun keatas.


o

Katarak merupakan suatu proses akibat usia yang lanjut.

3. Kanak-kanak dan bayi yang baru lahir dengan komplikasi

Tanda-tanda Katarak

Penglihatan semakin kabur.

Sukar membaca kerana penglihatan tidak jelas.

Kerap menukar cermin mata kerana penglihatan tidak terang.

Selaput putih pada anak mata.

Merasa silau terhadap cahaya matahari.


Sekiranya anda mengalami tanda-tanda di atas, segeralah berjumpa doktor untuk

pemeriksaan mata bagi mencegah diri daripada kehilangan penglihatan.

Rawatan
Katarak hanya dapat dirawat melalui pembedahan. Pembedahan ini hanya
mengambil masa 30 hingga 40 minit sahaja.
Sewaktu pembedahan, kanta asal yang kabur akan dibuang dan digantikan
dengan kanta tiruan untuk memulihkan penglihatan pesakit.
Selain daripada menggunakan kanta tiruan, pesakit Katarak juga boleh
menggunakan cermin mata atau kanta lekap (contact lens) untuk memulihkan
penglihatan.
Pesakit akan sembuh dalam masa tiga bulan. Dalam tempoh ini, pesakit dinasihat
mendapatkan :

Rawatan susulan yang rapi

Memakan ubat yang diberikan.

Memakai cermin mata gelap kerana mata masih sensitif pada sinaran matahari.

Rujukan
Risalah "Glaukoma ", oleh Health Education Division, Ministry of Health Malaysia,
Melalui pemeriksaan menyeluruh dokter spesialis mata dapat mendeteksi
katarak atau penyebab lain kekeruhan pada lensa dan gangguan pada mata. Masalah lain
pada mata, misalnya kornea, retina dan saraf penglihatan, mungkin akan tetap
mengganggu penglihatan setelah operasi katarak. Apabila tidak memberikan hasil yang
lebih baik pada penglihatan, operasi katarak mungkin tidak direkomendasikan. Dokter

spesialis mata akan menjelaskan berapa banyak perbaikan penglihatan akan dicapai
setelah operasi katarak.
Kecepatan gangguan katarak pada seseorang tidak dapat diprediksi, karena
katarak pada setiap individu berbeda, bahkan perkembangannyapun berbeda antara satu
mata dengan mata sebelahnya. Gangguan penglihatan yang disebabkan oleh katarak
akan lebih cepat dengan bertambahnya usia seseorang. Akan tetapi pada penderita
diabetes, walaupun masih berusia muda, katarak akan mengganggu penglihatan lebih
cepat.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup
dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada obat-obatan, makanan, atau
kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau menyembuhkan seseorang dari
gangguan katarak. Akan tetapi melindungi mata terhadap sinar matahari yang
berlebihan dapat memperlambat terjadinya gangguan katarak. Kacamata gelap atau
kacamata reguler yang dapat menghalangi sinar ultraviolet (UV) sebaiknya digunakan
ketika berada diruang terbuka pada siang hari.
Tindakan operasi perlu dilakukan apabila katarak telah menyebabkan hilangnya
penglihatan atau mengganggu kegiatan rutin sehari-hari. Operasi katarak cukup
dilakukan dengan bius lokal atau tetes dan tanpa memerlukan rawat inap.
Operasi cukup dengan bius lokal atau tetes, dan tanpa harus menjalani rawat
inap. Lensa keruh diangkat dan digantikan dengan lensa buatan yang ditanam secara
permanen. Dokter spesialis mata melakukan prosedur ini dengan menggunakan
peralatan operasi berteknologi tinggi dengan teknik fakoemulsifikasi (tanpa jahitan).
Tingkat keberhasilan operasi katarak cukup tinggi. Lebih dari 95% tindakan operasi
menghasilkan perbaikan penglihatan apabila tidak terdapat gangguan pada kornea,
retina, saraf mata atau masalah mata lainnya. JEC menggunakan alat IOL Master untuk
meningkatkan ketepatan ukuran lensa tanam yang digunakan. Perlu diketahui,
komplikasi walaupun sangat jarang, dapat terjadi pada saat operasi maupun setelah
operasi. Jika terdapat gangguan pada mata sekecil apapun setelah operasi, segera
menghubungi dokter spesialis mata. Pada sebagian besar orang yang telah menjalani

operasi katarak, kapsul atau selaput dimana lensa intraokular terpasang dapat menjadi
keruh.
Diperlukan terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh ini, sehingga
penglihatan menjadi jelas kembali. Kesimpulan Katarak adalah penyebab umum
berkurangnya penglihatan, khususnya terjadi pada manusia usia lanjut yang dapat
diatasi. Dokter spesialis mata dapat mengetahui apakah katarak atau masalah lainnya
yang menjadi penyebab hilangnya penglihatan, dan apakah tindakan operasi diperlukan
untuk mengatasi gangguan katarak
KATARAK adalah kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan penglihatan
menjadi kabur. Istilah katarak berasal dari bahasa Yunani yang berarti air terjun, karena
orang yang menderita katarak memiliki penglihatan yang kabur, seolah-olah dibatasi air
terjun. Pada mata sehat, lensa yang jernih berfungsi meneruskan sinar/cahaya ke dalam
mata, sehingga mata dapat memfokuskan objek dari jarak yang berbeda-beda.
Sebaliknya pada penderita katarak, lensa mata yang keruh menyebabkan jalannya sinar
berkurang atau terhambat, sehingga lensa tidak dapat memfokuskan sinar yang masuk.
Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa,
proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan
pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa
pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa
mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet.
Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan
obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat
meningkatkan risiko terjadinya katarak.
Gejala utama katarak adalah penglihatan kabur, daya penglihatan berkurang
secara progresif, adanya selaput tipis yang menghalangi pandangan, sangat silau jika
berada di bawah cahaya yang terang, mata tidak sakit dan tidak berwarna merah. Pada
perkembangan selanjutnya penglihatan semakin memburuk, pupil akan tampak
berwarna putih (ada putih-putih pada hitam mata), sehingga refleks cahaya pada mata
menjadi negatif. Penderita juga dapat merasa silau pada siang hari atau jika terkena
sinar lampu mobil. Penglihatan pada malam hari yang lebih baik.

Selain itu, pada gejala awal terdapat perbaikan penglihatan dekat tanpa memakai
kaca mata atau second sight. Bila dibiarkan, katarak dapat menyebabkan komplikasi
seperti glaukoma dan kebutaan, karena lensa yang keruh menghalangi pemeriksaan
bagian dalam mata yang lain, seperti perubahan pada keadaan retina atau kerusakan
saraf mata yang meneruskan perintah dari mata ke otak.
Masalah nasional
Katarak merupakan masalah nasional yang perlu segera ditanggulangi. Katarak
dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Farida (1989-1999), lebih dari separuh (52%) kebutaan disebabkan katarak. Bahkan
16% buta katarak dialami penduduk usia produktif (40-54 tahun).
Menurut Gloria Cyber Ministries, penyakit katarak di Indonesia terjadi pada
usia lebih muda, yaitu pada usia 45 tahun. Sedangkan negara maju seperti AS, Inggris,
dan Jepang, kasus katarak terjadi pada usia 60 tahun. Ini berarti, orang Indonesia lebih
awal 10-15 tahun mengidap katarak.
Data dari Departemen Kesehatan (1982) ditemukan, buta satu mata sebanyak
2,1% dan buta dua mata 1,2%. Sedangkan hasil survei nasional tahun 1993-1996
menunjukkan, prevalensi kebutaan di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 1,5%.
Artinya, ada tiga juta orang buta di antara 210 juta penduduk Indonesia, atau merupakan
angka tertinggi di Asia. Angka ini menempatkan Indonesia menempati urutan pertama
di Asia dan nomor dua dunia setelah negara-negara di Afrika Tengah dan sekitar gurun
Sahara sebagai negara dengan jumlah penduduk tertinggi yang menderita kebutaan.
Sebagai perbandingan, di Bangladesh angka kebutaan mencapai 1%, di India
0,7%, Thailand 0,3%, Jepang dan AS berkisar antara 0,1%-0,3%. Hal ini berarti angka
kebutaan di Indonesia 10 kali lebih tinggi. Katarak menjadi penyebab utama kebutaan di
Asia dan menyebabkan 70% kasus kebutaan di Indonesia (0,78%), kemudian diikuti
glaukoma 0,20%, kelainan refraksi (perlu kacamata) 0,14%, penyakit kornea, retina,
dan kekurangan vitamin A (xeroftalmia). Pada tahun 2000, jumlah penderita katarak di
Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut, yaitu sekira 15,3 juta.
Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu orang menjadi buta dan setiap tahun
bertambah 500.000 orang buta (Gloria Cyber Minister), terutama bagi penduduk yang

berada di daerah miskin dengan sosial ekonomi lemah. Hal ini menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan buta katarak dari tahun ke tahun.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 50 juta kebutaan di
dunia, terbanyak adalah mereka yang tinggal di negara miskin dan berkembang, yaitu
Asia dan Afrika. Penduduk yang tinggal di negara berkembang berisiko 10 kali lipat
mengalami kebutaan dibandingkan penduduk di negara maju. Sedangkan menurut
Institut Kesehatan Nasional (National Institute of Health/NIH) di negara maju seperti
Amerika Serikat terdapat 4 juta orang berisiko menjadi buta, karena proses kemunduran
mascular (titik kuning retina) yang berhubungan dengan faktor usia. Pada akhirnya
menyebabkan kebutaan.
Masih menurut WHO, sebanyak 25 juta penduduk buta karena katarak.
Diperkirakan jumlah penderita kebutaan akibat katarak di dunia saat ini 17 juta orang.
Untuk itu WHO dengan Vision 2020 (An International Partnership Among Those
Working for Blindness Prevention, to Eliminate Avoidable Prevention, to Eliminate
Avoidable Blindness by the Year 2020) bekerja keras untuk menurunkan angka kebutaan
dan menghindari ancaman kebutaan yang dikhawatirkan dapat mencapai angka 80 juta
pada tahun 2020 (IPTEKnet, 2004).
Katarak dapat disembuhkan, terlebih dengan semakin majunya teknologi
kedokteran saat ini. Upaya pengobatan katarak yang paling efektif adalah dengan
pembedahan. Lensa mata yang telah keruh diangkat dan diganti dengan lensa buatan
(keratoplasty) yang ditanam (intra ocular lens). Dengan teknologi terbaru yang
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (phacoelmusification), maka luka
yang dibuat/sayatan untuk mengambil lensa yang keruh menjadi lebih kecil. Selain itu,
penderita katarak dapat juga mengenakan kaca mata khusus yang telah diatur
ketebalannya (kaca mata aphakia).
Hasil penelitian para ahli dari University of Southern California (IPTEKnet,
2004) ada cara baru untuk mendapatkan kembali penglihatan bagi penderita katarak,
yaitu dengan teknologi Implantasi Microchip pada retina. Microchip ini dapat bekerja
baik pada sel-sel saraf retina mata yang masih sehat serta utuh, namun sel-selnya
mengalami kemunduran penglihatan (photoreceptor).

Microchip dapat mengubah sebentuk citra menjadi rangsangan elektrik. Alat ini
bekerja dengan cara mengonversi citra menjadi sinyal elektronik yang ditransmisikan
melalui silicon biochip fleksibel yang disematkan dekat retina mata. Microchip dengan
daya elektronis dapat merangsang sel-sel penglihatan pada retina mata, kemudian
meneruskan sinyal ke otak untuk diproses menjadi citra yang sesungguhnya seperti
halnya pada mata normal.
Mencegah lebih baik
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu
normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,
mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan
antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran,
sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan
makanan dengan kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
Vitamin C dan E dapat memperjelas penglihatan. Vitamin C dan E merupakan
antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah
satu penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa
selama lima tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi multivitamin atau
suplemen lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun, ternyata
risiko terkena katarak 60% lebih kecil.
Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis
antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang katarak lebih rendah
dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Farida (1998-1999) menunjukkan,
masyarakat yang pola makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih tinggi
terserang katarak. Menurut Farida, ribovlafin memengaruhi aktivitas enzim glutation
reduktase. Enzim ini berfungsi mendaur ulang glutation teroksidasi menjadi glutation
tereduksi, agar tetap menetralkan radikal bebas atau oksigen reaktif lain yang bersifat
toksis, akibat paparan sinar ultraviolet matahari pada lensa mata.

Makanan-makanan sumber riboflavin di antaranya susu, daging, sayur, telur


sayuran hijau seperti kol, brokoli, asparagus serta biji-bijian (cereals). Jadi bagi Anda
penderita katarak jangan berkecil hati, karena penyakit ini dapat disembuhkan.

Glaukoma Tak Kalah Bahaya dari Katarak


Glaukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf
optikyang berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan
saraf optik ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola
mata. Cairan mata yang diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan bola mata ini
sebenarnya berfungsi untuk membawa makanan untuk kornea dan lensa mata. Cairan
mata juga akan mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar bentuknya tetap
terjaga dengan baik. Tekanan yang dihasilkan oleh cairan mata disebut tekanan
intraokuler.
Kelebihan cairan pada bola mata bisa terjadi karena produksinyayangterlalu
banyakatau laju pengeluarannya ke dalam aliran darah yang terlalu sedikit. Ketika mulai
terakumulasi dalam jumlah banyak, cairan mata menyebabkan tekanan yang
semakin besar pada semua bagian mata termasuk saraf optiknya. Tekanan tersebut
akhirnya akan menekan sel-sel dalam retina dan menghancurkan saraf mata.
Akibatnya, saraf optik tidak mampu lagi membawa pesan-pesannya ke otak yang
berakibat penglihatan seseorang menjadi berkurang. Bila tidak segera diobati, orang
tersebut dapat mengalami kebutaan total.
Terdapat lebih dari 20 macam bentuk glaukoma yang memiliki perkembangan
serupa. Bentuk-bentuk glaukoma tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok
besar sebagai berikut.

1. Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma sudutterbuka merupakan penyakityang bersifat progresif, artinya akan
semakin memburuk bila tidak diobati. Awalnya hanya ada beberapa sel saraf yang rusak.
Titik-titik kebutaan akan berkembang di daerah sel-sel saraf tersebut berada. Semakin
lama, semakin banyak sel-sel saraf yang akan rusak dan semakin besar daerah
penglihatan yang hilang. Akhirnya, seseorang dapat mengalami kebutaan total.
Umumnya tidak ada gejala-gejala awal yang berarti pada glaukoma sudut
terbuka. Kehilangan penglihatan terjadi dengan sangat lambat, seringkali berlangsung

beberapa tahun. Bila hanya satu mata yang terkena, mata sebelahnya akan mengambil
alih fungsi penglihatan. Karena itu, kebanyakan penderita glaukoma tidak menyadari
bahwa penglihatannya telah menurun. Seseorang baru akan menyadari adanya
gloukoma setelah penglihatannya berkurang parah dan akan lebih sulit diatasi.

