Anda di halaman 1dari 17

TEORI MOTIVASI : TEORI DUA FAKTOR

Herzbergs Motivation-Hygiene Theory

Tugas Mata Kuliah:


ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

DOSEN

: PROF. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubies

KELOMPOK

: II E49
1. FAJAR FIRMAN (P056132732.49)
2. DEDIN N
(P056132692.49)
3. LINDA O
(P056132822.49)
4. MAULIA EKA R (P056132852.49)
5. PASEK
(P056132792.49)
6. RUDI
(P056132902.49)
7. SARIFAH
(P056132932.49)

NOPEMBER 2013
Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..................................................................................3
I.2 Perumusan Masalah.........................................................................4
I.3 Tujuan...............................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Motivasi ..........................................................................5
2.2 Teori Motivasi...................................................................................6
III. PEMBAHASAN
3.1 Profil Fredrick Herzberg..................................................................11
3.2 Teori Dua Faktor ............................................................................11
3.3 Penerapan Teori Dua Faktor .........................................................14

IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri dan organisasi bertujuan untuk menghasilkan produksi yang
dihasilkan oleh karyawan sebagai sumber daya utama. Dan ketika bekerja
karyawan dipengaruhi oleh dirinya sendiri maupun lingkungannya. Perilaku
karyawan merupakan fungsi dorongan atau kebutuhan dalam diri karyawan
dan kesempatan mereka untuk memuaskan dorongan atau kebutuhannya
tersebut di tempat kerja.
Performa karyawan sebagian ditentukan oleh kesempatan yang
diberikan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jika
mereka tidak pernah diberikan kesempatan untuk menggunakan semua
kemampuan mereka, mungkin mereka tidak akan pernah mendapat
keuntungan dari keseluruhan performa mereka. Performa kerja karyawan
juga tergantung pada kemampuan karyawan. Jika keahlian atau talenta
mereka kurang untuk melakukan kerja tertentu, maka performa mereka akan
kurang optimal. Dimensi ketiga dari performa adalah motivasi.
Secara umum motivasi mengacu pada mengapa dan bagaimana
seseorang bertingkah laku tertentu. Motivasi adalah proses yang dinamis;
setiap orang dapat dimotivasi oleh hal yang berbeda. Mungkin seorang akan
termotivasi untuk bekerja karena gaji yang ditawarkan atau kenaikan pangkat.
Dalam sebuah konsep motivasi, ada yang disebut sebagai motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang dihasilkan dari
kebutuhan individual yang memiliki kekuasaan dan self-determining. Motivasi
intrinsik terhadap tugas adalah bahwa ada ketertarikan dan kesenangan
untuk melakukan tugas, tanpa mengharapkan reward dari luar. Di sisi lain,
motivasi ekstrinsik berhubungan dengan perilaku yang dimotivasi oleh faktor
luar diri individu. Contohnya adalah gaji, tekanan untuk melakukan tugas,
perilaku pemimpin, atau iklim organisasi.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

1.2 Perumusan masalah


Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli, tentu saja sudah melalui
rangkaian penelitian sebelumnya. Makalah ini akan fokus membahas
mengenai apa dan bagaimana teori motivasi dua faktor yang dikemukakan
oleh hezbergs.

1.3 Tujuan penulisan


a. Memahami definisi motivasi dan teori motivasi secara umum
b. Memahami teori motivasi dua faktor yang dikemukakan oleh
hezbergs

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Motivasi


Motivasi adalah proses yang terdiri dari enam tahap :
1. Need

Deficiency

(kekurangan

kebutuhan)

misalnya

seorang

karyawan memiiki keinginan untuk dipromosikan.


2. Search & choice strategy, Kemudian karyawan diharapkan untuk
mencari strategi yang diperlukan untuk mendapatkan promosi.
3. Goal directed behavior, Kemudian perilaku karyawan tersebut
mengarah pada tujuan perusahaan sehingga ia mengetahui hal-hal
yang harus ia lakukan untuk memenuhi syarat promosi.
4. Evaluation of Performance, Apa yang sudah dilakukan tersebut
kemudian dievaluasi
5. Reward or punishment, Setelah melakukan hal-hal tersebut, diperoleh
hasil apakah ia dipromosikan atau tetap bertahan di posisi tersebut.
6. Reevaluation of needs, Jika ternyata karyawan tersebut berhasil
mendapatkan promosi tersebut, ia kemudian akan memiliki keinginan
untuk mengulangi performa yang telah ia lakukan untuk mendapatkan
promosi yang lebih lagi.

Menurut Mc. Donald [1950], motivasi adalah suatu perubahan energi


dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai
kinerja maksimal.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

2.2 Teori Motivasi


Pada tahun 1950, muncul teori motivasi yang dikenal sebagai teori awal
motivasi. Teori teori ini menjadi dasar berkembangnya teori kontemporer
dan tidak dipungkiri bahwa para manajer aktif saat ini banyak menggunnakan
teori awal ini. Teori tersebut adalah :
1. Maslow - Hirarki Kebutuhan
Teori motivasi yang dikembangkan
oleh Abraham H. Maslow pada intinya
berkisar

pada

pendapat

bahwa

manusia mempunyai lima tingkat atau


hierarki
kebutuhan

kebutuhan,

yaitu

fisiologikal

(1)

(physiological

needs), seperti : rasa lapar, haus,


istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam
arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan
harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai

simbol-simbol

status;

dan

(5)

aktualisasi

diri

(self

actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang


untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.

2. McGregor - Teori X & Y


Douglas

McGregor

mengkaji

cara

para

manajer

menangani

karyawannya. Kesimpulan pandangan manajer mengenai kodrat


manusia didasarkan pada kelompok asumsi tertentu. Asumsi itu dibagi
menjadi 2 yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan
kebutuhan tingkat rendah mendominasi individu. Sedangkan teori Y
mengasumsikan kebutuhan tingkat tinggi mendominasi individu

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

3. Herzberg - Teori 2 Faktor


Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal
yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan
faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Menurut Herzberg,
yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan
seseorang,

keberhasilan

yang

diraih,

kesempatan

bertumbuh,

kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktorfaktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status
seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan
sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami
dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat
faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang,
apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

Kemudian muncullah teori motivasi kontemporer yang menggambarkan


kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori yang
termasuk dalam kelompok teori kontemporer adalah :
1.

Teori E-R-G, Clayton Alderfer mengemukakan tiga kategori kebutuhan.


Kebutuhan tersebut adalah . Eksistence (E) atau Eksistensi, meliputi
kebutuhan fisiologis sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi,
dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Relatedness (R) atau
keterkaitan, menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting
bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat
kerja. Growth (G) atau pertumbuhan, meliputi kenginginan kita untuk
produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita.
Alderfer menyatakan bahwa : Bila kebutuhan akan eksistensi tidak

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori


kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan
perilaku

untuk

mencapai

tujuan.

Meskipun

suatu

kebutuhan

terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh


kuat dalam keputusan. Jadi secara umum mekanisme kebutuhan
dapat dikatakan sebagai berikut Frustration Regression dan
Satisfaction Progression
2.

Teori Tiga Motif Sosial, David Mc. Clelland menyatakan bahwa ada 3
motif utama manusia dalam bekerja yaitu: (1) Kebutuhan untuk
mencapai basil (needs for achievemen ) merupakan dorongan untuk
berhasiI mencapai tujuan. (2) Kebutuhan akan kekuasaan (need for
power merupakan kebutuhan untuk membuat pihak lain berperilaku
sesuai dengan kehendaknya. (3) Kebutuhan untuk aplikasi (needs for
affiliatio) merupakan keinginan akan hubungan persahabatan dan
antar pribadi. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa manusia pada
hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas
kemampuan orang lain. seseorang dianggap mempunyai motivasi
untuk berprestasi jika mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu
karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.

3.

Teori Equity, S. Adams, Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa
manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha
yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai
biasanya menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal
itu antara lain : Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya
layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan,
keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya; Imbalan yang
diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan
yang sama serta melakukan kegiatan sejenis; Peraturan perundangundangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada
nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

4.