2. Glaukoma Sudut Tertutup


Glaukoma sudut tertutup terjadi dengan sangat cepat. Beberapa jenis kecelakaan
atau perubahan pada mata dapat menyebabkan cairan mata berkembang secaratiba-tiba.
Efek dari glaukoma jenis ini akan muncul dalam waktu sangat singkat.

Pengobatan Secara Medis


Secara medis, gloukoma dapat diatasi, baik dengan obat maupun operasi.
Umumnya sebelum dilakukan operasi, akan dicoba penggunaan obat terlebih dahulu.
Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi glaukoma adalah obat yang dapat
mengurangi tekanan intraokuler. Secara umum, obat tersebut bekerja untuk menurunkan
laju produksi cairan mata atau meningkatkan laju pengeluarannya. Namun, semua obat
konvensional tersebut memiliki efek samping yang cukup berbahaya seperti reaksi
alergi, pandangan kabur, sakit kepala, radang mata, penurunan tekanan darah,
penurunan detak jantung, dan timbulnya batu ginjal. Sebagai alternatif, glaukoma
dapat diobati dengan pemberian vitamin dan mineral yang dapat menurunkan tekanan
intraokuler, seperti vitamin C, B1 (thiamin), kromium, dan seng.
Kalau tiba-tiba pandangan kabur, mata merah dan terasa nyeri sebaiknya segera
ke dokter mata. Bisa jadi itu gejala glaukoma, sebuah penyakit mata yang bisa berakhir
dengan kebutaan. Walau belum sepopuler katarak, glaukoma tidak kalah berbahaya. Di
Indonesia kini glaukoma sudah menjadi ancaman kebutaan nomor dua setelah katarak
dengan angka prevalensi 0,20 persen. Sementara katarak memiliki angka prevalensi
0,78 persen dari penduduk Indonesia.
Berbeda dengan katarak yang merupakan kondisi di mana lensa mata keruh atau
berkabut sehingga terjadi gangguan penglihatan, glaukoma jauh lebih serius lagi.
Menurut Dr. Ikke Sumantri, spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), glaukoma

adalah penyakit yang merusak saraf mata yang terjadi akibat tekanan bola mata atau
tekanan intra okulat yang tinggi.
Pada mata normal, saraf berfungsi meneruskan bayangan yang kita lihat ke otak.
Di otak, bayangan tersebut akan bergabung di pusat penglihatan dan membentuk suatu
sensasi penglihatan. Bila tekanan bola mata seseorang sudah di atas 21 mmHg, maka
orang tersebut pantas dicurigai menderita glaukoma, papar Ikke dalam sebuah seminar
mengenai glaukoma di Jakarta, pekan silam. Tekanan pada bola mata ini dipicu oleh
tersumbatnya akous humor, yakni cairan jernih yang terdapat di dalam bola mata bagian
depan. Cairan ini dengan teratur mengalir dari tempat pembentukannya ke saluran
keluarnya, seperti air keran.
Apabila dapat diatasi dengan baik sebelum terjadi kerusakan retina dan saraf
mata, biasanya ada harapan untuk pulih kembali. Namun yang terjadi, seringkali orang
tidak menyadari kalau salah satu dari matanya kena glaukoma. Dari berbagai kasus
yang ada, banyak pasien yang datang ke ahli medis setelah kedua bola matanya terkena
glaukoma.
Ikke menjelaskan, untuk melanjutkan prosedur pengobatan, seorang pasien
terlebih dulu harus diperiksa apakah glaukomanya tergolong akut atau kronis. Pada
kondisi akut, biasanya dalam tempo dua atau tiga jam bisa menyebabkan kebutaan,
maka tindakan pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin, ungkapnya.
Glaukoma akut menyerang kedua mata sekaligus. Penderita akan mengalami
gejala mata merah, pandangan kabur, nyeri pada mata disertai sakit kepala, juga rasa
mual dan muntah-muntah. Secara fisik kemampuan penglihatan mata akan menurun.
Beberapa kasus akan mengalami kondisi yang mirip dengan katarak. Setelah diketahui
bahwa pasien menderita glaukoma akut maka dokter bisa memeriksanya dengan
gonioskopi, yakni semacam alat untuk mengetahui apakah sudut mata yang tertutup
masih bisa terbuka atau tidak.
Sedangkan pada glaukoma kronis peningkatan tekanan di dalam mata terjadi
dalam masa beberapa bulan atau tahun tanpa terjadi gejala apa-apa. Namun kalau tidak
diobati, glaukoma kronis akhirnya mengakibatkan kebutaan total. Pada penderita
glaukoma kronis tindakan serupa bisa juga dilakukan, tapi dengan waktu yang tidak

terlalu mendesak sebab ancaman kebutaan tidak sebesar pada penderita glaukoma akut.

Ahmed Valve
Untuk mengatasi glaukoma yang memang kondisinya sudah mendesak, dokter
akan memasang keran buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari
nama penemunya, yakni Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur Tengah yang
pertama kali menciptakan klep tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat serupa keran ini
terbuat dari bahan polymethyl methacrylate (PMMA), yakni bahan dasar lensa tanam.
Ahmed valve ditanamkan pada bola mata dengan cara operasi. Bila tekanan bola mata
berada pada 18 mmHg maka klep tersebut akan terbuka sehingga cairan yang tersumbat
bisa mengalir ke bagian konjungtiva mata. Dengan mengalirnya cairan, tekanan bola
mata otomatis akan turun. Sebaliknya, klep akan tertutup kembali bila tekanan sudah
berada di bawah 18 mmHg.
Pada glaukoma kronis yang belum terlalu parah ahli medis bisa mengambil
tindakan memberikan tetes mata untuk mengurangi produksi cairan atau untuk
memperlancar pengeluaran cairan mata. Selanjutnya bisa juga dilakukan pemeriksaan
bola mata dengan tonometer, memeriksa saraf mata, mengukur lapang pandangan.
Sedangkan pada kondisi yang mendesak perlu dilakukan operasi laser.(mer)

Masalah Glaukoma
Hampir 2% daripada mereka yang berusia melebihi 40 tahun mengidap penyakit
Glaukoma. Glaukoma merupakan salah satu sebab mereka menjadi buta selain daripada
penyakit katarak. Di Malaysia dianggarkan satu daripada setiap tujuh orang buta
disebabkan oleh Glaukoma.
Glaukoma merupakan sejenis kerosakan mata yang disebabkan oleh tekanan
cecair yang terlalu tinggi di dalam bebola mata. Tekanan yang tinggi ini akan
merosakkan sel retina dan serabut saraf sehingga ruang penglihatan sekitar seseorang itu
menjadi semakin sempit dan akhirnya akan terus menjadi buta.
Bagai mata Glaukoma, tekanan cecair di dalam bebola mata meningkat kerana
saluran cecair tersekat akibat kerosakan saraf.

Bagi mata sihat (normal) pula, pengaliran keluar-masuk cecair di dalam bola
mata adalah seimbang.
Terdapat dua jenis Glaukoma, iaitu :1. Glaukoma Akut.
2. Glaukoma Kronik.

Glaukoma Akut
Glaukoma Akut menyerang secara tiba-tiba, mengurangkan daya penglihatan,
menyebabkan mata merah serta kesakitan di dalam dan sekitar bola mata. Glaukoma
Akut memerlukan rawatan kecermasan. Rawatan awal boleh menyelamatkan
penglihatan mereka yang mengidap Glaukoma Akut.
Glaukoma Kronik
Glaukoma Kronik melarat secara perlahan-lahan tanpa rasa sakit. Glaukoma
Kronik melarat secara perlahan-lahan tanpa rasa sakit atau kabur penglihatan. Pengidap
Glaukoma tidak menyedari yang mereka mempunyai masalah Glaukoma Kronik
sehingga keadaan menjadi terlalu lewat untuk mendapatkan rawatan.
Tanda-tanda Glaukoma Kronik
Diantara tanda-tanda Glaukoma Kronik adalah ruang penglihatan yang semakin
sempit. Penglihatan menjadi kabur dan rabun. Kesukaran menyesuaikan penglihatan
dalam keadaan gelap (rabun ayam). Kerap menukar cermin mata kerana penglihatan
masih tidak terang.
Rawatan
Apabila seseorang menunjukkan tanda-tanda Glaukoma Kronik, beliau perlu
mendapatkan rawatan SEGERA. Rawatan awal boleh mencegah kehilangan penglihatan
yang disebabkan oleh Glaukoma Kronik. Rawatan Glaukoma Kronik adalah mudah dan
tidak merbahaya iaitu dengan :-

1. Ubat titisan mata


2. Ubat makan (pil)
3. Pembedahan
Ubat titis mata dan pil membantu mengurangkan tekanan dalam bola mata.
Bentuk rawatan ini perlu diikuti dengan rapi dan mungkin sepanjang hayat.
Pembedahan diperlukan jika rawatan ubat titis mata dan pil gagal mengawal
tekanan tinggi di dalam bola mata. Pembedahan akan melicinkan keluar masuk cecair
dari bola mata.
Rawatan Susulan
Pengidap Glaukoma Kronik perlu mengikuti rawatan susulan yang rapi untuk
menjalankan pemeriksaan-pemeriksaan berikut :-

Ruang penglihatan

Daya penglihatan

Pemeriksaan pada bola mata.

Tekanan di dalam bola mata.


Pemeriksaan-pemeriksaan ini dijalankan pada setiap lawatan untuk menentukan

jenis rawatan serta mengawal penyakit Glaukoma Kronik daripada melarat.


Di mana rawatan boleh didapati.
Pemeriksaan mata dan rawatan untuk Glaukoma Kronik boleh di dapati di manamana klinik mata atau hospital kerajaan berhampiran.

Pengesahan dan rawatan awal dapat menyelamatkan penglihatan anda.

Segeralah berjumpa doktor mata jika anda mempunyai tanda-tanda Glaukoma.

Periksalah mata anda setahun sekali jika keluarga anda mempunyai keturunan
penyakit Glaukoma.

Jalani pemeriksaan Glaukoma jika anda berusia 40 tahun keatas.


INGAT

Glaukoma menyerang anda secara perlahan-lahan tanpa disedari kehadirannya.

Jika tidak diberi rawatan awal, Glaukoma boleh menyebabkan anda menjadi
buta.

Jika anda disahkan mengidap Glaukoma, pastikan anda mengikuti rawatan


susulan dan nasihat doktor anda.

Rujukan
Risalah "Glaukoma ", oleh Health Education Division, Ministry of Health Malaysia,

RABUN
Rabun... Satu perkataan yang begitu sinonim dengan mata. Tetapi adakah kita
tahu rabun dikategorikan kepada berapa bahagian?
Rabun secara kasarnya boleh dikategorikan kepada 3 jenis iaitu:
1) rabun jauh
2) rabun dekat dan
3) rabun silau.
1) Rabun jauh ditafsirkan apabila seseorang tidak dapat melihat objek jauh dengan
jelas. Ia boleh dibahagikan kepada 2 jenis iaitu miopia dan hiperopia.

1a) Miopia
Miopia, atau rabun jauh, adalah satu kecacatan biasan bagi mata di mana cahaya
terkolimat mengeluarkan imej optik tumpuan di hadapan retina apabila otot mata dalam
keadaan rehat.
Mereka yang memhadapai miopia lazimnya boleh melihat melihat objek yang
dekat dengan jelas tetapi objek jauh kelihatan kabur. Kecacatan bertentangan dengan
miopia adalah hiperopia atau "rabun jauh" ini adalah di mana kornea adalah terlalu
leper atau jarak dalam mata adalah terlalu dekat.
Aliran utama pakar oftalmologi dan pakar optometi kebanyakan membetulkan
miopia melalui penggunaan kanta pembetulan, seperti cermin mata atau kanta lekap. Ia
boleh juga dibetulkan melalui pembedahan biasan, seperti LASIK. lens pembetulan
mempunyai nilai dioptrik negetif (contohnya. kanta kembung) yang mengantikan
diopter positif melampau mata miopik.
Terjadi apabila bola mata lebih panjang dari saiz biasa. Ini membuatkan imej
sesuatu objek yang dilihat terbentuk dihadapan retina.

Miopia boleh terjadi pada semua peringkat umur. Selalunya tidak mempengaruhi
objek dekat yang dilihat kecuali kesalahan refraksi (power mata) melebihi -4DS. Ini
kerana mata hanya mampu melihat objek dekat dengan jelas pada jarak maksima 25sm
sahaja mengikut kiraan optik (tidak perlu menggunakan cermin MF untuk membetulkan
miopia tinggi).
Boleh dibetulkan (bukan diubati) menggunakan bantuan optik seperti cermin
mata, kanta sentuh dah LASIK.
Rabun jauh, rabun dekat, myopia, hyperopia. Rabun jauh (myopia) dimana anda
boleh melihat lubang jarum tetapi sahabat anda diseberang jalan anda tidak dapat kenal.
Apa pun masalah tunggu dulu jangan cepat-cepat pakai kaca mata, sebab sebaik saja
anda pakai kaca mata, anda akan terus memakainya sehingga anda tidak boleh
melepaskannya nanti.
Jika anda mempunyai masalah rabun jauh, rabun dekat, buta warna, katarat atau
pandangan tida jelas, jangan cepat-cepat mahu bedah, cuba dulu rawatan homeopati,
mana tahu penyakit anda dapat disembuhkan tanpa pembedahan.
Ubat Homeopati seperti Causticum, Phos., Euphrasia amat bagus digunakan
untuk memperbaiki gejala pada mata anda.

1b) Hiperopia
Terjadi apabila otot mata mengalami masalah untuk memfokus sesuatu objek
jauh yang dilihat. Mengambil masa yang lama untuk melihat objek jauh dengan jelas.
Selalunya akan disusuli dengan sakit kepala.
Hiperopia lebih selesa dibetulkan menggunakan kanta sentuh berbanding cermin
mata.
2) Rabun dekat dikenali juga sebagai presbiopia. Terjadi apabila tidak dapat melihat
objek dekat dengan jelas. Penghidap terpaksa menjarakkan objek yang dilihat dari
mata untuk mendapatkan kepuasan Membaca.

Presbiopia selalunya bermula apabila umur mengenjak 40 tahun dan ke atas. Ini
kerana kekurangan elastisiti otot mata menurun mengikut umur. Baru2 ini, terdapat kes
penghidap rabun dekat yang baru berusia 13 tahun. Kes2 sebegini adalah jarang dan
disebabkan faktor lain seperti kemalangan.
Rabun dekat boleh dibetulkan menggunakan cermin mata, kanta sentuh dan juga
LASIK.
3) Rabun silau dikenali sebagai astigmatisma. Ia boleh terjadi pada semua peringkat
umur. Penghidap akan menyedari masalah astigmatisma yang dihadapi apabila
berasa tidak selesa terhadap sebarang cahaya yang dilihat terutama bagi mereka
yang selalu memandu di waktu malam.
Astigmatisma disebabkan oleh bentuk kornea yang tidak sekata.Boleh diubati
menggunakan kanta sentuh dan cermin mata.

Tersesat Dalam Kesalahan Mitos


Penyakit Mata
Banyak

mitos

menyesatkan tentang penyakit

mata

yang

tak jarang

menjerumuskan pasien. Mengobati sendiri penyakit mata tak selalu aman dan perlu
diwaspadai, karena tidak semua kelainan dan penyakit mata sama obatnya. Mari kita
simak:

1. Mata merah disebabkan oleh debu


Tidak selalu benar. Lebih sering mata merah disebabkan oleh bibit penyakit.
Kita mencurigai mata merah sebagai infeksi jika terjadi dalam musim-musim tertentu
dimana banyak orang yang terkena mata merah. Bisa jadi sudah terjadi wabah mata
merah di suatu kota atau wilayah. Namun, bisa juga mata merah disebabkan oleh debu.
Debu, pasir, kotoran, sabun mandi, dapat menimbulkan mata merah. Namun perlu
dibedakan dengan mata merah sebab infeksi.
Pada mata merah infeksi, selain gatal, rasa tidak enak mengganjal seperti ada
pasir, banyak mengeluarkan airmata, dan merahnya mata semakin hari semakin
bertambah. Mungkin disertai pembengkakan kelopak mata, dan waktu bangun tidur
mata rapat, banyak kotoran mata (belekan). Mata merah sebab debu biasanya tidak
belekan, jarang membengkak, dan merahnya semakin hari cenderung semakin pudar
dan bisa mereda sendiri. Mata merah infeksi sukar menyembuh sendiri tanpa obat.
Penyakit infeksi mata bisa saja tidak harus menimbulkan mata merah. Orang-orang
menyebutnya penyakit infeksi mata putih. Yang merah bagian dalam kelopak matanya
(conjunctiva palpebra), bukan putih matanya. Penyebabnya juga infeksi bibit pernyakit,
mulai dari virus, kuman, sampai jamur.

2. Bintitan disebabkan sering mengintip


Tidak benar. Bukan sebab sering mengintip orang jadi bintitan. Ini juga
tergolong infeksi mata. Bedanya dengan penyakit mata merah, bibit penyakitnya
bersarang bukan di bola mata atau selaput lendir kelopak mata, melainkan di kelenjar-

kelenjar yang ada di kelopak mata. Kita tahu di kelopak mata terdapat beberapa
kelenjar, seperti kelenjar airmata, kelenjar minyak pembasah bulu mata. Jika kelenjar ini
dimasuki bibit penyakit, maka akan terbentuk bisul. Bisul kelenjar ini yang
menimbulkan penyakit bintit (hordeolum).
Bintit tidak boleh dibiarkan berlama-lama tanpa pengobatan. Kenapa? Oleh
karena jika bisulnya sudah telanjur membatu, sukar mengempis kembali kendati diobati.
Terlambat mengobati bintit, memerlukan tindakan operasi untuk membuang batu
bisulnya.

3. Penyakit rabun jauh dapat diobati dengan banyak makan wortel


Salah. Kita tahu, penyakit rabun jauh disebabkan oleh tidak tepatnya bayangan
jatuh pada retina (layar bola mata). Pada kelainan mata myopia begini, bayangan yang
kita lihat jatuhnya di depan retina. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kelainan kornea
(hitam mata), gangguan lensa, atau sumbu bola mata. Bola mata yang kelewat besar
(seperti anak-anak sekarang), menjadikan sumbu bola mata lebih panjang dari normal.
Itu yang membuat bayangan yang kita lihat selalu jatuh di depan retina, sehingga
bayangan tidak tampak jelas, melainkan samar-samar ketika sedang melihat jauh. Tidak
soal ketika melihat dekat.
Wortel dan sumber vitamin A lainnya bermanfaat untuk sel-sel di layar retina
(bagian belakang bola mata), tempat bayangan yang kita lihat ditangkap lalu dikirimkan
ke otak untuk ditafsirkan. Sel-sel retina, selain untuk menangkap penglihatan teranggelap, juga untuk warna. Jika penyebab kelainan mata adalah gangguan sel-sel saraf
retina, masuk akal wortel bisa membantu. Namun, rabun jauh lebih sering disebabkan
oleh berubahnya sumbu bola mata. Sebagian sebab keturunan.
Kelainan sumbu bola mata hanya mungkin dinormalkan dengan mengoreksi
sumbu bola mata yang kelewat panjang, agar bayangan tepat jatuh di retina. Caranya
dengan memberi lensa pembantu (lensa minus) sebesar yang memberikan hasil
bayangan yang kita lihat menjadi tepat jatuh di retina. Semakin panjang sumbu bola
mata, semakin jauh bayangannya jatuh di depan retina, semakin besar minus lensa
bantuan yang perlu diberikan.

4. Tidak semua orang dalam hidupnya perlu berkacamata


Juga tidak benar. Orang yang matanya sehat dan normal pun setelah berumur
lewat 40 tahun, akan memerlukan kacamata baca untuk rabun dekat (presbyopia).
Rabun dekat bukan penyakit, melainkan bagian dari proses menua. Suka tidak suka,
setiap orang akan mengalami rabun dekat. Untuk itu perlu dibantu dengan kacamata
baca (lensa positif). Semakin bertambah tua, semakin besar kacamata baca yang
diperlukan, agar pada jarak baca sehat (33 cm) orang bisa jelas membaca.
Pada orang dengan mata sakit, mungkin sudah sejak kecil memerlukan
kacamata. Mata minus keturunan umumnya sudah dialami sejak masih sekolah dasar.
Kasus ini tidak bisa diobati tanpa kacamata. Jika myopia dibiarkan, minusnya akan
cepat bertambah. Penyakit mata rabun jauh myopia tidak bisa berkurang, apalagi
kembali seperti mata normal lagi, kendati sudah memakai kacamata.

5. Rabun senja dapat dikoreksi dengan memakai kacamata.


Keliru. Penyakit rabun senja, yaitu mereka yang terganggu melihat gelap
(setelah matahari terbenam), tidak bisa dikoreksi dengan kacamata. Penyakit rabun
senja terjadi jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina terganggu. Ini umumnya
terjadi sebab kekurangan vitamin A untuk waktu lama. Anak kurang gizi, yang
umumnya kurang makan sumber vitamin A yang yang banyak dalam ikan, susu, sayurmayur, dan buah, banyak mengidap rabun senja. Maka, cara koreksinya bukan dengan
kacamata, melainkan dengan memberi ekstra vitamin A dosis tinggi.

6. Mata buta sebab dibawa sejak lahir


Tidak selalu. Hanya sedikit kelainan mata yang berakibat kebutaan yang dibawa
sejak lahir. Penyakit yang diidap ibu selama hamil ada beberapa yang bisa mengganggu
mata, seperti toxoplasma. Namun, kebutaan lebih banyak disebabkan oleh kekurangan
vitamin A, glaucoma, dan katarak.
Di Indonesia, angka kebutaan sebab kekurangan vitamin A masih banyak. Jika
rabun senja sebagai gejala awal kekurangan vitamin A dibiarkan tanpa koreksi dengan
memberi vitamin A dosis tinggi, kerusakan mata akan berlanjut. Tampak bercak putih

pualam pada putih mata (bitot spot), yang jika masih tidak dikoreksi juga, akan merusak
bola mata, menjadi bisul di putih mata, dan akhirnya bola mata akan mengempis, lalu
menciut. Pada stadium lanjut ini, mata sudah tak mungkin diselamatkan lagi, dan
akhirnya buta sama sekali.

7. Obat tetes mata bisa untuk mengobati semua mata merah


Tidak benar. Ada banyak jenis obat tetes mata. Kita mengenal obat tetes mata
merah yang disebabkan oleh infeksi. Jenis ini bukan yang dijual di warung-warung.
Mata merah sebab infeksi tidak bisa disembuhkan dengan obat tetes warung. Bahkan,
memakai obat tetes warung malah bisa membuat penyakit mata merah bertambah parah,
alih-alih menyembuh.
Obat tetes mata untuk infeksi mata dibedakan pula, ada yang untuk kuman, ada
pula untuk virus, jamur, dan jenis infeksi mata yang tanpa luka (tukak) mata. Pada kasus
infeksi mata tanpa luka, boleh diberikan tetes mata yang ditambahkan obat
corticostreroid sebagai antiradangnya, namun tidak untuk kasus yang ada luka atau
tukaknya.
Sudah disebut di atas, mata merah sendiri bukan melulu disebabkan oleh infeksi.
Bisa juga sebab debu atau alergi, dan sebab penyakit mata glaucoma. Pada penyakit ini,
tekanan bola mata meninggi, dengan salah satu gejalanya mata merah. Sudah barang
tentu, mata merah sebab glaucoma tidak mempan diobati dengan tetes mata infeksi atau
tetes mata yang dibeli di warung, melainkan harus dengan obat khusus penurun tekanan
bola mata. Membiarkan glaucoma berkepanjangan bisa berakhir dengan kebutaan. Mata
merah sebab virus herpes tak mempan diobati dengan tetes mata biasa, melainkan
dengan tetes mata antivirus. Demikian pula jika mata merah sebab alergi, yang hanya
mereda jika diobati dengan tetes mata yang mengandung obat antialergi.
Apa makna semua itu? Tidak semua mata merah boleh sembarang diberi tetes
mata. Selain tidak selalu berhasil menyembuhkan, ada bahaya terselubung jika memakai
sendiri obat tetes mata secara serampangan. Melihat mata merah tetangga, lalu berniat
baik dengan langsung memberikan obat tetes mata bekas ketika pernah sakit mata
merah. Ini tidak arif. Niat baik bisa berujung petaka kalau berakibat buruk. Dan ingat,
obat tetes mata yang masih tersisa untuk infeksi sebaiknya tidak dipakai lagi. Selain

mungkin sudah tidak ampuh, berubah kepekatannya, obat mungkin sudah tercemar bibit
penyakit dari mata saat memakainya.

8. Penyakit mata glaucoma disebabkan oleh tekanan darah tinggi


Salah. Penyakit glaucoma disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam bola
mata. Penyebabnya banyak. Ada yang turunan, sehingga sistem saluran cairan mata di
dalam bola mata tersumbat, atau menyempit. Yang bukan turunan bisa disebabkan oleh
gangguan lensa, katarak yang sudah matang atau pecah, pasca-bedah mata, penyakit
pada bagian dalam bola mata (iris mata), yang berakibat terganggunya sistem aliran
cairan mata, dan berakhir dengan meningginya tekanan bola mata. Meningginya
tekanan bola mata tidak ada hubungannya dengan tekanan darah tinggi. Orang yang
darah tinggi tidak harus tekanan bola matanya juga tinggi. Sebaliknya, orang yang darah
rendah belum tentu tidak glaucoma.
9. Katarak hanya pada orang berusia lanjut
Tidak selalu benar. Memang lebih banyak katarak terjadi pada usia lanjut,
sebagai bagian dari proses menua. Namun, usia bayi pun bisa katarak juga. Katarak
sejak lahir dibawa bayi sejak dalam kandungan mula. Jenis katarak bayi berbeda dengan
katarak dewasa dan usia lanjut. Katarak sebagai komplikasi penyakit lain bisa diderita
sebelum usia lanjut, termasuk komplikasi kencing manis, akibat radiasi, cahaya
matahari, atau kerusakan lensa mata oleh radikal bebas, yang akan terjadi jauh hari
sebelum usia lanjut.
10. Mata bayi baru lahir tak mungkin tertular penyakit kelamin ibunya
Salah. Justru perlu diwaspadai jika ibu melahirkan bayi sebelum keputihannya
disembuhkan. Sebab, bisa jadi keputihannya disebabkan oleh penyakit kelamin kencing
nanah (gonorrhoea). Mata bayi bisa tertular kencing nanah pada saat persalinan
berlangsung. Seminggu setelah lahir, mata bayi membengkak, lengket penuh nanah, dan
meradang, tanda tertular kencing nanah dari kemaluan ibunya. Selain kencing nanah,
ibu juga bisa keputihan oleh bibit penyakit lain. Itu sebab setiap bayi baru lahir secara
rutin diberi tetes mata antibiotika, untuk jaga-jaga kalau-kalau matanya tercemar bibit
penyakit dari jalan lahir ibu.

Teknik Tepat Menjaga Keindahan Mata


Siapa bilang merawat mata mudah? Apalagi dengan tingkat polusi tinggi seperti
saat ini. Debu, asap kendaraan motor, lingkungan, dan kurangkan sirkulasi udara segar
tentu membuat mata Anda tidak bisa tampil cantik dan mempesona. Hal terpenting yang
juga harus dapat perhatian adalah apakah Anda sudah merawat alat-alat mata Anda,
seperti lensa kontak dan kaca mata dengan baik?
SETELAH mata, kacamata adalah barang penting kedua untuk melihat. Untuk
itu rawatlah kacamata anda baik-baik. Karena kacamata yang terawat baik, selain
modelnya memang pas, akan lebih mendukung penampilan pemakainya. Untuk
mendukung penampilan tersebut, kini pemakai kacamata, terutama kaum wanita, lebih
senang memilih lensa kacamata dengan lapisan anti refleksi atau lazim disebut lensa
multicoated, tulis eye.com. Lensa ini harus dirawat baik-baik, karena bila lapisan hilang,
rusak, atau tergores, hilanglah keunggulan dan kelebihannya. Agar kacamata Anda tetap
bersih dan tahan lama, bersihkan lensa dengan sabun cair atau cairan pembersih yang
tidak mengandung alkohol. Gunanya untuk menghilangkan debu dan lemak. Bersihkan
dalam keadaan bersih. Bilas dengan air bersih (air keran). Keringkan lensa dengan lap
pembersih yang lembut. Lakukan pengelapan ke satu arah sehingga bersih. Untuk
kacamata berlensa plastik (CR39) dengan lapisan anti repleksi (multicoated), hindari
pemakaian lens cleaner atau bahan kimia apapun. Larutan kimia akan merusak lensa
plastik. Demikian pula dalam meletakan kacamata. Jangan diletakkan sembarangan,
misalnya dengan posisi lensa di bawah.

Lensa Kontak
Lensa kontak adalah lembaran plastik tipis yang dirancang untuk dipasang pada
kornea, bagian yang jernih pada permukaan depan mata. Lensa kontak dipakai sebagai
pengganti kacamata untuk rabun jauh, dan rabun dekat. Pada keadaan-keadaan ini
bayangan tidak terfokus tepat di retina, dan karena itu tidak dapat diinterprestasikan
dengan jelas oleh otak. Lensa kontak, menempel pada lapisan air mata yang meliputi

permukaan depan mata. Tiap kali mata berkedip, kelopak mata menggerakkannya
sedikit. Gerakan ini memungkinkan air mata yang segar mengalir di bawah lensa untuk
melumasi dan memberi oksigen kepada kornea.