Teori Expectancy, Victor Vroom, tiga asumsi pokok Vroom dari


teorinya adalah sebagai berikut :
a. Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara
tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah
harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif
seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan
muncul dari tindakan orang tersebut.
b. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.
Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan
kepada suatu hasil yang diharapkan.
c. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa
sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort
expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan
menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.

5.

Teori Goal Setting, Edwin Locke menunjukkan adanya keterkaitan


antara tujuan dan kinerja seseorang terhadap tugas. Dia menemukan
bahwa tujuan spesifik dan sulit menyebabkan kinerja tugas lebih baik
dari tujuan yang mudah. Lima prinsip penetapkan tujuan adalah
kejelasan,

tantangan,

komitmen,

umpan

balik

(feedback)

dan

kompleksitas tugas. Teori ini juga mengungkapkan bahwa kuat


lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang
hendak dicapai, kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras
mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan
bermanfaat serta makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan,
akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.

6.

Teori Reinforcement, B.F. Skinner, - Teori ini didasarkan atas hukum


pengaruh Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk
diulang,

sementara

tingkah

laku

dengan

konsekuensi

negatif

cenderung untuk tidak diulang. Rangsangan yang didapat akan


mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang
Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan


berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi
secara berkesinambungan akan menjadi suatu rangsangan yang perlu
untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi lagi. Demikian
seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap terjaga untuk
menghasilkan hal-hal yang positif.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Fredrick Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang professor dari Case western Reserve

University dan

Utah university,

kelahiran

Lynn-

Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di


University

of

Pittsburg,

meformulasikan

opini

literaturnya

tentang

Herzberg

satisfiers

dan

dissatisfiers, dan dari hipotest yg berjudul Mental


Health is Not the Opposite
of

Mental

Illness.,

Herrzberg menarik dasar


hypothess untuk penelitian study publikasikan
1959 dengan judul The Motivation to Work, dimana
penelitin tersebut menghasilkan teori yg dikenal
dengan

Motivation

Hygiene.

Dari

dasar

penelitian ini juga th 1968 muncullah arrtikel yang


sangat boming terjual jutaan copy yg dipulikasikan
oleh Harvard Business Review dengan judul one
More Time, How Do You Motivation Your Employees .

3.2 Teori Dua Faktor


Teori dua faktor (two-factor theory) yang juga disebut sebagai teori
motivasi hygiene berkaitan dengan motivasi dan job satisfaction. Frederick
Herzberg melakukan penelitian di daerah Pittsburgh dengan mewawancarai
200 akuntan dan insinyur untuk memberikan komentar pada dua statement,
yaitu:
1.

Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan


pekerjaan Anda?

2.

Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan


pekerjaan Anda?

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

11

Kemudian didapatkan hasil bahwa responden yang merasa senang


dengan pekerjaannya secara umum berhubungan dengan job experiences
dan job content (faktor intrinsik). Sedangkan responden yang merasa tidak
senang dengan pekerjaannya secara umum berhubungan dengan keadaan
sekitar atau aspek-aspek sekeliling pekerjaannya atau disebut juga dengan
job context (faktor ekstrinsik). Kemudian hasil tersebut rspon-respon yang
diberikan responden didata dan dikategorikan.

Gambar berikut ini adalah

hasil penelitian hezberg


Teori Two Factor yang dikemukakan oleh Hezberg ini berkaitan

dengan

motivasi

dan

kepuasan

kerja.

Hubungan

individu

dengan

pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan sikap yang diarahkan kepada
pekerjaan tersebut dapat dengan sangat baik menentukan apakah seseorang
itu sukses atau gagal.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

12

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Herzberg,

job satisfaction

disebabkan oleh hadirnya serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator,


sedangkan job dissatisfaction disebabkan oleh ketidakhadiran rangkaian yang
berbeda dari motivator yang disebut sebagai hygiene faktor.
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau
disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan.
Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
1. Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)
2. Recognition (penghargaan)
3. Work it self (pekerjaan itu sendiri )
4. Responsibility (tanggung jawab)
5. Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
6. Advancement (kesempatan untuk maju)
Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan
rasa puas bagi karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti
mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
Hygiene factor adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan
pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja.
faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
1. Working condition (kondisi kerja)
2. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
3. Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan
pelaksanaannya)
4. Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status
(Jabatan)
5. Supervision technical (teknik pengawasan)
Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk
bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan.
Sedangkan hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada
dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada ketidakpuasan.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

13

Hygiene

factor

dianggap

sebagai

sebuah landasan roket ketika itu


dihancurkan atau dikurangi, maka kita
tidak akan termotivasi atau dalam
keadaan

biasa-biasa

saja

(no

dissatisfaction).