Jenis-jenis Lensa Kontak


Pada dasarnya ada dua jenis lensa kontak, lensa keras dan lensa kontak lunak.
Lensa kontak keras sering pula disebut lensa kontak rigid atau kaku, sedang lensa
kontak lunak disebut juga lensa kontak fleksibel. Lensa kontak keras generasi mutakhir
dapat dilalui gas, oksigen bukan hanya didapat ketika mata berkedip dan terjadi
pemompaan ke bawah lensa, tetapi dari udara langsung menembus lensa untuk
mencapai kornea. Lensa kontak keras yang dapat dilalui gas kini makin banyak dipakai
karena dengan makin banyak oksigen dan gas-gas lain yang sampai ke kornea membuat
lensa lebih nyaman dipakai untuk waktu pemakaian yang lebih lama. Lensa kontak
lunak tersedia dalam tipe untuk pemakaian harian dan untuk jangka panjang. Kedua
jenis lensa ini dapat ditembus gas. Jumlah gas yang dapat melalui lensa berbeda pada
kedua jenis lensa ini karena perbedaan rancang bangun dan perbedaan ketebalannya.
Baik lensa kontak keras maupun lensa kontak lunak sama terbuat dari plastik, tetapi
bahan plastik pada lensa kontak lunak banyak menyerap air sehingga menjadi bahan
yang lunak dan fleksibel.
Lensa kontak lunak extended wear pada pasien-pasien tertentu dapat dipakai
terus menerus untuk beberapa minggu sebelum ia dilepaskan untuk dibersihkan. Lensa
kontak extended wear sangat banyak menolong para penderita rabun dekat dan para
pasien berusia lanjut yang telah menjalani operasi katarak dan mengalami kesulitan
untuk memasang lensa kontak biasa. Kekurangan jenis lensa ini adalah pada mereka
terbentuk lapisan dan endapan atau deposit sehingga masa pakai lensa kontak ini
menurun sampai hanya untuk enam bulan atau lebih singkat. Iritasi pada mata lebih
sering dibandingkan pada pemakaian lensa biasa, kemungkinan terjadinya infeksi
meningkat, terutama bila lensa kontak ini tidak segera dilepaskan dan pengobatan yang
tepat segera dilakukan pada waktu gejala masalah pada mata baru terjadi.

Penyesuaian

Semua jenis lensa kontak ini memerlukan masa penyesuaian tertentu dan merasa
kurang nyaman pada mulanya. Untuk lensa kontak lunak, mungkin diperlukan waktu
beberapa hari sebelum lensa kontak itu menjadi terasa nyaman, sedang penyesuaian
lengkap bagi lensa kontak keras mungkin diperlukan waktu dua minggu sampai satu
bulan. Dalam masa penyesuaian ini, pasien mungkin merasakan sedikit iritasi pada
mata. Mata jadi lebih berair lebih banyak berkedip, lebih peka terhadap cahaya dan
kadang-kadang pengelihatan menjadi kabur. Gejala-gejala ini biasanya hilang setelah
terjadi adaptasi. Orang yang matanya kering mungkin lebih sulit untuk beradaptasi
terhadap pemakaian lensa kontak.

Kelebihan dan Kekurangan


Lensa kontak keras biasanya dapat mempertajam penglihatan, mudah dirawat
dan dibersihkan, masa pakainya lebih panjang, dapat diberi berbagai warna, dan mampu
mengoreksi berbagai astigmat, kelainan refraksi yang disebabkan oleh ketidakteraturan
kelengkungan

permukaan

kornea.

Kekurangannya,

mungkin

kurang

nyaman

dibandingkan dengan lensa kontak lunak, serta memerlukan masa adaptasi yang lebih
lama. Lagi pula lensa kontak keras yang tersedia masa kini belum dirancang untuk
dipakai semalaman waktu tidur. Lensa kontak biasanya langsung nyaman begitu mereka
dipasangkan di mata, dan masa adaptasinya lebih singkat dibandingkan dengan adaptasi
terhadap lensa kontak keras. Bentuknya lebih kecil kemungkinan akan terlepas saat
melakukan aktivitas yang berlebihan. Dapat dipakai untuk masa pakai yang lebih lama,
mudah dipakai bergantian dengan kacamata dan dapat dipakai sewaktu diperlukan saja.
Biaya pemeliharaan lensa kontak lunak lebih mahal dibandingkan dengan lensa
kontak keras, harus lebih sering diganti, perawatannya lebih sulit, dan mungkin belum
menghasilkan penglihatan yang tajam. Walaupun kini sudah ada lensa kontak lunak
yang dirancang bangun untuk koreksi astigmat, pada umumnya lensa kontak lunak tidak
cukup kuat untuk mengoreksi kelainan astigmat yang tinggi. Beberapa lensa kontak kini
tersedia dalam tipe warna.

Tipe
Sering muncul pertanyaan, manakah yang lebih baik, lensa kontak lunak atau
lensa kontak keras. Sebenarnya tidak ada yang paling baik. Masing-masing mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Tipe lensa kontak yang paling cocok bagi seorang pasien
baru dapat ditentukan setelah ditentukan pemeriksaan lengkap dan konsultasi pada
dokter spesialis mata. Pemilihan lensa yang tepat mungkin dipengaruhi gaya hidup
pasien. Penting disadari bahwa lensa kontak yang terbaik adalah lensa kontak yang
paling cocok dengan seseorang.
Selain untuk memberi penglihatan yang jelas, lensa kontak juga digunakan
dalam pengobatan beberapa penyakit mata. Contoh, pada keratokonus, penyakit mata
yang ada distorsi tak teratur pada permukaan kornea, kelainan ini seringkali dapat
melihat dengan lebih jelas dengan memakai lensakontak. Ada pula lensa kontak-lensa
kontak dengan rancang bangun khusus yang juga digunakan untuk mengobati penyakitpenyakit kornea lain. Lensa kontak banyak dipakai untuk mengoreksi penglihatan
setelah operasi katarak. Banyak pasien yang lebih dapat menyesuaikan diri untuk
melihat dengan lensa kontak sebagai koreksi penglihatannya dibandingkan dengan
memakai kacamata katarak, yang mungkin terasa kurang nyaman, menimbulkan
pembesaran bayangan dan distorsi.
Dengan meningkatnya usia, mata mulai kehilangan kemampuannya untuk
memfokuskan objek-objek yang dekat sehingga diperlukan kacamata baca atau
kacamata bifokal. Ada lensa kontak bifokal yang memungkinkan untuk melihat objek
yang dekat tanpa memakai kacamata baca. Walaupun lensa kontak bifokal sedikit lebih
tebal dan mungkin memerlukan masa adaptasi yang lebih lama, jenis lensa kontak ini
disenangi oleh beberapa orang usia pertengahan dan usia lanjut. Kadang-kadang dipakai
cara lain, yaitu satu lensa dipakai salah satu mata untuk melihat objek yang jauh, sedang
lensa yang satu lagi dipakai pada mata yang akan digunakan untuk melihat objek yang
dekat.

Adakah Resikonya?
Seperti benda asing lain pada permukaan kornea, tentu selalu ada risiko akan terjadi
mata tergores dan infeksi. Tambahan pula bila lensa kontak dipakai lama, maka kornea
dapat membengkak dan akibatnya timbul goresan atau abrasi. Ada pula penderita yang
mengalami deposit protein pada lensa kontak yang mereka pakai, atau mengalami reaksi
alergi terhadap larutan yang digunakan untuk perawatan lensa kontak yang mengandung
bahan pengawet. Jarang sekali, tetapi bisa terjadi infeksi mata yang berat. Pemakai lensa

kontak extended wear lebih sering mengalami komplikasi yang serius seperti infeksi,
dibandingkan

dengan

pemakai

lensa

kontak

harian.

Komplikasi

ini

dapat

mengakibatkan timbulnya parut dan kemunduran tajam penglihatan. Sebagian besar


komplikasi yang berkaitan dengan lensa kontak ini jarang terjadi dan dapat diobati oleh
dokter spesialis mata, yaitu dokter yang mendapat pendidikan tambahan dan izin untuk
memberi pelayanan kesehatan mata menyeluruh, yang mencakup pelaksanaan
pemeriksaan medik mata yang komprehensif, penegakan diagnosa penyakit dan
kelainan pada mata, penggunaan obat-obatan dan prosedur bedah yang diperlukan untuk
pengobatannya, termasuk pemberian lensa kontak.
Lensakontak bisa didapat dari berbagai sumber. Misalnya dari dokter spesialis
mata, atau dari optikal. Tetapi hanya dokter spesialis mata yang berwenang mengobati
komplikasi apapun yang terjadi akibat pemakaian lensa kontak. Refraksionis optisien
boleh memeriksa penglihatan Anda dan memberi resep kacamata atau lensakontak,
tetapi bila ada tanda-tanda penyakit mata, pasien harus dirujuk ke dokter spesialis mata.
Tidak semua orang yang memakai kacamata boleh memakai lensa kontak. Para
pasien dengan riwayat penyakit sering mengalami infeksi mata atau sering mengalami
alergi, kemungkinan lebih besar akan mengalami masalah bila menggunakan
lensakontak. Begitu pula para pasien yang sedikit produksi air matanya, atau tinggi
kadar mukusnya, mungkin akan lebih sulit bertoleransi terhadap lensakontak dan sulit
menjaga kebersihannya. Para pasien yang bekerja di lingkungan yang berdebu dan
kotor, atau pasien yang memerlukan lensa khusus pada kacamatanya, mungkin tidak
akan bisa memakai lensakontak.

Apa Itu LASIK?


LASIK atau dikenali sebagai Laser Assisted In Situ Keratomileusis ialah
pembedahan pembetulan penglihatan untuk ralat pembiasan iaitu rabun jauh dan dekat,
serta astigmatisme. Pembedahan LASIK ini juga akan dapat mengubah masalah
kelengkungan pada kornea.
Mereka yang mengalami rabun jauh (miopia) mencapai hingga 12.00 Diopter,
rabun dekat (hiperopia) mencapai hingga 6.00 Diopter, Astigmatisme hingga 4.00
Diopter serta berumur 18 tahun ke atas adalah mereka yang layak untuk menjalankan
pembedahan LASIK.
Prosedur LASIK mengambil masa selama sepuluh minit, tidak memerlukan
pesakit tinggal di hospital. Titisan mata anestetik perlu dimasukkan untuk mengebaskan
mata, doktor bedah mata yang terlatih akan membentuk satu lapisan nipis kornea (flap)
dengan alat microkeratome (alat pembedahan mikro yang amat jitu).
Selepas flap ini dibentuk, ia diketepikan, dan permukaan kelengkungan kornea
diubah bentuk dengan sinaran laser Excimer. Pesakit akan tidur menelentang dengan
selesa dan kedudukan mata diletakkan di bawah mikroskpo laser dan ia dipasang selama
15-60 saat untuk tujuan rawatan. Selepas daripada prosedur ini, pesakit tersebut boleh
pulang ke rumah.
Lapisan tisu kornea yang diubahbentuk ini amat nipis. Ketebalannya dalam
lingkungan mikrometer sahaja. Berlainan daripada sinaran laser biasa, laser Excimer
membentuk semula permukaan tisu tanpa memberi kesan kerosakan haba atau
keparutan kepada tisu-tisu sekeliling. Selepas sinaran laser ini, flap kornea yang masih
terlekat dikembalikan ke kedudukan asal tanpa perlunya sebarang jahitan.
Sinaran laser ini mampu mengubah bentuk kornea dan kelengkungan kornea di
mana bagi kes rabun jauh (miopia) kelengkungan ini menjadi lebih rata, kes rabun dekat
(hiperopia ) lebih curam, dan menjadi lebih bulat dalam kes astigmatisme.
Satu lagi jenis pembedahan LASIK ialah Wavefront LASIK (customised
ablation) iaitu pembetulan ralat refraktif yang terkini dan terbukti dapat memberikan
mutu penglihatan yang lebih baik terutamanya dalam keadaan persekitaran yang malap
seperti pada waktu malam.
Prinsipnya adalah sama dengan LASIK biasa, tetapi dalam pembedahan cara ini
aturcara komputer laser kornea mengambil kira ralat-ralat refraktif yang lebih kompleks

yang sedia ada dan khusus dalam setiap individu (customised) supaya ralat-ralat ini juga
dihapuskan. Jangkahasil Wavefront Lasik (customised ablation) memberikan kualiti
penglihatan yang lebih baik dan sungguh memuaskan.
Hasil keputusan dari suatu kajian klinikal di Amerika Syarikat pembedahan
LASIK ini menujukkan 100% pesakit memperoleh kemajuan penglihatan tanpa
penggunaan kaca mata. Manakala 95% mencapai penglihatan 6/12 atau lebih baik tanpa
penggunaan kaca mata. Dan 60-80% mencapai penglihatan 6/6 tanpa penggunaan kaca
mata.
Matlamat pembedahan pembiasan adalah untuk mengurangkan kebergantungan
pada kaca mata atau kanta lekap namum begitu ia tidak boleh memperbaiki daya
penglihatan mata seseorang kerana walaupun ramai orang dapat mencapai penglihatan
6/6 tanpa kaca mata selepas pembedahan LASIK. Bagaimanapun sebilangan pesakit
masih perlu memakai kaca mata untuk memandu pada waktu malam ataupun apabila
membaca.
Seperti semua jenis pembedahan, sedikit risiko memang wujud. Doktor mata
akan memberikan nasihat dan bimbingan. Pada keseluruhannya risiko adalah amat kecil
dan hanya segelintir sahaja yang mempunyai mutu penglihatan yang kurang memuaskan
selepas LASIK.
Dengan menggunakan teknologi terkini, dan juga rawatan daripada doktor
terlatih, kemungkinan terjejasnya penglihatan selepas LASIK adalah amat tipis.

Kutu air
Kutu air atau kaki atlit (Bahasa Inggris:athlete's foot) adalah sebuah infeksi
jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki yang disebabkan oleh jamur parasit.

Kusta
Kusta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen
adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae.[1] Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa
dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari
luar.[2] Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada
kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di
masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah,
seperti pada penyakit tzaraath, yang digambarkan pada alkitab dan sering disamakan
dengan kusta.[3]

Sejarah
Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh
peradaban Tiongkok kuno, Mesir kuno, dan India.[4] Pada 1995, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen
karena kusta.

[5]

Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat

dirasakan kurang perlu dan tidak etis, beberapa kelompok penderita masih dapat
ditemukan di berbagai belahan dunia, seperti India dan Vietnam.
Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akir 1940-an
dengan diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Bagaimanapun juga, bakteri penyebab
lepra secara bertahap menjadi kebal terhadap dapson dan menjadi kian menyebar. Hal
ini terjadi hingga ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit
ini pun mampu ditangani kembali.
Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan
membran mukosa.[6] Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi

'kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen


multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).
Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang
sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun
jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu
seluruh tungkai, dan gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa
rangsang. Tipe ini tidak stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta
tuberkuloid.
Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit
dan bagian yang tidak berasa (anestetik).
Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis
kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan
penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun
pendeteksian terhadap kerusakan saraf sering kali terlambat.
Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak
menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul
Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak
sering menyebabkan luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada
penderita AIDS.[7]
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.[2] Sebuah bakteri yang tahan
asam M. leprae juha merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk batang, dan
dikelilimgi oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium.[8]
M. leprae belum dapat dikultur pada laboratorium.[9]

Patofisiologi
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah
dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara.

[10]

Selain manusia,

hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse, kera pemakan kepiting.[11]
Terdapat bukti bahwa tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman M. leprae

menderita kusta, dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui
penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum
diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu.

[12]

Faktor ketidakcukupan gizi juga diduga merupakan faktor penyebab.


Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak
antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat. [13] Dalam penelitian terhadap
insidensi, tingkat infeksi untuk kontak lepra lepromatosa beragam dari 6,2 per 1000 per
tahun di Cebu, Philipina[14] hingga 55,8 per 1000 per tahun di India Selatan.[15]
Dua pintu keluar dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit
dan mukosa hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adnaya
sejumlah organisme di dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan
bahwa organisme tersebut dapat berpindah ke permukaan kulit. Walaupun terdapat
laporan bahwa ditemukanya bakteri tahan asam di epitel deskuamosa di kulit, Weddel et
al melaporkan bahwa mereka tidak menemukan bakteri tahan asam di epidermis.

[16]

Dalam penelitian terbaru, Job et al menemukan adanya sejumlah M. leprae yang besar
di lapisan keratin superfisial kulit di penderita kusta lepromatosa. Hal ini membentuk
sebuah pendugaan bahwa organisme tersebut dapat keluar melalui kelenjar keringat. [17]
Pentingnya mukosa hidung telah dikemukakan oleh Schffer pada 1898.[18]
Jumlah dari bakteri dari lesi mukosa hidung di kusta lepromatosa, menurut Shepard,
antara 10.000 hingga 10.000.000 bakteri. [19] Pedley melaporkan bahwa sebagian besar
pasien lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri di sekret hidung mereka. [20] Davey
dan Rees mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat
memproduksi 10.000.000 organisme per hari.[21]
Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat
ini diperkirakan bahwa kulit dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari
masuknya bakteri. Rees dan McDougall telah sukses mencoba penularan kusta melalui
aerosol di mencit yang ditekan sistem imunnya.

[22]

Laporan yang berhasil juga

dikemukakan dengan pencobaan pada mencit dengan pemaparan bakteri di lubang


pernapasan.

[23]

Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa saluran pernapasan adalah

rute yang paling dimungkinkan menjadi gerbang masuknya bakteri, walaupun demikian
pendapat mengenai kulit belum dapat disingkirkan.

Masa inkubasi pasti dari kusta belum dapat dikemukakan. Beberapa peneliti
berusaha mengukur masa inkubasinya. Masa inkubasi minimum dilaporkan adalah
beberapa minggu, berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi muda. [24] Masa inkubasi
maksimum dilaporkan selama 30 tahun. Hal ini dilaporan berdasarkan pengamatan pada
veteran perang yang pernah terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke
daerah non-endemik. Secara umum, telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari
kusta adalah 3-5 tahun.

Pengobatan
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemih terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan
lagi.
Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya
menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.

[25]

Kemudian,

Shantaram Yawalkar dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan rifampisin dan
dapson, untuk mengakali kekebalan bakteri.[26] Terapi multiobat dan kombinasi tiga obat
di atas pertama kali direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981. Cara ini menjadi
standar pengobatan multiobat. Tiga obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk
mencegah kekebalan atau resistensi bakteri.
Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara
yang endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122
negara. Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan
sebuah resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada
tahun 2000, dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan
mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta.
Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan
merekomendasikan dua tipe terapi multiobat standar.[27] Yang pertama adalah
pengobatan selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin,

dan dapson. Yang kedua adalah pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan
rifampisin dan dapson.

Impetigo
Impetigo adalah satu penyakit menular. Impetigo adalah infeksi kulit yang
menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula).
Impetigo paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan
badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun, tetapi paling sering
ditemukan di wajah, lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah
penyakit kulit lainnya. Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran
pernafasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya).

Tempoh pengeraman
Waktu terekspos sampai kena penyakit 1 sampai 3 hari.

Gejala
Bintik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan
berkeropeng; biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai luka
terbuka yang menimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi lepuhannya lalu
mengering dan akhirnya membentuk keropeng.
Impetigo merupakan penyakit menular, yang ditularkan melalui cairan yang
berasal dari lepuhannya.
Besarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong sampai
seukuran cincin yang besar. Lepuhan ini berisi carian kekuningan disertai rasa gatal.
Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi.

Tempoh pengasingan yang disarankan


Ya, sampai perawatan dimulai. Bisul harus ditutup dengan pembalut yang kedap
air.

Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti. Infeksi bisa dicegah dengan memelihara
kebersihan dan kesehatan badan. Goresan ringan atau luka lecet sebaiknya dicuci bersih
dengan sabun dan air, bila perlu olesi dengan zat anti-bakteri.
Untuk mencegah penularan:
1. Hindari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit
2. Hindari pemakaian bersama handuk, pisau cukur atau pakaian dengan penderita
3. Selalu mencuci tangan setelah menangani lesi kulit.

Kudis
Penyakit Kudis atau juga dikenali sebagai Scabies adalah satu penyakit
berjangkit.

Tempoh pengeraman
Waktu terekspos sampai kena penyakit berbeda-beda (mungkin beberapa hari).
Infeksi baru: 2 sampai 6 minggu Infeksi ulang: 1 sampai 4 hari.

Gejala
Kulit gatal, lebih parah pada waktu malam. Lebih parah di pergelangan tangan,
ketiak, pantat, kunci paha dan celah jari tangan dan kaki.

Tempoh pengasingan yang disarankan


Dianjurkan sampai hari perawatan telah mulai.

Pencegahan

Orang yang dekat harus diperiksa apakah dihinggapi dan dirawat jika perlu.
Cucilah seprai, handuk dan pakaian yang dipakai pada 2 hari belakangan dengan air
hangat dan detergen.

Kurap
Penyakit Kurap adalah satu penyakit menular yang disebabkan oleh fungi.

Masa Infeksi
Masa infeksi hingga terkena penyakit adalah beberapa hari.

Gejala
Bagian kecil yang kasar pada kulit dengan dikelilingi lingkaran merah muda.

Penularan
Kurap dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita maupun secara
tidak langsung (melalui pakaian misalnya). Vektor penyakit biasanya adalah anjing dan
kucing.

Pencegahan
Mencuci tangan dengan sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan menghindari
kontak dengan penderita.

Pengobatan
Penggunaan obat anti jamur yang mengandung mikonazol (C18H14Cl4N2O) dan
kloritomazol (C22H17ClN2) dengan benar dapat menghilangkan infeksi.

Penyakit tangan, kaki dan mulut


Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah satu penyakit berjangkit

Masa inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit 3 sampai 7 hari.

Gejala
Penyakit yang sederhana, mungkin dengan demam, ruam di bagian mulut,
tangan dan kaki, dan mungkin di bagian popok.

Tempoh pengasingan yang disarankan


Ya, hingga lepuh kering.

Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti terutama setelah membersihkan hidung,
menggunakan toilet atau mengganti popok.

Psoriasis
Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit dimana penderita mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka
waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam
jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja
sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta menggangu kekuatkan mental
seseorang bila tidak dirawat dengan baik.

Di Indonesia para penderita Psoriasis mempunyai perkumpulan tersendiri yaitu


KPPI (Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia) yang bernaung dibawah Yayasan Peduli
Psoriasis Indonesia (YPPI) yang dimotori oleh ibu Ellen.
Dalam menyambut Hari Psoriais Sedunia yang juga merupakan Hari Psoriaisasi
Nasional yaitu setiap tgl. 29 Oktober, maka pada Minggu, 28 Oktober 2007 jam 07:00
KPPI membagikan flyers informasi psoriasis kepada masyarakat di Budaran Hotel
Indonesia (depan Grand Hyatt Hotel).
Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya
berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita
psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 24 hari, (bahkan bisa terjadi lebih
cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti,
sehingga belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total penyakit
Psoriasis.

Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang


diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :

Garukan/gesekan

dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal

digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat
beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka
akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
Emosi tak terkendali.
Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya dapat berupa
demam nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.

Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi
merah , misalnya mengandung alcohol.
Sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti penyebab penyakit ini, oleh
karena itu belum ditemukan secara pasti cara atau obat untuk menyembuhkan penyakit
kulit ini secara sempurna, namun penderita Psoriasis suatu saat dapat menjadi mulus
karena siklus kekacauan pergiliran sel kulit ini kadang-kadang menjadi normal atau
dapat di atasi dengan obat; masa ini dikenal sebagai masa remisi. Untuk mencapai
keadaan remisi itu diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter yang
merawat.
Psoriasis belum dapat disembuhkan artinya belum ada penderita yang 100%
terbebas dari penyakit ini , pengobatan yang ada hanya untuk menekan gejala Psoriasis
ini, memperbaiki keadaan kulit, mengurangi rasa gatalnya. Penderita Psoriasis tidak bisa
berhenti dari pengobatan, ada pengobatan lanjutan sebagai pemeliharaan yang diberikan
dalam jangka waktu lama untuk mempertahankan kondisi dan juga untuk mengontrol
timbulnya kelainan kulit yang baru.
Kulit penderita Psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin
melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di
seluruh bagian kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu
saja, karena pergiliran selsel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit
kepala dapat menyerupai ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampang lubanglubang kecil rapuh atau keruh. Penyakit Psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal
. Kulit dapat membaik seperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan , putih atau
kehitaman bekas Psoriasis. Pada beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang diakibatkan
dapat menjadi serius, seperti pada Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang menyerang
sendi, Psoriasis bernanah (Psoriasis Postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi
merah disertai badan menggigil (Eritoderma)
Pengobatan Psoriasis biasanya dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan
salep oles (topical), obat telan (sistemik) maupun dengan penyinaran menggunakan
sinar UVB. Baik pengobatan salep maupun penyinaran hanya membantu meredam

penyakit tersebut dan tidak menyembuhkan sama sekali, sehingga sewaktu-waktu


penyakit ini dapat timbul kembali.
Saat ini hanya ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyediakan pengobatan
melalui penyinaran UVB ini, karena besarnya biaya yang diperlukan untuk
menyediakan peralatan tersebut.
Saat ini penderita Psoriasis di Indonesia terlihat meningkat dan mulai banyak
dibicarakan masyarakat karena telah beberapa kali Komunitas Peduli Psoriasis
Indonesia melakukan seminar dan symposium serta melakukan Pelatihan Kader
Psoriasis bekerja sama dengan Kelompok Studi Psoriasis Indonesia yang telah diliput
oleh media masa serta adanya pengakuan dari beberapa public figure yang menderita
psoriasis.
Namun demikian sampai saat ini masih dirasakan, kurangnya informasi
mengenai penyakit ini di Indonesia menyebabkan masih sedikit sekali orang yang
mengetahui penyakit ini, baik tentang pendeteksian awal ataupun cara pengobatannya.
Dalam rancangannya Website ini akan memperkenalkan Komunitas Peduli Psoriasis
Indonesia, Asosiasi Penderita Psoriasis maupun Kelompok Studi Psoriasis serta
penyakit Psoriasis itu sendiri, dimana akan ditampilkan pula series beberapa makalah
yang telah dibawakan dalam beberapa kali seminar dan symposium yang diadakan oleh
Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia.
Web site ini dalam perkembangannya diarahkan sebagai sarana interaktif
sehingga benar-benar merupakan ajang tukar informasi, karena pada hakekatnya
sebagian besar penderita psoriasis akan mengalami depresi akibat gangguan kosmetis
Psoriasis ini, oleh karena itu web site interaktif merupakan salah satu solusi awal yang
memadai dalam mengemukakan pengalaman dan berbagi rasa sehingga secara bertahap
dengan interaksi melalui web site ini akan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa
sesungguhnya terdapat berbagai macam pengalaman dari para penderita lain yang bisa
dijadikan sebagai referensi dalam memahami, menyikapi Psoriasis.
Psoriasis memang tidak membahayakan jiwa, namun pengobatan minum dengan
tidak terkontrol oleh dokter dapat mengakibatkan rusaknya organ dalam yang bisa
membahayakan jiwa penderita, oleh karena media web site ini merupakan kerjasama

bersama para dokter yang tergabung dalam Kelompok Studi Psoriasis Indonesia, maka
dengan web site ini diharapkan informasi maupun hubungan interaktif antara penderita
dengan dokter dapat terjaga sehingga informasi terkini tentang Psoriasis maupun
pengobatan serta dampak pengobatannya dapat secara instan diakses .
Penyebaran melalui website ini diharapkan dapat menjaring lebih banyak
penderita psoriasis yang saat ini belum tergali informasi tentang jumlah besarnya oleh
karena itu penyebaran informasi web site: www.psoriasis.or.id merupakan langkah awal
untuk menemukan semakin banyak para penderita psoriasis di Indonesia.
Semakin banyak penderita yang dapat di data, maka akan semakin banyak
permasalahan, solusi dan pengalaman yang bisa dijadikan bahan interaktif dalam web
site ini sehingga tujuan Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia sebagai fasilitator para
penderita , pemerhati maupun dokter dapat tercapai dengan demikian para penderita
psoriasis dapat secara bertahap meningkatkan kualitas hidupnya guna mengembangkan
profesinya mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Berkenaan uapaya memperkenalkan web site www.psoriasis.or.id ini, kami akan
bekerja sama dengan Asosiasi Penderita Psoriasis dan Dokter-dokter yang tergabung
dalam Kelompok Studi Psoriasis Indonesia menjawal acara tahunan dengan kegiatankegiatan seperti seminar, symposium dan workshop tentang Berbagai Metode
Pengobatan Psoriasis.

Jenis-Jenis Psoriasis :

Psoriasis Guttate

Psoriasis Kuku

Psoriasis Plak

Psoriasis Inverse

Psoriasis Eritrodermi

Psoriasis Artristis

Psoriasis Scalp

Psoriasis Pustular

Xeroderma pigmentosum
Xeroderma pigmentosum : suatu penyakit atau kelainan bawaan pada kulit yang
jarang ditemui, dimana kulit sangat peka terhadap sinar matahari terutama terhadap
sinar ultra violet. Kulit penderita xeroderma pigmentosum bila terpapar sinar matahari
akan timbul bercak-bercak di kulit dan menjurus ke arah kanker kulit.