Ketika

seseorang

keadaan

berada

dalam

dissatisfaction

dan

demotivasi, diberikan hygiene factors


sehingga dia berada dalam keadaan
no

dissatisfaction,

tapi

tidak

termotivasi. Dan untuk mencapai


positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan motivator factors.

3.3 Penerapan Teori Dua Faktor

Pada kondisi aktual, teori ini banyak digunakan oleh industri karena
mendeskripsikan bagaimana keinginan individu dan pekerjaannya. Namun
teori yang dikemukanan Herzberg ini menerima banyak kritikan dari pada ahli
diantaranya :
1. Teori ini awalnya berdasar dari akuntan dan insinyur America. Apakah
sampel yang digunakan dapat diperanggungjawabkan ?
Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

14

2. Dalam lingkungan yang berbeda, mungkin sulit untuk mengidentifikasi


elemen sebagai faktor hygiene / motivator.
3. Prosedur yang digunakan oleh Herzberg dibatasi oleh metodologinya.
Ketika segalanya berjalan dengan baik, individu cenderung memuji diri
sendiri. Sebaliknya, ketika mereka menghadapi kegagalan mereka
menyalahkan lingkungan ekstrinsik

Herzberg meyakini bahwa para manager harus memotivasi karyawan


dengan mengadopsi pendekatan demokratis untuk memanajemen

dan

memperbaiki lingkungan dan isi dari pekerjaan yang spesifik. Beberapa


metode yang mungkin dapat digunakan manager untuk mencapai hal tersebut
adalah :
1. Job Enlargement, para pekerja diberikan variasi tugas yang lebih
tinggi yang mungkin membuat pekerjaan tersebut lebih menarik.
2. Job Enrichment

melibatkan pekerja untuk diberikan cakupan

tantangatugas yang lebih luas, kompleks, menarik, dan meliputi suatu

unit yang lengkap. Herzberg berpendapat bahwa dengan melakukan


tugas yang bervariasi tidak selalu mengakibatkan timbulnya motivasi.
Tidak seperti memberi karyawan tugas-tugas tambahan dengan
kesulitan yang sama (horizontally loading), vertically loading terdiri dari
pemberian tanggung jawab yang lebih besar kepada para pekerja.
3. Job Rotation, memindahkan posisi kerja secara bergiliran dari satu
tempat ke tempat yang lain, dengan tujuan pemerataan kemampuan
dan menghindarai kemonotonan

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

15

BAB IV
KESIMPULAN
1. Two-factor theory dari Herzberg merupakan teori motivasi

yang

menaruh perhatian pada dua faktor yaitu hygiene factors (ekstrinsik)


dan motivator factor (intrinsik)
2. Hygiene factor terkait dengan ketidakpuasan kerja, sementara proses
yang lainnya adalah motivator factor yang dapat membawa satisfaction.
3. Meskipun mendapatkan kritik tetapi teori ini banyak diterapkan dalam
industri. Untuk mendeksripsikan bagaimana keinginan individu dari
pekerjaannya.
4. Herzberg juga mempopulerkan job enrichment dalam penerapan
teorinya
5. Hezberg tidak menjelaskan secara pasti batasan antara satisfaction no satisfaction serta dissatisfaction - no dissatisfaction.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

16

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
-

Stephen P Robbins Timothy A Judge, 2007, Perilaku Organisasi,


Salemba Empat, Jakarta

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Refika


Aditama. Bandung
-

Herzberg, F. (1987). One More Time: How Do You Motivate


Employees? Harvard Business Review

Alim, M. B. (2009). Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan.


Diambil dari http://www.psikologizone.com/teori-herzberg-dankepuasan-kerja-karyawan. Disadur pada 11-Nopember-2013.

Teori Motivasi Dua Faktor Kelompok II

17

Anda mungkin juga menyukai