Xerosis
Xerosis adalah penyakit yang menyebabkan kekeringan pada kulit tubuh atau
pada bagian tubuh lainnya seperti pada mata (lihat : xerophtalmia).

Scabiesis

adalah

penyakit

kulit

yang

disebabkan

tungau

(sejenis

kutu)scabies/sarcoptes. Penyakit ini sering menyerang anjing, kucing, kelinci dan dapat
juga menular ke manusia. Sebagian besar scabiesis pada anjing dan kelinci disebabkan
oleh tungau sarcoptes scabiei, sedangkan notoedres cati lebih sering menyebabkan
scabiesis pada kucing. Selain notoedres cati, Sarcoptes scabiei juga dapat menyerang
kucing.

Scabiesis pada kucing lebih sering disebabkan notoedres cati, seperti halnya
sarcoptes scabiei yang lebih sering menyerang anjing. Tungau ini berukuran sangat kecil
(0.2-0.4 mm), hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar.
Seluruh siklus hidup tungau ini berada di tubuh induk semangnya. Tungau
betina menggali dan melubangi kulit kemudian bertelur beberapa kali sambil terus
menggali saluran-saluran dalam kulit induk semangnya. Lubang-lubang dalam kulit
yang digali seekor tungau betina dapat mencapai panjang beberapa centimeter.
Setelah bertelur beberapa kali, tungau betina mati. Dalam waktu 3-8 hari telur
menetas menjadi larva berkaki enam. Larva yang telah dewasa berubah menjadi nimfa
yang mempunyai delapan kaki. Nimfa dewasa berganti kulit menjadi tungau dewasa.
Dalam saluranyang telah digali tungau betina tersebut, tungau dewasa melakukan
perkawinan dan proses daur hidup berulang kembali. Satu siklus hidup memerlukan
waktu 2-3 minggu.
Scabiesis dapat menyerang kucing pada semua umur, baik jantan maupun betina.
Penularan penyakit kulit ini terjadi melalui kontak fisik antar kucing atau kontak dengan
alat-alat yang tercemar tungau seperti sisir, kandang, dll.

Tanda & gejala terserang Scabies


Tanda-tanda awal terkena penyakit ini biasanya berupa rontok dan gatal disekitar
telinga. Dipinggiran daun telinga terlihat ada kerak berwarna putih. Penyakit dapat
menyebar dengan cepat ke daerah sekitar wajah, leher, hidung dan kelopak mata.
Kadang-kadang tungau juga dapat menyebar hingga ke daerah perut dan telapak kaki.
Rasa gatal yang timbul menyebabkan kucing sering menggaruk-garuk. Infeksi
kronis/lama dapat menyebabkan penebalan dan keriput pada kulit ditutupi oleh kerakkerak berwarna abu-abu kekuningan. Infeksi yang parah mengakibatkan luka dan
berkembang menjadi infeksi sekunder.

Diagnosa
Penyakit ini sering tertukar dengan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur
(ringworm). Diagnosa penyakit biasanya dilakukan dengan cara memeriksa kerokan

kulit dibawah mikroskop. Biasanya dalam kerokan kulit tersebut ditemukan banyak
tungau.

Pengobatan
Obat klasik yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah
sulfur/belerang. Sulfur juga merupakan obat klasik penyakit kulit yang disebabkan oleh
ringworm/jamur. Mandikan kucing dengan shampoo/sabun yang mengandung sulfur,
kemudian dicelup (dip) dengan cairan sulfur 2-3 %. Mandi dan dip sulfur dilakukan
setiap tujuh hari sampai sembuh. Setidaknya diperlukan 6-8 kali mandi hingga penyakit
sembuh.
Cara lain yang sering digunakan adalah injeksi obat golongan avermectin seperti
ivermectin, doramectin atau selamectin. Suntikan inilah yang sering salah kaprah
disebut sebagai suntik jamur, seperti juga kesalahan diagnosa scabies yang sering salah
kaprah disebut sebagai jamur.
Setidaknya diperlukan dua kali suntikan ivermectin dengan selang waktu 2
minggu, agar penyakit dapat sembuh total.
Bila dalam satu rumah terdapat beberapa ekor kucing, Pengobatan yang sama
juga harus diakukan terhadap kucing lain. Karena bila tidak diobati, ada kemungkinan
terjadi infeksi ulang dari kucing lain yang tidak diobati, akibatnya penyakit ini tidak
pernah sembuh secara tuntas.

Pencegahan
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan bisa dilakukan dengan
cara menghindari kontak dengan kucing liar atau kucing yang telah terkena penyakit ini.
Kucing yang tinggal di dalam rumah biasanya jarang sekali terkena penyakit ini.
Cuci dan desinfeksi alat-alat grooming seperti sisir, sikat, dll setelah digunakan
pada kucing yang terkena penyakit ini.

Hindari penitipan hewan atau tempat grooming yang tidak mempunyai


sanitasi/kebersihan yang baik. Perhatikan juga apakah alat-alat grooming di desinfeksi
sebelum digunakan terhadap kucing lain.
Bila salah satu kucing menunjukan gejala penyakit ini, segera isolasi dan cegah
kontak dengan kucing lain yang masih sehat. Mandikan dengan shampoo khusus atau
bawa ke dokter hewan untuk pengobatan.

Bisakah menular ke manusia ?


Seperti juga tungau lain yang termasuk dalam keluarga sarcoptes, notoedres cati
dapat menyerang manusia. Sepertihalnya pada kucing, scabies juga menyebabkan
kemerahan dan gatal-gatal pada kulit manusia.
Pada bagian yang terasa gatal biasanya terbentuk semacam benjolan kecil seperti
jerawat, di dalamnya terdapat cairan. Bila pecah karena terus digaruk, tungau yang
terdapat di dalamnya bisa menyebar ke daerah di sekitarnya. Rasa gatal yang
ditimbulkan oleh tungau scabies cukup mengganggu.
Pada manusia biasanya penyakit ini bersifat sementara dan sembuh dengan
sendirinya. Beberapa orang mungkin mempunyai kekebalan tubuh yang kurang baik
dan cenderung lebih sensitif terhadap serangan scabies ini.
Pengobatan dan pencegahan bisa dilakukan dengan mencuci tangan atau bagian
yang gatal dengan sabun yang mengandung sulfur seperti JF Sulfur. Obat lain yang bisa
digunakan adalah salep scabicid.

Komplikasi Ekzema Atopik


Justeru, sebagai organ terbesar yang meliputi bahagian luar tubuh, tidak
hairanlah sebarang masalah yang timbul pada kulit boleh menyebabkan penghidapnya
terpaksa menanggung kesengsaraan dan tekanan perasaan.
Ekzema atopik adalah sejenis penyakit kulit akibat tindak balas hipersensitif
yang menyebabkan radang, gatal-gatal, kulit kering dan bersisik.
Pakar Dermatologi, Jabatan Perubatan, Hospital Universiti Sains Malaysia
(HUSM), Prof. Madya Dr. Mokhtar Nor berkata, penghidap ekzema tidak terkecuali
mengalami tekanan perasaan dan gangguan emosi akibat masalah kulit yang
keterlaluan ini.
Menurut beliau, penyakit yang berlaku pada pelbagai peringkat umur ini lebih
kerap terjadi di kalangan kanak-kanak yang berusia kurang dua tahun.
"Biasanya, bayi yang menghidap penyakit ini berumur antara enam hingga dua
tahun,'' katanya.
Bayi yang menghidap ekzema akan menanggung kesengsaraan seperti rasa gatal
yang berlebihan, pedih dan berasa resah.
Bagi kanak-kanak pula, biasanya ekzema membabitkan bahagian lutut, pelipat,
siku, atas punggung, buku lali dan di belakang telinga.
Pada peringkat bayi, biasanya masalah ini lebih kerap berlaku pada muka dan

kulit kepala.
Namun, apabila kanak-kanak ini berusia 18 bulan, ekzema ini lebih ketara pada
bahagian pelipat siku dan belakang lutut.
Ekzema berasal dari perkataan Greek - boiling - merujuk kepada lepuhan yang
wujud di peringkat awal pada sejenis penyakit kulit yang gatal.
Penghidap ekzema atau juga dikenali sebagai ekzema atopik ini dipengaruhi
penyakit genetik seperti asma dan resdung (rhinitis) yang diwarisi daripada ibu bapa
mereka.
Menurut Dr. Mokhtar, statistik menunjukkan satu hingga 30 peratus individu di
negara ini menghidap penyakit ini sama seperti di United Kingdom. Bagaimanapun,
insiden ini kurang pada kanak-kanak dan orang dewasa.
"Kajian mendapati, seorang dalam setiap enam kanak-kanak dan seorang dalam
10 orang dewasa menghidap ekzema,'' katanya.
Di Amerika Syarikat tiga peratus penduduknya menghadapi masalah ini,
manakala 10 peratus terdiri daripada bayi. Terdapat banyak faktor yang boleh
menyebabkan atau memburukkan ekzema.
Ini termasuklah perubahan cuaca, tekanan emosi, hama, alahan terhadap
sesetengah makanan atau perubahan cuaca yang cukup ketara.
Sehubungan itu, jika dilihat pada faktor ini ekzema lebih ketara di kalangan
kanak-kanak. Tambah beliau, sesetengah individu mempercayai makanan tertentu
boleh mencetuskan serangan ekzema.
Justeru, dengan mengelakkan pengambilan makanan tersebut dipercayai dapat
mengurangkan serangan ekzema.
"Bagaimanapun,

dengan

menghindarkan

sesetengah

makanan

yang

mencetuskan ekzema ini tidak memberi jaminan bahawa masalah ini dapat
disembuhkan dalam jangka masa panjang,'' katanya.
Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pelbagai rawatan boleh
digunakan untuk mengurangkan gejala-gejala yang tidak menyenangkan.
"Biasanya, ekzema ini menunjukkan perubahan positif yang cukup ketara
apabila kanak-kanak ini mencecah usia lima tahun,'' jelasnya.
Malah, sebahagian besar akan sembuh apabila sampai peringkat remaja. Hanya
lima peratus penghidap penyakit ini akan berterusan hingga peringkat dewasa.

TANDA- TANDA
Tanda-tanda utama seseorang menghidap penyakit ini ialah rasa gatal. Selain itu,
lain-lain tanda yang dicirikan dengan penyakit ini termasuklah:

Mengelupas
Bersisik
Kemerah-merahan
Kulit yang kering
Penebalan kulit
Ada kalanya lepuhan juga terbentuk
Ekzema pada bayi lebih kerap berlaku pada kepala, muka dan tangan, manakala
pada orang dewasa dan kanak-kanak di belakang lutut dan pelipat siku.

RAWATAN
Pesakit akan dimaklumkan bahawa penyakit ini tidak boleh disembuhkan, tetapi
boleh dikawal. Malah dalam keadaan tertentu, ia akan pulih dengan sendiri apabila
pesakit meningkat dewasa.
Pada masa yang sama, pesakit juga dinasihatkan supaya tidak menggunakan
sabun biasa, sebaliknya menggunakan sabun yang mengandungi bahan pelembap
(emollients). Ini kerana, sabun biasa akan mengakibatkan kulit menjadi lebih kering,
bertambah gatal dan rosak

Ubat histamine (ubat menghilang rasa gatal) akan diberi kepada pesakit untuk
mengelakkan pesakit menggaru.

Sebaik-baiknya ubat ini diambil pada waktu malam kerana ia menyebabkan


pesakit mengantuk. Jika pesakit mendapat jangkitan sekunder, mereka akan diberi
antibiotik. Ubat ini perlu diambil dalam sukatan yang betul, sekurang-kurangnya
selama satu minggu.

Penggunaan ubat sapu (topikal steroid) Kekuatan ubat yang digunakan ini
bergantung kepada tahap keseriusan dan umur kanak-kanak yang terlibat.

Ini kerana, penggunaan ubat topikal steroid yang kuat iaitu yang tidak sesuai
dengan kanak-kanak boleh menyebabkan kerosakan pada kulit. Sehubungan itu,
pastikan ia diambil sesuai dengan peringkat umur pesakit.
Sebaik-baiknya, elakkan mengambil ubat-ubatan yang dimakan kerana ia
mempunyai kesan sampingan kepada pesakit.
Bagi kes-kes yang serius, ubat-ubatan seperti steroid, sitotoksik (azathioprine)
dan phote kemoterapi (PUVA) boleh digunakan.
Dalam merawat masalah ekzema, mengurangkan jangkitan merupakan perkara
yang paling utama. Ini kerana, bakteria lebih mudah membiak pada kulit mereka yang
menghidap masalah ini.
Jangkitan bakteria seperti staphylococcus dan streptoccocus adalah jenis yang
sering berlaku dan menyebabkan ekzema seseorang penghidap menjadi lebih serius.
Virus herpes simplex yang biasanya menyebabkan kayap bunga juga boleh
menyebabkan ekzema seseorang bertambah teruk. Sehubungan itu, ubat-ubatan
antibiotik dan ubat-ubat antiviral ada kalanya perlu diberi semasa rawatan.

KOMPLIKASI

Ketahanan tubuh menjadi rendah, menyebabkan seseorang mudah diserang


penyakit.

Paling bahaya apabila dapat herpes simplex (kayap bunga).

Jangkitan serius yang dibiarkan tanpa rawatan boleh mengakibatkan kematian.

Apabila kulit kering dan digaru, seseorang boleh mendapat jangkitan sekunder jangkitan kuman. Sehubungan itu, elakkan mengguna sabun mandi biasa dan kulit
tidak digaru bagi mengelakkan kulit kering. Penyakit ini boleh menjejaskan
keseluruhan hidup penghidapnya seperti hubungan persahabatan, kerjaya dan
waktu tidur.

Hanya sebahagian kecil pesakit saja yang alah pada telur dan bahan pengawet
yang mengakibatkan keadaan mereka menjadi lebih serius. Sehubungan itu,
jangan mudah menghalang anak-anak daripada memakan makanan tertentu
sebelum benar-benar pasti yang mereka alah pada makanan tersebut.

PANDUAN

Pastikan anda tidak terdedah dengan bahan yang boleh memedihkan kulit.

Sesetengah bahan seperti pembersih rumah, sabun, losen selepas bercukur, sabun
mandi, gaslin, turpentin dan lain-lain solvent boleh menimbulkan rasa pedih pada
kulit.

Pakai sarung tangan untuk melindungi kulit apabila anda melakukan sesuatu.
Gunakan pakaian yang diperbuat daripada kapas atau campuran daripadanya.

Elakkan mengguna sabun mandi biasa kerana ia boleh menyebabkan kulit


bertambah kering. Elakkan menggaru bahagian yang gatal kerana ia boleh
merosakkan kulit dan mudah dijangkiti kuman.

Elakkan memakan makanan tertentu dan makanan yang mengandungi bahan awet
jika alah pada bahan atau makanan tersebut. Banyakkan mengguna bahan
pelembap kulit dan jangan biarkan kulit kering. Cepat berjumpa doktor dan jangan
biarkan keadaan bertambah teruk.

Pengambilan Evening Primrose Oil (EPO) dapat membantu sebahagian pesakit


yang berada di tahap serius.

Hidung
Hidung manusia
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung
nostril, yang menyaring udara untuk pernafasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat
juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
HidungManusia
Bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam
resonansi suara.

Infeksi saluran nafas atas

ode internasional untuk Infeksi saluran nafas atas


ICD-10
J00-J06, J30-J39
ICD-9

Infeksi saluran nafas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA
(Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi
akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring, atau laring.

Tanda dan gejala


Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia), beringus
(rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan adalah
virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah, rhinitis, sinusitis, faringitis,
tosilitis dan laryngitis.

Terapi
Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun
kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic,
selain itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari
bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan
baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit
ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau,
pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan
sudah ada bakteri yg terlibat.

Baca Juga
Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris:epistaxis) atau mimisan
adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung.

Ada dua tipe pendarahan pada hidung:

Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.

Tipe posterior (bagian belakang).

Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan
yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.

Penyebab
Secara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu :
1. Lokal
2. Sistemik
Lokal
Penyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan lalulintas, olah raga,
(seperti karena pukulan pada hidung)yang disertai patah tulang hidung(seperti pada
gambar di halaman ini),mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa
hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung)
biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, dan infeksi atau
peradangan hidung dan sinus (rinitis dan sinusitis)
Sistemik
Penyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada hidung, yang
sering meyebabkan mimisan adalah hipertensi, infeksi sistemik seperti penyakit demam
berdarah dengue atau cikunguya, kelainan darah seperti hemofili, autoimun
trombositipenic purpura.

Patofisiologi
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang
mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada
pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.

Perawatan
Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses
pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan terjadi,
lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk mengalirkan
darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.
Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung
bagian depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut.
Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang sama jika
terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter untuk
bantuan.
Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa
hidung, biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali
sehari.
Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan
pembuluh darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon
hidung. Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini dipasang 1-3
hari.
Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika
disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan hebat
melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan,
vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri maksillaris
(yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunya.

Pendarahan hidung dalam cerita fiksi


Pada anime dan manga Jepang, biasanya ditemukan adegan karakter mengalami
pendarahan hidung, kadang-kadang disajikan dengan gaya ekstrim karena terangsang
secara seksual. Ini adalah hal yang jarang terjadi di dunia nyata. Adegan ini didasarkan
kisah masyarakat Jepang bahwa rangsangan seksual dapat menyebabkan hidung
berdarah.

Polip Hidung
Bila anda mengalami hidung tersumbat yang menetap dan semakin lama
semakin berat ditambah dengan ingus yang selalu menetes serta gangguan fungsi
penciuman, kemungkinan besar anda menderita polip hidung. Polip hidung terjadi
karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau
keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang
hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.
Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan
oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung
lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung
antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena
kelainan anatomi dan adanya pembesaran pada konk
Prinsip pengobatan dari polip hidung yaitu mengatasi polipnya dan menghindari
penyebab atau faktor faktor yang mendorong terjadinya polip. Bila polip kecil dilakukan
pengobatan dengan obat obatan oral dan penyemprotan dengan obat semprot hidung.
Namun bila polip besar dan tidak dimungkinan dengan pengobatan oral atau semprot
maka harus dilakukan operasi pengangkatan polip.
Sayangnya bila faktor yang menyebabkan terjadinya polip tidak teratasi maka
polip hidung ini rawan untuk kambuh kembali demikian berulang ulang. Oleh sebab itu
sangat diharapkan kepatuhan pasien untuk menghindari hal hal yang menyebabkan
alergi yang bisa menjurus untuk terjadinya polip hidung.
Rinitis atrofi (ozaena) adalah suatu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda
adanya atrofi progresif tulang dan mukosa konka. Secara klinis, mukosa hidung
menghasilkan sekret kental dan cepat mengering, sehingga terbentuk krusta berbau
busuk. Sering mengenai masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi lemah dan
lingkungan buruk. Lebih sering mengenai wanita, terutama pada usia pubertas.

Etiologi

Belum jelas. Beberapa hal yang dianggap penyebabnya seperti infeksi oleh
kuman spesifik, yaitu spesies Klebsiella, yang sering Klebsiella ozanae, kemudian
stafilokok, streptokok dan Pseudomonas aeruginosa, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A,
sinusitis kronik, kelainan hormonal, dan penyakit kolagen. Mungkin berhubungan
dengan trauma atau terapi radiasi.
Manifestasi Klinis
Keluhan subjektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya napas berbau
(sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau, krusta hijau,
gangguan penciuman, sakit kepala dan hidung tersumbat.
Pada pemeriksaan THT ditemukan rongga hidung sangat lapang, konka inferior
dan media hipotrofi atau atrofi, sekret purulen hijau dan krusta berwarna hijau.
Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan transiluminasi, foto sinus paranasal, pemeriksaan
mikroorganisme dan uji resistensi kuman, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Fe
serum, dan serologi darah. Dari pemeriksaan histopatologi terlihat mukosa hidung
menjadi tipis, silia hilang, metaplasia torak bersilia menjadi epitel kubik atau gepeng
berlapis, kelenjar berdegenerasi atau atrofi, jumlahnya berkurang dan bentuknya
mengecil.
Penatalaksanaan
Belum ada yang baku. Penataksanaan ditujukan untuk menghilangkan etiologi,
selain gejalanya. Dapat dilakukan secara konservatif atau operatif. Secara konservatif
dapat diberikan :
1. Antibiotik berspektrum luas atau sesuai uji resistensi kuman sampai gejal hilang.
2. Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan larutan
betadine 1 sendok makan dalam 100 ml air hangat. Atau NH4Cl, NaHCO3, NaCl
aaa9, dan aqua ad 300, keempatnya dalam 1 sendok makan dicampur 9 sendok
makan air hangat atau dengan larutan garam hangat (garam dapur). Larutan
dimasukkan ke dalam rongga hidung dan dikeluarkan lagi dengan
menghembuskan kuat-kuat atau yang masuk ke nasofaring dikeluarkan melalui

mulut. Dilakukan 2 kali sehari.


3. Vitamin A 3 x 50.000 unit selama 2 minggu.
4. Preparat Fe
5. Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis.
Bila pengobatan konsevatif adekuat yang cukup lama tidak menunjukkan
perbaikan, pasien dirujuk untuk dilakukan operasi penutupan lubang hidung. Prinsipnya
mengistirahatkan mukosa hidung pada nares anterior atau koana sehingga menjadi
normal kembali selama 2 tahun. Atau dapat dilakukan implantasi untuk menyempitkan
rongga hidung.

Sumbatan Serumen
Sumbatan serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat
penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang
mengganggu.
Faktor Predisposisi
Dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit, produksi serumen
banyak dan kental, adanya benda asing di liang telinga, eksostosis di liang telinga,
terdorongnya serumen oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, dan kebiasaan
mengorek telinga.
Manifestasi Klinik
Telinga tersumbat sehingga pendengaran berkurang. Rasa nyeri apabila serumen
keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Tinitus dan vertigo bila serumen
menekan membran timpani.
Penatalaksanaan
Pengeluaran serumen harus dilakukan dalam keadaan terlihat jelas. Bila serumen
cair maka dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.

Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait. Bila sukar dapat diberikan tetes
telinga karbogliserin 10 % dulu selama 3 hari untuk melunakkannya. Bila serumen
terlalu dalam sehingga mendekati membran timpani, dilakukan irigasi telinga dengan air
yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh agar tidak timbul vertigo. Jika terjadi perforasi
atau riwayat perforasi, tidak boleh diirigasi.

Tuli
Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif, tuli sensorineural / saraf /
perseptif atau tuli campur. Tuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau
telinga tengah. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif ialah atresia
liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, dan osteoma liang
telinga. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah tuba katar /
sumbatan tuba Eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran.
Tuli sensorineural terbagi atas tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Tuli
sensorineural koklea disebabkan aplasia, labirintitis, intoksikasi obat ototoksik atau
alkohol. Dapat juga disebabkan tuli mendadak, trauma kapitis, trauma akustik, dan
pemaparan bising.
Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan neuroma akustik, tumor sudut ponsserebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, atau kelainan otak lainnya.
Pemeriksaan pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan mempergunakan
garpu tala dan kuantitatif dengan mempergunakan audiometer.
Tes Penala
Idealnya digunakan garpu tala 512, 1024, dan 2048 Hz. Bila tidak mungkin
cukup dipakai 512 Hz karena tidak terlalu dipengaruhi suara bising sekitar.
Tes Rinne
Tujuan : membandingkan hantaran melalui udara dan tulang pada telinga yang
diperiksa.

Cara : penala digetarkan dan tangkainya diletakkan di prosesus mastoideus. Setelah


tidak terdengar, penala dipegang di depan telinga kira-kira 2,5 cm. Bila masih terdengar
disebut Rinne positif, bila tidak terdengar disebut Rinne negatif. Dalam keadaan normal
hantaran melalui udara lebih panjang daripada hantaran tulang.
Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan.
Cara : penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah dahi atau kepala.
Bila bunyi terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut lateralisasi ke telinga
tersebut. Bila terdengar sama keras atau tidak terdengar disebut tidak ada lateralisasi.
Bila pada telinga yang sakit (lateralisasi pada telinga yang sakit) berarti terdapat tuli
konduktif pada telinga tersebut, bila sebaliknya (lateralisasi pada telinga yang sehat)
berarti pada telinga yang sakit terdapat tuli saraf.
Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya dianggap normal.
Cara : penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai
tidak terdengar bunyi kemudian dipindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa yang
pendengarannya dianggap normal. Bila masih dapat mendengar disebut memendek atau
tuli saraf, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengar cara
sebaliknya. Bila pasien masih dapat mendengar, disebut memanjang atau terdapat tuli
konduktif. Jika kira-kira sama mendengarnya disebut sama dengan pemeriksa.
Audiometri
Untuk pemeriksaan kuantitatif gangguan pendengaran dilakukan pemeriksaan
audiometri. Dari audiogram dapat dilihat apakah pendengaran normal atau tuli,
kemudian jenis dan derajat ketuliannya. Derajat ketulian dihitung dengan indeks
Fletcher, yaitu rata-rata ambang pendengaran pada frekuensi 500, 1.000 dan 2.000 Hz.
Pada interpretasi audiogram harus ditulis telinga yang mana, apa jenis ketuliannya, dan
bagaimana derajat ketuliannya.

Untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan


audiologi khusus yang terdiri dari audiometri khusus (seperti tes Tone decay, tes Short
Increment Sensitivity Index {SISI}, tes Alternate Binaural Loudness Balance {ABLB},
audiometri tutur, audiometri Bekessy), audiometri objektif (audiometri impedans,
elektrokokleografi, Brain Evoked Reponse Audiometry {BERA}, pemeriksaan tuli
anorganik (tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang, impedans) dan
pemeriksaan audiometri anak.

Otitis
Pengertian
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah
Otitis media terbagi atas :
1. Otitis media supuratif
a. Otitis media supuratif akut atau otitis media akut
b. Otitis media supuratif kronik
2. Otitis media non supuratif atau otitis media serosa
a. Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis)
b. Otitis media serosa kronik (glue ear)
3. Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa.
4. Otitis media adhesive
Etiologi
Bakteri piogenik seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus,
Pneumokok, H. influenzae, E. coli, S. anhemolyticus, P. vulgaris dan P. aeruginosa.
Patofisiologi
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga
kesterilan telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius
sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas

atas. Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan
umur pasien. Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga
tengah :
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam
telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat
dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh
membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada
mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya
eksudat purulen di kavum timpani.
Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga
bertambah hebat.
Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan
nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang
lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi
ruptur.
4. Stadium perforasi
Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi,
dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan
turun, dan dapat tidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali.

Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya
tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa
pengobatan. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif
subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau
hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK)
bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa
otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh
yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.
Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan pendengaran berupa rasa penuh
atau kurang dengar.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang
tinggi (> 39,5 derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare,
kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur
membran tinmpani, suhu tubuh akan turun dan anak tertidur.
Komplikasi
Sebelum adanya antibiotik, otitis media akut (OMA) dapat menimbulkan
komplikasi, mulai dari abses subperiosteal sampai abses otak dan meningitis. Sekarang
semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada OMSK.
Penatalaksanaan
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal
ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik,
dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.
Stadium Oklusi

Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan


negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % untuk
anak < 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12
tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila
penyebabnya kuman.
Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani
sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian
antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan
kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan
penisilin intramuskular agar konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak
terjadi mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan
kekambuhan. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari.
Pada anak diberikan ampisilin 4 x 50-100 mg/kgbb, amoksisilin 4 x 40
mg/kgbb/hr, atau eritromisin 4 x 40 mg/kgbb/hr.
Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila
membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.
Stadium Perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci
telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi
menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin

telah terjadi mastoiditis.Sering terjadi pada anak-anak 2-4 tahun atau pasien dengan
mental yang terbelakang.
Manifestasi Klinik
Hidung tersumbat oleh sekret mukopurulen yang banyak dan berbau busuk di
satu sisi rongga hidung, kanan atau kiri, tempat adanya benda asing. Setelah sekret
hidung dihisap, benda asing akan tampak dalam kavum nasi. Kadang disertai rasa nyeri,
demam, epistaksis dan bersin. Pada pemeriksaan tampak edema dengan inflamasi
mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.
Bila benda asing tersebut adalah binatang lintah, terdapat epistaksis berulang
yang sulit berhenti meskipun sudah diberikan koagulan. Pada rinoskopi anterior tampak
benda asing berwarna coklat tua, lunak pada perabaan dan melekat erat pada mukosa
hidung atau nasofaring.
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan radiologi untuk benda asing radioopak yang tidak jelas
pada rinoskopi anterior.
Penatalaksanaan
Benda asing dengan permukaan kasar dapat dikeluarkan memakai forsep. Bila
benda asing bulat dan licin, misalnya manik-manik, dipergunakan pengait yang
ujungnya tumpul. Bagian pengait yang bengkok dimasukkan ke dalam hidung bagian
atas menyusuri atap kavum nasi, sampai menyentuh nasofaring. Setelah itu, pengait
diturunkan sedikit, sampai ke belakang objek, kemudian ditarik ke depan. Dapat dipakai
cunam Nortman atau wire loop. Bila tidak ada alat yang sesuai sebaiknya dirujuk ke
rumah sakit atau ahli THT.
Untuk lintah, diteteskan dulu air tembakau agar terlepas dari mukosa hidung
atau nasofaring, kemudian dijepit dengan pinset dan ditarik ke luar.
Pemberian antibiotik sistemik selama 5-7 hari hanya bila ada infeksi hidung dan
sinus.Tidak dianjurkan mendorong ke arah nasofaring dengan tujuan agar masuk ke

mulut karena dapat terus masuk ke laring dan saluran napas bawah sehingga timbul
sesak napas dan kegawatan.
Komplikasi
Usaha mengeluarkan dengan alat yang tidak sesuai dapat mendorong benda
asing ke belakang dan jika masuk ke saluran napas akan membahayakan.
Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal
atau sebab umum (kelainan sistemik). Epistaksis bukan suatu penyakit melainkan gejala
suatu kelainan.

Etiologi
Penyebab lokal :
1. Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, benda asing di hidung,
trauma pembedahan, atau iritasi gas yang merangsang.
2. Infeksi hidung dan sinus paranasal, seperti rinitis, sinusitis; serta granuloma
spesifik, seperti lepra dan sifilis.
3. Tumor, baik jinak maupun ganas pada hidung, sinus paranasal dan nasofaring.
4. Lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak seperti pada
penerbang dan penyelam (penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya
sangat dingin.
5. Benda asing atau rinolit, dapat menyebabkan epistaksis ringan disertai ingus
berbau busuk.
6. Idiopatik, biasanya merupakan epistaksi yang ringan dan berulang pada anak
dan remaja.
Penyebab sistemik :
1. Penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan kelainan pembuluh darah.
2. Kelainan darah, seperti trombositopenia, hemofilia, dan leukemia.
3. Infeksi sistemik, seperti demam berdarah dengue, influenza, morbili, dan
demam tifoid.
4. Gangguan endokrin, seperti kehamilan, menars, dan menopause.
5. Kelainan kongenital, seperti penyakit Osler (hereditary hemorrhagic

telangiectasia).
Patofisiologi
Terdapat 2 sumber perdarahan, yaitu bagian anterior dan bagian posterior.
Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach (yang
paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak), atau dari arteri etmoidalis
anterior. Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan
keluar melalui lubang hidung. Seringkali dapat berhenti spontan dan mudah diatasi.
Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri
etmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang
menderita hipertensi, arteriosklerosis, atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan
biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.
Penatalaksanaan
Tiga prinsip utama penanggulangan epistaksis :
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah berulangnya epistaksis
Alat-alat yang digunakan : lampu kepala, spekulum hidung, alat hisap, forseps
bayonet, spatel lidah, kateter karet, pelilit kapas (cotton applicator), lampu spiritus,
kapas, tampon posterior (tampon Bellocq), vaselin, salep antibiotik, larutan pantokain
2% atau semprotan silokain untuk anestesi lokal, larutan adrenalin 1/10.000, larutan
nitras argenti 20-30 %, larutan triklorasetat 10 %, atau elektrokauter.
Pertama-tama keadaan umum dan tanda vital harus diperiksa. Anamnesis singkat
sambil mempersiapkan alat.
Menghentikan perdarahan secara aktif, seperti pemasangan tampon dan kaustik
lebih baik daripada memberikan obat-obatan hemostatik sambil menunggu epistaksis
berhenti.
Pasien diminta duduk tegak (agar tekanan vaskuler berkurang dan mudah
membatukkan darah di faring). Bila dalam keadaan lemah atau syok, pasien dibaringkan
dengan bantal di belakang punggung. Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat
hisap agar hidung bersih dari bekuan darah. Kemudian pasang tampon anterior yang
telah dibasahi dengan adrenalin dan lidokain atau pantokain untuk menghentikan

perdarahan dan mengurangi rasa nyeri untuk tindakan selanjutnya. Biarkan 3-5 menit
dan tentukan apakah sumber perdarahan di bagian anterior atau posterior.
Pada anak yang sering mengalami epistaksi ringan, perdarahan dihentikan
dengan cara menekan kedua cuping hidung ke arah septum selama beberapa menit.

Perdarahan Anterior
Jika terlihat, sumber perdarahan dikaustik dengan larutan nitras argenti 20-30 %
(atau asam triklorasetat 10 %) atau elektrokauter. Sebelumnya digunakan analgesik
topikal. Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung maka diperlukan
pemasangan tampon anterior, yaitu kapas atau kasa menyerupai pita dengan lebar kirakira 0,5 cm yang diberi vaselin atau salep antibiotik agar tidak melekat sehingga tidak
terjadi perdarahan ulang saat pencabutan. Tampon anterior dimasukkan melalui nares
anterior, diletakkan berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus
menekan tempat asal perdarahan. Tampon dipertahankan 1-2 hari.
Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, pasien diperbolehkan rawat jalan
dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya sedikit pada malam hari.
Pasien lanjut usia harus dirawat.
Perdarahan Posterior
Terjadi bila sebagian besar darah yang keluar masuk ke dalam faring, tampon
anterior tidak dapat menghentikan perdarahan, dan pada pemeriksaan hidung tampak
perdarahan di posterior superior.
Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena perdarahan biasanya hebat dan
sukar melihat bagian posterior dari kavum nasi. Dilakukan pemasangan tampon
posterior (tampon Bellocq), yaitu tampon yang mempunyai 3 utas benang, 1 utas di tiap
ujung dan 1 utas di tengah. Tampon harus dapat menutup koana (nares posterior).
Tampon dibuat dari kasa padat berbentuk bulat atau kubus dengan diameter sekitar 3
cm.
Untuk memasang tampon Bellocq, kateter karet dimasukkan melalui salah satu
nares anterior sampai tampak di orofaring dan ditarik keluar melalui mulut. Ujung
kateter diikat pada salah satu benang yang ada pada salah satu ujung tampon kemudian
kateter ditarik melalui hidung sampai benang keluar dari nares anterior. Dengan cara
yang sama benang yang lain dikeluarkan melalui lubang hidung sebelahnya. Benang

yang keluar kemudian ditarik dan dengan bantuan jari telunjuk tampon tersebut
didorong ke arah nasofaring. Agar tidak bergerak, kedua benang yang keluar dari nares
anterior diikat pada sebuah gulungan kasa di depan lubang hidung. Ujung benang yang
keluar dari mulut, dilekatkan pada pipi. Benang tersebut berguna bila hendak
mengeluarkan tampon. Jika dianggap perlu, dapat pula dipasang tampon anterior.
Pasien dengan tampon posterior harus dirawat dan tampon dikeluarkan dalam
waktu 2-3 hari setelah pemasangan. Dapat diberikan analgesik atau sedatif yang tidak
menyebabkan depresi pernapasan. Bila cara diatas dilakukan dengan baik maka
sebagian besar epistaksis dapat ditanggulangi.
Sebagai pengganti tampon posterior, dapat pula dipakai kateter Foley dengan
balon. Selain itu dapat pula dipakai obat-obatan hemostatik seperti vitamik K atau
karbazokrom.
Pada epistaksis berat dan berulang yang tak dapat diatasi dengan pemasangan
tampon, diperlukan ligasi arteri etmoidalis anterior dan posterior atau arteri maksila
interna. Untuk ini, pasien harus dirujuk ke rumah sakit.
Epistaksi akibat fraktur nasi atau septum nasi biasanya berlangsung singkat dan
berhenti secara spontan. Kadang-kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa
hari kemudian setelah edema berkurang. Sebaiknya pasien dirujuk untuk menjalani
perawatan fraktur nasi dan ligasi bila diperlukan.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menilai keadaan umum dan mencari etiologi, dilakukan pemeriksaan
darah tepi lengkap, fungsi hemostasis, uji faal hati dan ginjal. Dilakukan pula
pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring, setelah keadaan akut diatasi.
Komplikasi
Dapat terjadi langsung akibat epistaksis sendiri atau akibat usaha
penanggulangannya.
Akibat perdarahan hebat :
1. Syok dan anemia
2. Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak,
insufisiensi koroner dan infark miokard dan akhirnya kematian. Harus segera
dilakukan pemberian infus atau transfusi darah.

Akibat pemasangan tampon :


1. Pemasangan tampon dapat menimbulkan sinusitis, otitis media bahkan
septikemia. Oleh karena itu pada setiap pemasangan tampon harus selalu
diberikan antibiotik dan setelah 2-3 hari harus dicabut meski akan dipasang
tampon baru bila masih berdarah.
2. Sebagai akibat mengalirnya darah secara retrograd melalui tuba Eustachius,
dapat terjadi hemotimpanum dan air mata yang berdarah.
3. Pada waktu pemasangan tampon Bellocq dapat terjadi laserasi palatum mole dan
sudut bibir karena benang terlalu kencang dilekatkan.
Prognosis
90 % kasus epistaksis dapat berhenti sendiri. Pada pasien hipertensi dengan/atau
tanpa arteriosklerosis, biasanya perdarahan hebat, sering kambuh dan prognosisnya
buruk.

Telinga
Telinga merupakan organ yang mampu mengenal suara. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi
sesuai dengan fungsi dan spesies. Telinga bukan hanya sebagai penerima suara, namun
juga banyak berperan dalam kesembangan dan posisi tubuh.
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak
simetris pada bagian yang berlawanan di kepala. Penyusunan letak ini berguna untuk
menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara
Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda
lainnya, dalam sebuah gelombang. Suara yang sering didengar oleh manusia seperti
kicauan burung, suara gergaji listrik, hingga komunikasi antarmanusia. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan
sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang
menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).

Bagian telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun
telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau

pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau
membrana timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara
ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu
kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting
adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang
diplapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin
yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi
sedikit serumen yang memiliki rambut.
Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang akan meneruskan suara ke
telinga dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna, biasanya
terjadi karena kebiasaan mengorek telinga, akan jadi bermasalah pada penderita
diabetes mellitus (DM/sakit gula)

Telinga luar dan kebudayaan


Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan
untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, bila telinga terlalu besar
dan terasa tidak simetris maka akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk
mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.

Tindik telinga.
Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan
menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk
menarik dan memperbesar daun telinga sehingga menjadi besar. Kebudayaan ini masih
ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.

Telinga tengah
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau
malleus, landangan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga
berada di telinga tengah.
Ketika getaran suara sudah diterima oleh gendang telinga maka akan
disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Pada tulang sanggurdi, yang merupakan
tulang terkecil di tubuh, meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran
akan terisi udara pada keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada
telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi
menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. pada keadaan biasa,
hubungan saluran Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat
mengunyah dan menguap. Hal ini dapat menjelaskan mengapa ketika penumpang
pesawat terbang saat lepas landas akan merasa tuli sementara. Rasa tuli disebabkan
adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun,
sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.Peradangan atau infeksi
pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media

Telinga dalam
Pendengaran
Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau
terang pada tengah diagram.
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang) dan labirin membranasea.
Labirin osea adalah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang
berisi cairan perilimfe. Sedangkan labirin membranasea terletak lebih dalam dan
memiliki cairan endolimfe.

Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea
trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar
dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput
yang disebut tingkap oval. Sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah
melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris
terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls.
Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut
terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur. Sedangkan sel rambut
akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.

Keseimbangan
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan.
Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur
utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis.
Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut
yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.

Otolaringologi
Otolaringologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus meneliti diagnosis
dan pengobatan penyakit telinga, hidung, tenggorok serta kepala dan leher. Di
Indonesia, cabang kedokteran ini populer dengan nama Ilmu Telinga Hidung
Tenggorokan Bedah Kepala Leher atau THT-KL.
Otolaringologi terdiri dari beberapa cabang yaitu:
1. Otologi: ilmu yang mempelajari tentang telinga dan kelainan serta operasi mikro
telinga.
2. Rinologi: ilmu tentang hidung dan sinus paranasal sehingga saat ini sering juga
disebut rinologi dan sinusologi
3. Laringofaringologi: ilmu tentang tenggorok
4. Onkologi THT-KL: Subbagian yang menangani tumor di THT Kepala dan leher
5. Neurotologi
6. Bronkoesofagologi
7. Plastik Rekonstruksi
8. Alergi Imunologi
9. THT-Komunitas
Daftar penyakit yang berhubungan dengan Otolaringologi:

Tonsilitis

Otitis Media/Congek

Sinusitis

Faringitis

Tumor Nasofaring

Rinitis Alergi

Otitis Eksterna

Gangguan Dengar (Tuli)

Vertigo

Tinnitus
Tumor Ganas Nasofaring (KNF) adalah tumor di yang tumbuh pada nasofaring

(belakang hidung). Merupakan tumor ganas yang paling sering di bagian THT-KL.
Karena letaknya yang tersembunyi, sering pasien datang ke dokter sudah stadium lanjut,
sehingga tanda-tanda tumor nasofaring perlu diketahui, antara lain :

Hidung berdarah, atau lendir bercampur darah.

Hidung tersumbat

Telinga berdenging sebelah, atau pendengaran berkurang sebelah

Penglihatan jadi ganda (membayang)

Sakit kepala

Benjolah di leher
Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh keliling) adalah

kondisi di mana sesorang merasa pusing disertai berputar atau lingkungan terasa
berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak.
Kelainan ini terjadi karena gangguan keseimbangan baik sentral atau perifer,
kelainan pada telinga sering menyebabkan vertigo. Untuk menentukan kelainan yang
menyebabkan vertigo dokter THT-KL biasanya akan melakukan pemeriksaan ENG
(elektronistagmografi).
Gendang telinga atau membrana tympani adalah selaput atau membran tipis
yang memisahkan telinga luar dan telinga dalam. Ia berfungsi untuk menghantar getaran
suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.
Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu pars tensa (tegang) dan pars flaksida,
1. Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri dari 3
lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian
dalam yang mengarah ke telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga
tengah.

2. Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua
lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.
Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi) terutama
disebabkan infeksi telinga tengah (Otitis Media), namun dapat juga karean trauma.
Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan tuli yang konduktif. Tuli
konduktif adalah hilangnya pendengaran karena tidak dapat tersampaikannya getaran
suara. Jenis tuli lainnya yaitu tuli sensorik yang disebabkan rusaknya sistem saraf
pendengaran.

Mata Manusia
Belekan

Katarak
Pterigium

Penglihatan normal Ehsan

Air Mata

Pandangan sama melalui miopik.

Katarak

Struktur Mata

Mata dan Makulanya

Ulat di Mata

GlukomaGlukoma

Mata yang Kehilangan Kanta

Rabun Mata

Mata Merah

Penyakit Mata
Glukoma

Glukoma

Mata Kering

Strok Mata

Struktur Mata

Rabun Silau

Struktur Mata

Vitiligo (Penyakit Kulit)

Salah satu

Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta : Media
Aesculapius. 1999.

Anda mungkin juga menyukai